• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

E. Pengembalian Kredit Konvensional dan

1. Bunga Kredit Pada Bank Konvensional

Teknik perhitungan bunga kredit pada nasabah praktiknya ada beberapa cara yang lazim digunakan, tergantung pada jenis kredit yang diminta nasabah atau jenis kredit yang ditawarkan oleh bank. Setiap teknik perhitungan suku bunga kredit yang manapun yang akan digunakan berbeda satu sama lainnya sehingga untuk kepentingan perencanaan kredit, perlu diperhitungkan dan dipahami secara

NASABAH BANK

Supplier Penjual

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

baik. Dengan demikian perencanaan kredit yang disusun akan lebih realistis dan dapat digunakan sebagai pedoman kerja. Teknik perhitungan suku bunga kredit bank tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Single Interest ; Perhitungan bunga kredit dengan cara ini didasarkan pada saldo debet dari rekening satu periode keperiode tertentu dan dikalikan dengan suku bunga kreditnya. Rumusannya adalah sebagai berikut :

P P I = M x = x 100 360 MPW I = K I = MW x p / k Catatan : I = Interest M = Modal P = Persentase W = Waktu

K = Konstanta (360 atau 365 hari dalam 1 tahun)

Dengan cara ini, apabila terjadi tunggakan bunga pada periode tertentu, bunga tidak diperhitungkan karena bunga hanya akan dibebankan hanya pada utang pokok saja

b. Ad on Basis ; menghitung bunga dengan cara ini, pada tahap awal bunga dihitung terlebih dahulu lalu ditambahkan dengan pokok pinjaman dan hasil perhitungannya dibagi sesuai dengan jangka waktu kredit. Rumusannya adalah sebagai berikut :

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

A =

n Catatan :

A = Angsuran M = Modal

I = Tingkat Suku Bunga Kredit n = Jangka Waktu Kredit

Dengan cara ini, tiap periode pertahun akan diperoleh jumlah angsuran kredit (utang pokok + bunga ) yang sama hingga pinjaman nasabah lunas, meskipun jumlah saldo debetnya dari waktu kewaktu menurun. Cara ini lazim juga disebut dengan flat rate (karena bunganya diperhitungkan pada awal kredit diperoleh). Bunga Flat adalah sistem perhitungan suku bunga yang besarannya mengacu pada pokok hutang awal. Biasanya diterapkan untuk kredit barang konsumsi seperti handphone, home appliances, mobil atau kredit tanpa agunan (KTA). Dengan menggunakan sistem bunga flat ini maka porsi bunga dan pokok dalam angsuran bulanan akan tetap sama. Misalnya besarnya angsuran adalah satu juta rupiah dengan komposisi porsi pokok 750 ribu dan bunga 250 ribu. Maka, sejak angsuran pertama hingga terakhir porsinya akan tetap sama. Yang banyak digunakan oleh bank atau perusahaan leasing ketika nasabah meminta kredit untuk pembelian kendaraan bermotor. c. Compound Interest ; perhitungan bunga dengan cara ini prinsifnya sama

dengan single interest, yaitu yang didasarkan pada saldo debet selama jangka waktu tertentu. Bila pada periode tertentu terjadi tunggakan bunga, tunggakan bunga tersebut juga dibebankan bunga lagi (bunga berbunga). Rumusnya adalah sebagai berikut :

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

Hn = K (1 + i)n SnP = (1 + i)n 1 K = Hn (1 + 1) n 1 AnP = (1 + 1) n Hn Hn (1 + i) n = atau SnP = x K K Catatan :

Hn = Jumlah Pokok Pinjaman + Bunga K = Jumlah Pokok Pinjaman

N = Periode Pinjaman

SnO = Nilai akhir dari satuan modal yang diperbungakan dengan P % selama n Periode

AnO = Nilai kontan dari satuan modal kerja pada n periode dengan compount interest p % (persentase)

d. Single Disconto ; perhitungan bunga dengan cara ini kebalikan dari perhitungan bunga tunggal dimuka. Dengan perhitungan cara ini, bunga dibayar dimuka dan langsung mengurangi jumlah saldo pinjaman yang seharusnya diterima nasabah. Pada akhir masa pinjaman, nasabah membayar utang pokok kepada bank secara penuh sesuai nilai nominal pinjaman. Rumusnya adalah sebagai berikut :

P W D = A x x 100 360 P W

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

100 360 T = A (1-N) Catatan : D : Diskonto A : Nilai Nominal P : Persentase W : Waktu T : Nilai Tunai N : Masa/Waktu/Periode

i : Tingkat persentase suku bunga kredit yang berlaku untuk jangka waktu tertentu

Karena bunga diterima dimuka secara efektif, suku bunga diskonto harus lebih besar dari suku bunga kredit tunggal.

e. Rente ; melalui perhitungan dengan cara ini, jumlah besarnya angsuran dan bunga yang harus dibayar nasabah pada setiap periode jumlahnya sama. Cara ini hampir serupa dengan add on basis tetapi bunga adalah bunga majemuk. Perhitungan bunga cara ini sesuai dengan kredit kepemilikan rumah (KPR), kredit kenderaan bermotor (KKB), dan kredit investasi lainnya. Cara perhitungan ini ditujukan untuk kredit yang sekali tarik (aflopend). Rumusnya adalah sebagai berikut :

1 – (R + i) n R = An i i R = An x 1 – (1 + i) n

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

Catatan :

R = Besarnya angsuran dan bunga yang harus dibayar setiap tahun An = Besarnya pinjaman

i = Suku Bunga n = Jangka Waktu

f. Bunga Fixed Versus Floating. Suku bunga fixed artinya suku bunga itu bersifat tetap selama periode tertentu atau bahkan selama masa kredit, sedangkan suku bunga floating, artinya bunga dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar. Jadi jika membandingkan maka flat >< efektif dan fixed >< floating. Biasanya terdapat kombinasi, yaitu flat-fixed, artinya bunganya pakai sistem flat dan bersifat tetap selama masa kredit; dan effective-floating, yaitu menggunakan sistem bunga efektif dan besaran bunga bisa berubah tergantung kondisi pasar finansial. Perhitungan suku bunga diatas didasarkan pada perhitungan suku bunga kredit yang tetap tarifnya, hingga kredit tersebut dilunasi oleh nasabah. Akan tetapi, bila kondisi moneter dan perekonomian tidak stabil (berfluktuasi) sehingga suku bunga kredit didasarkan pada SIBOR atau LIBOR ditambah dengan persentase tertentu sebagai margin bank. Dengan demikian suku bunga kredit akan berubah dari waktu-kewaktu sesuai dengan perkembangan pasar keuangan dan bank akan tetap mendapatkan margin yang sama, meskipun SIBOR atau LIBOR berubah. Secara bisnis cara ini dirasakan cukup adil, baik dari sisi bank maupun dari sisi nasabah, terutama bank akan memperoleh laba yang relatif tetap

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

Contoh perhitungan kredit metode flat rate dan sliding rate :

Tuan Abdul Wahab mendapat persetujuan kredit investasi senilai Rp. 12.000.000,- untuk jangka waktu 6 bulan. Bunga yang dibebankan sebesar 15 % pa.

Pinjaman Pokok Rp. 12.000.000,-

Cicilan Pokok = = = Rp. 2.000.000,- Bulan Selama Pinjam 6

Metode Flat Rate :

Rp. 12.000.000,- x 15 %

Bunga = = Rp. 150.000,- 12

Total cicilan perbulan dengan metode flat rate adalah : Rp. 2.000.000,- + Rp. 150.000,- = Rp. 2.150.000,- Metode Sliding Rate :

Cicilan Bunga Bulan Pertama

Rp. 12.000.000,- x 15 %

Bunga = = Rp. 150.000,- 12

Total cicilan bulan pertama adalah :

Rp. 2.000.000,- + Rp. 150.000,- = Rp. 2.150.000,-

Cicilan Bunga Bulan Kedua : Karena bulan pertama sudah membayar Rp. 2. 000.000,- maka pokok pinjaman menjadi sisa Rp. 10.000.000,-

Rp. 10.000.000,- x 15 %

Bunga = = Rp. 125.000,- 12

Total cicilan bulan kedua adalah :

Rp. 2.000.000,- + Rp. 125.000,- = Rp. 2.125.000,- Cicilan Bunga Bulan Ketiga

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

Rp. 8.000.000,- x 15 %

Bunga = = Rp. 100.000,- 12

Total cicilan bulan ketiga hádala :

Rp. 2.000.000,- + Rp. 100.000,- = Rp. 2.100.000,- Dan seterusnya sampai bulan keenam

Tabel 2.1. Perhitungan Cicilan Kredit Bln Sisa

Pinjaman

Cicilan Pokok

Flat Rate Sliding Rate Bunga Total Cicilan Bunga Total Cicilan 0 12.000.000 0 0 1 10.000.000 2.000.000 150.000 2.150.000 150.000 2.150.000 2 8.000.000 2.000.000 150.000 2.150.000 125.000 2.125.000 3 6.000.000 2.000.000 150.000 2.150.000 100.000 2.100.000 4 4.000.000 2.000.000 150.000 2.150.000 75.000 2.075000 5 2.000.000 2.000.000 150.000 2.150.000 50.000 2.050.000 6 0 2.000.000 150.000 2.150.000 25.000 2.025.000 Total 900.000 12.900.000 525.000 12.525.000

Flat Rate Sliding Rate Jadi terdapat perbedaan yang cukup besar, untuk perhitungan dengan metode flat rate dan sliding rate. Selisih tersebut adalah 12.900.000 dan 12.525.000

g. Bunga Efektif (Sliding Rate) adalah kebalikan dari sistem bunga flat, yaitu porsi bunga dihitung berdasarkan pokok hutang tersisa. Sehingga porsi bunga dan pokok dalam angsuran setiap bulan akan berbeda, meski besaran angsuran per bulannya tetap sama. Sistem bunga efektif ini biasanya diterapkan untuk pinjaman jangka panjang semisal KPR atau kredit investasi. Sumber dana yang digunakan bank dalam menyalurkan kredit kepada nasabah tidak selalu dana rupiah, tetapi mungkin saja bank akan memperoleh dana valas.

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

Penggunaan dana valas dalam penyaluran kredit rupiah mengandung resiko yang besar sebagai akibat perubahan kurs yang tidak diduga sebelumnya. Ketika kredit disalurkan, kurs menunjukkan US $ 1 = Rp. 10.000 dan suatu ketika dalam perjalanan bisa saja terjadi perubahan kurs menjadi US $ 1= Rp. 11.000. dengan demikian, kewajiban nasabah ketika kredit telah jatuh tempo akan meningkat dari perhitungan semula ketika pertama kali nasabah mendapatkan pinjaman dari bank, dimana ketika tiba saatnya nasabah harus mengembalikan pinjaman yang harus dibayar oleh nasabah, tingkat suku bunga (sesuai kesepakatan semula) ditambah karena adanya perubahan kurs sehingga suku bunga kredit yang rill akan jauh lebih besar dari biaya dana itu sendiri. Rumusan ini dapat melindungi bank dari adanya kenaikan kurs valuta asing dengan kurs yang lebih tinggi. Inilah resiko kredit yang dibiayai dengan dana valas. Rumusan tingkat suku bunga tersebut dapat digambarkan berikut ini.

NT Rp. MTA (n)

EIR = x 1 + TB. MTA (n) - 1 NT. Rp. MTA

Catatan :

EI = Effective Interest Rate

NT Rp. MTA = Nilai tukar antara rupiah dengan mata uang asing yang aka diperbandingkan

NT Rp. MTA (n) = Perkiraan nilai tukar antara rupiah dengan mata uang asing yang akan diperbandingkan setelah n hari

TB. MTA (n) = Tingkat suku bunga mata uang asing yang bersangkutan selama n hari

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

TR. Rp (n) = Tingkat suku bunga rupiah selama n hari

Berikut ini dikemukakan beberapa contoh perhitungan bunga kredit. Dalam praktik perbankan, ada beberapa cara yang lazim digunakan dalam perhitungan bunga kredit kepada para nasabahnya. Masing-masing teknik tersebut menghasilkan perhitungan bunga yang berbeda satu sama lain. Beberapa tata cara perhitungan bunga kredit antara lain sebagai berikut :

1. Tarif bunga efektif (Effective Rate)

Pada sistem ini bank menggunakan bunga tahunan (tahunan atau bulanan) yang dikenakan pada sisa pokok utang (saldo efektif). Cicilan bulanan tetap besarnya dan terdiri dari cicilan pokok utang (principal repayment) dan cicilan bunga. Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat contoh soal dibawah ini.

Contoh Soal :

Pada tanggal 1 Januari 2009 Tuan Abdul Wahab meminjam uang di Bank BNI sebesar Rp. 10.000.000,00 untuk jangka waktu 2 tahun dengan asumsi bunga efektif pertahun = 12 % (1 % / Bulan). Angsuran perbulan yang harus dibayar oleh Tuan Abdul Wahab adalah sebagai berikut : (1 + i)n Anuitas = i x M (1 + i)n - 1 A : Besarnya anuitas M : Pinjaman i : Suku Bunga n : Banyaknya anuitas (1 + 1 %)24 Anuitas / Bulan = 1 % x 10.000.000.00 x = Rp. 470.734.72

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

(1 + 1 %)24 - 1

Pada kasus ini Tuan Abdul Wahab menerima seluruh uang yang dipinjamnya pada tanggal 1 Januari 2009 mulai membayar cicilan utang pertamanya pada akhir bulan Januari 2009. serta dapat dilihat pada tabel dibawah ini angsuran utang yang dibayar Tuan Abdul Wahab kepada bank BNI setiap bulannya dan besarnya bunga kredit yang menurun dari posisi awal pembayaran angsuran utang sampai angsuran pada bulan berikutnya. Hal ini disebabkan oleh sisa pokok utang (outstanding principal ) yang mengecil.

Tabel 2.2 Angsuran Kredit

(Dalam Rp) Bulan ke Kredit Anuitas Sisa Kredit Bunga (1 % / Bln) Angsuran Kredit 1 10.000.000 100.000 370.734 9.629.265 2 9.629.265 96.292 374.442 9.254.823 3 9.254.823 92.548 378.186 8.876.636 4 8.876.636 88.766 381.968 8.494.668 5 8.494.668 84.946 385.788 8.108.880 6 8.108.880 81.088 389.645 7.719.234 7 7.719.234 77.192 393.542 7.325.692 8 7.325.692 73.256 397.477 6.928.214 9 6.928.214 69.282 401.452 6.526.761 10 6.526.761 65.267 405.467 6.121.294 11 6.121.294 61.212 409.521 5.711.772 12 5.711.772 57.117 413.616 5.298.155

Dan seterusnya sampai 24 bulan (hingga total bulan ke 24) yakni :

24 466.073 4.660 466.073 0.00

Total 1.297.633 10.000.000 -

Sumber : Rivai & Veithzal, 2006 : 134

2. Margin Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah

Margin adalah keuntungan yang didapat oleh bank dari akad jual beli diantaranya murobahah, salam, dan istisna, dengan kesepakatan tertentu. Atau sejumlah uang yang merupakan keuntungan yang menjadi hak bank atas transaksi

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

pembiayaan murabahah. Sedangkan harga jual adalah harga beli ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati dalam akad pembiayaan Murabahah dan tidak dapat berubah selama masa akad. Setelah memperoleh referensi margin keuntungan, bank melakukan penetapan harga jual. Harga jual adalah penjumlahan harga beli/harga pokok/harga perolehan bank dan margin keuntungan.

+ =

Angsuran harga jual terdiri dari angsuran harga beli / pokok dan angsuran margin keuntungan. Pengakuan angsuran dapat dihitung dengan menggunakan empat metode, yaitu :

a. Metode Margin Keuntungan Menurun (Sliding) b. Metode Margin Keuntungan Rata-rata

c. Metode Margin Keuntungan Flat d. Metode Margin Keuntungan Annuitas

1). Metode Margin Keuntungan Menurun (Sliding)

Margin keuntungan menurun adalah perhitungan margin keuntungan yang semakin menurun sesuai dengan menurunnya harga pokok sebagai akibat adanya cicilan/angsuran harga pokok dan jumlah angsuran (harga pokokn dan margin keuntungan) yang dibayar nasabah setiap bulan semakin menurun.

Margin menurun karena adanya angsuran harga beli 2). Margin Keuntungan Rata-rata

Referensi Margin Keuntungan

Harga Beli

(Harga Pokok Bank) Harga Jual

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

Margin keuntungan rata-rata adalah margin keuntungan menurun yang perhitungan secara tetap dan jumlah angsuran (harga pokok dan margin keuntungan ) dibayar nasabah tetap setiap bulan. (Karim, 2006 ; 282)

Margin menurun telah diperhitungakan secara tetap. 3) Margin Keuntungan Flat

Margin keuntungan flat adalah perhitungan margin keuntungan terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap dari satu periode ke periode lainnya, walaupun baki debetnya menurun sebagai akibat dari adanya angsuran harga pokok.

4). Margin Keuntungan Annuitas

Margin keuntungan annuitas adalah adalah margin keutungan yang diperoleh dari perhitungan secara annuitas. Perhitungan annuitas adalah suatu cara pengembalian pembiayaan dengan pembayaran angsuran harga pokok dan margin keuntungan secara tetap. Perhitungan ini akan menghasilkan pola angsuran harga pokok yang semakin membesar dan margin keuntungan yang semakin menurun.

Margin keuntungan = f (plafond) hanya bisa dihitung apabila ada komponen- komponen seperti, jenis perhitungan margin keuntungan, plafond pembiayaan sesuai jenis, jangka waktu pembiayaan, tingkat margin keuntungan pembiayaan,

Harga Beli Margin Harga Jual

Harga Beli Margin Harga Jual

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

pola tagihan atau jatuh tempo tagihan (baik harga pokok maupun margin keuntungan). Tanggal jatuh tempo tagihan merupakan tanggal yang tidak termasuk dalam perhitungan hari margin keuntungan.

a. Contoh Perhitungan Margin Keuntungan

1). Margin Keuntungan Menurun

a). Nasabah dengan plafond, PLFN = Rp. 100.000.000,- b). Jangka waktu pembiayaan 1 tahun

c). Tingkat margin keuntungan setahun. MRJ = 16 % Maka jadwal angsuran pembiayaan adalah sebagai berikut :

a). Angsuran harga pokok perbulan, APPB = (PLFN / 12) = Rp. 8.333.333.33 b). Pencairan 05-03-2009 sejumlah Rp. 100.000.000,-

Tabel. 2.3 Angsuran Pembiayaan

No Tanggal Pokok Margin Keuntungan

1 05-04-2009 APPB ((PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ) / 12 2 05-05-2009 APPB ((PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ) / 12 3 05-06-2009 APPB ((PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ) / 12 12 05-04-2010 APPB ((PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ) / 12 Jadi untuk menghitung angsuran kedua maka :

APPB = Pokok Rp. 8.333.333.33

((PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ) / 12 = Margin Keuntungan = ((100.000.000-((2-1)*8.333.333.33))*0.16 / 12 = Rp. 1.222.222.22 Angsuran (2)

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

Angsuran Margin Keuntungan = Rp. 1.222.222.22 Rp. 9.555.555.55 Angsuran (5)

APPB = Pokok Rp. 8.333.333.33

((100.000.000-((2-1)*8.333.333.33))*0.16 / 12 = Rp. 888.888.88 Angsuran Harga Pokok = Rp. 8.333.333.33

Angsuran Margin Keuntungan =

No

Rp. 888.888.88 Rp. 9.222.222.21

2). Margin Keuntungan Rata-rata

a). Nasabah dengan plafond, PLFN = Rp. 100.000.000,-

b). Jangka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 12, atau 1 tahun c). Tingkat margin keuntungan setahun. MRJ = 16 %

Maka jadwal angsuran pembiayaan adalah sebagai berikut : a). Pencairan 05-03-2009 sejumlah Rp. 100.000.000,- b). APPB = PLFN / 12 (1Tahun – 12 Bulan)

c). Margin Keuntungan = JWK + 1 ) / (2*JWK))*PLFN*(MRJ / 12) Tabel. 2.4 Angsuran Pembiayaan

Tanggal Pokok Margin Keuntungan

1 05-04-2009 APPB ((JWK + 1) / (2*JWK))*PLFN*(MRJ / 12) 2 05-05-2009 APPB ((JWK + 1) / (2*JWK))*PLFN*(MRJ / 12) 3 05-06-2009 APPB ((JWK + 1) / (2*JWK))*PLFN*(MRJ / 12) 12 05-04-2010 APPB ((JWK + 1) / (2*JWK))*PLFN*(MRJ / 12)

Tabel 2.5 Rumus Angsuran

Angsuran (i) = Harga Pokok (i) + Margin Keuntungan (i) untuk i = 1 s/d JWK

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

Angsuran Harga Pokok (i) = APPB = 100.000.000 / 12 = Rp. 8.333.333.33 Angsuran Margin Keuntungan (i) = ((JWK + 1) / (2*JWK))* PLFN*(MRJ / 12)((12 + 1) / (2*12))*100.000.000*(0.16/12) = Rp. 720.000.00 Total = Rp. 9.053.333.33 3). Margin Keuntungan Angsuran Flat

a). Nasabah dengan plafond, PLFN = Rp. 100.000.000,-

b). Jangka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 12, atau 1 tahun c). Tingkat margin keuntungan setahun. MRJ = 16 %

d). k = Angsuran ke 1,2,3,...,... dan seterusnya

Maka jadwal angsuran pembiayaan adalah sebagai berikut : a). Pencairan 05-03-2009 sejumlah Rp. 100.000.000,- b). APPB (k) = Harga Pokok (k) = PLFN / JWK

c). APMB (k) = Margin Keuntungan (k) (PLFN/JWK)*(MRJ/12) Tabel. 2.6 Angsuran Ke 5

Angsuran Harga Pokok (5) = (100.000.000 / 12) = Rp. 8.333.333.33 Angsuran Margin

Keuntungan 5 = (100.000.000/12)(0.16/12) = Rp. 444.444.44 Total Rp. 8.777.777.77 4). Margin Keuntungan Anuitas

a). Nasabah dengan plafond, PLFN = Rp. 100.000.000,-

b). Jangka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 12, atau 1 tahun c). Tingkat margin keuntungan setahun. MRJ = 16 %

d). k = Angsuran ke 1,2,3,...,... dan seterusnya

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

a). Pencairan 05-03-2009 sejumlah Rp. 100.000.000,- Tabel 2.7 Angsuran Pembiayaan

No Tanggal Pokok Margin Keuntungan

1 05-04-2009 APPB (No) AMPB (No)

2 05-05-2009 APPB (2) AMPB (No)

3 05-06-2009 APPB (3) AMPB (3)

12 05-04-2010 APPB (12) AMPB (12)

Dimana angsuran (k) =

(1 + MRJ / 12))(k-1)

APPB (k) = Harga Pokok (k) = x PLFNx (MRJ/12) (1 + MRJ / 12))(JWK)-1

(1 + MRJ / 12))(k-1)

AMPB (k) = Margin Keuntungan (k) = -1xHargaPokok(k) (1 + MRJ / 12))(JWK)-1

Misalnya kita ingin mengetahui angsuran (3) ketiga : Angsuran Harga Pokok

3. Ketentuan Pembiayaan Murabahah

Rukun Murabahah a. Penjual b. Pembeli c. Obyek/barang d. Harga e. Ijab qabul Syarat Murabahah

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

b. Jumlah keuntungan penjual harus diketahui oleh pembeli

c. Barang yang dibeli harus jelas kriteria, jumlah, ukuran, dan sifat-sifatnya d. Barang yang dijual sudah dimiliki oleh penjual

e. Penjual & pembeli harus saling ridho

f. Penjual & pembeli mempunyai mempunyai kekuasaan & cakap hukum dalam transakai jual beli

g. Sistem pembayaran dan jangka waktunya disepakati bersama

h. Harga jual tidak boleh berubah sejak aqad sampai dengan pembayaran i. Jika jual beli dilakukan dengan pembayaran tempo, dan saat jatuh tempo si

pembeli tidak dapat melunasinya, maka harga jualnya tidak boleh ditambah.

Objek Barang :

a. Mengenai jenis, misalnya berupa mobil, pesawat

b. Mengenai tipe, misalnya mobil kijang, rumah tipe RSS, dan lain-lain c. Mengenai kualitas

d. Mengenai kuantitas (Berapa jumlah unit atau berat dan lain-lain) Harga :

a. Harus mengetahui dan diketahui oleh kedua belah atau semua pihak

b. Bisa dibayarkan pada waktu akad, secara cicilan, atau ditangguhkan pada waktu tertentu pada masa yang akan datang.

Tujuan margin keuntungan :

a. Untuk menarik nasabah atau investor sebanyak mungkin karena baik penentuan keuntungan, besarnya persentase, pembayaran jumlah pembayaran dan eksistensinya berbeda.

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

b. Untuk menjalankan syariat islam dengan baik dalam hal memperoleh keuntungan (margin).

F. Analisis Perbandingan Kredit dan Pembiayaan Murabahah

Perbandingan kredit Bank konvensional dengan Bank syariah yang umum banyak berkembang di masyarakat (Sudarsono, 2005 : 42). Pertama perlu di bahas tentang persamaannya, yakni ada persamaan dalam hal sisi teknis penerimaan uang, persamaan dalam hal mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan maupun dalam hal syarat-syarat umum untuk mendapat kredit dan pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan dan sebagainya.

Dalam hal persamaan ini semua hal yang terjadi pada Bank Syariah itu sama persis dengan yang terjadi pada Bank Konvensional, nyaris tidak ada perbedaan. Selanjutnya, mengenai perbedaannya, antara lain meliputi aspek akad, legalitas, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja. Yang pertama tentang akad dan legalitas. Akad dan legalitas ini merupakan kunci utama yang membedakan antara bank syariah dan bank konvensional. Dalam hal ini bergantung dari aqadnya. Perbedaannya untuk aqad-aqad yang berlangsung pada bank syariah ini hanya aqad yang halal, seperti bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa. Tidak ada unsur riba’ dalam bank syariah ini. Perbedaan selanjutnya yaitu dalam hal struktur organisasi bank. Dalam bank syariah ada keharusan untuk memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam struktur organisasinya. DPS ini bertugas untuk mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. DPS biasanya ditempatkan pada posisi setingkat dengan dewan komisaris. DPS ini ditetapkan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setiap tahunnya.

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan

Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.

Perbandingan yang lebih dominan antara kredit pada Bank Konvensional dan pembiayaan sistem murabahah pada bank syariah adalah bahwa pada kredit Bank Konvensional memakai sistem dan prinsip bunga atau riba serta memungut bunga dalam persen, sedangkan pada pembiayaan sistem murabahah pada Bank Syari’ah mengenakan expected of profit (perkiraan keuntungan / margin) dalam jumlah uang. Dalam memberikan fasilitas kredit / murabahah ini, Bank konvensional dan Syari’ah mengadakan perjanjian terlebih dahulu dengan calon nasabah, yaitu perjanjian kredit atau pembiayaan. Perjanjian kredit atau pembiayaan tersebut merupakan suatu persetujuan antara pihak bank dan nasabah. Dengan adanya perjanjian ini, maka timbul suatu hak dan kewajiban yang merupakan tanggung jawab dari masing-masing pihak.

Adapun proses pelaksanaan pembiayaan murabahah adalah sebagai berikut :

1. Bank dan Nasabah mengadakan negosiasi dan persyaratan untuk pelaksanaan kredit atau pembiayaan murabahah.

2. Setelah adanya negosiasi dan sesuai dengan persayaratan nasabah, maka selanjutnya bank dan nasabah mengadakan perjanjian kredit atau akad jual beli sesuai dengan permintaan nasabah, sehingga terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak.

3. Setelah mengadakan perjanjian kredit atau akad jual beli bank membeli barang kepada penjual barang (supplier) sesuai dengan permintaan nasabah.

4. Sesuai permintaan nasabah, kemudian penjual barang (supplier) mengirim barang ke nasabah.

Dokumen terkait