• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

Angkutan Jalan

3.3.4.3 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

3.3.4.3.1 Rencana Pengembangan Sietem jaringan Energi

Sistem jaringan prasarana energi yang ada di wilayah Kabupaten Serang adalah

jaringan transmisi gas yang dikelola oleh PT. PGN yang merupakan jaringan Serang –

Tangerang yang melalui wilayah Kecamatan Kramatwatu, Ciruas, Kibin, Kragilan dan Cikande. Rencana pengembangan sistem jaringan gas ini diarahkan untuk suplai kepada industri-industri yang ada di wilayah Kabupaten Serang. Untuk itu perlu adanya pengembangan jaringan distribusi ke kawasan-kawasan industri yang terkonsentrasi di wilayah sekitar jaringan pipa transmisi gas PT. PGN tersebut.

Untuk jaringan listrik, jaringan transmisi yang melintasi wilayah Kabupaten Serang dilayani oleh PT. PLN yang merupakan bagian dari sistem Interkoneksi Jawa, Madura dan Bali. Pembangkit utama untuk memenuhi kebutuhan listrik ini adalah PLTU Suralaya (Kota Cilegon) dengan kapasitas 3.400 MV dan PLTGU Cilegon di Kecamatan Bojonegara.

Jaringan transmisi yang melintasi wilayah Kabupaten Serang meliputi :

 Jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV yang merupakan

penyaluran dari Gardu Induk Suralaya (500 kV) – Gardu Induk Gandul yang melintasi wilayah Kecamatan Pulo Ampel, Bojonegara, Kramatwatu, Ciruas, Kragilan, Kibin dan Cikande;

 Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV merupakan penyaluran

dari Gardu Induk Serang (150 kV) – Gardu Induk Cikande (150 kV) yang melintasi

wilayah Ciruas, Kragilan, Kibin, Cikande serta dari GI Cikande (150 kV) – Gi Kopo (150 kV) yang melintasi Cikande, Pamarayan dan Kopo. Selain itu juga ada penyaluran dari GI Menes (150 kV) – GI Asahimas (150 kV) yang melintasi wilayah kecamatan Anyar dan Cinangka.

 Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV yang merupakan

penyaluran dari GI Serang (150/70 kV) – GI Rangkasbitung yang melintasi wilayah Kecamatan Baros

Rencana pengembangan sistem jaringan kelistrikan di wilayah Kabupaten Serang terdiri dari:

1. Rencana pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik, meliputi:

a. pengembangan pembangkit listrik;

b. pengembangan jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500

KV dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV;

c. pengembangan jaringan prasarana tenaga listrik; dan

d. pengembangan pelayanan energi listrik.

2. Pengembangan pembangkit listrik meliputi:

a. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dengan alternatif lokasi di kawasan Kaldera Danau Banten;

b. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PTGU) Cilegon di Kecamatan Pulo Ampel

dan

c. Pengembangan pembangkit listrik lainnya dengan mempertimbangkan

kelestarian lingkungan dan sosial budaya setempat serta didahului dengan pengkajian yang mendalam sesuai peraturan perundangan.

3. Pengembangan jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV meliputi:

a. SUTET 500 KV melalui Kecamatan Bojonegara – Kramatwatu – Waringin

Kurung – Kragilan – Kibin – Cikande;

b. SUTT 150 KV melalui Kecamatan Kramatwatu – Ciruas – Kragilan – Kibin –

Cikande;

c. SUTT 70 KV melalui Kecamatan Baros; dan

d. Pengembangan dan pengelolaan jaringan SUTET dan SUTT lainnya dengan

mempertimbangkan dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial budaya serta didahului dengan melakukan studi penelitian sebelumnya.

4. Pengembangan jaringan prasarana tenaga listrik berupa peningkatan dan

pemeliharaan Gardu Induk (GI) meliputi :

b. Gardu Induk Tegangan Tinggi (GITT) di Kecamatan Kopo.

5. Pengembangan pelayanan energi listrik meliputi:

a. peningkatan daya energi listrik pada daerah-daerah pusat pertumbuhan dan daerah pengembangan;

b. penambahan dan perbaikan sistem jaringan listrik pada daerah-daerah yang belum terlayani; dan

c. meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan listrik untuk pemerataan

pelayanan di seluruh wilayah daerah.

3.3.4.3.2 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Telekomunikasi

Pelayanan sistem jaringan telekomunikasi di Kabupaten Serang dilaksanakan oleh PT. Telkom melalui sistem jaringan kabel dan melalui jaringan nirkabel yang dilayani oleh beberapa penyedia jasa jaringan telepon selular.

Untuk rencana sistem telepon kabel harus memprioritaskan pada pengembangan yang telah ada , hal ini untuk memudahkan dalam memprediksi sistem jaringan dan pola peyanannya. Rencana jaringan telepon akan berkembang seiring dengan berkembangnya kegiatan di suatu wilayah, sehingga kebutuhan jaringan telekomunikasi juga akan meningkat.

Untuk jaringan telepon nirkabel, dalam pengoperasiaannya menggunakan tower/menara telekomunikasi. Untuk itu, dalam rencana pengembangan jaringan telepon nirkabel ini diarahkan untuk pemanfaatan menara telekomunikasi bersama, yang berarti bahwa 1 menara dapat dimanfaatkan oleh 4 – 6 penyedia jasa layanan telepon nir kabel. Upaya ini sebagai bentuk optimalisasi dan efisiensi pemanfaatan ruang dan prasarana telekomunikasi nirkabel.

Rencana pengembangan jaringan prasarana telekomunikasi di Kabupaten Serang antara lain meliputi :

b. Penyediaan fasilitas telepon untuk seluruh kecamatan dan untuk desa-desa potensial;

c. Untuk menjamin kelancaran dan keamanan arus penerbangan dimasa mendatang

diperlukan pengaturan frekuensi bagi pemancar radio di daerah sehingga tidak menggangu komunikasi;

d. Peningkatan koordinasi sistem jaringan baik pemanfaatan ruang daratan maupun

ruang udara untuk meningkatkan pelayanan telepon sehingga merata ke seluruh wilayah;

e. Pengembangan sarana prasarana untuk daerah terisolir dengan sistem tanpa

kabel atau dengan sistem tersendiri, seperti menggunakan sambungan telepon seluler dalam bentuk sambungan rumah;

f. Pengembangan jaringan bawah tanah untuk menjaga dan meningkatkan kualitas

ruang di perkotaan;

g. Meningkatkan pelayanan pusat jaringan terpadu sampai dengan tingkat desa/

kelurahan serta memberikan akses bagi masyarakat umum dalam penggunaan sistem jaringan terpadu tersebut; dan

h. Pengendalian pembangunan menara telekomunikasi dengan sistem tower

terpadu.

3.3.4.3.3 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Wilayah Kabupaten Serang dilalui oleh beberapa sungai besar yaitu Sungai Ciujung, Sungai Cidurian dan Sungai Cidanau. Sungai Ciujung dan Cidurian mengalir dari arah selatan ke utara dan bermuara di Laut Jawa, sedangkan Sungai Cidurian bermuara di Selat Sunda.

Sungai Ciujung merupakan sungai terbesar di Kabupaten Serang yang sumber mata airnya berasal dari Gunung Halimun dan airnya telah dimanfaatkan untuk keperluan irigasi yang dialirkan melalui Bendung Pamarayan. Sungai Cidanau mengalir dari arah lereng Gunung Karang melalui beberapa anak sungai yang masuk ke Rawa Danau dan membentuk pola aliran rectangular. Air baku sungai Cidanau dimanfaatkan oleh PT. Krakatau Tirta Industri (KTI) yang dialirkan dan ditampung di Waduk Krenceng

(Kota Cilegon) dengan mendapat tambahan pasokan air dari Sungai Krenceng dan Sungai Cadas Gantung.

Sumberdaya air permukaan di Kabupaten Serang tidak hanya berupa sungai, namun juga berupa waduk dan situ. Beberapa potensi sumber daya air yang ada di wilayah Kabupaten Serang disajikan berikut ini :

Tabel 3.5

Inventarisasi Rawa di Kabupaten Serang

No Nama Rawa Lokasi

(Kecamatan)

Luas (Ha)

1 Rawa Dano Cinangka 1.300,00

2 Rawa Cimaracang Kragilan 2,00

3 Rawa Belungun Kragilan 2,50

4 Rawa Kepuh Kragilan 2,00

5 Rawa Balungun Kragilan 4,00

6 Rawa Cimandaya Carenang 2,00

7 Rawa Bojong Herang Carenang 40,00

8 Rawa Bojong Pring Carenang 2,00

9 Rawa Kunci Kibin 10,00

10 Rawa Periuk Carenang 140,00

11 Rawa Ciceri Kibin 2,00

12 Rawa Panebong Kibin 40,00

13 Rawa Tembulun Kibin 5,00

14 Rawa Bayongbong Carenang 10,00

15 Rawa Kedongdong Carenang 15,00

16 Rawa Pengasinan Carenang 5,00

17 Rawa Cibodas Tanara 10,00

18 Rawa Ranca Gede Jakung Bandung 30,00

19 Rawa Kelutuk Cikande 5,00

20 Rawa Panembong Cikande 10,00

Tabel 3.6

Inventarisasi Situ di Kabupaten Serang

No Nama Situ Lokasi Luas(Ha) Keterangan

Desa Kecamatan

1. Situ Gawir Padarincang 3,20

2. Situ Talaga Wangsa

Padarincang 0,35

3. Situ Cileusung Ciomas 2,50

4. Situ Lontar Tirtayasa 6,90

5. Situ Ciherang Cikande Cikande 10,00 Bermuara ke sungai Ciujung

6. Situ Terate Terate Bandung 40,00 Bermuara ke sungai Ciujung

7. Situ Telaga Cikande 17,00 Bermuara ke sungai Ciujung

Total 79,95

Sumber : Seksi Perencanaan Pembangunan PSDA, DPU Kab. Serang, 2010 Tabel 3.7

Inventarisasi Kali/Saluran Pembuang Per Wilayah UPTD

No UPTD Jumlah Saluran

(bh) Panjang Saluran (m) 1. UPTD Kramatwatu 26 113.500 2. UPTD Ciomas 40 162.000 3. UPTD Petir 39 97.800 4. UPTD Ciruas 14 57.500 5. UPTD Pontang 9 30.200 6. UPTD Kibin 7 126.500 7. UPTD Cikande 1 7.000 8. UPTD Pamarayan 8 28.000 9. UPTD Anyer 12 178.000 Jumlah 156 800.500

Untuk Daerah Irigasi di Kabupaten Serang terbagi menjadi 3 (tiga) kewenangan pengelolaannya yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Kabupaten Serang dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Daerah Irigasi (DI) dengan luas < 1000 Ha (D.I. kecil) dan berada satu Kab/ Kota menjadi kewenangan dan tanggung jawab pemerintah Kab/ Kota.

b. Daerah Irigasi (DI). dengan luas 1000 s.d. 3000 ha (D.I. sedang) atau D.I. kecil yang lintas Kab/ Kota menjadi kewenangan dan tanggung jawab pemerintah provinsi. c. Daerah Irigasi (DI) dengan luas > 3000 ha (D.I. besar), atau D.I. sedang bersifat

lintas provinsi, strategis nasional, dan lintas negara menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat.

Tabel 3.8

Luas Areal Daerah Irigasi di Kabupaten Serang Berdasarkan Kewenangan

No Kewenangan Luas Areal

1. Kewenangan Pusat 21.350 Ha 2. Kewenangan Provinsi 20.474 Ha 3. Kewenangan Kabupaten 17.181,8 Ha

Total 59.005,8 Ha

Sumber : DPU Kabupaten Serang, 2010

Daerah Irigasi yang merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten Serang seluas 17.181,8 Ha yang berjumlah 233 Daerah Irigasi yang tersebar pada 15 Kecamatan. Pengembangan sistem Irigasi Primer dan Sekunder merupakan kewenangan dan

tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah, sedangkan untuk

pengembangan sistem irigasi Tersier adalah tanggung jawab dari perkumpulan petani pemakai air. Ketentuan ini merupakan amanat dari UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Pengembangan sistem irigasi Primer dan Sekunder :

a. Sistem irigasi lintas provinsi menjadi wewenang dan tanggung jawab

b. Sistem irigasi lintas kabupaten/kota menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Provinsi.

c. Sistem irigasi yang utuh pada satu kabupaten/kota menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintahah Kab/Kota.

2. Pengembangan sistem irigasi Tersier menjadi hak dan tanggung jawab

perkumpulan petani pemakai air.

Secara umum, fungsi dan manfaat dari jaringan sumber daya air ini adalah sebagai sumber air baku baik untuk kegiatan pertanian maupun kebutuhan air bersih, selain itu juga berfungsi sebagai penampung air hujan dan pengendalian bajir serta fungsi ekologis dan ekonomis lainnya. Untuk itu perlu adanya revitalisasi terhadap sungai dan sumber air lainnya yang telah mengalami degradasi. Rencana pengembangan sumber daya air di Kabupaten Serang pada dasarnya ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan air baku, pengendalian banjir serta penunjang kegiatan pertanian.

Sistem Penyediaan Air Bersih

Sistem pelayanan air minum di Kabupaten Serang dilaksanakan oleh PDAM Tirta Albantani melalui sistem individu maupun sistem integrasi yang seluruhnya terdiri dari 3 wilayah dan 18 Unit Pengolahan Air Minum Ibu Kota Kecamatan (PAM IKK) dengan memanfaatkan sumber air dari mata air, air permukaan (irigasi dan sungai), sumur dalam dan sumber dari mitra kerja (PT. SBS, PT. STR dan PT. KTI). Perincian sistem penyediaan air minum di Kabupaten Serang dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 3.9

Sistem Penyediaan Air Bersih di Kabupaten Serang

No. Lokasi Jenis Sumber Kapasitas (L/Dt)

Produksi Distribusi

1 Baros – Cisindang Mata Air 5 5 2 Anyer – Cilamojan Mata Air 5 2,34 3 Anyer – Cisirih Air Permukaan 10 1,50 4 Cikoneng Air Permukaan 10 10 5 Bojonegara – SBS Air Curah 22,50 22,50

No. Lokasi Jenis Sumber Kapasitas (L/Dt) Produksi Distribusi

6 Kramatwatu – Wulandira Mata Air 22 19,17 7 Waringin Kurung/PCI Air Permukaan 10 10 8 Mancak Air Permukaan 5 5 9 Padarincang Mata Air 10 6,45 10 Ciomas Sumur Dalam 10 10 11 Ciruas Air Permukaan 15 15 12 Kragilan – Kendayakan Air Permukaan 30 25 13 CIkande – STR Air Curah 15 12,67 14 Cikande – Cijeruk Air Permukaan 40 40 15 Pontang Air Permukaan 10 9,35 16 Tirtayasa Air Permukaan 10 2,02 17 Tanara Air Permukaan 10 - 19 Pamarayan Sumur Dalam 10 8,45 20 Carenang Air Permukaan 2,5 1,94

J u m l a h 404,50 326,39

Sumber : PDAM Kabupaten Serang, 2011

Program penyediaan air bersih di Kabupaten Serang mempunyai sasaran :

 Tersedianya air bersih yang memenuhi standar yang ditetapkan, baik secara

kualitas maupun kuantitas bagi seluruh lapisan masyarakat.

 Tercapainya target pelayanan air bersih sebesar 40% pada akhir tahun

perencanaan 2031.

Kebijaksanaan Pengembangan Penyediaan Air Bersih di Kabupaten Serang adalah:

 Prioritas pelayanan perlu diberikan pada daerah permukiman padat dan kondisi air tanahnya buruk.

 Merehabilitasi instalasi, jaringan pipa air bersih yang ada dalam upaya

 meningkatkan kapasitas dan mengurangi tingkat kebocoran.

 Konservasi yang ketat untuk daerah-daerah yang menjadi sumber air bersih, guna

mempertahankan ketersediaan debit airnya.

perpipaan untuk menghindari pemakaian air tanah yang sekarang ini banyak dilakukan, terutama untuk kawasan sepanjang pantai yang merupakan sarana akomodasi wisata. Sistem sambungan perpipaan ini meliputi sistem sambungan langsung dan juga kran umum.

Kebutuhan Domestik

Untuk menentukan kebutuhan air pada perencanaan selanjutnya, maka ditentukan konsumsi air bersih berdasarkan pada kondisi saat ini dan standar yang berlaku yang didasarkan pada jumlah penduduk kota.

Kebutuhan Non Domestik

Prosentase kebutuhan non domestik yang ada saat ini adalah sekitar 5%. Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi, prosentase kebutuhan non domestik ini akan meningkat pula, dan total kebutuhan non domestik dapat melebihi 15% di masa yang akan datang.

Penggunaan non domestik ini meliputi institusi dan komersial, sekolah, komplek militer, kantor pemerintah, mesjid, rumah sakit, dan sebagainya.

Tabel 3.10

Standar Kriteria Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan Air Industri

Besarnya kebutuhan air bersih untuk industri tergantung kepada jenis industri, ada industri yang membutuhkan air bersih yang sangat besar, ada juga industri yang tidak

Pemakaian Air ( L/ or/ hari) 1. Metropolitan 190 2. Kota Besar 500.000 - 1.000.000 170 3. Kota Sedang 100.000 - 500.000 150 4. Kota Kecil 20.000 - 100.000 130 5. Kecamatan 3.000 - 20.000 100 6. Desa 0 - 3.000 60

Sumber : Direktorat Jenderal Cipta Karya

Jumlah Penduduk ( orang ) > 1.000.000 No. Kategori Kota

begitu membutuhkan air yang besar. Oleh karena itu penetapan kebutuhan air bersih industri di Kabupaten Serang pada masa yang akan datang terdapat perbedaan antara zona industri. Sebagai dasar dalam penentuan kebutuhan air bersih untuk industri di Kabupaten Serang ini, dari hasil kajian yang telah dilakukan, akan dibagi dalam beberapa standar kriteria desain kebutuhan air bersih.

 Zona Serang Barat : 0,25 l/det/ha, tidak termasuk unit industri besar

utama

 Zona Serang Selatan : 0,50 l/det/ha, berdasarkan analisa real demand

survey yang dilakukan PT. SBS

 Zona Serang Timur : 0,50 l/det/ha, karena bagian hilir Sungai Ciujung

dimungkinkan untuk menarik minat konsumen besar.

Kebutuhan Air Baku

Berdasarkan pada kebutuhan air bersih, maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut sesuai dengan masterplan akan digunakan beberapa sumber air baku yang terdiri dari : mata air dan air permukaan.

Dari rencana pemakaian air baku, pemakaian air dari saluran irigasi akan meningkat menjadi 3.717 L/det pada tahun 2031, sedangkan dari air permukaan (Sungai Ciujung) sebesar 1.515 L/det. Dari kapasitas minimum yang dapat disediakan oleh Sungai Ciujung adalah 2.000 L/det pada musim kemarau, kemungkinan kecil sekali untuk mengambil dari Sungai Ciujung, karena kapasitas ini digunakan sebagai penggelontor pada musim kemarau.

Pengadaan air baku di Kabupaten Serang ini akan menjadi masalah besar pada masa datang yaitu akan dihadapi oleh PDAM di atas tahun 2010, untuk itu perlu dilakukan studi yang lebih dalam terhadap proteksi daerah penangkapan air untuk daerah aliran sungai yang sangat vital seperti Sungai Ciujung.

tidak akan dikembangkan, tetapi ditutup, karena kualitas tidak memenuhi syarat, juga kapasitasnya tidak dapat diandalkan. Penggunaan mata air masih dipertahankan sampai dengan akhir perencanaan yaitu mata air Sukacai dan Citaman sebesar 140 L/det, dan mata air Cisindang 10 L/det, mata air Cirahab 10 L/det, dan mata air Pelabuhan Bulan 35 L/det..

Dengan membandingkan kebutuhan air bersih sampai tahun 2031 terhadap potensi kapasitas sumber air yang ada, dapat disimpulkan bahwa dari segi ketersediaan air baku, kebutuhan air tersebut masih dapat terpenuhi, sehingga yang diperlukan adalah pada peningkatan kapasitas pengolahan.

Secara umum sistem penyediaan air bersih yang akan dikembangkan sebagian masih mempertahankan sistem yang ada serta sebagian lagi merupakan sistem baru. Rencana cakupan pelayanan air bersih untuk kebutuhan domestik, direncanakan sebesar 40 % dari wilayah perencanaan. Cakupan pelayanan tersebut merupakan cakupan pelayanan rata-rata, dimana masing-masing sub zona pelayanan mempunyai prosentase cakupan yang berbeda-beda, tergantung pada ketersediaan sumber air bersih di daerah tersebut.

Dari uraian diatas, maka kedepan dirumuskan rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air di Kabupaten Serang yang meliputi pengembangan:

 sungai, waduk, situ, dan embung;

 jaringan irigasi;

 jaringan air baku; dan

 sistem pengendalian banjir.

Rencana pengelolaan sungai, waduk, situ, dan embung meliputi:

 pengelolaan sumber daya air di wilayah Kabupaten sebagai bagian dari

pengelolaan Wilayah Sungai (WS) Cidanau – Ciujung – Cidurian – Cisadane –

Ciliwung – Citarum (lintas provinsi);

 pengelolan sumber daya air di wilayah Kabupaten sebagai bagian dari

 pengelolaan dan pengembangan Bendung dan Bendungan berupa Bendungan Sindang Heula di Kecamatan Pabuaran, Bendungan Cidanau di Kecamatan Cinangka, dan Bendung Pamarayan di Kecamatan Cikeusal;

 pengelolaan dan pengembangan embung yang tersebar pada wilayah Kecamatan

Pontang dan Waringin Kurung.

Rencana pengelolaan Cekungan Air Tanah diwilayah Kabupaten Serang, yang meliputi :

 Cekungan Air Tanah (CAT) Rawa Danau dengan luas kurang lebih 375 km2 yang

meliputi wilayah Kabupaten Serang bagian selatan dan wilayah Kabupaten Pandeglang.

 Cekungan Air Tanah (CAT) Serang – Tangerang dengan luas kurang lebih 2.822 km2 yang merupakan CAT lintas propinsi yaitu wilayah Propinsi Jawa Barat dan Banten.

Rencana pengelolaan jaringan irigasi dalam wilayah Kabupaten terdiri atas :

 Daerah Irigasi (DI) yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah

sebanyak 1 (satu) Daerah Irigasi yaitu DI Ciujung dengan luas areal kurang lebih 21.350 Ha;

 Daerah Irigasi (DI) yang menjadi wewenang dan tanggung Jawab Pemerintah

Provinsi Banten sebanyak 7 (tujuh) Daerah Irigasi, meliputi DI Cicinta, DI Cibanten Atas, DI Cipari/Ciwuni, DI Cisangu, DI Cisangu Bawah, DI Ciwaka, dan DI Ciwaka Bawah dengan total luas areal kurang lebih 9.548 Ha;

 Daerah Irigasi (DI) yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah

Kabupaten sebanyak 233 (dua ratus tiga puluh tiga) Daerah Irigasi dengan total luas areal kurang lebih 17.181 Ha yang tersebar di Kecamatan Kragilan, Petir, Tujungteja, Baros, Cikeusal, Pamarayan, Ciomas, Pabuaran, Padarincang, Anyar, Cinangka, Mancak, Gunungsari, Kramatwatu, dan Bandung.

Rencana pengelolaan jaringan irigasi yang merupakan prasarana utama dalam mendukung kegiatan pertanian di kabupaten Serang meliputi:

 pelibatan dan pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Gabungan Petani Pemakai Air (GP3A) dan Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A) dalam pengelolaan jaringan irigasi; dan

 peningkatan dan rehabilitasi kerusakan jaringan irigasi dan bangunan

pelengkapnya.

Rencana pengembangan sistem jaringan air baku diwilayah Kabupaten Serang meliputi:

 Pengelolaan air baku dari sumber air permukaan untuk penyediaan air bersih perkotaan dan kebutuhan industri; dan

 Pengelolaan air baku dari sumber mata air dengan debit 10 (sepuluh) liter per detik atau lebih untuk penyediaan air bersih perdesaan.

Rencana sistem pelayanan air bersih ke kelompok pengguna meliputi:

 pengembangan jaringan air minum perpipaan kawasan perkotaan;

 pengembangan sistem air minum melalui pengelolaan sumber air yang ada,

pemanfaatan sumber air baru dan peningkatan jaringan distribusi;

 perluasan jaringan pelayanan yang ada sehingga dapat menjangkau

daerah-daerah yang membutuhkan air minum;

 pembangunan jaringan perpipaan mandiri perdesaan dengan mengoptimalkan

pemanfaatan sumber air permukaan dan sumber air tanah; dan

 pemanfaatan secara optimal keberadaan sumur sebagai fasilitas penyediaan air minum di desa-desa rawan kekurangan air minum.

Rencana sistem pengendalian banjir meliputi:

 pembangunan talud dan tanggul permanen disepanjang sungai;

 normalisasi sungai;

 pembangunan embung;

 rehabilitasi dan pemantapan fungsi kawasan resapan air dan kawasan sempadan

sungai; dan

 pengendalian dan pembatasan kegiatan budidaya pada kawasan resapan air dan kawasan sempadan sungai.

3.3.4.4 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

3.3.4.4.1 Rencana Sistem Pengelolaan Persampahan

Sistem pengelolaan persampahan di wilayah Kabupaten Serang diarahkan untuk dilaksanakan dengan cara individual (konvensional) dan yang ditangani oleh Pemerintah Daerah. Pengelolaan secara individu dapat dilakukan dengan cara pembakaran atau penimbunan sampah di halaman rumah. Sistem ini diterapkan pada daerah-daerah perdesaan dengan jumlah penduduk yang tidak terlalu besar serta luas pekarangan rumah yang cukup luas. Pengelolaan yang dikelola oleh Pemerintah diterapkan pada daerah perkotaan dengan tingkat kepadatan penduduk dan kegiatannya yang cukup besar, yang mencakup kawasan permukiman, perkantoran, perdagangan dan jalan-jalan protokol.

Sasaran pengembangan untuk pelayanan persampahan dilakukan sebagai berikut :

a. Sistem pengelolaan persampahan menerapkan Solid Waste Management, dan

diarahkan secara bertahap untuk memakai load haul system.

b. Industri-industri diwajibkan untuk mengelola sampahnya, dari sumber sampai ke

tempat pembuangan akhir.

c. Menambah alat-alat pengumpulan dan pengangkutan sampah sesuai perkiraan

kebutuhan.

d. Menetapkan metoda Lahan Urug Saniter (Sanitary Land-fill) dalam desain Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) sampah dengan menetapkan lahan-lahan yang baru.

Jumlah timbulan sampah yang dihasilkan dari setiap komponen aktivitas yang ada di Kabupaten Serang didasarkan atas hasil analisis yang telah dilakukan pada bagian terdahulu (laporan analisis). Pendekatan yang digunakan dalam menentukan

besarnya timbulan sampah adalah 2,75 – 3,25 l/orang/hari. Atas dasar pertimbangan

di atas maka jumlah timbulan sampah di Kabupaten Serang pada tahun 2031 diperkirakan mencapai 9.037 m3/hari.

Dengan jumlah timbulan sampah sebesar 9.037 m3/hari dan tingkat pelayanan sebesar 40%, maka proyeksi kebutuhan peralatan pengelolaan persampahan pada tahun 2031 adalah :

a. Truk biasa : 66 unit

b. Arm-Roll Truck : 16 unit

c. Gerobak (1 m3) : 372 unit

d. TPS (2 m3) : 233 unit

e. Kontainer (6 m3) : 47 unit

Sistem pengelolaan persampahan mencakup pada sistem pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pembuangan akhir.

a. Pewadahan

Pewadahan, diperlukan untuk mendukung pola pelayanan sampah, yang terdiri dari pewadahan individual dan pewadahan komunal. Pewadahan adalah suatu cara penyiapan pengumpulan sampah sebelum dikumpulkan, diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan akhirnya. Dalam pewadahan ini dipisahkan pula antara sampah basah dan kering, yang dimaksudkan untuk kemudahan pengolahannya, terutama dalam pemanfaatan secara daur ulang.

Berdasarkan tempat sumber timbulannya, bahan tempat pewadahan dapat diuraikan sebagai berikut ini :

 Sampah rumah tangga : bak tembok, tong/bin plastik, tong kayu, kantong plastik

 Sampah toko : tong/bin plastik, tong kayu, kantong plastik

 Sampah perkantoran/bangunan gedung : bak tembok, container besi

Dokumen terkait