KONSEP ERCIBAL DAN KONSEP KERAMAT MENURUT PENDUDUK DESA DOULU
4.4 Jenis Cibal-cibalen
4.4.1 Jenis Ciibal-cibalen Berupa Makanan
Pada umumnya jenis cibal-cibalen yang disesajikan pada upacara ercibal berbeda-beda. Jenis cibal-cibalen yang disajikan berupa makanan adalah kue, buah-buahan, bunga, ayam, dan gulai. Jenis cibal-cibalen berdasarkan kue adalah
cimpa. Cimpa tersebut dibedakan menjadi cimpa rambe-rambe, cimpa unung- unung, cimpa lepat, cimpa buka siang, cimpa jaung (cimpa jagung), dan cimpa pustaka. Sedangkan cibal-cibalen berupa buah-buahan yaitu jeruk, pisang,
anggur, dan kelapa muda. Cibal-cibalen yang berupa gulai yaitu gulai ayam dan gulai ikan. Sedangkan cibal-cibalen yang berupa bunga yaitu bunga tekwa, bunga gradiol, bunga sedap malam, dan bunga rampai. Adapun cibal-cibalen yang berupa ayam ialah ayam yang masih hidup yang berbulu kuning (manuk
megersing), ayam berbulu merah (manuk megara) dan ayam yang berbulu putih
Cibal-cibalen ini biasanya harus ada pada setiap dilakukannya upacara
ritual yang ada di Desa Doulu. Sesajian ini diberikan kepada kekuatan gaib yang hadir pada saat upacara dan sesajian tersebut diberikan dalam rangka penghormatan terhadap kekuatan gaib.
4.4.2 Jenis Cibal-cibalen Berupa Air
Sesajian minuman yang disesajikan adalah minuman air nira (pola) yang diwadahi dengan bambu. Air nira tersebut diperoleh ataupun dibeli dari orang- orag yang khusus untuk menjual air nira (pola). Sesajian minuman air ira ini biasanya dipersiapkan oleh Guru Sibaso yang akan memimpin upacara. Sedangkan jika yang melaksanakan upacara ercibal adalah keluarga inti maka yang mempersiapkan air nira adalah istri. Disamping itu ada juga air yang telah dimasak dan air mentah. Air yang sudah dimasak biasanya dibawa dari rumah pelaku ercibal dengan menggunakan jerigen ataupun botol Aqua besar. Sedangkan air mentah berasal dari mata air Lau Debuk-debuk. Selain air nira. Air mentah dan air masak ada juga kelapa muda yang telah dipotong diatasnya untuk disesajikan kepada kekuatan gaib atau nini. Untuk air nira biasanya yang akan disesajikan sebayak satu sampai 3 ruas bambu.
Untuk jenis sesajian berupa air nira, air masak dan kelapa muda tidak untuk diminum. Tetapi untuk air mentah ada yang diminum dan juga digunakan untuk membersihkan diri, keramas, ataupun untuk diminum. Air tersebut diwadahi dengan mangkok putih yang beralaskan kain putih ataupun daun pisang
4.4.3 Jenis Cibal-cibalen Berupa Peralatan
Jenis cibal-cibalen berupa peralatan yang dipakai pada saat upacara
ercibal kain putih, tikar putih (amak mbentar), kemenyaan, minyak wangi dan uis. Tikar putih (amak mbentar) yang di pakai pada saat upacara ercibal harus
berwarna putih dan juga harus terbuat dari ayaman bengkuang dan tidak bisa terbuat dari tikar plastik sedangkan kemenyaan akan dibakar di pedupan kecil.
Kemenyaan berfungsi sebagai penghatar bagi kekuatan gaib yang memasuki tubuh yang kesurupan atau dengan kata lain kemenyaan yang di bakar menjadi pedoman bagi kekuatan gaib yang datang memasuki tubuh yang kesurupan. Sedangkan minyak wangi dipakai oleh Guru Sibaso sebagai pemimpin upacara yang gunanya untuk memudahkan mencapai kesurupan yang sempurna karena kekuatan gaib yang datang memasuki tubuh yang kesurupan sangat suka dengan aroma minyak wangi. Sedangkan uis yang digunakan pada saat upacara adalah uis nipes, uis ragin teneng, uis mentar (dagangen mentar) dan uis mbiring.
4.4.4 Jenis Cibal-cibalen Berupa Belo
Disamping cibal-cibalen lainnya, perlengkapan yang dibutuhkan pada saat upacara ercibal adalah belo (sirih). Terdapat 5 (lima ) macam belo, yaitu : (a) Belo Cawir, (b) Belo Kinapur , (c) Belo Penjujuri, (d) Belo Cawir Siwah
Sepulusa dan (e) Belo Sempedi (sirih 1 ikat yang besar).
Belo Cawir
Belo cawir yaitu daun sirih yang tidak memiliki cacat, dalam arti daun
upacara ercibal yang dilaksanakan di Desa Doulu, belo merupakan salah satu persyaratan yang paling utama cibal-cibalen (sesajian) yang wajib ada. Ini dikarenakan belo merupakan sebagai lambang komunikasi kepada kekuatan gaib agar kekuatan gaib tersebut dapat mengabulkan permintaan si pemohon. Belo
Cawir ini biasanya dipersiapkan oleh orang yang ingin melaksanakan upacara.
Belo Kinapur
Belo kinapur yaitu belo atau daun sirih dan kelengkapannya seperti
tembakau (bako), pinang, gambir dan kapur yang disajikan sebagai cibal-cibalen.
Belo ini juga ada pada upacara yang dilaksnakan di Deleng Sibayak yaitu upacara Releng Tendi, Lau Debuk-debuk pada upacara Erpangir Ku Lau dan Mata Air Nini Penawar. Belo harus dipersiapakan sebelum pada hari dilakukannya upacara ercibal dan pada saat upacara, belo tersebut ditaruh di atas kain putih atau di atas
daun pisang.
Belo Penjujuri
Belo penjujuri merupakan daun sirih lengkap dengan batangnya serta kelengkapannya seperti gambir, pinang, kapur, yang dipersiapkan sebelum memulai percakapan suatu musyawarah. Biasanya belo ini juga ada pada upacara
Releng Tendi di Deleng Sibayak atau perumah begu. Untuk upacara Releng Tendi
di Deleng Sibayak, cibal-cibalen semuanya dipersiapkan oleh Guru Sibaso.
Belo Cawir Siwah Sepuluhsa
Belo cawir siwah sepuluhsa yaitu terdiri dari sembilan ikat dan sepuluh
dipergunakan pada saat upacara Releng Tendi di Deleng Sibayak dan upacara
Erpangir Ku Lau yang berada di Lau Debuk-debuk. Belo cawir siwah sepuluhsa
dipersiapkan oleh Guru Sibaso. Belo ini dipersiapkan dari rumah sebelum berangkat menuju tempat dilaksanakannya ercibal.
Belo Sempedi
Belo sempedi yaitu daun sirih satu ikat lengkap dengan batangnya. Belo ini dipergunakan setiap dilakukannya upacara ercibal, baik upacara Erpangir Ku
Lau, Releng Tendi dan Ndilo Wari Udan. Biasanya belo ini dipersiapkan oleh Guru Sibaso maupun orang-orang yang ingin melakukan ercibal terutama di Desa
Doulu.
Belo dianggap sebagai persyaratan utama yang diwajibkan harus ada pada
setiap melakukan ercibal . Memberikan sirih kepada kekuatan gaib bertujuan untuk memohon agar kekuatan gaib tersebut bermurah hati menolong dan mengabulkan permohonan dari pelaku ercibal. Sirih juga dianggap sebagai alat komunikasi kepada kekuatan gaib.