• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

3. Penilaian Kinerja Keuangan

Penilaian kinerja pada PT. Excelcomindo Pratama Tbk didasarkan pada Keputusan Menteri BUMN No.100/MBU/2002. Penilaian kinerja mencakup aspek operasional, administrasi, dan keuangan. Dalam skripsi ini, penulis hanya membahas mengenai penilaian kinerja dalam aspek keuangan.

a. total bobot maksimum untuk penilaian kinerja keuangan adalah 70. Bobot tersebut sudah ditetapkan dalam Keputusan Menteri BUMN No.100/MBU/2002,

b. indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya juga telah ditentukan dalam Keputusan Menteri BUMN No.100/MBU/2002.

Tabel 4.1: Indikator Penilaian

No Indikator Bobot

1 Rasio lancar (Current ratio) 5

2 Rasio kas (Cash Ratio) 5

3 Perputaran total aktiva (Total asset turnover) 5 4 Rasio modal sendiri terhadap total aktiva 10 5 Imbalan kepada pemegang saham(ROE) 20

6 Imbalan investasi (ROI) 15

7 Collection periods 5

8 Perputaran persediaan (Inventory turnover) 5

Total bobot 70

Bobot penilaian di atas dapat diperoleh melalui skor penilaian masing- masing analisis rasio. Skor penilaian di bawah ini telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri BUMN No.100/MBU/2002.

1) Rasio lancar (Current ratio)

Rasio lancar = x (%) Skor x > 125 5

110 < x < 125 4 100 < x < 110 3 95 < x < 100 2 90 < x < 95 1 x < 90 0

2) Rasio kas (Cash ratio)

Rasio kas = x (%) Skor

x > 35 5 25 < x < 35 4 15 < x < 25 3 10 < x < 15 2 5 < x < 10 1 0 < x < 5 0

3) Perputaran total aktiva / Total Asset Turnover

TAT = x (%) Skor 120 < x > 120 5 105 < x < 120 4,5 90 < x < 105 4 75 < x < 90 3,5 60 < x < 75 3

40 < x < 60 2,5 20 < x < 40 2 x < 20 1,5

4) Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva / Total equity to total asset TMS terhadap TA (%) = x Skor x < 0 0 0 < x < 10 4 10 < x < 20 6 20 < x < 30 6,5 30 < x < 40 7 40 < x < 50 7,25 50 < x < 60 7,5 60 < x < 70 8 70 < x < 80 8,5 80 < x < 90 9 90 < x < 100 10

5) Imbalan kepada pemegang saham / Return On Equity (ROE)

ROE (%) Skor

13 < ROE < 15 18 11 < ROE < 13 16 9 < ROE < 11 14 7,9 < ROE < 9 12 6,6 < ROE < 7,9 10 5,3 < ROE < 6,6 8,5 4 < ROE < 5,3 7 2,5 < ROE < 4 5,5 1 < ROE < 2,5 4 0 < ROE < 1 2 ROE < 0 0

6) Imbalan investasi / Return On Investment (ROI)

ROI (%) Skor ROI > 18 15 15 < ROI < 18 13,5 13 < ROI < 15 12 12 < ROI < 13 10,5 10,5 < ROI < 12 9 9 < ROI < 10,5 7,5 7 < ROI < 9 6 5 < ROI < 7 5

3 < ROI < 5 4 1 < ROI < 3 3 0 < ROI < 1 2 ROI < 0 1 7) Collection Periods CP = x (hari) Skor x < 60 5 60 < x < 90 4,5 90 < x < 120 4 120 < x < 150 3,5 150 < x < 180 3 180 < x < 210 2,4 210 < x < 240 1,8 240 < x < 270 1,2 270 < x < 300 0,6 x > 300 0

8) Perputaran Persediaan / Inventory turnover PP = x (hari) Skor x < 60 5 60 < x < 90 4,5

90 < x < 120 4 120 < x < 150 3,5 150 < x < 180 3 180 < x < 210 2,4 210 < x < 240 1,8 240 < x < 270 1,2 270 < x < 300 0,6 x > 300 0

Penilaian tingkat kesehatan dengan acuan keputusan menteri BUMN digolongkan menjadi sehat, kurang sehat dan tidak sehat.

a) Sehat, terdiri dari 3 penilaian.

(1) AAA jika Total Bobot (TB) lebih besar dari 95 (2) AA jika 80 < TB < 95

(3) A jika 65 < TB < 80

b)Kurang sehat, terdiri dari 3 penilaian. (1) BBB jika 50 < TB < 65 (2) BB jika 40 < TB < 50 (3) B jika 30 < TB < 40 c) Tidak sehat, terdiri dari 3 penilaian.

(1) CCC jika 20 < TB < 30 (2) CC jika 10 < TB < 20 (3) C jika TB < 10

B. Hasil penelitian

Hasil analisis dari perhitungan yang telah dilakukan pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk dan juga sekaligus menilai kinerja keuangan yang ada dapat dijelaskan secara sistematis di bawah ini.

1. Rasio lancar (current ratio)

Berdasarkan hasil perhitungan rasio di atas, rasio lancar pada tahun 2007 adalah sebesar 23,92% dengan nilai skor 0 dan pada tahun 2008 terdapat 60,02% dengan nilai skor yang juga sama. Posisi ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dalam keadaan tidak baik. Hal ini diakibatkan oleh posisi aktiva lancar tahun 2007 dan 2008 yang sangat kecil dibandingkan dengan hutang lancar. Perusahaan harus bekerja keras bagaimana pada tahun berikutnya untuk memperbesar posisi aktiva lancar yang ada di neraca.

2. Rasio kas (cash ratio)

Pada tahun 2007 hasil perhitungan rasio kas adalah sebesar 11,47% dengan memperoleh skor 2 dengan kinerja yang tidak baik dan pada tahun 2008 adalah sebesar 8,88% dengan nilai skor 3, menunjukkan kinerja yang cukup baik. Terjadi peningkatan persentase, tetapi belum signifikan dan dan harus ditingkatkan lagi agar perusahaan mampu menjamin aktiva yang paling likuid seperti kas dan bank untuk membiayai kewajiban lancarnya.

Hasil perhitungan di atas perputaran total aktiva perusahaan pada tahun 2007 dan 2008 menunjukkan rasio sebesar 34,21% dan 33,77%. Dari rasio tersebut mendapat skor yang sama yaitu 2. Dengan nilai skor tersebut menunjukkan kinerja yang kurang baik dalam perputaran total aktivanya. Hal ini diakibatkan karena perusahaan kurang memaksimalkan kemampuan aktiva yang ada dalam menciptakan pendapatan.

4. Rasio modal sendiri terhadap total aktiva

Rasio ini pada tahun 2007 menunjukkan angka sebesar 23,64% dengan nilai skor 6,5 dan pada tahun 2008 mengalami penurunan yang tidak signifikan sebesar 14,9% dengan nilai skor 6. Posisi skor tersebut menunjukkan kinerja keuangan yang tidak baik dalam dua tahun tersebut. Hal ini berarti kemampuan modal tidak baik dalam membiayai aktiva perusahaan tersebut.

5. Imbalan kepada pemegang saham (ROE)

Pada tahun 2007 rasio menunjukkan angka sebesar 0,72% dengan nilai skor 2 dan pada tahun 2008 sebesar minus 0,44% dengan nilai skor 0. Rasio ini menunjukkan kinerja yang buruk dalam dua tahun tersebut. Laba yang tidak maksimal tahun 2007 dan mengalami kerugian tahun 2008 mengakibatkan tingkat pengembalian modal kepada pemegang saham juga buruk.

6. Return on invesment (ROI)

Rasio Return on Investment digunakan untuk mengukur efektifitas dari kegiatan operasi perusahaan. Rasio ini merupakan salah satu bentuk rasio

profitabilitas. ROI digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang digunakan oleh perusahaan. Pada tahun 2007 dan 2008 menunjukkan angka 1,33% dan 0,05% dengan skor nilai 3 tahun 2007 serta nilai 1 tahun 2008. Hasil rasio tersebut memperlihatkan kinerja yang buruk dalam mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba melalui aktiva yang digunakan.

7. Collection perriods

Realisasi atas piutang yang ada sangat berpengaruh terhadap modal kerja bagi perusahaan. Pada tahun 2007 rasio ini sebesar 13,45 hari dan pada tahun 2008 adalah 27,13 hari dengan sama – sama nilai skor 5. Kinerjanya sangat baik sekali yanga artinya bahwa perusahaan dapat menagih piutang dalam tempo waktu yang singkat dan tidak sampai dalam satu bulan untuk merealisasikannya menjadi kas.

8. Perputaran persediaan (inventory turn over)

Rasio ini pada tahun 2007 dan 2008 sama – sama mendapat skor 5 dengan perputaran persediaannya selama 3,33 hari dan 4,77 hari. Ditahun 2008 perputarannya agak melambat sedikit tetapi masih normal karena persediaannya naik sekitar 100%. Rasio ini menunjukkan kinerja yang baik sekali dikarenakan tingkat perputaran persediaannya relatif cepat. Posisi ini sangat menguntungkan bagi perusahaan karena otomatis pendapatan usaha juga bisa meningkat.

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi di atas, penilaian kinerja keuangan secara keseluruhan pada tahun 2007 dan 2008 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Table 4.2 Skor penilaian rasio No. Rasio keuangan

Tahun 2007 Tahun 2008

% Skor % Skor

1. Current ratio 23,92 0 60,02 0

2. Cash ratio 11,47 2 18,88 3

3. Total Asset Turnover 34,21 2 33,77 2 4. Total equity to total asset 23,64 6,5 14,9 6

5. Return on equity 0,72 2 (0,44) 0

6. Return on Investment 1,33 3 (0,05) 1 7. Collection periods (days) 13,45 5 27,13 5 8. Inventory turnover (days) 3,33 5 4,77 5

Total skor 25,5 24

Berdasarkan seluruh perhitungan yang telah dilakukan bahwa tahun 2007 total skor adalah 25,5 atau 36,4% dari total bobot 70. Hasil total skor di atas menunjukkan bahwa PT. Excelcomindo Pratama, Tbk dinyatakan tidak sehat menurut acuan penilaian yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri BUMN No.100/MBU/2002. Kinerja keuangan tahun 2007 termasuk dalam kategori tidak sehat dengan predikat CCC. Pada tahun 2008 total skor adalah 24 atau 34,3% dari total bobot 70. Hasil total skor tersebut juga menunjukkan bahwa PT.

ditetapkan dalam Keputusan Menteri BUMN No.100/MBU/2002. Kinerja keuangan tahun 2008 termasuk dalam kategori tidak sehat dengan predikat CCC. Hal ini berarti PT. Excelcomindo Pratama pada tahun 2007 dan 2008 sama – sama mendapat predikat CCC, hal ini berarti perusahaan berada dalam kondisi tidak sehat.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian tentang kinerja PT. Excelcomindo Pratama, Tbk, maka penulis dapat mengambil kesimpulan.

1. Pada tahun 2007 kondisi Current ratio perusahaan menunjukkan kinerja yang tidak baik dengan mendapatkan skor 0 dari skor maksimal 5. Cash ratio juga menunjukkan kondisi yang tidak baik dengan hasil skor 2 dari skor maksimal 5. Total asset turnover belum menunjukkan kinerja yang baik dengan persentase 34,21% dan mendapat skor 2 dari skor maksimal 5. Return on equity perusahaan masih dalam posisi yang sangat buruk dengan nilai skor 2 dari skor maksimal 20. Return on Invesment menunjukkan kinerja yang buruk dan mendapatkan skor 3 dari skor maksimal 15. Total equity to total asset perusahaan menunjukkan kinerja yang tidak baik dengan nilai skor 6,5 dari skor maksimal 10. Disisi lain Collection periods perusahaan juga mendapat

posisi yang sangat baik sekali dengan skor 5 dari skor maksimal 5. Sama seperti collection periods kinerja dari Inventory turnover sangat memuaskan dengan mendapat skor 5 dari skor maksimal 5.

2. Kinerja di tahun 2008 tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, yaitu current ratio perusahaan menunjukkan kinerja yang tidak baik sama sekali dengan dapat skor 0 dari skor maksimal 5. Cash ratio cukup baik kinerjanya dan dapat skor 3 dari skor maksimal 5. Total asset turnover sama seperti tahun sebelumnya menunjukkan kinerja yang tidak baik dengan skor 2 dari skor maksimal 5. Return on equity menunjukkan kinerja yang lebih buruk lagi dari sebelumnya dengan dapat skor 0 dari skor maksimal 20. Return on Invesment perusahaan mendapat skor yang semakin menurun dengan nilai 1 dari skor maksimal 15, hal ini berarti kinerjanya juga buruk. Total equity to total asset kinerjanya tidak baik dengan skor 6 dari skor maksimal 10. Kinerja yang sangat baik ditunjukkan pada collection periods perusahaan dengan dapat skor maksimal 5. Inventory turnover ditahun 2008 juga masih sama dengan tahun lalu yang menunjukkan kinerja yang sangat baik dengan nilai skor 5 dari skor maksimal yaitu 5.

3. Secara keseluruhan penilaian kinerja keuangan PT. Excelcomindo Pratama, Tbk pada tahun 2007 dan 2008 adalah dinyatakan kurang sehat dengan masing – masing mendapat total skor 25,5 / 36,4% dan 24 / 34,3% dari total bobot 70 mendapat predikat nilai CCC berdasarkan acuan penilaian keputusan menteri BUMN no. 100/MBU/2002.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan saran – saran antara lain sebagai berikut :

1. perusahaan harus meningkatkan current ratio dan cash ratio semaksimal mungkin dengan memperbesar nilai aktiva lancarnya yaitu meningkatkan nilai persediaan, merealisasikan kas secepatnya atas piutang yang ada, dan meningkatkan piutang dengan menciptakan penjualan semaksimal mungkin, agar pembayaran kewajiban perusahaan semakin baik dan tidak menganggu kondisi kesehatan perusahaan pada periode berikutnya, hal yang lain adalah perusahaan juga harus mampu meningkatkan ROI dan ROE dengan cara memaksimalkan pendapatan dari penjualan hasil produksi dan mengefisiensikan beban operasional perusahaan,

2. kondisi collection periods dan inventory turnover sangat baik kinerjanya harus tetap dipertahankan dan juga lebih ditingkatkan lagi sehingga pendapatan perusahaan terealisasi dengan waktu yang cepat,

3. seluruh kinerja keuangan PT. Excelcomindo Pratama, Tbk harus lebih ditingkatkan lagi agar memberi hasil yang maksimal untuk kedepannnya dan juga memberikan kondisi perusahaan yang sehat nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

Djarwanto Ps, 2001, Pokok – pokok Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedelapan, BPFE, Yogyakarta.

Erlina dan Sri Mulyani, 2007, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama,Cetakan Kedua, USU Press, Medan.

Gunawan, Nardi, 2005. Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan BUMN dengan Menggunakan Teknik Analisis Rasio Keuangan (Studi Kasus pada PT. Pelabuhan Indonesia I Medan), Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Harahap Sofyan Syafri, 2006, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Kelima, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Inanda, Silvani, 2007. Analisis Laporan Keuangan sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan pada PT. Pertamina Ep. Area Rantau Aceh Tamiang, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Kasmir, 2009, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Riyanto, Bambang, 2001, Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi kedelapan, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta

Republik Indonesia, Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002, Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN.

Syahyunan, 2004, Manajemen Keuangan I ( Perancanaan, Analisa dan Pengendalian Keuangan), Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Sumatera Utara, Medan.

Slamet, Munawir, 2002, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Sundjaja, Ridwan S dan Inge Barlian, 2002. Manajemen Keuangan 1, Edisi Keempat, Cetakan Pertama, PT Prenhallindo, Jakarta.

Tunggal, Amin Widjaja, 2000. Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Rineka Cipta, Jakarta.

www. XL. co. id www. Google. com

Dokumen terkait