• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I : PENDAHULUAN

C. Analisis Rasio Keuangan

2. Jenis- jenis Analisis Rasio Keuangan

Ada beberapa analisis rasio keuangan yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan sehubungan dengan usaha untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam suatu perekonomian. Bambang (2001:245) menggolongkan rasio tersebut terdiri dari Rasio neraca, Rasio laporan laba rugi, dan Rasio antar laporan.

a. Rasio Neraca (Balance Sheet Ratio)

Rasio neraca yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca misalnya: rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang dan sebagainya.

b. Rasio Laporan Laba Rugi (Income Statment Ratio)

Rasio laporan laba rugi yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan netto, rasio laba usaha dengan penjualan laba netto, operating ratio, dan lain sebagainya.

c. Rasio Antar Laporan (Inter Statment Ratio)

Rasio antar laporan yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya: rasio penjualan netto dengan aktiva usaha, rasio penjualan kredit dengan piutang rata – rata, rasio harga pokok penjualan dengan persediaan rata – rata dan sebagainya.

Adapun penjabaran dari rasio – rasio keuangan (financial) yang utama dalam laporan keuangan.

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Rasio ini digunakan pada posisi jangka pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan perusahaan menyediakan alat – alat yang paling likuid guna menjamin pengembalian hutang jangka pendek yang telah jatuh tempo dengan mengetahui angka perbandingan dari rasio ini, maka akan diketahui sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Berikut ini adalah yang termasuk kedalam rasio likuiditas. a). Current Ratio

Current Ratio yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Current Ratio biasa disebut dengan modal kerja (Working Capital Ratio). Rasio ini mencoba memperlihatkan kemampuan klaim pemberi hutang jika ada kegagalan.

Rumus: Current Ratio = Lancar g Hu Lancar Aktiva tan x 100% b). Quick Ratio

Quick Ratio merupakan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid. Rasio ini adalah ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan, Karena persediaan memerlukan waktu yang relatif untuk direalisasikan menjadi uang kas.

Quick Ratio = Lancar g Hu Persediaan Lancar Aktiva tan − x 100% c). Cash Ratio

Cash Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek yang akan segera atau harus dilunasi dengan uang kas yang tersedia dengan uang kas yang tersedia dalam perusahaan. Rumus: Cash Ratio = Lancar g Hu Bank Kas tan + x 100%

d). Cash Turn Over

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan dan biaya – biaya yang berkaitan dengan penjualan.

Rumus:

Cash turn over =

Bersih Kerja Modal Bersih Penjualan x 100%

e). Inventory to Net Working Capital

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

Rumus:

Inventory to Net Working Capital =

Lancar g Hu Lancar Aktiva Persediaan tan − 2). Rasio Solvabilitas

Harahap (2006:303) menyatakan bahwa “Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutang – hutangnya dengan aktiva yang dimilikinya jika perusahaan tersebut dilikuidasi”. Rasio ini mengukur perbandingan dan yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini juga menunjukkan indikasi keamanan dari pemberi pinjaman atau bank.

Adapun rasio yang tergabung dalam rasio solvabilitas di bawah ini sebagai berikut.

a). Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh hutang. Rasio ini juga dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan yang dimasukkan ke perusahaan.

Rumus:

Debt to Equity Ratio =

Modal Jumlah g Hu Jumlah tan x 100%

b). Debt to Asset Ratio

Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva, dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.

Rumus:

Debt to Asset Ratio =

Aktiva Total g Hu Total tan x 100%

LTDtER merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumus: LTDtER = Modal Total Panjang jangka g Hu Total tan x 100%

d). Times Interest Earned

Merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga, artinya sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga.

Rumus:

Times Interest Earned =

Bunga Biaya

EBIT

3). Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas disebut juga dengan rasio efektivitas yang memperlihatkan pemakaian dana perusahaan. Rasio ini berkaitan dengan kegiatan perusahaan yang di ukur dengan kegiatan penjualan dan pendapatan perusahaan dalam operasinya. Rasio aktivitas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar keefektifan perusahaan dalam menggunakan sumber – sumber dananya. a) Total Assets Turn Over

Total Assets Turn Over digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan dari modal yang diinvestasikan utuk menghasilkan penjualan.

Total Assets Turn Over = Aktiva Total Bersih Penjualan x 100%

b). Receivable Turn Over

Receivable Turn Over digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam berputar dalam satu periode tertentu.

Rumus:

Receivable Turn Over =

Dagang g Piu Bersih Penjualan tan x 1kali c). Working Capital Turn Over

Working Capital Turn over merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap – tiap modal kerja.

Rumus:

Working Capital Turn Over =

Lancar Aktiva Total Bersih Penjualan

d). Average Collection Period

Average Collection Period yaitu rasio yang digunakan untuk menghitung periode rata – rata yang diperlukan untuk mengumpul piutang.

Rumus:

Average Collection Period =

Bersih Penjualan Dagang g Piu tan x 365hari

Inventory Turn Over digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam satu periode tertentu atau mengkur likuiditas dari inventori dan tendensi untuk adanya overstock.

Rumus:

Inventory Turn Over =

Persediaan Penjualan Pokok a H arg x 1kali

f). Average Days Inventory

Average days Inventory digunakan untuk menghitung periode menahan persediaan rata – rata persediaan barang berada didalam gudang.

Rumus:

Average Days Inventory =

Penjualan Pokok a H Persediaan arg x 360hari 4). Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan dan sebagainya. Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan anatara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Profitabilitas sangat penting untuk menguatkan kondisi perusahaan.

a). Net Profit Margin

Net Profit Margin merupakan perbandingan antara keuntungan sesudah pajak(EAT) dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan hasil penjualan setiap

rup[iah yang tertinggal pada perusahaan setelah dikeluarkan semua biaya dan pajak pendapatan.

Rumus:

Net Profit Margin =

Bersih Penjualan

EAIT

x 100%

b). Return on Invesment (ROI)

ROI digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rumus: ROI = Aktiva Jumlah EAIT x 100%

c). Return on Equity (ROE)

ROE digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Rasio ini adalah perbandingan keuntungan bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan perusahaan.

Rumus: ROE = Modal Jumlah EAIT x 100%

Dokumen terkait