• Tidak ada hasil yang ditemukan

89 Pada Tabel 16 dan Gambar 8, terlihat bahwa perlakuan jasad renik mampu *

meningkatkan efisiensi pemupukan TSP sebanyak 60 sarnpai 135 %

.

Peranan bakteri lebih dominan darigada cendawan.

Pengapuran secara umurn dapat meningkatkan efisiensi serapan P dari pupuk, tetapi uji statistiknya tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata.

Seperti halnya pada kandungan P-TSP dan P-RP, tingkat efisiensi pemupukan ini tergolong rendah (berkisar 0.26 sampai 5.30 %). Hasil ini lebih rendah dari penelitian Sisworo dkk (1982) dengan menggunakan teknik yang sama pada tanaman pangan yang mencapai efisiensi serapan P-TSP berkisar antara 10 sampai 15 %.

Rendahnya nilai efisiensi pada percobaan ini disebabkan oleh umur tanaman tebu yang masih muda (6 minggu) dan baru menyerap kurang dari 10 % dari pupuk P yang diberikan.

Pada Tabel 14 terlihat bahwa tanaman yang dikapur maupun tidak dikapur, pada pemberian TSP 45 dan 90 kg P205 ha-' (TSJ2P) tidak menyebabkan adanya perbedaan terhadap kadar P-pupuk (P-TSP dan P-RP). Hal inilah yang menyebabkan efisiensi serapan P pupuk pada taraf rendah (45 kg P20, ha-') nyata lebih tinggi dibanding dengan pemupukan pada taraf yang lebih tinggi (90 kg P20, ha-'). Perbedaan ini dapat juga disebabkan oleh pengaruh P dosis tinggi terhadap pertumbuhan akar yang lebih baik, sehingga memungkinkan akar menyerap P tanah lebih banyak.

Tabel 17. Pengaruh perlakuan pada Percobaan 3 terhadap

9 1 Pengaruh tunggal jasad renik dan interaksinya dengan kapur tidak mempengaruhi nilai efisiensi serapan P batuan fosfat, tetapi terdapat kecenderungan bahwa inokulasi P. fluorescens dan P. putida-lhT,Al dapat memperbaiki nilai efisiensi serapan P batuan fosfat. Nilai efisiensi serapan P batuan fosfat ini hanya

berkisar antara 0.26 sampai 1.06 %.

Kesetaraan Batuan Fosfat Terhadap TSP

Nilai ekuivalen P tersedia dari TSP terhadap batuan fosfat disajikan pada Tabel 18. Nilai tersebut dihitung dengan teknik radio isotop, yang menunjukkan nilai kesetaraan P tersedia untuk tanaman dari TSP terhadap P tersedia dari batuan fosfat.

Nilai kesetaraan ini ini sering digunakan sebagai kriteria evaluasi agronomi batuan fosfat

.

Uji sidik ragam peubah nilai kesetaraan TSP terhadap batuan fosfat menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan dan semua interaksinya tidak menyebabkan perbedaan nilai kesetaraan tesebut. Tetapi pemberian P. fluorescens dan

K.

terrigurzu mampu meningkatkan nilai kesetaraan TSP terhadap batuan fosfat dari 0.10 menjadi 0.15. Artinya, jasad renik cenderung meningkatkan kesetaraan dari 0.10 menjadi 0.15 kg TSP terhadap setiap kg batuan fosfat yang digunakan pada tanaman tebu umur 6 minggu.

Nilai kesetaraan P tersedia P pada terhadap batuab fosfat pada penelitian ini berkisar dari 0.09 sampai 0.17.

Tabel 18. Pengaruh perlakuan Percobaan 3 terhadap kesetaraan P tersedia TSP terhadap

RP

pada tanaman tebu umur 6 minggu

Dosis Kapur

Jasad Renik 0 1 xAl-dd Rataan

. . . .

kg TSP setara

RP ... .

Kontrol 0.09 0.11 0.10

A. ficuum-2b,T,Al 0.13 0.13 0.13

P. putida- 1 bsT,Al 0.11 0.15 0.13 P. fluorescens- 1 bA,Ca 0.13 0.17 0.15 K. terriguna- 1 L,,T,Ca 0.15 0.15 0.15 P. putida- 1 L,,,A,Al 0.12 0.17 0.15

Rataan 0.12 0.14 0.13

Percobaan 4.

Pengaruh Jasad Renik, Pupuk P dan Kapur Terhadap Beberapa Sifat Agronomi Tanaman Tebu

(Percobaan Rumah Kaca)

Percobaan ini dilakukan di rumah kaca, dan tanaman tebu dievaluasi sampai berumur 3 bulan. Peubah-peubah yang diamati adalah tinggi tanarnan, bobot kering tanaman, serta kadar N, P, dan K jaringan tanaman. Ringkasan uji sidik ragamnya disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19. Ringkasan hasil uji sidik ragam Percobaan 4

Perlakuan Peubah

1 P IxP IXK PXK IxPxK

Tinggi tanaman

* **

tn tn

**

tn

Bobot kering jaringan

** **

tn tn

**

tn Kadar P tanarnan

* *

tn tn tn tn Kadar N tanaman tn tn tn tn tn

*

Kadar K tanaman

*

tn tn tn tn tn

Keterangan : I = Jasad renik; P = Fosfat;

K

= Kapur

**

= Sangat nyata

*

= Nyata tn = Tidak nyata

Tinggi Tanarnan

Rataan tinggi tanaman tebu umur 3 bulan disajikan pada Gambar 9, 10 dan Tabel 20. Dari uji sidik ragamnya diketahui bahwa pengaruh tunggal pemberian P dan jasad renik sangat nyata mempengaruhi tinggi tanaman. Pada pengaruh interaksinya, hanya perlakuan pupuk P dengan kapur yang menyebabkan perbedaan nyata dalam meningkatkan tinggi tanaman tebu umur 3 bulan.

Tampak pada Tabel 20 bahwa pemberian TSP 90 kg P,O, ha-', batuan fosfat 90 dan 150 kg P20, ha-' nyata meningkatkan tinggi tanaman, tetapi masing-masing

94

taraf tersebut tidak menyebabkan perbedaan tinggi tanaman. Pola peningkatan tersebut terjadi baik pada perlakuan tanpa maupun dengan kapur. Peningkatan tinggi tanaman semakin tajam pada perlakuan kombinasi kapur dan pupuk P.

TANPA KAPUR DENGAN KAPUR

0 90-TSP SO-UP 150-RP

oosls P P 0 5 . kg. h i '

Gambar 9. Pengaruh interaksi pupuk P dan kapur terhadap tinggi tanaman tebu umur 3 bulan

Hampir semua jasad renik yang diuji mampu meningkatkan tinggi tanaman, kecuali cendawan (A. ficuum-2b,T,Al). Meskipun peningkatan tinggi tanaman nyata menurut uji statistiknya, tetapi nilai peningkatannya tidak terlalu besar, berkisar antara 6 sampai 12 %. Jasad renik yang paling baik dalam meningkatkan tinggi tanaman adalah P. purida-lk,T,Al.

Tabel 20. Pengaruh perlakuan pada Percobaan 4 terhadap tinggi tanaman tebu umur 3 bulan

Jasad Renik

JASAD RENlK

Gambar 10. Pengaruh jasad renik terhadap tinggi tanaman tebu umur 3 bulan.

Bobot Kering Tanaman

Perlakuan tunggal jasad renik, pupuk P, dan interaksi pupuk P dengan kapur berpengaruh sangat nyata dalam mening-katkan bobot kering tebu umur 3 bulan.

Sedangkan interaksi jasad renik, pupuk P, dan kapur tidak mempengaruhi bobot kering jaringan tanaman. Nilai rataan bobot kering disajikan pada Tabel 21.

Pada Tabel 21 terlihat bahwa pemupukan P mampu mening-katkan bobot kering jaringan tebu umur 3 bulan. Peningkatan bobot tersebut mencapai lebih dari 90 %.

Peningkatan bobot jaringan tebu yang mencolok juga terlihat pada perlakuan pengapuran. Pengapuran yang diikuti dengan pemupukan P semakin meningkatkan bobot kering jaringan tebu (lihat Gambar 11). Pada perlakuan tanpa pengapuran,

97 terlihat bahwa pemupukan P dengan TSP lebih baik daripada batuan fosfat.

Sedangkan pada perlakuan pengapuran, pengaruh TSP dan batuan fosfat sama baiknya terhadap bobot kering jaringan tebu umur 3 bulan yang ditanam di rumah kaca.

Pemberian dosis 90 dan 150 kg P205 ha-' dalam bentuk batuan fosfat tidak menyebabkan adanya perbedaan bobot kering jaringan tebu umur 3 bulan. Diduga ha1 ini disebabkan sukar larutnya senyawa P dalam bentuk batuan fosfat, sehingga dalam jangka 3 bulan, dosis rendah atau dosis tinggi belum menyebabkan perbedaan terhadap bobot kering jaringan tebu.

Pengaruh jasad renik nyata meningkatkan bobot kering jaringan tebu umur 3 bulan, terutama oleh P. fluorescen, P. putida-1b7A4AI, dan

K.

terriguna- 1 Ll,T,Ca. Sedangkan P. putida- lb,T,Al dan cendawan A. ficuurn-2bTlAl tidak mengakibatkan perbedaan yang nyata terhadap peubah ini.

P. putida-1b7A4Al paling mampu meningkatkan bobot kering jaringan tebu, diikuti oleh P. fluorescens dan

K.

terriguna. Masing-masing mampu meningkatkan 21, 15, dan 15 %. Secara umum dapat dikemukakan pula bahwa efektivitas semua jasad renik dapat diperbaiki dengan pengapuran.

Tabel 21. Pengaruh perlakuan pada Percobaan 4 terhadap bobot kering jaringan tebu umur 3 bulan

Dosis Pupuk, kg P,O, ha"

Gambar 1 1 . Pengaruh interaksi pupuk P dan kapur terhadap bobot kering tebu umur 3 bulan

0 ' . / r / ? / o , ' r

JASAD RENlK

Gambar 12. Pengaruh jasad renik terhadap bobot kering jaringan tebu umur 3 bulan

Kadar

N

Tanaman

Hasil pengamatan kadar N tanaman disajikan pada Tabel 22. Uji sidik ragamnya menunjukkan bahwa pengaruh tunggal jasad renik, pupuk P, interaksi jasad renik dengan kapur, jasad renik dengan fosfat, dan fosfat dengan kapur tidak berbeda nyata. Tetapi interaksi antara jasad renik, fosfat, dan kapur menyebabkan perbedaan yang nyata terhadap kadar N tanaman.

Pada Tabel 22 dan Gambar 13 dapat dilihat bahwa secara umum pengapuran mampu meningkatkan kadar nitrogen tanaman, tetapi pengaruh jasad renik pada perlakuan kapur untuk semua tingkat pemberian fosfat tidak menyebabkan perbedaan kadar N. Sebaliknya beberapa jasad renik pengaruhnya tampak nyata meningkatkan kadar N tanaman pada perlakuan tanpa kapur, terutama pada pemberian 90 kg P,O, ha-' dalam bentuk TSP dan 150 kg P205 ha-' dalam bentuk batuan fosfat.

Aspergillus_ficuum pada pemberian 90 kg P20, TSP ha-' dan P. fluorescens pada tingkat pemberian 150 kg P205

RP

ha-' nyata meningkatkan kadar N tanaman pada perlakuan pengapuran. Peningkatan kadar N tanaman lebih disebabkan pengaruh tidak langsung dari perbaikan kondisi tanaman karena perlakuan yang diberikan.

Jasad renik pelarut fosfat, disamping perannya meningkatkan P tersedia, juga menghasilkan zat pengatur tumbuh serta vitamin yang dapat memperbaiki kondisi tanaman. Mungkin ha1 ini ada kaitannya dengan P.putida dan P. fluorescens yang menurut laporan Vancura (1989) aktif menghasilkan auksin, giberelin, senyawa sejenis giberelin, dan beberapa vitamin.

Tabel 22. Pengaruh perlakuan pada Percobaan 4 terhadap

JASAD RENlK

Gambar 13. Pengaruh jasad renik dan fosfat terhadap kadar N tanaman pada tanaman tebu umur 3 buIan tanpa dikapur

Kadar P tanaman

Hasil analisis kadar P tanaman disajikan pada Tabel 23, dan Gambar 14 dan 15. Tampak bahwa perlakuan tunggal jasad renik dan pupuk P mempengaruhi peubah kadar P, tetapi interaksi keduanya bersama-sama dengan kapur tidak mempengaruhi peubah tersebut.

Tabel 23. Pengaruh perlakuan pada percobaan 4 terhadap

DOSlS P2OS. kg. ha-'

Gambar 14. Pengaruh jasad renik dan pupuk P terhadap kadar P tanaman tebu umur 3 bulan

Peningkatan dosis pupuk P sampai 90 kg P,O, TSP ha-' dan 150 kg P205

RP

ha-' nyata meningkatkan kadar P tanaman, tetapi pemberian dosis 90 kg P205 ha"

dalam bentuk

RP

tidak mempengaruhi kadar P tanaman. Pola rataan yang diperoleh (Tabel 23), juga menggambarkan bahwa terdapat kecenderungan yang lebih baik pada perlakuan interaksi pengapuran dan pupuk P. Terlihat bahwa kadar P lebih tinggi dijumpai pada perlakuan pemupukan fosfat yang dikapur terlebih dahulu.

Pengaruh tunggal jasad renik terhadap kadar P tanaman terlihat nyata pada perlakuan jasad renik A. ficuum, P.putida- 1 h,T,Al, dan

K.

tenigum-IL,,T,Ca.

Tetapi persen peningkatamya tidak terlalu tinggi, yakni berkisar antara 6 sampai 12 %. Isolat P. fluorescens dan P. putida-lh,A,Al secara statistik tidak nyata meningkatkan kadar P tanaman, tetapi nilai rataan kadar P tanaman cenderung lebih

105

baik dari pada perlakuan tanpa inokulasi. Hasil tersebut m e n d u h g percobaan sebelumnya, bahwa pemberian jasad renik diketahui marnpu meningkatkan P tersedia tanah (Percobaan 1 dan 2), memperbaiki kadar P tanaman dan efisiensi pemupukan TSP (Percobaan 3).

JASAD RENIK

Gambar 15. Pengaruh jasad renik terhadap kadar P tanaman tebu umur 3 bulan

Meskipun uji sidik ragam pengaruh perlakuan interaksinya tidak berbeda dalam meningkatkan kadar

P,

tetapi pada Tabel 24 tersebut dapat di1ihat bahwa terdapat kecenderungan yang positif, bahwa pengapuran mampu meningkatkan efektivitas jasad renik pelarut fosfat yang diinokulasikan dalam tanah masam.

Kadar K tanaman

Hasil pengamatan kadar K jaringan tanaman tebu umur 3 bulan disajikan pada Tabel 24 dan Gambar 16. Tampak bahwa hanya perlakuan jasad renik yang nyata meningkatkan kadar K tanaman. Peningkatan kadar K tanaman mencapai 20 persen oleh jasad renik A. ficuum, P. putida- 1 h,T,Al, dan

P.

putida- 1 b,&Al. Sedangkan jasad renik yang lain tidak menyebabkan perbedaan yang nyata terhadap kadar K

tanaman.

JASAD RENlK

Gambar 16. Pengaruh Jasad renik terhadap kadar K tanaman tebu umur 3 bulan

Tabel 24. Pengamh perlakuan pada Percobaan 4 terhadap

2. Angka yang diikuti oleh huruf sama menurut kolom berarti tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5 %

108 Peningkatan kadar K tanaman karena perlakuan tersebut diduga disebabkan oleh membaiknya kondisi tanaman, sehingga eksplorasi hara oleh akar tanaman dapat dilakukan dengan baik. Percobaan Premono dkk. (1991) menunjukkan bahwa jasad renik pelarut fosfat dapat meningkatkan bobot kering akar jagung, yang berarti meningkatkan kapasitas serapan hara, tetapi peneliti tersebut tidak mendapatkan bahwa inokulasi jasad renik dapat meningkatkan kadar K tanaman jagung.

Meskipun uji sidik ragamnya tidak berbeda nyata dalam mempengaruhi kadar K tebu, tetapi pemberian pupuk P cenderung meningkatkan kadar

K

tanaman tebu umur 3 bulan.

Percobaan 5.

Pengaruh Jasad Renik, Pupuk P dan Kapur Terhadap Beberapa Sifat Agronomi Tanaman Tebu

(Percobaan Lapang)

Percobaan ini dilaksanakan di lapang, dengan mengamati tanaman tebu sampai panen pada umur 11 bulan. Peubah yang diamati adalah tinggi, bobot kering jaringan, kadar

N,

P, dan

K

jaringan tanaman umur 3 bulan, serta bobot dan kadar sukrosa nira tebu umur 11 bulan. Ringkasan sidik ragam dari peubah-peubah yang diamati disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25. Ringkasan uji sidik ragam Percobaan 5

Peubah

Perlakuan

I P IxP IxK PxK IxPxK

Umur 3 bulan :

Dokumen terkait