• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil dan Pembahasan

4.2.1 Analisis Framing Berita Jawa Pos dan Kompas

4.2.1.3 Jawa Pos, edisi 8 Oktober 2010

Berita ini masih ditampilkan Jawa Pos pada halaman utama walaupun tidak lagi menjadi headline. Tetapi penempatannya yang masih di halaman utama mengartikan berita ini masih berkelanjutan dan menarik untuk diikuti. Dengan menampilkan sub judul ”SBY Tanggapi Putusan Pengadilan Belanda”, yang mengartikan bagaimana tanggapan Presiden Yudhoyono tentang putusan pengadilan yang diambil sehari sebelumnya.

Jawa Pos memakai headline ”Sindir Sidang di Den Haag Tercepat” yang memiliki arti bagaimana Presiden menanggapi dan menyikapi putusan sidang di Belanda dengan menyindir saat melakukan pidato pada rapat kabinet terbatas bidang politik, hukum, dan keamanan di kantor Presiden.

Lead berita langsung menampilkan tentang pendapat wartawan Jawa Pos menanggapi pidato presiden.

”JAKARTA – Presiden Susilo BambangYudhoyono (SBY) seharusnya berbesar hati dalam menyikapi putusan Pengadilan Distrik Den Haag yang menolak tuntutan kelompok Republik Maluku Selatan (RMS) agar menangkap dirinya saat berada di Belanda. Alih-alih merespons positif putusan tersebut, SBY justru menyindir sidang gugatan di Pengadilan Den Haag itu sebagai peradilan tersingkat di dunia. ”

Lead yang ditampilkan Jawa Pos sudah memenuhi ukuran panjang lead yang baik yaitu 30-45 kata. Lead ini tidak lengkap, tidak mengandung unsur 5W+1H. Meskipun leadnya menjelaskan tentang bagaimana sikap Presiden tapi masih ada unsur berita yang belum dipahami. Hanya ada unsur dimana, siapa, dan bagaimana dalam lead ini.

Pada lead ini wartawan Jawa Pos sekaligus menguraikan latar informasinya. Latar ini dipilih untuk menentukan ke arah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Jawa Pos menuliskan di awal bahwa Presiden kurang berbesar hati bahkan menyindirnya sebagai peradilan tercepat di dunia. Selain itu latar informasi juga terlihat soal penjadwalan ulang ke Belanda yang akan dilakukan pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia menilai tidak akan tergesa-gesa menyusun jadwal ulang kunjungan.

Komentar yang ditampilkan semuanya dari dalam pihak pemerintah Indonesia. Selain pidato Presiden, ditampilkan pula Ketua Komite Kadin Indonesia untuk wilayah Eropa Barat Maxi Gunawan dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.

Sebagai penutup Jawa Pos mencantumkan pernyataan Menlu Marty Natalegawa yang menyatakan bahwa pemerintah Indonesia tidak tergesa-gesa menjadwal ulang kunjungan. “Kita biarkan untuk memastikan segala sesuatunya sudah betul-betul diatasi.”

Skrip

Frame juga diamati dari bagaimana Jawa Pos mengisahkan fakta ke dalam bentuk berita (skrip) berdasarkan unsur kelengkapan berita 5W+1H (who, what, where, when, why, how). Pada pemberitaan kali ini Jawa Pos lebih menekankan pada unsur apa (what) dan bagaimana (how). Unsur apa (what) kali ini menunjukkan tentang sikap Presiden menanggapi putusan pengadilan di Belanda. Unsur siapa (who) adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Unsur dimana (where) adalah Kantor Presiden di Jakarta. Unsur kapan (when) yaitu tanggal 7

Oktober 2010. Unsur mengapa (why) adalah Presiden merasa tidak terima dengan pengadilan tentang HAM Indonesia yang digelar di Belanda saat ia akan berkunjung kesana. Sedangkan unsur bagaimana (how) Jawa Pos menulis pendapat dari Ketua Komite Kadin Indonesia untuk wilayah Eropa Barat Maxi Gunawan dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa tentang dampak pembatalan lawatan serta jadwal ulang kunjungan ke Belanda.

Tematik

Dari analisis struktur tematik ditemukan tiga tema yang diangkat dari berita ini.

Tema pertama adalah tentang sikap Presiden menanggapi putusan pengadilan di Belanda. Teks yang terkandung pada tema pertama ini merupakan tulisan wartawan Jawa Pos itu sendiri yang dituliskan pada lead berita. Hal ini terlihat dari :

”JAKARTA – Presiden Susilo BambangYudhoyono (SBY) seharusnya berbesar hati dalam menyikapi putusan Pengadilan Distrik Den Haag yang menolak tuntutan kelompok Republik Maluku Selatan (RMS) agar menangkap dirinya saat berada di Belanda. Alih-alih merespons positif putusan tersebut, SBY justru menyindir sidang gugatan di Pengadilan Den Haag itu sebagai peradilan tersingkat di dunia. ”

Selain itu, Presiden membela diri dan memberi alasan mengapa dirinya membatalkan lawatan ke Belanda secara mendadak. Berikut kutipan Presiden yang menyangkal kalau dirinya tidak takut ke Belanda :

“Tetapi, ketika yang ada adalah sebuah pengadilan yang digelar dengan topik masalah HAM kita, (menuntut) menangkap presiden Indonesia digelar sesaat sebelum saya datang, menurut saya ini tidak bisa diterima.” Tema kedua adalah tentang dampak pembatalan lawatan Presiden ke Belanda. Hal ini dijelaskan pada paragraf kesepuluh, yaitu batalnya

penandatanganan MoU (nota kesepahaman) antara Kadin Indonesia dan Kadin Belanda. Ketua Komite Kadin Indonesia untuk wilayah Eropa Barat Maxi Gunawan beralasan batalnya penandatanganan itu menunggu Presiden agar bisa ikut menyaksikan. MoU sendiri memuat sejumlah kesepakatan menyangkut peningkatan kerjasama infrastruktur, volume perdagangan, dan investasi ke Indonesia. Selain pembatalan MoU, agenda CEO Meeting antara Presiden dan para pemimpin perusahaan besar di Belanda juga dibatalkan.

Tema ketiga adalah tentang jadwal ulang kunjungan Presiden ke Belanda. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyebut bahwa hal itu tergantung pada perkembangan selanjutnya. Marty terkesan tidak ingin terburu-buru untuk menyusun jadwal kunjungan Presiden ke Belanda kembali. Hal ini terlihat pada komentarnya :

”Biarkan semua mengalir. Pemerintah Indonesia tidak tergesa-gesa menjadwal ulang kunjungan. Kita biarkan untuk memastikan segala sesuatunya sudah betul-betul diatasi.”

Koherensi disini digunakan untuk berbagai bentuk koherensi untuk menjalin antar kata atau kalimat antara lain dengan menggunakan keherensi kata hubung penjelas, pembeda, sebab, akibat, kepada, maupun, saat, dari, sebelum, pada, dan, yang, dengan, dalam, atas, namun, setelah itu, karena, jadi, dengan demikian, secara terpisah, segera, telah, seperti, sehingga.

Retoris

Aspek retoris mendukung frame dalam memberikan makna tertentu bagi para pembacanya. Penggunaan leksikon ”berbesar hati” dalam kutipan lengkapnya ”Presiden Susilo BambangYudhoyono (SBY) seharusnya berbesar hati dalam

menyikapi putusan Pengadilan Distrik Den Haag yang menolak tuntutan kelompok Republik Maluku Selatan (RMS) agar menangkap dirinya saat berada di Belanda.” yang berarti adalah menerima dengan ikhlas.

Judul berita ditulis dengan huruf besar dan tebal. Walaupun sudah tidak menjadi headline, tapi menaruh berita ini di halaman depan dengan tulisan seperti itu dimaksudkan karena berita ini masih harus mendapat perhatian dari masyarakat.

Tabel 4.7 Frame Jawa Pos

Elemen Strategi Penulisan

Sintaksis Terdapat penonjolan kalimat berita yang terletak pada bagian lead berita yang tercantum. Hal ini memaparkan pendapat wartawan tentang sikap Presiden dalam menanggapi putusan Pengadilan Distrik Den Haag yang menolak tuntutan kelompok Republik Maluku Selatan (RMS).

Skrip Lebih menekankan pada dasar apa (what) dan bagaimana (how). Jawa Pos menuliskan pendapat dari Ketua Komite Kadin Indonesia dan Menteri Luar Negeri.

Tematik 1. Mengenai sikap Presiden menanggapi putusan pengadilan di Belanda.

2. Mengenai dampak pembatalan lawatan Presiden ke Belanda.

3. Mengenai jadwal ulang kunjungan Presiden ke Belanda

Retoris Pemakaian bahasa leksikon untuk mendukung gagasan/pendapat.

Dari analisis tersebut, Jawa Pos menampilkan bagaimana sikap yang diambil Presiden dalam menanggapi berita putusan pengadilan Den Haag yang menolak gugatan RMS melalui komentarnya dan bagaimana pendapat dari beberapa pihak terkait dampak pembatalan lawatan itu. Oleh sebab itu Jawa Pos menuliskan pendapat dari pihak Indonesia sendiri, yaitu dari Ketua Komite Kadin Indonesia dan Menteri Luar Negeri.

Jawa Pos menekankan isi berita dengan memberikan judul bahwa Presiden tidak seharusnya menanggapi putusan pengadilan Belanda dengan menyindir, melainkan sebaiknya berbesar hati dalam menerima, yang juga memberikan sudut pandang dari wartawan itu sendiri.