• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP

A. Jenis – Jenis Kredit

Menurut Hasibuan (2011 : 87) “kredit berasal dari kata Italia, credere yang artinya kepercayaan, dalam arti bahwa apabila seseorang atau badan usaha mendapatkan kredit dari bank, atau orang atau badan usaha tersebut, telah mendapat kepercayaan dari bank untuk memberi kredit”.

Sedangkan menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2001 : 190) “kredit yang diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan bersama, kredit dalam restrukturisasi, dan pembelian surat berharga debitur yang dilengkapi dengan note purchase agreement”.

Berdasarkan UU Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas UU Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Menurut undang – undang tersebut, penyediaan dana untuk nasabahnya tidak hanya bisa dalam bentuk kredit. Penyediaan dana tersebut dapat juga berupa penyediaan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, seperti tercantum dalam

Pasal 1 UU Nomor 10 tahun 1998. Penyaluran dana dalam bentuk kredit biasanya mendominasi sebagian besar pengalokasian dana bank (Budisantoso, 2006 : 114).

Dilihat dari macam jenis kredit yang dapat diajukan kepada bank, maka secara garis besar kredit tersebut dapat digolongkan kepada kredit tunai (cash loan) dan kredit tidak tunai (non cash loan). Jenis kredit secara tunai dapat dibedakan yaitu secara umum, tujuan pembiayaan, jangka waktu, sektor ekonomi, sifat, jenis penggunaan, kolektibilitas, golongan debitur dan kebijaksanaan. Sedangkan jenis kredit non tunai yaitu dalam bentuk pemberian bank garansi dan kredit berdokumen dalam rangka pembukaan kredit letter of credit (L/C) (Djohan, 2000 : 40).

Jenis kredit ini perlu diketahui guna melihat jenis kredit apa yang dibutuhkan oleh perusahaan dan perorangan pada suatu waktu tertentu dan mengetahui perkembangan selanjutnya dari kredit tersebut ataupun kebutuhan kredit lain yang akan muncul dikemudian hari (Djohan, 2000 : 40).

Adapun unsur – unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

a. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar – benar diterima kembali di masa tertentu atau di masa mendatang.

Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit. b. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

c. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya, demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

d. Kesepakatan

Disamping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesapakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana

masing – masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing – masing.

e. Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil (Ismail, 2009 : 190).

Tujuan Kredit

Tujuan perkreditan harus diarahkan untuk kepentingan bank, yaitu:

• Membantu perkembangan kegiatan ekonomi sesuai dengan kebijaksanaan dan program pemerintah dengan tetap mendasarkan pada persyaratan bank secara teknis dan wajar. • Mencari keuntungan yang layak bagi bank.

• Membantu perluasan pemanfaatan jasa – jasa perbankan lainnya, tanpa mengabaikan prinsip – prinsip kredit itu sendiri.

Tujuan dasar kredit dimaksudkan untuk pencapaian suatu tujuan tertentu yang tidak boleh merugikan tujuan lainnya, bahkan saling menunjang atau dapat dicapai bersama. Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang dan melalui suatu analisis dan penelitian yang cermat untuk mencegah terjadinya kerugian bagi bank (Santoso, 1996 : 111).

Pada dasarnya kredit yaitu utang bank yang dipinjam kepada nasabah dan akan dikembalikan pada waktu tertentu dimasa mendatang. Tetapi berdasarkan keperluan usaha serta sebagai unsur ekonomi yang mempengaruhi usaha para nasabahnya, sehingga jenis – jenis kredit menjadi beragam (Irmayanto, 2002 : 74).

Didalam prakteknya, kredit usaha perbankan yang diberikan PT. Bank SUMUT Cabang Utama, yaitu :

1. Kredit Multi Guna Bank Sumut (KMG)

KMG yaitu fasilitas kredit yang diberikan secara perorangan kepada pegawai yang sumber pengembaliannya dari penghasilan tetap dan pemberiannya/melaluiDinas/Instansi/Kopersi/Pegawai/Lembaga/Perusahaan tempat pegawai yang bersangkutan bekerja.

Kredit Multi Guna (KMG) terdiri atas :

a. Kredit Multi Guna Bank Sumut Konsumtif (KMG-K)

KMG-K yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai keperluan yang bersifat konsumtif yang terdiri dari :

 KMG-K Jangka Pendek.  KMG-K Jangka Menengah.  KMG-K Jangka Panjang.

b. Kredit Multi Guna Bank Sumut Modal Kerja (KMG-MK)

KMG-K yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai penyediaan modal kerja seperti : pembelian barang dagangan, pembelian bahan baku, piutang, dan lain – lain. Dalam rangka pembangunan usaha berskala mikro dan kecil untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidupnya yang terdiri dari :

 KMG-MK Jangka Menengah.  KMG-MK Jangka Panjang.

c. Kredit Multi Guna Bank Sumut Investasi (KMG-I)

KMG-I yaitu kredit yang digunakan untuk membangun/membeli/memperbaiki tempat usaha, membeli peralatan/perlengkapan usaha dan lain – lain dalam rangka pengembangan usaha berskala mikro dan kecil untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidupnya.

2. Kredit Pensiun (KP)

Kredit pensiun yaitu kredit yang diberikan secara perseorangan kepada para penerima pensiun dimana para pensiun sendiri, pensiun janda atau duda yang menerima uang pensiunnya melalui PT. Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (PT. Taspen).

3. Kredit Angsuran Lainnya (KAL)

Kredit Angsuran Lainnya (KAL) adalah kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah dengan tujuan penggunaannya adalah:

b. Membangun/membeli/merehap tempat usaha. c. Membeli tanah tapak perumahan.

d. Membeli kendaraan.

e. Membeli peralatan/perlengkapan. f. Membiayai pendidikan anak. g. Dan lain – lain yang layak dibiayai. 4. Kredit Umum (KU)

Kredit umum yaitu kredit dengan sistem rekening koran yang diberikan kepada perorangan atau badan usaha untuk menambah modal kerja usaha yang layak dibiayai oleh bank.

Sektor usaha yang layak dibiayai adalah: a. Perdagangan, restoran, dan hotel. b. Pertanian.

c. Industri.

d. Pengangkutan, pergudangan, dan komunikasi.

e. Jasa – jasa sosial masyarakat seperti: jasa profesi, biro iklan, biro perjalanan.

5. Kredit Surat Perintah Kerja (SPK)

Kredit SPK yaitu kredit modal kerja dalam bentuk rekening koran untuk membantu pengusaha dalam pembiayaan melaksanakan pekerjaan/proyek dari pemerintah dan swasta.

Penerima kredit SPK (Surat Perintah Kerja) adalah:

a. Pemegang tender yaitu perusahaan yang tertera pada SPK/kontrak dan melakukan peikatan tulis dengan kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/bagian proyek sebagai pengguna barang/jasa.

b. Pemegang SPK adalah perusahaan yang mendapat SPK berdasarkan kuasa dari pemegang tender.

6. Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK)

KUMK yaitu kredit modal kerja dan investasi yang diberikan oleh bank kepada usaha mikro dan usaha kecil guna pembiayaan usaha produktif. Sasaran kredit ini adalah pengusaha mikro dan kecil pada semua sektor ekonomi kecuali sektor yang dilarang oleh Bank Indonesia. Yang dinilai untuk dibiayai oleh bank berdasarkan asas – asas perkreditan yang sehat serta tidak sedang dibiayai dengan fasilitas kredit dan sumber lain.

Pinjaman dari pemerintah yang digunakan untuk program pemberian KUMK ini bertujuan untuk meringankan beban bank dalam penyediaan dana yang dapat disalurkan kepada usaha mikro dan kecil dalam bentuk kredit. Program untuk pembiayaan investasi dan modal kerja dengan persyaratan yang lebih terjangkau.

Kredit usaha Mikro dan Kecil ini terbagi atas:  KUMK Modal Kerja SUP-005.

 KUMK Investasi SUP-005. 7. Kredit Peduli Usaha Mikro (KPUM)

KPUM yaitu kredit tanpa agunan dengan angsuran tetap berjangkan waktu 1 tahun uang diberikan kepada pemilik usaha mikro dalam rangka meningkatkan kemampuannya untuk mengembangkan usaha. Usaha mikro adalah usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin yang mempunyai ciri – ciri sebagai berikut:

a. Dimiliki oleh keluarga.

b. Mempergunakan teknologi sederhana. c. Memanfaatkan sumber daya lokal.

d. Laporan usahanya mudah dimasuki dan ditinggalkan. 8. Kredit Permaisuri

Kredit Permaisuri adalah kredit yang diberikan melalui kelompok keuangan yang dibentuk oleh Credit Marceting Officer (CMO) Bank SUMUT dalam suatu Kelompok Keuangan Mikro (KKM) yang beranggotakan 20 – 30 orang dengan melakukan edukasi perbankan berupa pembinaan, pelatihan dan konsultasi pada pertemuan wajib mingguan. 9. Kredit Mikro Sumut Sejarah II

Produk KMSS II adalah solusi tepat dengan proses cepat, bunga ringan dan agunan flexible (surat tanah, BPKP kendaraan bermotor, kios/lapak, dll).

10. Kredit Pemilik Rumah Sumut Sejahtera (KPR Sumut Sejahtera)

Kredit ini diberikan kepada perorangan untuk kebutuhan pembelian rumah baru atau rumah lama baik berupa rumah tinggal, apartemen, rumah

toko maupun rumah kantor yang dijual melalui pengembangan dilokasi – lokasi yang telah ditentukan bank.

11. Pinjaman Uang Muka Perumahan Kerjasama Bank (PUMP-KB)/Bank Sumut-Jamsostek

Pinjaman yang diberikan oleh PT. Jamsostek kepada peserta program Jamsostek yang memenuhi persyaratan melaui bank dengan maksud membantu peserta Jamsostek menyediakan sebagian atau seluruh uang muka KPR untuk mendapatkan kredit dari bank.

12. Kredit Pengenbangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP)

Kredit yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan program pengembangan tanaman bahan baku, bahan bakar nabati dan program revitalisasi perkebunan.

13. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E)

Kredit investasi dan atau modal kerja yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan program ketahanan pangan dan program pengembangan tanaman bahan bakar nabati.

14. Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS)

Objek yang dibiayai oleh KUPS adalah kegiatan usaha pembibitan sapi untuk produksi bibit sapi potong atau bibit sapi perah.

15. Kredit Kebun Sawit

membiayai sebuah perkebunan sawit.

16. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Tapak Sejahtera Melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan

Kredit yang diberikan oleh bank kepada masyarakat berpenghasilan rendah dalam rangka pemilikan rumah sejahtera yang dibeli dari pengembang.

17. Pinjaman Karyawan

Pinjaman karyawan adalah sejenis kredit yang khusus diberikan kepada para karyawan, baik instasi pemerintah maupun perusahaan, organisasi dan lainnya, dengan syarat hanya memberikan surat keterangan bekerja kepada pihak bank (Bank Sumut, 2012).

Dokumen terkait