• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Data, Sumber Data & Teknik Pengumpulan Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU DAN

3.2. Jenis Data, Sumber Data & Teknik Pengumpulan Data

c. Perusahaan yang memiliki data yang lengkap.

3.2 Jenis Data, Sumber Data & Teknik Pengumpulan Data 3.2.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo 2002: 147). Jenis data pada penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2012-2013.

3.2.2 Sumber Data

Sumber data merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam menentukan metode pengumpulan data (Indriantoro dan Supomo, 2002: 146). Penelitian ini menggunakan sumber data berupa data dokumenter. Data dokumenter adalah data penelitian yang antaralain berupa: faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk laporan program (Indriantoro dan Supomo, 2002:146). Sumber data penelitian ini diperoleh dari situs resmi Indonesia Stock Exchange (IDX) www.idx.co.id.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi yaitu pengumpulan data

34 yang dilakukan dengan kategori dan klasifikasi data tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian ini. Data dokumentasi tersebut berupa Laporan keuangan periode tahun 2012-2013.

3.3 Definisi Konsep, Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.3.1 Definisi Konsep

Variabel dependen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan Supomo, 2002: 63). Variabel yang dijadikan variabel dependen adalah pergantian KAP.

Pergantian KAP

Pergantian KAP adalah pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan baik secara voluntary maupun secara mandatory (Aprillia, 2013). Auditor Switching merupakan pergantian auditor atau kantor akuntan publik yang dilakukan dilakukan oleh perusahaan.

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Veriabel independen dalam penelitian ini adalah :

a. Financial distress (X1)

Financial distress merupakan kondisi perusahaan yang sedang dalam keadaan kesulitan keuangan (Rasyid, 2012 dalam Saputri & Achyani, 2014: 5). Financial distress bermula ketika suatu perusahaan tidak mampu memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas menunjukkan bahwa dalam waktu dekat pembayaran itu tidak akan dapat dipenuhi (Brigham dan Daves, 2004).

35

b. Pergantian Manajemen (X2)

Pergantian manajemen adalah pergantian direksi perusahaan yang terutama disebabkan oleh keputusan rapat umum pemegang saham dan direksi berhenti karena kemauan sendiri (Suparlan dan Andayani, 2010: 3)

c. Profitabilitas (X3)

Profitabilitas (Profitability) adalah kemampuan suatu perusahaaan dalam memperoleh laba (Munawir, 2002: 152). Return on equity merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba atas sejumlah investasi yang dilakukan oleh investor (Sartono, 2010: 124)

d. Ukuran Perusahaan (X4)

Ukuran perusahaan adalah salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Semakin besar total aset sebuah perusahaan mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar dan sebaliknya (Wijayani dan Januarti, 2011: 13).

.

3.3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel a. Pergantian KAP (Y)

Pergantian KAP adalah bergantinya KAP yang satu menjadi KAP yang lainnya dalam melakukan tugas audit suatu perusahaan pada tahun berikutnya. Pengukuran variabel pergantian KAP ini dengan variabel dummy, nilai 1 bagi perusahaan yang mengganti KAP pada periode tahun

36 2012-2013 dan nilai 0 bagi perusahaan yang dijadikan sampel tidak mengganti KAP pada periode tahun 2012-2013.

b. Financial Distress (X1)

Financial Distress adalah tingkat kesulitan keuangan suatu perusahaan. pengukuran yang digunakan untuk mengetahui kesulitan keuangan perusahaan pada penelitian ini adalah Altman Z Score. Dengan nilai Z>2,99 merupakan zona aman. Dengan nilai 1,80<Z<2,99 merupakan zona abu abu. Dengan nilai Z<1,80 merupakan zona distress artinya perusahaan sedang kesulitan uang dan terancam bangkrut.

Tingkat kesulitan keuangan perusahaan atas laporan keuangan periode sebelumnya akan dibandingkan dengan pergantian KAP pada periode berikutnya.

Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 0,999X5 Keterangan:

X1 : (aset lancer - hutang lancar)/total asset X2 : retained earnings/total asset

X3 : earnings before income tax/total asset X4 : total liabilities/total equity

X5 : sales/total asset

c. Pergantian Manajemen (X2)

Pergantian manajemen merupakan pergantian direksi utama perusahaan, terutama disebabkan oleh keputusan rapat umum pemegang saham dan direksi berhenti karena kemauan sendiri. pergantian manajemen

37 diukur menggunakan variabel dummy dengan nilai 1 jika perusahaan melakukan pergantian direksi utama dan nilai 0 jika perusahaan tidak melakukan pergantian direksi utama. Pergantian manajemen digunakan pada periode yang sama dengan periode bergantinya KAP. Ada atau tidak adanya pergantian manajemen akan dibandingkan dengan pergantian KAP pada periode tersebut.

d. Profitabilitas (X3)

Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Pengukuran profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan ROE, karena ROE merupakan pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang mendasar (Hermawan & Fitriany, 2013).

ROE = x 100%

e. Ukuran Perusahaan (X4)

Ukuran Perusahaan dalam penelitian ini dihitung dengan logaritma natural dari total asset (Nasser et al, 2006 dalam Saputri & Achyani, 2014).

3.4 Metode Analisis Data

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai prosedur analisis yang akan dilakukan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan melakukan pergantian KAP. Selain itu, akan dijelaskan juga mengenai alat uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini. Penyelesaian penelitian ini

38 menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression). Alasan penggunaan alat analisis regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel dependen bersifat dikotomi (melakukan pergantian auditor dan tidak melakukan pergantian auditor). Asumsi normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Dalam hal ini dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik (logistic regression) dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011: 8).

3.4.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011: 19). Statistik deskripf menyajikan ukuran-ukuran numerik yang diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16.

39

3.4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu financial distress, pergantian manajemen, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Pengujian hipotesis menggunakan regresi logistik. Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation (MLE).

Ho = b1 = b2 = b3 = ...= bi = 0 Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ ... ≠ bi ≠ 0

Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah:

a. Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif didukung. b. Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif tidak didukung

Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik (logistic regression) dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011: 8):

a. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi

40 likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2011: 340).

b. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011 : 341).

41 c. Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit) (Ghozali, 2011 : 341). Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

3.4.3 Model Regresi Logistik yang Terbentuk

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Regresi Logistik (Logistic Regresion), yaitu dengan melihat pengaruh financial distress, pergantian manajemen, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap pergantian KAP pada industri manufaktur. Adapun bentuk model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

( )

42 Keterangan :

( )

( ) : Pergantian KAP, menggunakan variabel dummy, 1 bagi perusahaan yang berganti KAP dan 0 bagi perusahaan yang tidak berganti KAP

: Konstanta

1- 4 : Koefisien Regresi

: Financial distress, menggunakan pengukuran Altman Z Score PM : Pergantian manajemen menggunakan variabel dummy, 1 bagi

perusahaan yang melakukan pergantian dewan direksi dan 0 bagi perusahaan yang tidak melakukan pergantian dewan direksi

PROF : Profitabilitas menggunakan ROE

43

Dokumen terkait