• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.2 Kajian Teori

2.2.4 Jenis-jenis Konjungsi

Menurut Ramlan (2008: 39) konjungsi dibedakan menjadi dua berdasarkan sifat hubungannya, yaitu konjungsi setara (koordinatif) dan konjungsi tidak setara (subordinatif).

2.2.4.1 Konjungsi Setara

Konjungsi setara merupakan kata penghubung yang menghubungkan klausa yang setara. Kata penghubung ini selalu terletak di antara klausa yang dihubungkan. Konjungsi ini mempunyai fungsi untuk menghubungkan setiap kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, dan kalimat dengan kalimat sesuai dengan sifatnya masing-masing. Jenis konjungsi tersebut dibagi atas sifat dan fungsi kedudukannya masing-masing, yakni menyatakan penjumlahan, pemilihan, perurutan, lebih, dan menyatakan pertentangan. Dalam penelitian ini, jenis penggunaan konjungsi menggunakan pendapat Ramlan (2008).

a. Konjungsi yang Menyatakan Penjumlahan

Konjungsi yang menyatakan penambahan adalah konjungsi yang menghubungkan antar kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa dan kalimat yang satu dengan kalimat lainnya. Konjungsi yang berfungsi menyatakan penambahan adalah dan. Di samping kata dan terdapat juga kata-kata yang penggunaannya tidak sebanyak kata dan, yaitu dan lagi, lagi pula, dan serta (Ramlan, 2008: 40-41). Beberapa contoh misalnya:

(17) a. Studi karakteristik pedagang kaki lima ini mencakup wilayah Tugu sampai alun-alun Utara, dan secara substansial dapat dirinci sebagai berikut.

tinggi, dan menjadi sasaran program CBFM (Community Based Forest Management).

b. Konjungsi yang Menyatakan Pemilihan

Konjungsi yang menyatakan pemilihan adalah atau (Ramlan, 2008: 41). Beberapa contoh misalnya:

(18) a. Anak itu sakit, atau mungkin hanya kelelahan.

b. Pengusaha itu harus membayar pajak sebesar dua triliyun, atau jika tidak membayar, akan dilelang semua harta kekayaannya.

c. Mereka harus pergi, atau mereka harus melunasi uang sewanya.

d. Pengetahuan dan kearifan masyarakat lokal menjadi terkesampingkan, atau malah hilang sama sekali.

c. Konjungsi yang Menyatakan Perurutan

Konjungsi menyatakan perurutan adalah konjungsi yang menyatakan perbuatan atau peristiwa yang berturut-turut. Konjungsi yang menyatakan perurutan adalah kemudian dan lalu (Ramlan, 2008: 42). Beberapa contoh misalnya:

(19) a. Aku mandi dengan air dingin dan bercukur, kemudian mengenakan pakaian seragam.

b. Seperti tidak terjadi sesuatu pun, aku menyalami mereka, lalu keluar.

d. Konjungsi yang Menyatakan Lebih

Konjungsi yang menyatakan lebih adalah konjungsi yang menyatakan klausa yang mengikutinya melebihi apa yang dinyatakan pada klausa lainnya. Konjungsi yang menyatakan lebih adalah bahkan (Ramlan, 2008: 42). Beberapa contoh misalnya:

(20) a. Mobil itu sering rusak, bahkan kini sudah tidak dapat berjalan lagi.

b. Orang itu sering sakit, bahkan kini tak dapat turun dari tempat tidur.

e. Konjungsi yang Menyatakan Pertentangan

Konjungsi yang menyatakan pertentangan adalah konjungsi yang berfungsi mempertentangkan antara frasa yang satu dengan frasa berikutnya, klausa yang satu dengan klausa berikutnya, dan kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya. Konjungsi yang menyatakan pertentangan atau perlawanan adalah tetapi, akan tetapi, melainkan, namun, padahal, sedang, sedangkan, dan sebaliknya (Ramlan, 2008: 44). Beberapa contoh misalnya:

(21) a. Dokter tidak menepuk-nepuk pasiennya, akan tetapi hanya tersenyum kepadanya.

b. Dalam seminar itu saya tidak akan menyajikan makalah, melainkan hanya akan hadir sebagai peserta.

c. Air terjun, pemandangan indah di pegunungan, pantai indah, taman wisata, taman di kota, dan lain-lain, semuanya tak dapat diangkut atau diperjualbelikan, namun dapat dimanfaatkan untuk kepentingan industri, pengangkutan, pertanian, dan pariwisata.

d. Mahasiswa itu pandai, tetapi adiknya bodoh.

2.2.4.2 Konjungsi Tidak Setara

Konjungsi tidak setara merupakan kata penghubung yang berfungsi menghubungkan klausa yang tidak setara. Artinya, menghubungkan klausa inti dengan klausa bawahan. Kata penghubung tidak setara disebut juga subordinatif. Jenis konjungsi tidak setara tersebut dibagi menjadi 14 golongan, yakni menyatakan waktu, perbandingan, sebab, akibat, syarat, harapan, penerang, isi,

perlawanan, pengandaian, penjumlahan, perkecualian, cara, dan menyatakan kegunaan.

a. Konjungsi yang Menyatakan Waktu

Konjungsi yang berfungsi menyatakan waktu adalah ketika, taatkala, setiap, setiap kali, sebelum, sesudah, setelah, sejak, semenjak, dan hingga. Di samping itu, terdapat juga kata-kata yang tidak lazim digunakan dalam karangan ilmiah adalah tengah, sedang, waktu, sewaktu, selagi, semasa, sementara, serta, demi, begitu, selama, dan dalam (Ramlan, 2008: 46-49). Beberapa contoh misalnya:

(22) a. Ketika kami memasuki desa itu, kehidupan masyarakat massih tampak alami.

b. Indonesia mengenal sistem perwakilan sejak tahun 1918 tatkala pemerintah kolonial membentuk Volksraad (Dewan Rakyat) dalam rangka politik etis Belanda. c. Setiap kali membelok, penumpangnya membuka mulut,

dan supirnya memperlambat mobilnya.

d. Sebelum ayahnya meninggal, ia telah menanam tiga batang pohon kelapa.

e. Setelah lulus S1, ia bekerja di suatu perusahaan di Jakarta.

f. Semenjak ia pindah dari rumah ini, aku belum pernah bertemu.

g. Keadaan itu berlangsung terus hingga saat kopi disajikan.

h. Seumur hidup belum pernah ada yang menghina aku sampai aku berjumpa dengan engkau.

b. Konjungsi yang Menyatakan Perbandingan

Konjungsi yang menyatakan perbandingan adalah daripada, yang disertai kata lebih pada klausa intinya (Ramlan, 2008: 50). Beberapa contoh misalnya:

(23) a. Mereka lebih suka memiliki uang daripada menyimpan barang.

b. Daripada bercanda sepanjang hari, lebih baik waktumu kau pergunakan untuk belajar.

c. Konjungsi yang Menyatakan Sebab

Konjungsi yang menyatakan sebab adalah sebab dan karena. Di samping itu, terdapat juga kata-kata yang tidak lazim digunakan dalam karangan ilmiah adalah lantaran (Ramlan, 2008: 50-51). Beberapa contoh misalnya:

(24) a. Di antara mereka ada yang sudah mendengar mengenai keikutsertaan Indonesia dalam konvensi mengenai keanekaragaman hayati, tetapi sebagian besar yang lain tidak mengetahui adanya konvensi itu sebab secara langsung mereka tidak terlibat di dalamnya.

b. Di beberapa tempat para pejalan kaki terpaksa memanfaatkan badan jalan karena keseluruhan trotoar digunakan untuk berjualan pedagang kaki lima.

d. Konjungsi yang Menyatakan Akibat

Konjungsi yang menyatakan lebih adalah sehingga (Ramlan, 2008: 52). Beberapa contoh misalnya:

(25) a. Undang-Undang disusun di luar lembaga perwakilan sehingga fungsi lembaga tersebut hanya sekedar meloloskannya.

b. Modal dan perputaran usahanya relatif kecil sehingga skala operasinya juga relatif kecil.

e. Konjungsi yang Menyatakan Syarat

Konjungsi yang menyatakan syarat adalah konjungsi jika, jikalau, kalau, apabila, dan bila (Ramlan, 2008: 53). Beberapa contoh misalnya:

(26) a. Jika dalam waktu satu bulan memorandum kedua tersebut tidak diindahkan, DPR dapat meminta MPR mengadakan sidang istimewa untuk meminta

pertanggungjawaban presiden.

b. Bila dilihat dari latar belakangnya, banyak anggota volksraad yang berasal dari kalangan pegawai Hindia Belanda atau mantan pejabat pemerintahan.

c. Apabila DPR menganggap Presiden telah melanggar Haluan Negara, maka DPR menyampaikan memorandum untuk mengingatkan presiden.

d. Menurut adat setempat sebuah lahan belum dianggap bertuan kalau belum ditumbuhi tanaman damar.

e. Jikalau musim hujan tiba, mereka dapat menggunakan rakit atau sampan.

f. Konjungsi yang Menyatakan Harapan

Konjungsi yang menyatakan sebab adalah agar dan supaya (Ramlan, 2008: 53). Beberapa contoh misalnya:

(27) a. Beberapa bulan yang lalu orang ramai membicarakan masalah dengan pengelolaan sumber daya alam agar pembangunan berkelanjutan.

b. Konservasi perlu diperhatikan sehingga rencana optimal pengelolaan sumber daya alam dapat dilaksanakan supaya memenuhi kebutuhan manusia, terutama pada masa yang akan datang.

g. Konjungsi yang Menyatakan Penerang

Konjungsi yang menyatakan lebih adalah yang. Di samping kata yang, kata tempat kadang-kadang juga digunakan kata penghubung tidak setara yang menyatakan penerang (Ramlan, 2008: 54-56). Beberapa contoh misalnya.

(28) a. Di samping itu, hutan pun dihuni oleh jenis-jenis binatang liar yang beraneka ragam jenisnya.

b. Di sudut kamar terdapat lemari tempat dokter menyimpan alat-alat operasi untuk menolong orang yang mengalami kecelakaan.

h. Konjungsi yang Menyatakan Isi

Konjungsi yang menyatakan isi adalah konjungsi yang dinyatakan oleh klausa bawahan (klausa yang terletak setelah kata penghubung) merupakan isi dari apa yang dijelaskan. Konjungsi yang menyatakan isi adalah bahwa (Ramlan, 2008: 56). Beberapa contoh misalnya:

(29) a. Ia menjelaskan bahwa budaya ini diintroduksi oleh warisan kolonial.

b. Kita mengetahui bahwa limbah buangan itu bergantung pada hasil produksi.

c. Di samping itu, perlu diketahui bahwa Konstitusi Perancis membatasi penggunaan hak inisiatif.

i. Konjungsi yang Menyatakan Perlawanan

Konjungsi yang menyatakan perlawanan adalah meskipun dan walaupun yang kadang-kadang berkorelasi dengan tetapi. Di samping itu, terdapat juga kata-kata yang tidak lazim digunakan dalam karangan ilmiah adalah kendati, kendatipun, biarpun, sekalipun, dan sungguhpun (Ramlan, 2008: 57-58). Beberapa contoh misalnya:

(30) a. Meskipun yang dimanfaatkan adalah hutan produksi, yang memang menurutnklasifikasi Departemen Kehutanan adalah untuk diusahakan, tetapi dalam pelaksanaannya pengusahaan itu terjadi pula di hutan lindung, dan bahkan di cagar alam.

b. Menjelang berakhirnya abad ke-20 ini, pembangunan nasional Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Jumlah penduduk semakin meningkat, meskipun program Keluarga Sejahtera berjalan baik.

c. Walaupun didominasi oleh laki-laki, tetapi perbandingannya mendekati berimbang.

j. Konjungsi yang Menyatakan Pengandaian

Konjungsi yang menyatakan pengandaian adalah andaikata dan seandainya. Di samping itu, terdapat juga kata-kata yang tidak lazim digunakan dalam karangan ilmiah adalah andaikan, sekiranya, dan seumpama (Ramlan, 2008: 58). Beberapa contoh misalnya:

(31) a. Andaikata semua pelaku dapat bergerak bersama, beban pemerintah untuk melestarikan kekayaan ini menjadi ringan.

b. Potensi keanekaragaman hayati yang kita miliki menjanjikan kemakmuran untuk sekarang dan nanti, seandainya saja kita dapat menggali dan mengembangkannya.

k. Konjungsi yang Menyatakan Penjumlahan

Konjungsi yang menyatakan penjumlahan adalah selain dan di samping (Ramlan, 2008: 59). Beberapa contoh misalnya:

(32) a. Di samping masih baru, konsep tersebut juga bukan produk asli dalam negeri.

b. Selain merupakan manajer dengan fungsi-fungsinya untuk turut merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, dan melakukan evaluasi kegiatan, masyarakat juga berhak atas pembagian keuntungan yang adil.

l. Konjungsi yang Menyatakan Perkecualian

Konjungsi yang menyatakan perkecualian adalah kecuali (Ramlan, 2008: 60). Beberapa contoh misalnya:

(33) a. Tanamannya tidak akan dapat tumbuh subur kecuali apabila petani mengikuti petunjuk yang diberikan oleh para penyuluh pertanian.

b. Mahasiswa itu tidak akan dapat lulus kecuali apabila ia mau belajar dengan sungguh-sungguh.

m. Konjungsi yang Menyatakan Cara

Konjungsi yang menyatakan cara adalah bagaimana perbuatan pada klausa inti itu dilakukan atau terjadi. Konjungsi yang menyatakan cara adalah dengan, sambil, dan tanpa (Ramlan, 2008: 60). Beberapa contoh misalnya:

(34) a. Dengan belajar keras, mahasiswa itu berharap dapat lulus dengan hasil yang memuaskan.

b. Petani itu menanamkan benih jagung sambil menggendong anaknya yang baru berusia kurang dari satu tahun.

c. Aku tidak dapat menggunakan telepon itu tanpa meminta izin kepadanya.

n. Konjungsi yang Menyatakan Kegunaan

Konjungsi yang menyatakan kegunaan adalah untuk. Di samping itu, terdapat juga kata-kata yang tidak lazim digunakan dalam karangan ilmiah adalah buat (Ramlan, 2008: 61-62). Beberapa contoh misalnya:

(35) a. Untuk menghindari kejadian pemanfaatan sumberdaya alam secara berlebihan yang mengakibatkan krisis sumberdaya alam yang dimilikinya, negara harus mengaturnya.

b. Berkat rahmat Allah maka pagi ini saya dapat berdiri di mimbar yang sangat terhormat ini untuk menyampaikan pidato pengukuhan sebagai Guru Besar di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

c. Apabila DPR menganggap Presiden telah melanggar Haluan Negara, maka DPR menyampaikan memorandum untuk mengingatkan presiden.

Dokumen terkait