• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.1.4. Jenis dan Macam Lembaga Perbankan

1. Di lihat dari segi kepemilikannya a. Bank Pemerintah

Dimana baik akte pendiian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Berbentuk :

● Bank Bumi Daya (BBD), sesuai Undang-Undang No. 19/1968.

● Bank Rakyat Indonesia (BRI), sesuai dengan Undang-Undang No. 21/1968.

● Bank Exsport-Import Indonesia (Bank Exim), sesuai Undang-Undang No. 22/1968.

● Bank Dagang Negara (BDN), sesuai Undang-Undang No. 19/1968.

● Bank Tabungan Negara (BTN), sesuai Undang-Undang No. 20/1968.

● Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), sesuai Undang-Undang No.21/PRP/1960.

Namun saat ini telah terjadi merger atau penggabungan 4 (empat) bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya (BBD), Bank Export-Import(Bank Exim), Bank Pembangunan Daerah (Bapindo), dan Bank Dagang Negara (BDN) menjadi sebuah

bank baru. Adapun Bank Rakyat Indonesia berdiri sendiri, sedang Bank Tabungan Negara mejadi anak perusahaan Bank Tabungan Negara menjadi anak perusahaan Bank Negara Indonesia (BNI’46). (Triyanto, 1998 : 21)

Dengan demikian satu-satunya Bank yang tidak ikut digabungkan adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Fungsi bank yang selama ini dikenal sebagai penyalur utama kredit untuk rakyat pedesaan tetap dipertahankan. (Krsadi dan Nadeak, 1998 : 23)

b. Bank Milik Pemerintah Daerah, sesuai Undang-Undang No. 13/1962 di Tingkat I.

c. Bank Swasta

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Sesuai SK. MENKEU No. Kep/603/M/IV/12/68 tanggal 18 Desember 1968, berbentuk : • Bank Umum Swasta

• Bank Tabungan Swasta • Bank Pembangunan Swasta

• Serta Perhimpunan Bank-Bank Nasional dan swasta yang sebagian menjadi bank Devisa, yaitu bank yang sudah dipercaya atau mampu menjual dan membeli valuta asing atau

uang dari Negara lain atau mengenai Export-Import dengan L/C.

d. Bank milik Koperasi

Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Sesuai dengan keputusa Menteri Keuangan No. Kep 800/MK/IV/II/69. tanggal 22 November 1969, surat keputusan bersama Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Transmigrasi dan Koperasi No. 19a/GB I per 350/Kpts/Mentranskop/192/16 Agustus 1972, yaitu Bukopin 1987.

e. Bank Milik Swasta Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta atau pemerintah asing. Sesuai dengan SK. MENKEU No. 034/MK/Iv/2/68 Tanggal 20 Februari 1968, yaitu terdiri dari :

• Bank Umum Asing

• Bank Pembangunan Asing • Bank Tabungan Asing Misalnya :

USA : Bank Of America; City Bank; America Express EROPAH : European Asian Bank.

CHINA : The Hongkong and Shanghai Banking Corporation.

Panglaykim dalam bukunya perkembangan Industri Perbankan dan lembaga keuangan bukan bank di Indonesia menyatakan, jika ditinjau dari segi kepemilikannya bank terbagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:

1. Bank-bank pemerintah yang sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah, yaitu:

• Bank Sentral • Bank-bank Umum

• Bank Pembangunan Negara • Bank Tabungan Negara

2. Bank-Bank Swasta yang sepenuhnya dimiliki oleh swasta termasuk:

• Bank-bank Umum • Bank-bank tabungan

• Bank-bank yang bersifat lokal seperti : bank-bank pasar dan bank-bank desa.

3. Bank-bank Milik Pemerintah daerah dan Swasta, yaitu : • Bank-bank Pembangunan daerah.

4. Lembaga keuangan bukan bank (LKBB) yang seluruh sahamnya dipegang oleh orang Indonesia atau yang didirikan berdasarkan kerjasama (Joiny Venture) antara bank-bank pemerintah dan atau bank-bank dan perusahaan-perusahaan swasta Nasional. Di satu pihak

bank-bank dan atau lembaga keuangan luar negeri bukan Bank di pihak lain.

Dan untuk Undang-Undang No. 7 tahun 1992, jenis Bank dapat dibedakan menjadi :

1. Bank Umum

Adalah bank yang memmberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan masyarakat. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasionalnya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Bank umum sering disebut Bank Komersil (Commercial Bank).

2. Bank Perkreditan Rakyat

Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR hanya meliputi kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saja, bahkan dalam menghimpun dana BPR dilarang untuk menerima simpanan giro. Begitupula dalam hal jangkauan wilayah operasi, BPR hanya dibatasi dalam wilayah-wilayah

tertentu saja. Selanjutnya pendirian BPR dengan modal awal Bank umum. Larangan lainnya bagi BPR adalah tidak diperkenankan ikut kliring serta transaksi valuta asing.

2. Dilihat dari segi statusnya

a. Bank Devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.

b. Bank Non Devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. (Khasmir,2002:32)

2.2.2. Pengertian Kredit

Kata kredit berasal dari bahasa Yunani “credere” yang berarti kepercayaan atau berasal dari bahasa latin “Creditium” yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Pengertian tersebut kemudian dibekukan oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Pokok Perbankan No.14 tahun 1967 bab 1,2 yang merumuskan pengertian

kredit sebagai berikut : kredit adalah penyediaan uang atau yang disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antarabank dengan lain pihak, peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan.

Selanjutnya pengertian kredit disempurnakan jagi dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998, yang mendefinisikan pengertian kredit adalah sebagai berikut : kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemeberian bunga. (Kasmir, 2003:102)

Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang karena penyerahan barang-barang sekarang. (Suyatno dkk, 1999:13)

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dangan itu, berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain prestasi (misalnya uang atau barang) itu akan

dikembalikan setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau pemberian bunga.

2.2.2.1.Fungsi Kredit

Dalam kehidupan perekonomian yang moern, bank memegang peranan sangat penting. Oleh karena itu, organisasi-organisasi bank selalu diikut sertaan dalam menentukan kebijaksanaan di bidang moneter, pengawasan devisa, dan lain-lain. Hal ini antara lain disebabkan usaha pokok bank adalah memberikan kredit, dan kredit yang diberikan oleh bank merupakan pengaruh yang sangat luas dalam segala bidang kehidupan, khususnya di bidang ekonomi.

Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain sebagai berikut : (Harijanto, 1996 : 3)

a. Meningkatkan daya guna dari modal / uang

Yaitu para pemilik uang atau modal dapat secara langsung meminjamkan uangnya kepada para pengusaha yang memerlukan untuk meningkatkan produksi atau untuk meningkatkan usahanya selain itu juga dapat menyimpan uangnya pada lembaga-lembaga keuangan.

b. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari suatu barang

Yaitu dengan mendapatkan kredit para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat.

c. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Yaitu kredit yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan pembayaran baru seperti cek, giro bilyet, dan wesel maka akan dapat meningkatkan peredaran uang giral.

d. Kredit dapat menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat

Yaitu setiap orang dapat selalu ingin meningkatkan usaha tersebut, namun adakalanya dibatasi oleh kemampuan di bidang permodalan oleh karena itu bantuan kredit yang diberikan oleh pihak bank akan dapat mengatasi kekurangan kemampuan para pengusaha di bidang permodalan, sehingga para pengusaha dapat meningkatkan usahanya.

e. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi

Yaitu dalam keadaan kurang sehat, kebijakan diarahkan kepada usaha-usaha lain : mengendalikan inflasi, peningkatan ekspor, dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat.

f. Kredit sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat

Yaitu dengan meningkatkan usaha dan pendirian proyek baru akan membutuhkan tenaga kerja, dengan demikian akan memperoleh pendapatan. Apabila perluasan usaha serta pendirian proyek-proyek baru telah selesai,maka untuk pemerataan pendapatan akan meningkat pula.

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan kerja sama di berbagai bidang antara si penerima kredit dan si pemberi kredit.

(Kasmir, 2002:97)

2.2.2.2.Macam-Macam Kredit

Beragam jenis usaha menyebabkan baragam pula kebutuhan akan dana. Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan oleh nasabah.

Didalam prakteknya kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain :

1. Dilihat dari segi pembiayaan a. Kredit Untuk Modal Kerja

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dan operasionalnya, sebagai contoh kredi modalkerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan

Kredit Kredit investasi investasi merupakan merupakan kredit jangka panjang yang kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek / pabrik baru atau untuk keperluan rentabilitas. Kredit investasi misalnya digunakan untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. Masa pemakainnya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan dibutuhkan modal yang relatif besar pula. (Kasmir, 2003 : 109)

c. Personal Loan

Ada juga bentuk kredit yang diberikan kepada perorangan bukan dalam rangka untuk mendapatkan laba tetapi untuk pemenuhan kebutuhan konsumtif, yaitu yang disebut sebagai

personal loan diatas. Kredit ini diberikan biasanya untuk pembelian alat-alat rumah tangga seperti televisi, lemari es, kursi tamu, tempat tidur, alat-alat dapur, sampai dengan mobil bahkan untuk pembelian rumah.

d. Non Cash Loan

Ada sejenis kartu kredit yang belum efektif dapat ditarik secara tunai ataupun secara pemindah bukuan, tetapi di dalamnya telah terkandung adanya suatu kesanggupan untuk melakukan pembayaran dikemudian hari. Pembayaran baru akan dilakukan oleh bank apabila transaksi yang akan dilakukan, direalisir atau yang akan diperjanjikan menjadi efektif. (Muljono, 1989 : 28). 2. Dilihat dari segi jangka waktu

a) Kredit Jangka Pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

b) Kredit Jangka Menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1-3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi.

c) Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya adalah diatas 3-5 tahun

3. Dilihat dari segi jaminan a) Kredit Dengan Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud ataupun barang yang tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan atau kredit tertentu jaminannya harus melebihi jumlah kredit yang diajukan oleh si calon debitur

Merupakan kredit yang diberikan tanpa adanya jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain. 4. Dilihat Dari Sektor Usaha

a) Kredit Pertanian

Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

b) Kredit Peternakan

Merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

c) Kredit Industri

Merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil, industri menengah, maupun industri besar.

d) Kredit Pendidikan

Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk mahasiswa.

e) Kredit Profesi

Merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan para professional seperti dosen, dokter, atau pengacara.

Merupakan kredit yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak ataupu timah.

g) Kredit Perumahan

Yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang.

5. Dilihat dari segi tujuan kredit a) Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang dan kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian, kredit pertambangan akan menghasilkan bahan tambang atau kredit industri akan menghasilkan barang industri.

b) Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, krdit perabotan rumah tangga, dan kredit konsumtif lainnya.

c) Kredit Perdagangan

Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktifitas perdagangan seperti untuk membelli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor impor. (Kasmir, 2003 : 109-112)

6. Dilihat dari besar kecilnya kredit a) Kredit Usaha Kecil

Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah kredit atau pembiayaan dari bank untuk investasi atau modal kerja yang diberikan dalam Rupiah atau Valuta Asing kepada nasabah usaha kecil dengan plafond kredit keseluruhan maksimum Rp.500.000.000.00 untuk membiayai usaha yang produktif.

b) Kredit Menengah

Kriteria kredit menengah adalah kegiatan usaha dengan omset penjualan diatas Rp 1.000.000.000 sampai dengan Rp. 100.000.000.000 (Warta ekonomi No.49 tanggal 3 Mei 1993 dan Rizal Ramli : 1993). Dengan kriteria tersebut, maka kredit

usaha menengah adalah kredit yang besarnya diatas Rp. 500.000.000 sampai dengan Rp.50.000.000.000.

c) Kredit Besar

Kriteria usaha besar adalah kegiatan usaha dengan omset penjualan diatas Rp.100.000.000.000. dengan kriteria tersebut, maka kredit besar adalah kredit yang besarnya lebih dari Rp.50.000.000.000. (Suhardjono, 2003 : 28-29).

2.2.2.3. Penilaian Kredit

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan.

Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan beberapa cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melaluigq-mP 9`UvX$

"çï‚QuŒ 1êÔzÄÔ[ ÚLÊ¡² xN‡

¹½.,6³ßÝ-Mý K)6ÚrNUW * êœ Yˆ‰ qÆÐ÷ïOI¨éwÞêÀ´Å1ßÜu6˜ þS{ÇiÖ-Ye<²fü\[Ñë 8 lé+{vyâ 5/”|Š¬p’D îYQ_Æñ1áX Ó ¬ VÁ2

rßè B 3îx—QÑ9JƒX/ Ùð,uT¹– ¢S9Ktø=®™‹ ŸÑ·µ¤-://‹>p^7»î«¦ #Œ”çÐmÞõ‚N7vövÃ~ÌŒ

)шZ+-4e) |Y ,`ñà d®²ª ú[# BÝiÉ{›ÌJ £8B.õào_*/â“ã -Ø»úe§è§R; ‚2?Ÿ=ifÖ ®ÑàœÃ ¯-.·lrqºØ-$Pì 3U # ÿœµìƧ sý“•úDaæ°š@cYëÃ

H \õƒ%L wn‘ (c%ã*ÂW;ô/¡t…^<7 ¼eú&@ ìCÔ3Ä2b QÚµ± @¯*MÃû¿Ì¹ˆ&#ÄÿzŒ¿menjalankan kegiatan usahanya. b. Capacity

Adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit.

c. Capital

Jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Semakin kaya seseorang, ia semakin dipercaya untuk memperoleh kredit sebab seorang debitur yang telah menanankan dananya dalam proporsi yang besar dibandingkan dengan kredit yang diperolehnya dari bank tertentu akan melakukan usahanya dengan penuh dan biasanya berhasil. Kemampuan modal sendiri akan merupakan benteng yang kuat agar tidak mudah terkena goncangan dari luar dan justru terjadi sebaliknya bagi calon debitur yang tidak memilliki modal sendiri yang besar.

Barang-barang jaminan yang diserahkan oleh pemimpin atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya, sebagai pengaman apabila usaha yamg dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang normal.

e. Condition of Economy

Situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk kurun waktu tertentu yang kemungkinan akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit. (Mulyono, 1993 : 11)

f. Constraints

Yaitu tambahan C dari 5C harus dijadikan pertimbangan dalam penilaian dalam pemberian kredit dalam hal ini adalah prinsip constraints atau adanya hambatan atas pemanfaatan kredit tersebut ada dilokasi yang tidak disukai masyarakat yang ada disekitar lingkungan proyek yang dibiayai oleh kredit tersebut. (Harijanto,2002:86)

2.2.2.4. Unsur-Unsur Kredit

Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit berdasarkan atas kepercayaa sehingga demikian pemberian kredit merupakan pemberia kepercayaan. Ini berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan

memberikan, kalau betul-betul yakin bahwa si penerima kredit akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Dengan demikian dapat disimpulkkkan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam kredit adalah :

1. Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar- benar diterima kembali dimasa tertentu dan dimasa yang akan datang. 2. Kesepakatan, yaitu suatu kesepakatan antara si pemberi kredit

dengan si penerima kredit.

3. Jangka waktu, yaitu kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

4. Resiko, yaitu suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya / macet pemberian kredit.

5. Balas jasa, yaitu merupakan keuntungan antara pembeli suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga.

(Kasmir, 2003 : 103)

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain: 1. Mencari Keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi (dibubarkan).

2. Membantu usaha nasabah

Tujuan lainnya untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

3. Membantu Pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah :

a. Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.

b. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru, sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.

c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di masyarakat.

d. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi didalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa negara.

e. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dan kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor. ( Kasmir,2002:95)

2.2.2.6. Manfaat Perkreditan

Manfaat yang dapat diambil dalam melakukan perkreditan ditinjau dari kepentingan masyarakat luas, yaitu antara lain:

1. Dengan adanya kelancaran dari proses perkeriditan diharapkan akan diperoleh adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan membuka lapangan kerja baru, sehingga akan menimbulkan kenaikan pendapatan dan pemerataan pendapatan di masyarakat.

2. Untuk beberapa golongan profesional seperti konsultan, akuntan publik, notaris, dan lain-lain akan banyak menikmati manfaat dalam proses pemberian kredit oleh bank kepada nasabahnya.

3. Para pemilik dana yang disimpan di bank berharap yang dimilikinya dapat diterima kembali secara utuh beserta bunganya. 4. Dari Masyarakat pengusaha akan sangat berkepentingan untuk

memperoleh faktor-faktor produksi dengan cara yang mudah, cepat, dan dengan biaya yang relatif murah.

5. Bagi para pengelola pasar modal, maka kebijaksanaan perkreditan terutama kebijaksanaan tentang suku bunga kredit akan sangat bermanfaat dalam penyusunan perencanaan kegiatannya karena merupakan produk substitusi satu sama lainnya.

6. Dengan semakin banyaknya proyek dan perusahaan yang dibuka karena memperoleh fasilitas kredit sudah tentu akan menyerap banyak tenaga kerja baru.

Dokumen terkait