• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-jenis Intelijen Pada Masa Nabi Saw

BAB III INTELIJEN NEGARA DALAM KETATANEGARAAN ISLAM

B. Praktik Intelijen Pada Masa Nabi Muhammad Saw

1. Jenis-jenis Intelijen Pada Masa Nabi Saw

Secara garis besar satuan intelijen pada masa Rasullah Saw, dapat di bagi menjadi dua yaitu, pertama intelijen pengintaian (mata-mata) dan kedua intelijen tempur.

10

Salman al-Farisi Abu Abdullah dikenal dengan Salman al-Khair, ia berasal dari Ram Harmuz sebuah daerah di Persia. Dalam sebuah riwayat menyebukan bahwa agar kaum mauslimin menggali parit mengelilingi Madinah, juga bisa dimanfaatkan menghambat musuh yang akan melalukan penyerangan. Salman berkata “Kami di tanah Persia, jika kami takut dengan pasukan berkuda, maka kami akan menggali parit”. Atas dasar pertimbangan ini maka Nabi Saw mengambil kebijakan yang tidak popular yaitu menggali parit dan hasilnya luar biasa. Intelijen kaum musyrik tidak dapat mendeteksi strategi yang dirancang oleh Rasulullah. Sehingga perang Khandaq dimenangkan oleh kaum muslimin. (Lihat: Syaikh Mahmud Syakir, Ensiklopedi Peperangan Rasullalah Saw, (Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2005), h. 174

11

a) Intelijen Pengintaian

Intelijen pengintaian merupakan satuan kecil (terdiri dari 20 orang atau kurang) yang ditunjuk khusus oleh Rasulullah untuk menemukan informasi tentang pasukan musuh, perlengkapan senjata, gerakannnya dan rencananya. Informasi tersebut diperlukan sebagai bahan yang akan dianalisa dan hasilnya menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bagaimana, di mana, dan kapan harus melancarkan operasi militer terhadap musuh.12

Intelijen pengintaian pada masa Nabi Saw dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

_ Intelijen pengintai yang tidak dipersenjatai, yaitu intelijen yang hanya mempunyai tugas mengumpulkan informasi tentang musuh, tidak terlibat dalam pertempuran. Sehingga dalam operasinya dilaksanakan dengan cepat dan sesegara mungkin tanpa terlibat dalam pertempuran.

_ Intelijen pengintai yang dipersenjatai, yang mempunyai tugas memantau dan mengawasi gerakan musuh, memeriksa tindakan permusuhan, atau mengawal daerah yang tak bertuan atau batas negara. Satuan intelijen tersebut boleh terlibat dalam pertempuran.

b) Intelijen Tempur

Satuan intelijen tempur lebih besar bila dibandingkan dengan intelijen pengintai, yaitu sekitar 15-30 Orang. Dinamakan intelijen tempur karena selain 12

mendapat tugas mengumpulkan informasi tentang musuh juga diperintahkan untuk melakukan pertempuran dengan pasukan musuh demi tercapanya tujuan.

Tujuan intelijen tempur pada masa Rasulullah, selain menjalankan tugas

kontra intelijen dengan menjaga perbatasan negara terhadap penyusupan musuh,

juga menjalankan fungsi sabotase dengan menutup sumber logistik dan persediaan musuh serta melibatkan musuh dalam pertempuran selagi musuh belum dapat menyiapkan diri dengan baik untuk berperang.

Dua jenis sistem operasi intelijen membantu membentuk suatu sistem komunikasi yang kuat, yang dapat memberi informasi pada Nabi Saw tentang segala kejadian pada suku dan daerah perbatasan di sekitar Madinah. Selain mengadakan pos pengintai, Nabi Saw secara rutin melatih intelijen Islam dengan ilmu militer, isyarat rahasia dan pesan rahasia.13 .

c) Pengaturan Operasi Intelijen

Seiring menigkatnya tekanan dan sikap permusuhan kaum kafir Quraisy tehadap kaum muslimin, sehingga Nabi dan sahabatnya mengharuskan meninggalkan rumah, keluarga dan Ka`bah untuk hijrah ke Madinah. Namun sampai Madinah pun kaum kafir Quraisy tidak membiarkan Muhammad dan sahabatnya hidup dalam ketenangan.

Hal tersebut tercermin dari isi surat pembesar kafir Quaraisy yang dikirim kepada Abbdullah bin Abayya, dimana isi surat tersebut menyatakan sikap 13

dengan diterimanya Muhammad dan rombongannya, berarti penduduk Madinah telah memberikan perlindungan kepada penjahat. Abdullah bin Abayya diperintahkan membunuh Muhammad dan sahabatnya atau mereka akan menyerang Madinah dan membunuhnya bersama Muhammad.

Selain itu kaum kafir Quraisy pun gencar mengirim mata-mata untuk mencuri informasi tentang keberadaan Muhammad dan sabahat serta masyarakat Madinah. Selain mata-mata meraka juga banyak menugaskan kelompok- kelompok kecil suku Qurasiy yang bergerak di sekeliling Madinah, bahkan terkadang sangat dekat dengan Madinah.

Sikap permusuhan yang selalu ditunjukkan oleh kafir Qurasiy membuat Muhammad Saw tidak merasa aman dan tenang, bahkan dalam keadaan tidurpun para sahabat menyandang senjata yang siap digunakan apabila ada serangan mendadak.

Dalam situasi yang serba sulit ini, Muhammad Saw, memulai menyusun dan mendisiplinkan pengikutnya, dimulai dengan shalat lima waktu dan puasa yang selanjutnya dididik menjadi mesin yang bergerak cepat dan mampu menghadapi setiap keadaan dan medan. Selain itu para prajurit juga dilatih dengan berbagai kemahiran militer dan untuk memenuhi perintah pimpinannya dan bekerja di bawah satu komando.14

14

Menurut Afzalur Rahman, pada saat itu Madinah merupakan sebuah bentuk Negara Islam yang kecil dan Muhammad Saw sebagai kepala negara pertama, selain dikenal sebagai negarawan dan pemimpin agama, Muhammad Saw juga terkenal sangat mahir di bidang militer terutama dalam merumuskan strategi operasi militer. Hal tersebut banyak ditunjang oleh pengetahun Muhammad Saw terhadap geografi Makkah dan Madinah.15

Untuk melindungi negara dan segenap rakyatnya dari musuh yang senantiasa mengrongrong kedaulatan dan eksistensi Negara Madinah, maka dikeluarkanlah kebijakan diantaranya menyusun sistem patroli untuk dapat mengetahui posisi musuh, gerakan, rencana dan kekuatan senjata meraka.

Untuk itu, Rasulullah mengirim satuan patroli pengintaian dengan berbagai kekuatan kurang lebih 15-30 personil. Sedangkan satuan patroli tempur berkekuatan sekitar 50 sampai 500 personil. Patroli tempur ditugaskan di daerah sekeliling Makkah dan Madinah, serta daerah strategis lainnnya, seperti Saudi Arabia.

15

Sejak usia muda Muhammad Saw sudah mengenal dengan baik lembah dan bukit-bukit di Madinah, karena lembah (celah-celah bukit) merupakan jalan utama Muhammad Saw dan rombongan ke Syria dalam misi dagang. Dan wilayah Timur Madinah-pun dikenal dengan baik, yang telah dilihatnya pada waktu kunjungan ke Basrah. Dengan pengetahuan geografi Makkah dan Madinah yang baik, Muhammad Saw menyadari arti penting wilayah dan militer. Bahkan mauhammad Saw sendiripun melakukan perjalanan dengan kafilah Quraisy melalui jalan yang berbukit dan sulit ini. Oleh karena itu tidak menjadi hambatan baginya untuk melakukan sistem patrolinya sendiri. (Lihat: Afzalur Rahman, Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer,. h. 124-125

Operasi intelijen ini dikenal sebagai operasi Sarayah dan Ghazawat. Nah ketika Muhamad sendiri menyertai setiap patroli, maka dinamakan Ghazwat dan kalau dikepalai oleh orang lain dinamakan Sariyah.

d) Pengaturan Patroli Intelijen Sebelum Perang Badar.

Sebelum terjadi Perang Badar, Muhammad Saw mengirim empat kali patroli

Sariyah, dan empat kali mengirim patroli Ghazwat. Pasukan patroli Sariyah

pertama dikenal dengan Sariyah pinggir laut. Patroli ini terdiri dari 30 orang di

bawah komando Hamzah bin Abu Muthalib yang dikirim ke tepi pantai untuk mengumpulkan informasi tentang gerakan suku Quraisy, di bawah komando Abu Jahal. Kedua, Sariyah Rabey. Patroli ini beranggotakan 60 orang di bawah komando Rabey, Ubaidah bin Harith, yang dikirim untuk memperhatikan kaum Quraisy di bawah komando Ikrimah bin Abi Jahal di daerah sekitar Madinah. Patroli ini menempuh route pergi mealui Hijaz sampai ke Saniah al-Murah.

Ketiga, Sariyah al-Kharrar. Patroli ini hanya diikuti kaum Muhajirin ynag

berjumlah 6 orang di bawah pimpinan Said bin Abi Waqqash dengan tujuan yang sama. Patroli ini diawali dengan perputaran wilayah yang melewati Hijjaz yang berputar ke al-Kharrar. Mereka melakukan perjalanan di malam hari dan bersembunyi di siang hari. Keempat, Sariyah Nakhla. Patroli ini dilakukan pada tahun ke-2 H, di bawah komando Abdullah bin Jahsh dengan membawa 12 prajurit serta sepucuk surat yang tidak boleh dibukanya selama dua hari dalam

perjalanan. Setelah dua hari dalam perjalanan ia membuka surat itu dan membacanya yang berisi perintah untuk mengumpulkan informasi dan larangan untuk terlibat dalam pertempuran. Sebelum bergerak menuju lembah Badar, Nabi terlebih dahulu mengirimkan dua mata-mata yang mendahuluinya untuk mengetahui arah pergerakan kafir Quraisy.

Sedangkan pasukan Ghazawat sebelum parang badar adalah; Ghazawah Al-

Abwa atau Waddan, Gzawah Buwat, Ghazawah Zul Al-Ushairah, Gzawah

Safawan Badar Ula.

Dokumen terkait