• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penggajian a. Prosedur Personalia

ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitia

3. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penggajian a. Prosedur Personalia

1). Prosedur Penerimaan Karyawan

Hal pertama yang dilakukan perusahaan adalah membuat aplikasi tentang penerimaan karyawan atau pegawai di media massa. Setiap surat lamaran yang masuk diseleksi secara ketat oleh bagian umum. Kemudian bagian umum memanggil setiap pelamar yang lulus seleksi melalui surat balasan. Setelah itu, mengadakan test penerimaan terhadap calon karyawan. Test yang diberikan berupa test tertulis, wawancara, test kesehatan dan psikotest. Stelah semua test dilaksanakan dan calon karyawan tersebut memenuhi persyaratan yang diberikan perusahaan serta sesuai kebutuhan, maka karyawan tersebut dipanggil untuk bekerja melalui surat atau telepon. Kemudian bagian umum membuat surat perjanjian kerja yang dibuat rangkap dua, yaitu yaitu satu untuk perusahaan dan satu untuk karyawan. Dalam surat perjanjian kerja memuat hal berikut:

• nama, alamat perusahaan dan jenis usaha,

• nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh, • jabatan atau jenis pekerjaan,

• tempat pekerjaan,

• besarnya gaji serta pembayarannya,

• syarat – syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusahan dan pekerja/buruh,

• mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja, • tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat,

• tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.

Pekerja baru diterima bekerja melalui masa pekerjaan selama 3 (tiga) bulan yang dinyatakan secara tertulis dan diberitahukan kepada para pekerja.

2). Prosedur Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan hubungan kerja dilakukan jika karyawan yang bersangkutan melanggar peraturan dan terbukti melakukan kesalahan berat dan juga terhadap pekerja yang telah mendapat surat peringatan selama 3 (tiga) kali berturut-turut tetapi tidak memperlihatkan perubahan sikap menjadi baik. Pekerja yang tidak masuk kerja dalam waktu paling sedikit 5 (lima) hari kerja berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh perusahaan sedikitnya 3 (tiga) kali, pekerja tersebut dianggap memutuskan kerja sepihak atas kemauan sendiri. Dalam hal ini perusahaan dapat memutuskan hubungan kerjanya sebagai berikut:

 permohonan penetapan hubungan kerja diajukan secara tertulis kepada Panitia Penyelesaian Perburuhan Daerah melalui kantor DEPNAKER disertai dengan alasan yang menjadi dasarnya,

 permohonan tersebut dapat diterima Panitia Penyelesaian Perburuhan Daerah apabila telah dirundingkan pengusahan dan serikat pekerja/buruh atau dengan pekerja/buruh apabila mereka tidak menjadi anggota serikat pekerja/buruh,

 penetapan atas permohonan tersebut hanya dapat diberikan oleh Panitia tersebut jika ternyata telah dirundingkan tidak menghasilkan kesepakatan,

 pekerja kemudian disidang, jika ternyata terbukti bersalah maka perusahaan akan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan tersebut,

 apabila karyawan tidak menerima pemutusan hubungan kerja tersebut dapat mengajukan ke Panitia Penyelesaian Perburuhan Daerah.

Adapun kesalahan berat yang menyebabkan pengusaha memutuskan hubungan kerja adalah sebagai berikut:

o melakukan penipuan, pencurian atau penggelapan barang dan/atau milik perusahaan,

o memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan,

o mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau mengedarkan narkoba,

o melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja,

o menyerang, menganiaya, mengancam atau mengintimidasi teman kerja, dan atau pengusahan di lingkungan pekerja,

o membujuk teman pekerja atau pengusaha untuk melakuka perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang – undangan,

o dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan,

o dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja,

o membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara,

o melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana 5 (lima) tahun atau lebih.

b. Prosedur Pencatatan Waktu Hadir

Setiap hari sebelum masuk kantor para karyawan mengisi kartu absensi dan menanda tangani daftar absensi. Dimana daftar absensi ini

dipegang dan diawasi oleh satpam yang diedarkan kepada setiap unit,. Dalam daftar absensi ini tertera nama dan jam masuk karyawan. Daftar absensi ini nantinya akan dibawa ke bagian umum untuk diperiksadan direkap. Kemudian selain daftar absensi, ada juga kartu jam kerja yang mencatat mulai kerja dan sampai jam selesai kerja. Kedua dokumen ini berguna sebagai alat pegendalian atas karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.

c. Prosedur Pembuatan daftar gaji dan upah

Setiap hari daftar absensi dan kartu jam kerja diserahkan ke bagian umum yang digunakan untuk membuat daftar gaji pada akhir bulan, dimana daftar gaji dan upah ini didasarkan pada laporan status karyawan dari segi personalia. Gaji pokok setiap karyawan sama jumlahnya pada setiap jabatan yang sama. Yang membuat berbeda adalah adanya intensif prestasi, tunjangan-tunjangan serta potongan-potongan.

Seperti dijelaskan sebelumnya ada tiga kelompok pekerja di perusahaan ini yaitu karyawan harian tetap, karyawan bulanan dan pegawai sataf, dalam hal ini semua data yang diperlukan dimasukkan kedalam komputer

Tanda Tangan Absensi

Pegawai Keluar Kantor

Input Pegawai masuk kantor

untuk diproses dimana telah tersimpan database setiap karyawan. Output dari proses ini adalah daftar gaji karyawan per bagian.

Tunjangan-tunjangan di perusahaan ini adalah sebagai berikut:

(a) Tunjangan Hari Raya Keagamaan. Biasanya disingkat dengan THR, dimana THR diabayarkan 15 hari menjelang Hari Raya/Tahun Baru.

(b) Tunjangan Cuti.

(c) Bonus. Kepada pekerja dibayarkan bonus tahunan. Besarnya bonus ditetapkan berdasarkan jumlah laba perusahaan setelah dikurangi dengan pajak.yang berhak atas bonus tahunan ini adalah pekerja yang tealah bekerja terus-menerus sekurang-kurangnnya 3 (tiga) bulan.

(d) Premi/lembur. Yang berhak memperoleh uang lembur adalah karyawan yang memiliki jam kerja yang melebihi dari yang ditentukan oleh perusahaan. Perhitungan uang lembur didasarkan kepada Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 72 tahun 1984 tanggal 31 Maret 1984 tentang Dasar Perhitungan Upah Lembur, dengan perhitungan sebagai berikut:

173

Gaji Pokok + Tunjangan Tetap + Beras Pekerja

 Hari Biasa. Untuk jam kerja lembur pertama harus dibayar upah lembur sebesar 1,5 (satu setengah) kali upah sejam. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar sebesar 2 (dua) kali upah sejam.

 Hari istirahat mingguan/hari besar. Perhitungan upah lembur untuk 7 (tujuh) jam kerja pertama, dibayar 2 (dua) kali upah sejam. Setelah 7 (tujuh) jam kerja, dibayar uang lembur sebesar 3 (tiga) kali upah sejam.

 Tanggal 1 januari, 17 Agustus dan hari besare keagamaan. Untuk 7 (tujuh) jam kerja pertama, dibayar uang lembur sebesar 3 (tiga) kali uang lebur 1 (satu) jam. Setelah 7 (tujuh) jam kerja pertama, dibayar uang lembur sebesar 4 (empat) kali uang lembur 1 (satu) jam.

Potongan – potongan yang ada di perusahaan ini adalah:

i. tax monthly. Merupakan potongan terhadap penghasilan

karyawan setiap bulannya yang akan diserahkan kepada pemerintah,

ii. JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja), meliputi: Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dan Jaminan Kematian (JK),

iii. other deduction (pengurangan lainnya).

Metode perhitungan gaji pada PT. Atmindo didasarkan atas kelompok pekerja, sebagai berikut:

Kelompok ini adalah pegawai yang mempunyai keahlian yang dinilai berdasarkan lamanya masa kerja, pendidikan serta pengalaman. Gaji mereka dibayar secara bulanan yang jumlahnya tetap setiap bulannya. Besarnya gaji yang mereka terima jumlahnya tidak sama, karena dipengaruhi tingkat jabatannya, insentif dan juga perstasinya. Adapun pencatatan gaji bagi pegawai staf dilakukan dalam tiga tahap:

Tahap I: Urusan Cashier membuat bukti kas keluar dan cek untuk pengambilan uang dari bank. Atas dasar bukti kas keluar, Urusan General Accounting membuat jurnal sebagai berikut : Biaya Gaji Rp. xx

Hutang PPh Karyawan Rp. xx Hutang Gaji Rp. xx

Tahap II: Uang gaji dimasukkan ke amplop gaji setelah cek diuangkan. Tiap karyawan menandatangani daftar gaji sebagai bukt i diterimanya gaji. Urusan General Accounting akan membuat jurnal sebagai berikut:

Hutang Gaji Rp. xx

Kas Rp. xx

Tahap III: Pajak penghasilan setiap karyawan disetor ke kas negara di jurnal Urusan General Accounting sebagai berikut: Hutang PPh Karyawan Rp. xx

Kas Rp. xx

Buruh yang sudah merupakan pekerja tetap pada perusahaan ini. Untuk diperhitungkan secara harian yang terdiri dari upah pokok, tunjangan beras, upah lembur, dan jaminan sosial antara lain perumahan dan kesehatan. Pembayaran gaji dilakukan setiap dua minggu sekali yaitu pertengahan dan akhir bulan. d. Prosedur Pembayaran Gaji dan Upah.

Sistem upah dibayar 2 minggu sekali. Ini diberikan kepada karyawan yang bekerja baik dipabrik, sedangkan sistem gaji dibayar secara bulanan untuk para karyawan dan pegawai staf kantor. Dokumen yang digunakan pada prosedur ini adalah daftar gaji dan upah serta bukti kas keluar. Daftar gaji dan upah yang dibuat oleh bagian umum dibuat dalam rangkap tiga yang diteruskan kebagian perbelanjaan yaitu ke urusan Cost Accounting untuk melihat besarnya biaya gaji dan upah, urusan General Accounting yang akan memerintahkan kepada kasir untuk pembayaran gaji dan upah karyawan, dan terakhir ke urusan kasir yang akan memberikan amplop gaji dan upah dan menerbitkan bukti kas keluar. Pembayaran untuk gaji dilakukan di awal bulan, paling lama tanggal 5 setiap bulannya dengan memakai slip gaji. Cara pengambilannya adalah dengan memeriksa apakah jumlahmya telah sesuai kemudian ditandatangani.

Ada dua cara pembayaran gaji diperusahaan ini, yaitu bagi staf pembayaran gaji dilakukan melalui bank dengan cara mentransfer ke rekening masimg-masing serta bagi karyawan yang harian tetap dan karyawan bulanan dimasukkan kedalam amplop gaji dan upah ke setiap bagian. Setelah diadakan

pembayaran gaji dan upah maka diadakan prosedur pencatatan transaksi kedalam jurnal.

Pada perusahaan ini prosedur gaji dan upah dimulai dari daftar absensi yang berisikan nama karyawan yang pada hari itu bekerja. Daftar absensi harus diisi oleh setiap karyawan dan pegawai staf yang diawasi oleh satpam. Akhir bulan daftar absensi ini direkap oleh bagian yang berwewenang. Ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya gaji dan upah yang akan dibayarkan.

Ada pun data flow Diagram (DFD) sistem perhitungan gaji pada PT. Atmindo adalah:

Laporan

Laporan Slip Gaji Gaji

Absensi Daftar Daftar Gaji Absensi Data Karyawan PHK, Pensiun, Data Berprestasi Pinjaman

4. Sistem Pengendalian Intern Penggajian

Tujuan dari pengendalian intern gaji adalah untuk memberikan jaminan ketelitian dan kebenaran terhadap perhitungan dan pembayaran serta pencatatan gaji. Selain itu pengendalian intern juga bertujuan untuk memberikan keyakinan

Karyawan Sistem Penggajian Direktur Bagian Umum Bagian Pembelanja an

bahwa gaji tersebut diberikan kepada orang yang benar-benar berhak memperolehnya.

Dari hasil penelitian terhadap sistem pengendalian intern gaji yang ditetapkan oleh PT. Atmindo adalah sebagai berikut:

a. struktur organisasi,

struktur organisasi perusahaan yang berbentuk garis mengindikasikan adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab yang tegas dan jelas. Setiap individu bertanggungjawab langsung kepada atasan dengan tugas yang terspesialisasi. Pemberian seluruh wewenang untuk melaksanakan semua transaksi pada satu individu merupakan hal yang terlarang karena akan menimbulkan kemungkinan terjadinya kecurangan,

b. pegawai yang cakap,

Dalam menjalankan usaha diperlukan orang-orang yang cakap dalam bidangnya, karena itu perusahaan dalam merekrut karyawan yang baru melelui tahap seleksi. Hal ini dilakukan agar diperoleh karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya serta jujur dalam bekerja. Pada perusahaan ini memberikan kesempatan kepada karyawan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi terhadap karyawan yang berprestasi.

c. sistem wewenang (otorisasi) dan prosedur pencatatan,

setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan harus mendapatkan persetujuan oleh pihak yang berwenang memberikan persetujuan.

Setiap karyawan dengan nama yang tercantum dalam daftar gaji harus memiliki surat pengangkatan karyawan yang ditandatangani oleh Direktur Utama. Perubahan gaji karena perubahan pangkat, tarif gaji atau perubahan keluarga harus berdasarkan atas surat keputusan Bagian Personalia. Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi yang merupakan bagian dari Bagian Pembukuan. Daftar hadir diotorisasi oleh satpam / mandor, daftar gaji diotorisasi oleh Bagian Personalia. Perubahan yang terjadi pada catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji karyawan,

d. praktik – praktik yang sehat,

praktik yang telah dilakukan oleh perusahaan antara lain pembuatan daftar gaji yang diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan pembayaran. Perhitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan catatan penghasilan karyawan. Catatan ini disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji. Pengisian absensi harus diawasi oleh satpam/mandor.

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Sistem Akuntansi Penggajian.

Unsur-unsur sistem akuntansi terdiri dari dokumen-dokumen, catatan, dan prosedur-prosedur yang digunakan mengolah data untuk menghasilkan laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Sistem akuntansi

penggajian juga memiliki unsur-unsur tersebut. Dimana sistem akuntansi penggajian tersebut adalah koordinasi dari dokumen-dokumen, catatan-catatan, serta prosedur-prosedur yang menghasilkan informasi yang dapat menentukan secara cepat dan tepat tentang gaji setiap pegawai, yang meliputi gaji bruto, potongan-potongan, dan gaji bersih yang akan diterima pegawai.

PT. Atmindo juga memiliki unsur-unsur sistem akuntansi penggajian seperti tersebut di atas. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di lapangan serta dibandingkan dengan teori yang dipelajari maka penulis membuat beberapa evaluasi sebagai berikut:

a. dokumen atau formulir yang digunakan,

Dokumen yang digunakan oleh PT. Atmindo sudah memadai dalam mendukung pengendalian intern gaji. Ini dapat terlihat dengan adanya tanda tangan pada setiap dokumen oleh pejabat yang berwenang di bagiannya. Misalnya di dalam daftar gaji ada otorisasi dari bagian kepegawaian mengenai kebenaran daftar gaji tersebut. Adapun dokumen – dokumen yang digunakan antara lain surat pengangkatan karyawan, daftar gaji, rekap daftar gaji, bukti kas keluar, cek gaji atau giro bayar serta daftar hadir.

b. catatan akuntansi yang digunakan,

catatan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan ini sudah memadai untuk pengendalian intern atas gaji, karena memungkinkan untuk melakukan pencatatan yang benar dan pengklasifikasian yang tepat. Hal ini didukung lagi PT. Atmindo telah menggunakan sistem komputer dengan program data base dalam

melakukan pencatatan ke dalam buku jurnal dan buku besar, yang mana dalam hal ini menjadi tanggung jawab bagian akuntansi untuk melaksanakannya.

c. jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi penggajian,

jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi penggajian dalam PT. Atnindo sudah memadai untuk mendukung pengendalian intern gaji. Hal ini dapat dilihat dari:

1) prosedur personalia,

Prosedur personalia terdiri dari prosedur penerimaan karyawan dan prosedur pemutusan hubungan kerja. Dimana prosedur personalia pada perusahaan ini tidak terdapat kesalahan. Karena penerimaan dan pemutusan hubungan kerja seorang pegawai berada di bawah keputusan pihak yang berwenang,

2) prosedur pencatatan waktu hadir,

Dalam prosedur ini setiap pegawai diwajibkan mengisi absensi dengan sistem komputerisasi dan manual yaitu tanda tangan mereka masing – masing pada tempat yang telah disediakan.

3) prosedur pembuatan daftar gaji,

Prosedur pembuatan daftar gaji dilakukan oleh bagian kepegawaian. Daftar gaji tersebut dibuat dengan menggunakan komputer dengan program data base. Sehingga ini akan menjamin ketelitian dan data yang akurat dan informasi yang cepat yang dibutuhkan oleh bagian ini, sehingga dalam hal ini sudah mendukung pengendalian intern atas gaji tersebut.

4) prosedur pencatatan pembayaran gaji,

Prosedur ini dilakukan oleh fungsi akuntansi perusahaan. Bagian akuntansi mencatat pembayaran gaji ke dalam buku jurnal dan memposting ke dalam buku besar yang keseluruhan data tersebut dicatat dalam komputer yang telah memiliki data base. Dalam sistem ini bagian akuntansi hanya menginput data pembayaran gaji ke dalam komputer. Secara otomatis akan tercatat pada buku jurnal dan buku besar dalam komputer. Hal ini tentu akan menciptakan efisiensi dan keakuratan pencatatan, sehingga mendukung pengendalian intern atas gaji tersebut.

2. Sistem Pengendalian Intern Penggajian

Dari hasil penelitian penulis dan setelah dibandingkan dengan landasan teori yang terdapat pada bab sebelumnya maka unsur pengendalian intern pada perusahaan ini telah cukup memadai dimana hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Struktur Organisasi.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa struktur organisasi PT. Atmindo berbentuk garis. Hal ini berarti bahwa para bawahan menerima perintah langsung dari atasannya. Oleh sebab itu, setiap karyawan akan mempertanggungjawabkan tugasnya masing-masing langsung kepada atasannya. Penerapan sistem ini memungkinkan terciptanya kemudahan pengendalian internal terhadap para karyawan. Hal lain yang diterapkan dalam perusahaan ini

adalah bahwa setiap bagian dalam sistem penggajian telah dipisahkan satu sama lain sehingga dalam sistem penggajian tersebut tugas dan wewenangnya sudah jelas.

b. Pegawai yang Cakap.

Dalam melakukan penerimaan pegawai, PT. Atmindo telah melakukan prosedur yang memadai yakni dengan melakukan prosedur pengujian (testing) terlebih dahulu. Penempatan pegawai juga telah disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan bidang profesinya. Perusahaan juga memberikan kesempatan kepada karyawan yang berprestasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta membrikan palatihan-pelatihan yang sesuai dengan bidangnya.

c. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan.

Setiap kegiatan dalam persiapan perhitungan, serta pendistribusian gaji harus mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya transaksi yang menyimpang dari semestinya. Implikasi dari eksistensi otorisasi ini adalah adanya fungsi pemisahan tugas. Pembuatan daftar gaji harus diotorisasi oleh bagian kepegawaian dan nama pegawai dalam daftar gaji juga benar memiliki surat keputusan pengangkatan pegawai yang diotorisasi pihak berwenang.

Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji diotorisasi oleh fungsi akuntansi pada bagian pembukuan. Daftar hadir diotorisasi oleh satpam, sedangkan daftar gaji diotorisasi oleh bagian personalia. Perubahan yang terjadi dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji karyawan.

Prosedur pencatatan penggajian pada perusahaan ini sudah cukup memadai, dimana perusahaan telah menggunakan komputer dengan program data base dalam pencatatan gaji pegawai. Hal ini merupakan tugas dari fungsi akuntansi.

d. Praktik yang Sehat

Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi sudah dilaksanakan. Dimana fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penggajian di perusahaan ini telah mendapat pemisahan tugas serta adanya pengawasan antara masing-masing bagian tersebut, dan tentunya juga dari pihak manajemen perusahaan itu sendiri.

Unsur pengendalian intern lainnya adalah: a. Lingkungan pengendalian

berdasarkan tinjauan teoritis di Bab II, maka pembagian wewenang dalam struktur organisasi mempengaruhi pengawasan intern yang dilakukan perusahaan PT. Atmindo. Pada perusahaan ini pendelegasian wewenang sudah berjalan dengan baik. Dan dapat membantu pihak manajemen perusahaan contohnya pada sistem penggajian pada perusahaan ini di tangani oleh pihak-pihak tertentu saja. b. Penilaian resiko

penilaian resiko berdasarkan pengamatan yang dilakukan secara teori dan keyataan dalam perusahaan, pihak manajemen telah melakukan upaya perhitungan gaji dengan cermat, mengadakan pencatatan setiap ada transaksi yang berhubungan dengan gaji yang dibayarkan perusahaan kepada karyawan. Pembayaran dilakukan pada tanggal yang telah ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan dan pembayaran bersifat tunai. Setiap gaji

yang diberikan dimasukkan kedalam amplop dan dimasukkan kedalam amolop dan diberikan nama karyawan yang tercantum dalam daftar gaji. Setiap karyawan yang menerima gaji harus menghitung jumlah gaji pada saat itu juga dan menandatangani slip gaji yang telah disiapkan dan sistem penggajian terhadap staf cukup hanya mentransfer ke rekening masing-masing karyawan.

Slip gaji dibuat rangkap tiga sehingga dapat dijadikan sebagai bukti sekaligus sebagai arsip bagi perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan.

c. Prosedur pengendalian

pada perusahaan ini prosedur pengendalian yang dilakukan terdiri dari: 1). Pengamatan fisik

Pengamatan fisik umumnya terletak pada satuan pengamanan (satpam), satpam ini bertanggung jawab penuh terhadap keamanan dan ketertiban perusahaan. Tugas satpam adalah melindungi semua harta perusahaan termasuk pegawai dan segala aktiva yang ada didalamnya.

2). Pengawasan organisasi

Pengawasan organisasi dilakukan dengan adanya pengembangan tanggungjawab, dilihat dari struktur organisasi perusahaan dan pendelegasian wewenang dalam setiap tugas yang dibebankan. Pada PT. Atmindo pendelegasian wewenang sudah berjalan dengan baik, berdasarkan hasil dari penelitian yang penulis dapatkan bahwa pendelegasian wewenang sudah diterapkan seperti pada sistem penggajian yang terjadi pada perusahaan ini ditangani oleh departemen personalian (SDM) melakukan pencatatan waktu hadir karyawan, departemen akuntansi melakukan pencatatan gaji karyawan, sedangkan departemen keuangan

melakukan pembayaran gaji dan hanya dikepalai oleh satu orang. Hal ini menunjukkan adanya pendelegasian wewenang dalam proses pembayaran gaji sehingga tidak ada terjadi penyelewengan dalam perusahaan.

3). Kebijaksanaan akuntansi

Dalam penerapan teknik-teknik akuntansi, baik teori pencatatan, pengelolaan, maupun pengiktisaran gaji pada PT. Atmindo telah didasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim. Pada perusahaan ini telah adanya pencatatan terhadap transaksi tersebut telah dinilai, diotorisasi dan dikalisifikasikan dengan benar. 4). Pekerjaan administratif

Pekerjaan administratif sehubungan dengan prosedur gaji pada PT. Atmindo dibantu oleh komputer sehingga sehingga perhitungan gaji pada perusahaan dari segi kesalahan dapat diperkecil. Perusahaan juga menggunakan berbagai formulir, catatan, serta dokumen dalam prosedur gaji perusahaan.

d. Pemantauan atau monitoring

Pada PT. Atmindo melakukan monitoring yang berkaitan dengan gaji, seperti dengan mengawasi dan melakukan koreksi bila kegiatan perusahaan tidak sesuai dengan ketetapan perusahaan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Monitoring gaji ini dilaksanakan oleh manajer keuangan, akuntansi, umum dan SDM,

Dokumen terkait