• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU DAN

2.3. Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Financial Distress terhadap Pergantian KAP

Financial distress merupakan kondisi perusahaan yang sedang dalam keadaan kesulitan keuangan (Rasyid, 2012 dalam Saputri & Achyani, 2014: 5). Financial distress bermula ketika suatu perusahaan tidak mampu memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas menunjukkan bahwa dalam waktu dekat pembayaran itu tidak akan dapat dipenuhi (Brigham dan Daves, 2004). Ancaman terjadinya financial distress juga merupakan biaya karena manajemen cenderung menghabiskan waktu untuk menghindari kebangkrutan daripada membuat keputusan perusahaan dengan baik.

Kesulitan keuangan yang dialami oleh perusahaan dapat mempengaruhi perusahaan tersebut untuk mengganti auditor dengan alasan keuangan. Nasser, et al. (2006) menyatakan bahwa perusahaan yang bangkrut lebih sering berpindah auditor daripada perusahaan yang tidak bangkrut. Auditee yang bangkrut (memiliki rasio yang rendah) dan memiliki pengalaman akan posisi keuangan yang tidak sehat lebih memungkinkan akan melibatkan auditor yang memiliki independensi tinggi untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham dan kreditor sama halnya dengan mengurangi risiko permasalahan hukum (Nasser, et al. 2006).

Dengan demikian, auditor pada klien dengan kesulitan keuangan memiliki tenure yang lebih pendek dibandingkan dengan auditor yang berada pada klien yang lebih sehat keuangannya dimana pada gilirannya cenderung akan diganti.

27 Penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2010), Hermawan & Fitriany (2013) dan Agusrianda (2014) menemukan bukti empiris bahwa financial distress berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis:

H1: Financial distress berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP.

2.3.2 Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Pergantian KAP

Konsep dari teori agensi adalah hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu jasa dan, dalam melakukan hak itu, mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut (Dearden dan Govindarajan, 2005: 269).

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa kontrak antara principle (pemegang saham) dan agent (manajemen) merupakan kesepakatan dimana pemilik atau pemegang saham perusahaan menunjuk manajemen untuk mengelola perusahaan. Dalam manajemen, manajer sebagai orang yang tepat dalam menjalankan perusahaan, umumnya, memiliki informasi yang lebih mengenai posisi laporan keuangan yang “benar” dan hasil operasi perusahaan daripada pemegang saham. Pelaporan informasi keuangan pada pemilik (pemegang saham) umumnya mengikuti prinsip-prinsip akuntansi. Oleh sebab itu, untuk menghindari manipulasi akan pelaporan keuangan oleh manajer, kebutuhan akan auditor meningkat (Ismail et al, 2008: 124).

Pergantian manajemen merupakan pergantian direksi perusahaan yang terutama disebabkan oleh keputusan rapat umum pemegang saham dan direksi

28 berhenti karena kemauan sendiri. Pergantian KAP dapat disebabkan oleh pergantian manajemen yang baru. Pergantian manajemen dalam perusahaan sering kali diikuti dengan perubahan kebijakan dalam perusahaan termasuk dalam hal pemilihan KAP.

Pergantian manajemen dapat disebabkan oleh adanya keputusan dari rapat umum pemegang saham atau dari pihak manajemen yang berhenti karena kemauan sendiri. Beasley (1996) dalam (Suparlan & Andayani, 2010: 8) mendapatkan peran dewan direksi dalam memonitor proses pelaporan keuangan berhubungan signifikan dan mempengaruhi kemampuan memonitor proses penyiapan laporan keuangan.

Damayanti (2008) dan Nagy (2005), mendapatkan pergantian manajemen diikuti oleh perubahan kebijakan dalam akuntansi, keuangan, pemilihan KAP, perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansi. Dalam pemilihan KAP, manajemen yang baru berharap bahwa KAP yang baru dapat bekerjasama dan lebih bisa memberikan opini yang diharapkan oleh manajemen. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan perusahaan yang diterapkan (Indrajati, 2011)

Penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2010) dan Hermawan & Fitriany (2013) menemukan bukti empiris bahwa pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis:

H2: Pergantian manajemen berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP.

29

2.3.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Pergantian KAP

Pengertian profitabilitas adalah rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) (Hanafi dan Halim, 2003: 75) sedangkan pengertian profitabilitas menurut Munawir (2002: 152) mengemukakan bahwa Profitabilitas (Profitability) adalah kemampuan suatu perusahaaan dalam memperoleh laba.

Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.

Return on equity merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba atas sejumlah investasi yang dilakukan oleh investor (Sartono, 2010: 124). Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang investor, dimana rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gains untuk investor. Hal ini dikarenakan rasio ini bukan pengukur tingkat pengembalian investor yang sebenarnya. Pada dasarnya return on equity memperlihatkan kemampuan peusahaan dalam mengelola equity atau modal sendiri yang digunakan untuk menghasilkan laba.

Return on equity memperlihatkan efektifitas manajemen di dalam mengelola dana yang bersumber dari dalam perusahaan. Selain itu meningkatnya nilai Return on equity memperlihatkan terjadinya ketepatan saran atau opini yang disampaikan auditor, kondisi tersebut memperlihatkan auditor yang digunakan

30 untuk melakukan proses audit relatif handal sehingga kemungkinan untuk terjadinya pergantian (switching) auditor.

Berdasarkan uraian ringkas tersebut dapat disimpulkan bahwa Return on equity merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dana dari owners (pemilik) dalam rangka menghasilkan laba. Semakin tepat (reliable) opini audit yang dipublikasikan auditor tentu akan memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga pergantian auditor yang disebabkan oleh buruknya kinerja relatif tidak terjadi.

Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan & Fitriany (2013) menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis:

H3: Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP.

2.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pergantian KAP

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan berdasar financial perusahaan. Di mana perusahaan yang besar dipercayai dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan kecil. Adanya hubungan negatif antara ukuran perusahaan dengan pergantian KAP, yang artinya semakin kecil ukuran perusahaan mendorong berganti KAP dan mencari KAP yang harga sewanya tidak mahal (Suparlan dan Andayani, 2008: 19).

31 Penelitian yang dilakukan oleh Suparlan & Andayani (2010) dan Agusrianda (2014) menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis:

H4: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP

Dokumen terkait