• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

D. Jenis-jenis Kredit Pada Bank Konvensional dan

Permohonan Pembiayaan

Pengumpulan Data & Investigasi

Analisis Pembiayaan Komite Persetujuan Pengumpulan Data Tambahan Pengikatan Pencairan Monitoring

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

1. Jenis-jenis Kredit Pada Bank Konvensional

Penjelasan tentang jenis-jenis kredit dapat dilihat dari tujuannya, jangka waktunya, jaminannya, orangnya (yang menerima dan memberi kredit), dan tempat kediamanannya. (Veithzal, Andria dan Ferry, 2007 : 441).

Beragam jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana. Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan nasabah. Dalam praktiknya kredit yang diberikan oleh bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain : (Kasmir, 2004 : 76-77)

a. Dilihat dari segi kegunaan

1). Kredit Investasi

Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

2). Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

b. Dilihat dari segi tujuan kredit

1). Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.

3). Kredit Perdagangan

Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktifitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar.

c. Dilihat dari segi jangka waktu.

1). Kredit Jangka Pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

2). Kredit Jangka Menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi.

3). Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang jangka waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun.

d. Dilihat dari segi jaminan

1). Kredit Dengan Jaminan

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan sicalon debitur.

2). Kredit Tanpa Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik sicalon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.

e. Dilihat dari segi sektor usaha

Kredit Pertanian, Kredit Peternakan, Kredit Industri, Kredit Pertambangan, Kredit Pendidikan, Kredit Profesi, Kredit Perumahan, dan sektor-sektor lainnya. 2. Jenis-Jenis Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah

Pembiayaan Murabahah yaitu pembiayaan kepada nasabah dengan prinsip jual - beli antara bank dengan nasabah, sebesar harga perolehan (harga barang yang diperjual belikan) ditambah dengan keuntungan (yang dalam konteks syariah dikenal sebagai margin) yang disepakati bersama dan pembayaran oleh nasabah dilakukan secara tangguh artinya dengan dibayar secara sekaligus atau dicicil/angsuran.

Jenis-jenis Pembiayaan Murabahah adalah sebagai berikut : a. Pembiayaan Murabahah Konsumsi

Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan akan habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

Kebutuhan konsumsi dapat dibedakan atas kebutuhan primer (pokok atau dasar) dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok, baik berupa barang, seperti makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal, maupun berupa jasa, seperti pendidikan dasar dan pengobatan. Sedangkan kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan, yang secara kuantitatif maupun kualitatif lebih tinggi atau lebih mewah dari kebutuhan primer, baik berupa barang, seperti makanan dan minuman, pakaian/ perhiasan, bangunan rumah, kendaraan, dan sebagainya, maupun berupa jasa seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, pariwisata, hiburan, dan sebagainya.

Pada umumnya, bank konvensional membatasi pemberian kredit untuk pemenuhan barang tertentu yang dapat disertai dengan bukti kepemilikan yang sah, seperti rumah dan kendaraan bermotor, yang kemudian menjadi barang jaminan utama (main collateral). Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan jasa, bank meminta jaminan berupa barang lain yang dapat diikat sebagai collateral. Sumber pembayaran kembali atas pembiayaan tersebut berasal dari sumber pendapatan lain, dan bukan dari eksploitasi barang yang dibiayai dari fasilitas ini. Bank syariah dapat menyediakan pembiayaan komersil untuk pemenuhan kebutuhan barang konsumsi dengan menggunakan skema: 1. Al bai’ bitsaman ajil (salah satu bentuk murabahah) atau jual-beli dengan angsuran. 2. Al-ijarah, al- muntahia bittamlik atau sewa beli. 3. Al musyarakah mutanaqhishah atau descreasing participation, di mana secara bertahap bank menurunkan jumlah partisipasinya. 4. Ar Rahn untuk memenuhi kebutuhan jasa.

b. Pembiayaan Murabahah Investasi

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

investasi, yaitu keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha, ataupun pendirian proyek baru.

Ciri-ciri pembiayaan investasi adalah : 1). Untuk pengadaan barang-barang modal

2). Mempunyai perencanaan alokasi dana yang matang dan terarah 3). Berjangka waktu menengah dan panjang

Pada umumnya, pembiayaan investasi diberikan dalam jumlah besar dan pengendapannya cukup lama. Oleh karena itu, perlu disusun proyeksi arus kas (projected cash flow) yang mencakup semua komponen biaya dan pendapatan sehinga akan dapat diketahui berapa dana yang tersedia setelah semua kewajiban terpenuhi. Kemudian, barulah disusun jadwal amortisasi yang merupakan angsuran (pembayaran kembali) pembiayaan. Penyusunan proyeksi arus kas ini harus disertai pula dengan perkiraan keadaan-keadaan pada masa yang akan datang, mengingat pembiayaan investasi memerlukan waktu yang cukup panjang. Untuk memperkirakannya perlu diadakan perhitungan dan penyusunan proyeksi neraca dan rugi laba (projected balance sheet and projected income statement) selama jangka waktu pembiayaan. Dari perkiraan itu akan diketahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (earning power) dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya (solvency). (Antonio, 2001 ; 167)

Produktif

Investasi Modal Kerja

Pembiayaan

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

Sumber : Antonio, 2001 ; 161

Gbr. 2.3 : Skema Pembiayaan Secara Umum

c. Pembiayaan Murabahah Modal Kerja

Pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja usahanya berrdasarkan prinsif-prinsif syariah. Jangka waktu pembiayaan murabahah modal kerja maksimum 1 tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan. Perpanjangan fasilitas pembiayaan murabahah modal kerja dilakukan atas dasar hasil analisis terhadap debitur dari fasilitas pembiayaan secara keseluruhan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisa pemberian pembiayaan antara lain :

1. Jenis Usaha 2. Skala Usaha

3. Tingkat kesulitan usaha yang dijalankan

4. Karakter transaksi dalam sektor usaha yang akan dibiayai

Dalam hal pemberian modal kerja, bank juga harus mempunyai daya analisis yang kuat tentang sumber pembayaran kembali, yakni sumber pendapatan proyek yang akan dibiayai. Hal ini dapat diketahui dengan cara mengklasifikasikan proyek menjadi :

1. Proyek dengan kontrak 2. Proyek tanpa kontrak

Berdasarkan akad yang digunakan dalam produk pembiayaan syariah, jenis pembiayaan modal kerja (PMK) dapat dibagi menjadi lima macam, yakni :

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

(Karim, 2006 ; 235)

1. Pembiayaan Modal Kerja Mudharabah 2. Pembiayaan Modal Kerja Istishna’ 3. Pembiayaan Modal Kerja Salam 4. Pembiayaan Modal Kerja Murabahah 5. Pembiayaan Modal Kerja Ijarah

1. Negosiasi 2. Akad Murabahah 6. Bayar 5. terima barang dan dokumen 3. Beli 4. Kirim

Sumber : Wibowo dan Widodo, 2005 : 44 Gbr 2.4 : Skema Murabahah

Dokumen terkait