• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis dan Sifat Vaksin 1 Penggolongan vaksin

Dalam dokumen LAPORAN PENDAHULUAN POLIOMYELITIS ( 1 ) (Halaman 62-68)

LANDASAN TEORI IMUNISAS

F. Jenis dan Sifat Vaksin 1 Penggolongan vaksin

Vaksin dapat digolongkan menurut sensitivitas terhadap suhu. Ada 2 golongan, yaitu :

a. Vaksin yang sensitif terhadap beku (freeze sensitive : FS) yaitu : vaksin DPT, DT, TT, Hepatitis B dan DPT – HB

b. Vaksin yang sensitif terhadap panas (Heat Sensitive: HS) yaitu : Vaksin campak, polio dan BCG

2. Jenis-jenis vaksin

Vaksin-vaksin yang saat ini dipakai dalam program imunisasi rutin di Indonesia adalah : a. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine)

- Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis - Cara pemberian dan dosis :

1. Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml)

2. Dosis pemberian : 0,05 ml, sebanyak 1 kali

3. Disuntikkan secara intracutan di daerah lengan kanan atas (Insertio Muslulus Deltoideus) dengan menggunakan ADS 0,05 ml

4. Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam

- Kontra Indikasi

1. Adanya penyakit kulit yang berat / menahun, seperti : eksim, furunkulosis dan sebagainya. 2. Mereka yang sedang menderita TBC

- Efek samping

Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. Setelah 1-2 minggu akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang berubah menjadi postula, kemudian pecah menjadi luka, luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut, kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.

b. Vaksin DPT

- Diskripsi Vaksin jerap DPT (dipteri, pertusis, tetanus) adalah vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan tetenus yang dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah dinaktivasi. - Indikasi Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadapdifteri, pertusis dan tetanus

- Cara pemberian dan dosis

1. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen 2. Disuntikan secara intramuskuler dengan pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis

3. Dosis pertama diberikan pada umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan dengan interval paling cepat 4 minggu (1 bulan)

- Kontra indikasi

Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau gejala serius keabnormalan pada saraf merupakan kontra indikasi pertusis. Anak yang mengalami gejala-

gejala parah pada dosis pertama, komponen pertusis harus dihindarkan pada dosis kedua dan meneruskan imunisasinya dapat diberikan DT

- Efek samping

Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti : lemas, demam, kemerahan pada tempat penyuntikan, kadang-kadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi, iritabilitas dan merancau yang biasanya terjadi 24 jam setelah imunisasi.

c. Vaksin TT

- Diskripsi

Vaksin jerap TT (Tetanus Toxoid) adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml. Vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU. Dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi. (Vademeeum Bio Karma, Januari 2002)

- Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus - Cara pemberian dan dosis

1. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen 2. Untuk mencegah tetanus / tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikan

secara intra muskuler atau subkutan dalam dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis keempat dan kelima diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ketiga dan keempat. Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada periode trimester pertama.

- Kontra indikas : Gejala-gejala beratkarena dosis pertama TT

- Efek samping Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan, gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara dan kadang-kadang gejala demam.

d. Vaksin DT

- Diskipsi :Vaksin jerap DT (Difteri dan Tetanus) adalah vaksin yang mengandung loxoid difteri dan tetanus yang telah dimurnikan. (Vademacum Bio farma, Januari 20020)

- Indikasi : Untuk pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus - Cara pemberian dan dosis

Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen, Disuntikkan secara IM atau SC dalam dengan dosis 0,5 ml. Dianjurkan untuk anak di bawah 8 tahun atau lebih dianjurkan imunisasi dengan vaksin TD

- Kontra indikasi : Gejala-gejala berat karena dosis pertama DT

- Efek samping : Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam

e. Vaksin polio

- Diskripsi : Vaksin oral polio hidup adalah vaksin polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1, 2 dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal keras dan distabilkan dengan sukrosa.

- Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomielitis - Cara pemberian dan dosis

1. Diberikan secara oral (melalui mulut) 1 dosis adalah 2 tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu

2. Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru

- Kontra indikasi : Pada individu yang menderita “immune deficiency” tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan misalnya sedang menderita diare, maka ulangan dapat diberikan setelah sembuha. - Efek samping : Pada umumnya tidak terdapat efek samping, efek samping berupa poralisis

yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17 : 1.000.000 ; Bull WHO 66 : 1988)

f. Vaksin campak

- Diskrips : Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan, setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit virus strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin (vademeceum biofarma, Januari 2002)

- Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak - Cara pemberian dan dosis :

1. Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut

2. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan dan ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah catch-up campaign campak pada anak sekolah dasar kelas 5-6.

- Kontra indikasi : Individu yang mengidap penyakit immune deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia, limfoma

- Efek samping

Hingga 15% px dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi.

g. Vaksin hepatitis B

- Diskripsi : Adalah vaksin virus recombinan yang telah diinaktifasikan dan bersifat non- infeclous, berasal dari HBs Ag yang dihasilkan dalam sel ragi (hansenula Polymerpha) menggunakan teknologi DNA recombinan (Vademecum bio farma, Jan 2002)

- Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B

- Cara pemberian dan dosis

1. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen 2. Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID, pemberian suntikan secara

IM sebaiknya pada anterolateral paha 3. Pemberian sebanyak 3 dosis

4. Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1 bulan)

- Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap komponen vaksin sama halnya seperti vaksin- vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan kepada pasien penderita infeksi berat yang disertai kejang.

- Efek samping : Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.

Jadwal Pemberian Imunisasi

Vaksin Pemberianimunisasi Selang waktuPemb. Umur Keterangan BCG DDT Polio Campak Hep. B 1 x 3 x (DDT 1,2,3) 4 x (Pol 1,2,3,4) 1 x 3 x (hep. 1,2,3) - 4 minggu 4 minggu - 4 minggu 0 – 11 bln 2 – 11 bln 0 – 11 bln 9 – 11 bln

lahir di rumah sakit/puskesmas HB, BCG dan polio dapat segera diberikan

(Modul latihan petugas imunisasi, edisi 7, 2000. Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Def Kes dan Kesehatan Sosial R.I Jakarta : 13)

Alternatif I Umur Antigen 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan HB I, BCG, Polio 1 HB 2, DPT, polio 2 HB 3, DPT 2, polio 3 DPT 3, polio 4 Campak Alternatif II Umur Antigen 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan BCG, Polio I, DPT I HB I, Polio 2, DPT 2 HB 2, Polio 3, DPT 3 HB 3, Polio 4, Campak

BAB III

Dalam dokumen LAPORAN PENDAHULUAN POLIOMYELITIS ( 1 ) (Halaman 62-68)

Dokumen terkait