• Tidak ada hasil yang ditemukan

APBD II Sumber: Dokumen RPKPP Tahun 2012

J. Jasa Internet

Soekarno Hatta Raba 0374-43323 RasanaE Timu Bimatolomundu 84116 A Kantor Pos Cabang Dalam Kota AREA VIII DENPASAR, 80004 BIMA, 84100 Jl. Datuk Dibanta Bima - RasanaE Barat Sumber : http://kantorpos.posindonesia.co.id/ J. Jasa Internet

Umumnya sebagian besar wisatawan, memanfaatkan fasilitas ini untuk memberi informasi kepada kerabatnya dengan cepat dan akurat, sehingga fasilitas ini menjadi pendukung dari pengembangan pariwisata yang ada. Evaluasi fasilitas ini meliputi faktor : lokasi, harga, kecepatan akses dan kenyamanan pelayanan.

4.1.3. PAKET PERJALANAN

Dalam proses perencanaan pariwisata, akan sangat berguna untuk melakukan proses wawancara dengan pihak agen perjalanan baik yang terdapat di

daerah maupun yang terdapat di luar daerah. Wawancara ini dilakukan terutama pada operator yang memiliki program atau paket wisata di daerah studi baik yang sekarang telah memiliki atau mereka yang tertarik ingin mengembangkan paket wisata ke daerah studi. Umumnya mereka paham terhadap berbagai permasalahan pasar dan permasalahan di lapangan dalam memasarkan paket-paket wisatanya. Struktur harga dan kompetisi daerah tujuan wisata merupakan informasi yang dapat diperoleh dan mereka. Operator perjalanan ini memberikan informasi berdasarkan pandangan perdagangan intemasional maupun perdagangan secara umum. Wawancara secara khusus, merupakan langkah efektif yang dapat dilakukan untuk menggali informasi yang diinginkan.

4.1.4. SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG PARIWISATA

Ketersediaan sarana dan prasarana, merupakan syarat mutlak pengembangan pariwisata yang berhasil. Namun pada kenyataannya kondisi di lapangan sarana dan prasarana sangat terbatas dan merupakan salah satu kendala pengembangan pariwisata. Fasilitas dan pelayanan transportasi, air bersih, listrik, pembuangan dan pengdahan limbah, dan telekomunikasi merupakan komponen infrastruktur yang diperlukan dalam pengembangan pariwsata di suatu daerah.

Prasarana dasar dari suatu daerah umumnya diperuntukan masyarakat secara umum dan diperlukan untuk pengembangan dan pembangunan daerah. Pariwisata yang dikembangkan di daerah akan turut memanfaatkan prasarana tersebut. Pengembangan prasarana secara khusus untuk pariwisata diperlukan pada daerah-daerah yang dipitih untuk pengembangan pariwisata dan ini pun dimanfaatkan oleh masyarakat daerah tersebut. Pariwisata yang berhasil akan turut menyumbangkan pendapatan bagi daerah menutupi biaya yang dikeluarkan pemerintah daerah untuk pembangunan prasarana. Namun meskipun demikian pada pengembangan pariwisata kawasan-kawasan terpencil di mana belum ada pembangunan prasarana, pariwisata akan membutuhkan prasarana tersebut secara khusus. Di sinilah perlu adanya evaluasi terhadap kemungkinan manfaat yang diperoleh dengan adanya pengembangan pariwisata dengan biaya yang dikeluarkan.

Seluruh jenis prasarana dan sarana yang adadi suatu daerah perlu disurvey dan dievaluasi sebagai bagian proses perencanaan dengan tujuan untuk memberikan dasar bagi rekomendasi untuk melakukan pengembangan. Selain itu

rencana pengembangan prasarana dan sarana yang sudah ada perlu dikaji untuk menghindarkan terjadinya tumpang tindih pembangunan yang akan dilaksanakan. Diharapkan dengan evaluasi dan kajian yang dilakukan kebutuhan untuk pengembangan pariwisata dalam jangka pendek maupun jangka panjang dapat terpenuhi.

A. Transportasi

Transportasi berperan untuk memberikan akses kepada wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata maupun melakukan perjalanan di dalam daerah. Kajian dilakukan terhadap seluruh jenis moda transportasi yang ada di suatu kabupaten/kota, baik moda transportasi udara, laut, jalan raya maupun kereta api.

Pada daerah yang telah memiliki perkembangan pariwisata yang baik, biasanya diperlukan angkutan khusus untuk pariwisata. Angkutan khusus tersebut dapat berupa mobil. bus, pesawat terbang, bahkan kapat laut. Komponen ini perlu dikaji dan disurvey untuk melengkapi bahan analisis dan sintesis yang akan dilakukan pada tahap berikutnya.

Integrasi jaringan transportasi di dalam dan di luar daerah perlu dipetakan untuk melihat karakteristik pelayanan transport yang dimiliki oleh daerah. Informasi ini disertakan pada peta lokasi objek dan daya tarik, sehingga dapat diketahui sejauh mana kesesuaian antara pengembangan pariwisata yang akan dilakukan dengan dukungan jaringan transportasi yang ada.

Terminal yang ada di Kota Bima ada 3 (tiga) buah, yaitu 1. Terminal Dara,

2. Terminal Kumbe dan 3. Terminal Jatibaru.

Terminal Dara merupakan terminal Tipe B dengan fungsi sebagai terminal antar kota antar propinsi. Terminal Kumbe sebagai simpul transportasi untuk Kota Bima ke bagian timur, dengan tujuan utama Sape dan sekitarnya dan Terminal Jatibaru sebagai simpul transportasi untuk Kota Bima bagian utara, dengan tujuan utama Wera dan sekitarnya.

Transportasi darat masih memegang peranan penting dalam mobilitas barang dan manusia di Kota Bima, tidak hanya di dalam wilayah Kota Bima sendiri, tetapi juga antar kota baik dalam propinsi maupun antar propinsi bahkan antar pulau. Moda transportasi darat yang ada tidak hanya melayani angkutan antar kota

dalam wilayah Pulau Sumbawa dan dalam propinsi Nusa Tenggara Barat saja, tetapi juga ke kota-kota besar di Pulau Jawa.

Transportasi laut memegang peranan yang sangat penting pada perekonomian Kota Bima. Hal ini dapat dilihat dari masih besarnya mobilitas orang dan barang baik yang keluar maupun masuk Kota Bima yang menggunakan transportasi laut, yaitu melalui Pelabuhan Bima.

Pelabuhan Bima saat ini masih memegang peranan yang penting sebagai pintu gerbang perekonomian, tidak hanya bagi Kota Bima tapi juga wilayah sekitar. Sebagai pelabuhan penumpang, pelabuhan ini menjadi penghubung bagi kawasan timur Indonesia dengan rute yang dilayani antara lain Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Akses menuju Kota Bima juga didukung oleh keberadaan Pelayaranan jasa angkutan udara yang dilaksanakan melalui Bandar Udara M. Salahuddin Bima yang merupakan satu-satunya bandar udara yang ada di wilayah Bima dan Kabupaten Dompu. Bandar Udara Muhammad Salahuddin Bima mampu melayani pesawat jenis Fokker 26, diantaranya pesawat Merpati, Trans Nusa dan Wings Air. Rute yang dilalui yakni penerbangan dari Bima menuju Mataram, Denpasar, Surabaya, Jakarta dan beberapa daerah timur Indonesia.

Dokumen terkait