Gambar 5. Pengaruh jasad renik pelarut fosfat terhadap bobot kering tebu umur 6 minggu
Tabel 12. Pengaruh perlakuan pada Percobaan 3
2. Angka yang diikuti oleh huruf sarna menurut kolom berarti tidak berbeda nyata menurut uji Duncan 5 %.
79 Peningkatan bobot kering jaringan tebu yang disebabkan oleh jasad renik berkisar antara 13 sampai 38 %. Aspergillus ficuurn mampu meningkatkan bobot kering paling tinggi (38 %), diikuti P. putida- 1 L,T,Al, P. fluorescens, K. temguna, dan P. putida-1L,A4Al, masing-masing sebesar 31, 28, 22, dan 13 %. Beberapa jasad renik semakin baik jika dikombinasikan dengan pengapuran setara 1 x A l d d (2.8 ton CaCO, ha-'), yang dapat disebabkan oleh membaiknya lingkungan turnbuh jasad renik. Pola peningkatan bobot kering tersebut serupa pada perlakuan tanpa dan dengan kapur.
Pada percobaan ini secara umum pengapuran dapat meningkatkan efektivitas jasad renik pelarut fosfat yang diuji, kecuali isolat P. putida-1L,A4Al.
Pengaruh pemberian pupuk P dan interaksinya dengan kapur cenderung meningkatkan bobot kering tanaman, tetapi hasil uji statistiknya tidak menyebabkan adanya perbedaan yang nyata.
Kadar P Total Jaringan Tebu
Hasil pengukuran kadar P total pada jaringan tebu disajikan pada Tabel 13 dan Gambar 6.
Tabel 13. Pengaruh perlakuan pada Percobaan 3 terhadap kadar P total tebu umur 6 minggu
Pupuk P, kg P,O, ha-'
2. Angka yang diikuti oleh humf sarna rnenurut baris berarti tidak
/ / /
0.0 ' , / / /
0 46TSP SO-TSP 90-RP 150-RP DOSIS P2 0 5 , kg. ha-1
Gambar 6. Pengamh pupuk P dan kapur terhadap kadar P total tanaman tebu umur 6 minggu
Ternyata bahwa hanya perlakuan pupuk fosfat saja yang menunjukkan perbedaan nyata terhadap peubah kadar P total jaringan tanaman tebu. Sedangkan pengaruh jasad renik dan interaksi semua perlakuan tidak menyebabkan adanya perbedaan kadar P total jaringan tanaman.
Pemberian pupuk TSP maupun batuan fosfat
(RP)
dapat meningkatkan kadar P jaringan, tetapi pemberian P taraf 45 dan 90 kg P,O, ha-' tidak mengakibatkan adanya perbedaan kadar P jaringan tanaman tebu yang masih berumur 6 minggu.Kemungkinan sampai periode 6 minggu sebagian besar kebutuhan fosfat masih dipasok oleh simpanan P pada bibit.
82 Oleh karena itu, secara total perbedaan berbagai taraf dan jenis pupuk belum terlihat berbeda. Secara kuantitatif fenomena ini akan dikaji pada Tabel 14, yang menyajikan jumlah P-pupuk yang diserap oleh tanaman. Namun demikian terlihat bahwa pernberian kapur secara umum cenderung meningkatkan kadar P jaringan tanaman tebu (Gambar 6).
Pada semua kombinasi perlakuan, kadar P jaringan tanaman tebu ini menurut Jones, Wolf dan Mills (1991) tergolong cukup tinggi.
Kandungan P Tanaman asal TSP (P-TSP)
Hasil pengukuran kadar P-pupuk dalam tanaman asal TSP disajikan pada Tabel 14 dan Garnbar 7. Jasad renik yang diinokulas ikan maupun interaksinya dengan pemberian kapur dapat rneningkatkan serapan P asal pupuk TSP secara nyata. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas jenis isotop 32P jaringan tanaman tebu pada perlakuan yang diinokulasi dengan jasad renik.
Peningkatan serapan P pupuk paling tinggi dicapai oleh P. fluorescens, diikuti oleh P. putida- 1 b,T,AI, K. terriguna- 1 L,,,T,Ca, P. putida-1 b,A,AI, dan A. ficuum- 2b,T,AI, masing-masing sebesar 117, 102, 84, 79, dan 65 %.
Secara umum pengapuran rneningkatkan serapan P pupuk, kecuali untuk perlakuan P. putida-lb,T,Al dan P. fluorescens yang cenderung lebih rendah dibanding perlakuan tanpa kapur. Meskipun serapan P pupuk nyata meningkat karena
inokulasi jasad renik, tetapi persentase total P jaringan pada Tabel 13 tidak
Tabel 14. Pengaruh perlakuan pada Percobaan 3 terhadap kadar P-TSP tanaman tebu urnur 6 minggu
TSP, kg P,Os ha-'
2. Angka diikuti oleh huruf sarna rnenurut kolom rnenunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan taraf 5 %
84 menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. Secara total, ternyata jumlah P tanaman yang berasal dari TSP sangat sedikit (kurang dari 10 %, Tabel Lampiran 16.) sehingga terlalu lemah untuk mempengaruhi kadar P total.
Rendahnya kadar P tanaman yang berasal dari pupuk mengindikasikan bahwa sumber P selain pupuk berada dalam status berlimpah. Artinya tanaman sebagian besar (lebih dari 90 %) memperoleh P bukan dari pupuk.
Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa sampai umur 6 minggu setelah tanam, lebih dari 90 % kebutuhan P tanaman tebu masih dapat dicukupi oleh
JASAD RENlK
Gambar 7. Pengaruh jasad renik dan kapur terhadap serapan P pupuk (TSP) oleh tanaman tebu umur 6 minggu
85 '
cadangan hara bi bit, bukan dari tanah karena hasil analisis pendahuluan menunjukkan kadar P tanah yang rendah (Tabel Lampiran 1).
Hasil percobaan ini analog dengan penelitian Sisworo (1975) pada tanaman padi, yang menunjukkan bahwa dengan teknik isotop dapat diketahui bahwa tanaman tersebut baru memanfaatkan pupuk P (TSP) setelah berumur 11 hari. Kadar P-pupuk tanaman padi setelah berumur 16 hari hanya berkisar 5 sampai 6 %.
Kandungan P Tanaman asal Batuan Fosfat
(P-RP)
Nilai P-RP (P-tanaman asal batuan fosfat) merupakan hasil perhitungan secara tidak langsung dengan teknik pengenceran radio isotop 32P seperti yang telah disebutkan dalam Bab Bahan dan Metode. Teknik ini digunakan karena batuan fosfat merupakan hasil alam yang tidak dapat ditandai dengan radio isotop 32P. Metode pendekatannya dilakukan dengan menentukan Nilai-A (Sisworo dan Sisworo, 1985).
Hasil perhitungan P tanaman yang berasal dari batuan fosfat disajikan pada Tabel 15. Hasil analisis sidik ragamnya menunjukkan bahwa semua perlakuan yang diberikan tidak mempengaruhi jumlah P asal batuan fosfat daiam tanaman.
Fenomena ini dapat dijelaskan oleh rendahnya nilai aktivitas 32P dalam tanaman kontrol yang digunakan untuk menghitung Nilai-A. Rendahnya aktivitas 32P dalam jaringan tanaman disebabkan pada periode umur tersebut, tanaman tebu baru menyerap kurang dari 10 % P dari total P yang dibutuhkan, sehingga pendekatan
Tabel 15. Pengaruh perlakuan pada Percobaan 3 terhadap kandungan P-RP tanarnan tebu umur 6 minggu
Dosis RP, kg P,05 ha-'
Efisiensi Serapan P Pupuk
Efisiensi serapan P pupuk oleh tanaman merupakan persentase jumlah P pupuk dalam tanaman terhadap jumiah P pupuk yang diberikan. Nilai rataan efisiensi serapan P pupuk disajikan pada Tabel 16 untuk TSP dan Tabel 17 untuk RP.
JASAD RENIK
Gambar 8. Pengaruh jasad renik dan dosis TSP terhadap efisiensi serapan P-pupuk
Uji sidik ragam peubah ini menunjukkan bahwa inokulasi jasad renik pelarut fosfat dan interaksinya dengan kapur maupun taraf pupuk TSP nyata meningkatkan efisiensi serapan P pupuk. Di pihak lain penggantian
TSP
oleh batuan fosfat secara statistik tidak mempengaruhi peningkatan efisiensi serapan P pupuk. Paling tidak, sampai umur 6 minggu peran TSP belum dapat digantikan oleh RP.Tabel 16. Pengaruh perlakuan terhadap efisiensi serapan TSP pada tanaman tebu umur 6 minggu
Dosis TSP,kg P,O, ha-'
2. Angka yang diikuti oleh hurufsarna menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Duncan taraf 5 %
89