• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP ERCIBAL DAN KONSEP KERAMAT MENURUT PENDUDUK DESA DOULU

4.2 Konsep Keramat

Dalam kepercayaan masyarakat Karo hingga saat ini, terutama bagi masyarakat Desa Doulu, menganggap bahwa keramat sebagai sesuatu kekuatan gaib yang harus dihormati. Kekuatan gaib tersebut diyakini dapat menawan tendi (roh) manusia, dapat mengabulkan segala permintaan bagi yang menyembahnya dan bahkan bisa mendatangkan celaka bagi orang yang tidak menghormatinya seperti bertingkah atau berbicara sembarangan. Bagi para pelaku ercibal yang mengadakan ercibal di Desa Doulu, untuk menghormati keramat tersebut harus diberi sesajian (bere-beren). Keramat tersebut diyakini sebagai kekuatan gaib yang bersemayam di pohon-pohon besar, batu-batu besar, hutan rimba, mata air dan gunung. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pendapat informan dari lapangan penelitian. Salah satu informan tersebut yaitu Bapak Purba (52 Tahun) sebagai kepala Desa Doulu yang mengatakan bahwa :

“ keramat ena litna sada kekuatan si ngingani tading ibas sada-sada ingin. Kekuatan e labo iteh ija nari rehna, tapi itehi, perban lit kelebihenna asangkan si debanna. Misalna mejin man nehenen, ngeri, tah perbahan galangna, tah perban bentukna lain asangken si deban. Umpamana kekuatan e tading ibas kayu galang, lau belin, sumbul ras si debanna. Maka e isembah alu namaken cibal-cibalen perban pernah ibas ingan e ia birawan. Adi i Desa Doulu enda misalnya Lau Debuk-debuk ras lau belin ibas Nini Penawar.”

Artinya :

Keramat yaitu adanya kekuatan yang mendiami suatu tempat. Kekuatan itu tidak tahu dari mana asalnya. Tapi diketahui karena adanya kelebihannya daripada yang lainnya. Misalnya jelek untuk dilihat, karena besarnya ataupun karena bentuknya beda dengan yang lainnya. Misalnya kekuatan tersebut mendiami pohon-pohon besar, sungai-sungai besar dan mata air. Karena itu kekuatan tersebut disembah (dipuja)

dengan memberikan sesajian. Jika di Desa Doulu seperti Lau Debuk-debuk dan Mata Air Nini

Penawar.”

Dari kutipan tersebut, dapat dilihat bahwa Bapak Purba menyakini keramat sebagai suatu kekuatan gaib. Kekuatan gaib tersebut tidak tahu dari mana asalnya. Kekuatan gaib tersebut dipercaya yang mendiami pohon-pohon besar, sungai- sungai besar dan mata air yang memiliki keunikan tersendiri. Hal senada juga dikatakan oleh seorang pelaku ercibal yaitu Nd. Desi (56 Tahun) yang berprofesi sebagai guru sibaso yang mengatakan bahwa :

“ Keramat eme nini. Nini enda hampir seri ia ras

Dibata. Nini e lit nini galoh, nini tapin, nini kubur, nini keramat Kertah Ernala, lit ka ia nini geriten. Nini e ialah kalak si enggo mate, ia pe empunai sada keistimewaan ibas geluhna ibas paksa ia nggeluh, bagi guru sibaso entah pe ia si mate sada wari.. Lit nini si mehuli si mereken pasu-pasu, kejuah-juahen misalna banci ia mereken rejeki, kesehatan, . Lit ka nini si la mehuli si mereken cilaka, contohna pinakit.”

Artinya :

“Keramat yaitu nini (nenek). Nini itu hampir sama dengan Tuhan. Nini tersebut ada yang Nini Galoh,

Nini Tapin, Nini Kubur, Nini Keramat Kertah Ernala

ada juga Nini Geriten. Nini itu adalah seseorang yang telah meninggal dunia dan mempunyai sesuatau keistimewaan semasa ia hidup seperti Guru Sibaso atau seseorang yang mati dalam satu hari. Nini ada juga yang baik dan nini yang jahat. Nini yang baik dapat mengabulkan dan menolong apa yang diminta orang yang memohon tersebut seperti memberikan rejeki dan kesehatan. Sedangkan nini yang jahat dapat mencelakakan orang, contohnya adanya penyakit.”

Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa keramat merupakan nini (nenek) yang hamper sama dengan Tuhan. Nini yang dipuja adalah berupa manusia super. Dengan kata lain adalah seseorang yang telah meninggal dunia dan mempunyai

keistimewaan. Misalnya Nini Galoh yakni nini si mate sada wari yang sebelum meninggalnya sering melakukan penanaman pisang (galoh). Ada juga Nini Kertah

Ernala yang mengusai Deleng Sibayak dan Lau Debuk-debuk. Ada juga nini yang

baik dan nini yang jahat. Jika si pemohon memohon kepada nini yang baik maka maka permintaan si pemohon akan dikabulkan seperti diberi rejeki ataupun kesehatan, sedangkan nini yang jahat dapat mencelakakan orang lain seperti adanya penyakit dan birawan (tendi seseorang yang ditawan oleh keramat tersebut). Menurut pendapat informan lainnya yang berprofesi sebagai Guru

Sibaso juga merupakan pelaku ercibal yang berasal dari luar wilayah Desa Doulu

yaitu Nd. Hesron (48 Tahun) yang mengatakan :

‘ Keramat adalah suatu kekuatan gaib yang dimana kekuatan gaib tersebut berada di pohon besar, mata air dan juga batu yang dimana kekuatan gaib tersebut harus dihormati. Kekuatan itu ada yang bisa digunakan untuk kepentingan guru sibaso misalnya untuk mengobati penyakit dan ada juga kekuatan itu yang tidak bisa dikuasai, misalnya orang Karo bilang berawan. Jika kita mau kekuatan gaib tersebut baik maka harus diberi sesajian.”

Dari kutipan tersebut dapat dilihat bahwa keramat merupakan kekuatan gaib yang berada pada pohon-pohon besar, mata air dan juga batu besar dapat dijadikan sebagai pelindung bagi yang memeliharanya. Dan untuk menghormati kekuatan gaib tersebut harus diberi sesajian. Pendapat informan lainnya yaitu Bpk. Tarigan (52 Tahun) pelaku ercibal yang berasal dari luar wilayah Desa Doulu, yang mengatakan bahwa:

“Keramat ena ia kekuatan entah pe nini si ngingani

mata air, kayu galang, deleng bagepe ia berupa batu galang. Nini e banci ka ia bereken juah-juah misalna nini e mbereken rejeki, gelah usaha berhasil. Banci ka nini e mbereken cilaka adi lit kalak si la hormat man bana.”

Artinya:

“ Keramat itu berupa kekuatan gaib ataupun nini (nenek) yang mendiami mata air, kayu besar dan juga berupa batu besar. Nenek ini dapat memberikan rejeki dan supaya usaha berhasil. Ada juga nini yang bisa membuat celaka sama orang jika ada yang orang yang tidak menghormati nini itu.”

Dari kutipan di atas menurut Bapak Tarigan mengatakan bahwa keramat ialah sebuah kekuatan atau nini yang dapat memberikan rejeki maupun usaha seseorang dapat berhasil. Pendapat informan lainnya mengenai keramat yaitu Bpk. Bukit (47 Tahun) yang berasal dari Desa Doulu yang mengatakan bahwa :

“Keramat ena nini. Adi i Desa Doulu enda ia si

ngingani lau belin ibas Lau Debuk-debuk ntah pe Nini Penawar, lit ka ia si ngingani Deleng Sibayak ntah pe Deleng Pertektekken. Adi kalak si reh ku tempat ena, ia harus hormat man nini ena ras mbereken cibal-cibalen gelah nini e la merawa..”

Artinya:

“keramat itu adalah nini (nenek). Jika di Desa Doulu ini dia yang mendiami mata air Lau Debuk-debuk ataupun mata air Nini Penawar. Ada juga yang mendiami gunung sibayak ataupun gunung

pertektekken. Jika ada orang yang datang ke tempat

tersebut, dia harus hormat kepada nini dan memberikan sesajian supaya nini tersebut tidak marah.

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan gaib (nini) tersebut mendiami berupa mata air, kayu besar dan batu besar. Kekuatan gaib tersebut dapat mengabulkan permintaan si pemohon dan juga dapat memberikan malapetaka atau celaka bagi orang-orang yang tidak hormat kepada kekuatan gaib tersebut.

Dari seluruh konsep keramat yang di atas, maka peneliti melihat bahwa tempat keramat dikategorikan sebagai kekuatan gaib yang bersifat baik dan tidak baik yang mendiami pohon-pohon besar, batu besar, mata air, sungai maupun gunung. Kekuatan gaib tersebut bisa mengabulkan permintaan si pemohon dan bisa juga dapat memberikan celaka bagi yang tidak menghormatinya. Untuk menghormatinya maka dilakukan upacara ercibal agar kekuatan gaib tersebut tidak mencelakakan orang lain.

4.2.1 Perbedaan Tempat Keramat dan Tidak Keramat

Bagi penduduk Desa Doulu dalam hal membedakan keramat dengan tidak keramat ialah dibedakan atas adanya penduduk yang menganggap pohon-pohon kayu besar atau batu besar atau lokasi tanah tertentu (taneh mate) dan lain-lainnya yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. Jika tempat tersebut dirasakan adanya kekuatan gaib yang berada pada pohon-pohon besar, batu besar dan lainnya maka tempat tersebut dijadikan sebagai tempat keramat. Sedangkan tempat yang tidak keramat yaitu suatu tempat yang dianggap jarang adanya kekuatan gaib dan tidak ada perasaan aneh jika melewati tempat tersebut.

Menurut penuturan salah satu informan yaitu Nd. Gari (53 Tahun) mengatakan bahwa :

“Keramat itu banyak kekuatan gaibnya sedangkan tempat yang gak keramat gak banyak begu (kekuatan gaibya). Tempat keramatnya seperti Lau Debuk- debuk, Deleng Pertektekken sama Deleng Sibayak. biasanya yang tahu ada begunya itu guru, jika guru mengatakan gitu kami juga menganggapnya keramat. Biasanya tempat keramat itu sepi, kalau di tempat yang ramai begunya jarang ada”

Dari penuturan informan ini dapat disimpulkan bahwa yang membedakan tempat keramat dan tempat yang tidak keramat ialah jika tempat tersebut dirasakan adanya kekuatan gaib.

4.2.2 Alasan Pelaku Ercibal Melakukan Ercibal Di Tempat Keramat

Bagi para pelaku ercibal, alasan mereka melakukan ercibal di tempat- tempat yang dianggap keramat yaitu : meminta rejeki, meminta kesehatan, menyembuhkan penyakit, agar cita-cita tercapai, tidak mendapatkan mimpi buruk, mendapatkan jodoh, menghindari malapetaka terhadap keluarga dan kampung, tidak terjadi lagi bencana alam, membersihkan diri, bernasib baik, menjemput

tendi (roh), diberikan anak, hasil panen bagus dan menjemput nini. Pada

umumnya alasan para pelaku ercibal melakukan ercibal karena para pelaku takut kepada suatu kekuatan gaib yang berada di pohon-pohon besar, batu-batu besar , sungai dan lain-lain. Alasan lainnya melakukan ercibal di tempat yang dianggap keramat yaitu adanya suatu keramat yang mempengaruhi terhadap perasaan atau kejiwaan seseorang yang ingin melewati suatu tempat yang dianggap keramat. Menurut pelaku ercibal di lapangan penelitian mengatakan bahwa jika mereka melakukan ecibal di tempat keramat tersebut, mereka akan merasakan tenang dan segala permohonan mereka akan dikabulkan oleh kekuatan gaib yang ada di tempat keramat tersebut.

Jika dilihat dari enam tempat keramat yang berada di Desa Doulu, maka alasan-alasan para pelaku ercibal tersebut jika dilihat untuk kepentingan pribadi berupa meminta rejeki, mendapatkan jodoh, diberikan anak, menjemput tendi atau

Nini Penawar, Deleng Singkut, Deleng Pertektekken, Buah Huta-huta atau Nini Galuh Kuta dan Deleng Sibayak. Untuk kepentingan keluarga biasanya berupa

menghindari malapetaka terhadap keluarga dan upacara yang dilaksanakan di lokasi Lau Debuk-debuk, Mata Air Nini Penawar dan Deleng Singkut. Sedangkan untuk kepentingan kelompok ialah menghasilkan hasil panen yang lebih bagus dan banyak. Upacara untuk kepentingan kelompok ini biasanya dilakukan di Buah

Huta-huta atau Nini Galuh Kuta. Dan untuk kepentingan desa yaitu untuk

menghindari malapetaka terhadap desa, upacara yang dilaksanakan dilakukan di

Buah Huta-huta atau Nini Galuh Kuta.

Dokumen terkait