• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM PERJANJIAN KREDIT BANK DAN

2. Jenis-Jenis Kredit

Kredit dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain: 28 a. Kredit dilihat dari tujuan penggunaan

Dilihat dari tujuan penggunaan kredit, dibagi menjadi 3 yaitu: 1) Kredit Investasi

Kredit Investasi merupakan kredit yang diberikan oleh Bank kepada debitur untuk pengadaan barang-barang modal (aktiva tetap) yang mempunyai nilai ekonomis lebih dari satu tahun. Secara umum, kredit investasi ini ditujukan untuk pendirian perusahaan baru atau proyek baru, maupun proyek pengembangan, modernisasi mesin, dan peralatan, pembelian kendaraan yang digunakan untuk kelancaran usaha, dan perluasan perusahaan. Kredit investasi ini nominalnya besar, maka pada umumnya jangka waktu lebih dari satu tahun, jangka menengah, dan panjang.

Contoh:

PT. Anugerah (industri sepatu) mengajukan kredit ke Bank MB Surabaya untuk membeli 100 unit mesin jahit sepatu. Masing-masing mesin jahit seharga Rp 5.000.000,- sehingga dana yang diperlukan sebesar Rp 500.000.000,-. Mesin jahit merupakan aktiva tetap atau barang modal, sehingga permohonan kredit tersebut tergolong kredit investasi.

2) Kredit Modal Kerja

27

Ibid. 28

Kredit Modal Kerja merupakan kredit yang digunakan untuk memenuhi kebutuha modal kerja yang biasanya habis dalam satu siklus usaha. Kredit Modal kerja ini, biasanya diberikan dalam jangka pendek yaitu lamanya satu tahun. Kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, biaya upah, untuk menutup piutang dagang, pembelian barang dagangan, dan kebutuhan dana lain yang sifatnya hanya digunakan selama satu tahun.

Contoh:

PT. Anugerah memerlukan tambahan dana sebesar Rp 500.000.000,- untuk meningkatkan volume penjualan yang ditargetkan sebesar 30% dari penjualan tahun sebelumnya. Tambahan dana tersebut untuk meng- cover piutang dan membeli bahan baku maupun persediaan lainnya. PT. Anugerah mengajukan kredit kepada Bank MB Surabaya, maka MB Surabaya dapat memberikan kredit modal kerja.

3) Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah untuk membeli barang dan jasa untuk keperluan pribadi dan tidak untuk digunakan keperluan usaha.Beberapa contoh kredit konsumtif antara lain kredit untuk pembelian rumah tinggal, kendaraan bermotor untuk dipakai sendiri, dan kredit untuk keperluan lain yang habis dipakai.

Contoh:

Andika mengajukan kredit untuk pembelian rumah dengan harga Rp 200.000.000,-. Atas pembelian rumah tersebut di sudah membayar uang muka sebesar Rp 50.000.000,- sisanya diajuan kredit ke Bank MB

Surabaya. Bank MB Surabaya dapat memberikan kredit konsumtif kepada Andika.

b. Kredit dilihat dari jangka waktu

Sesuai dengan jangka waktu kredit dibagi menjadi 3, yaitu: 1) Kredit Jangka Pendek

Kredit jangka pendek merupakan kredit yang diberikan dengan jangka waktu maksimal satu tahun. Kredit tersebut biasanya diberikan oleh bank untuk membiayai modal kerja perusahaan yang mempunyai siklus usaha dalam satu tahun.

2) Kredit Jangka Menengah

Kredit jangka menengah merupakan kredit yang diberikan dengan jangka waktu antara satu tahun sampai tiga tahun. Kredit ini dapat diberikan untuk ketiga jenis kredit yaitu modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumtif. Kredit modal kerja yang pada umumnya jangka waktunya satu tahun, akan tetapi apabila nilai kreditnya besar maka bisa diberikan sampai dengan tiga tahun. Kredit investasi yang nilainya kecil bisa diberikan sampai dengan tiga tahun, akan tetapi bila nominalnya besar akan diberikan jangka panjang. Kredit konsumtif akan disesuaikan dengan kemampuan debitur dalam mengansur, sehingga dapat diberikan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.

3) Kredit jangka panjang

Kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun. Kredit ini diberikan untuk kredit investasi, contoh: untuk pembelian gedung, pembangunan

proyek, pengadaan mesin dan peralatan, dan lain-lain yang nominalnya besar serta kredit konsumtif yang nilainya besar, misalnya KPR.

c. Kredit dilihat dari cara penarikan

Kredit dapat dibagi sesuai dengan cara penarikan, maupun pembayaran kembali menjadi 3 jenis yaitu kredit sekaligus, bertahap, dan rekening koran.

1) Kredit Sekaligus

Kredit sekaligus bisa disebut dengan aflopend credit yaitu kredit yang dicairkan sekaligus sesuai dengan dengan plafon kredit yang disetujui. Kredit tersebut bisa dicairkan secara tunai, maupun nontunai yaitu melalui pemindah-bukuan. Dalam praktik bank akan mencairkan kredit sekaligus melalui rekening giro atau tabungan debitur, tidak diberikan tunai. Debitur akan menarik dari rekening yang telah dimiliki.

Dilihat dari cara pengembalian, kredit sekaligus dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:

a) Kredit sekaligus yang cara pembayaran kredit yaitu dilakukan dengan angsuran sampai dengan lunas setelah jangka waktu tertentu. Angsuran tersebut dapat dilakukan setiap bulan, tiga bulan sekali, dan seterusnya. Hal ini disesuaikaan dengan perjanjian dan kemampuan debitur untuk membayar kembali. Jenis kredit ini cocok untuk investasi.

b) Kredit sekaligus yang cara pembayaran kembali kredit yaitu sekaligus pada akhir masa kredit. Misal: kredit modal kerja dengan jangka waktu satu tahun. Debitur hanya diwajibkan membayar bunga setiap

bulan, dan pinjaman pokok akan dibayar pada akhir tahun atau pada akhir masa perjanjian kredit.

2) Kredit bertah ap

Kredit yang pencariannya tidak sekaligus, akan tetapi dilakukan secara bertahap 2,3,4, kali pencairan dalam masa kredit. Pencarian disesuaikan dengan dana yang dibutuhkan oleh debitur. Kredit ini cocok untuk investasi pembangunan, sehingga bank akan mencairkan sesuai dengan termin pembayaran proyek.

Misalnya: Plafon kredit yang disetujui oleh bank sebesar Rp.1.000.000.000,- untuk pembangunan gedung, maka kredit tersebut akan dicairkan selama satu tahun sesuai dengan termin penyelesaian proyek pembangunan gedung. Bank akan mencairkan secara tidak langsung sebesar Rp.1.000.000.000,- akan tetapi sesuai dengan tingkat penyelesaian pembangunan. Bunga yang harus dibayar oleh nasabah sesuai dengan pencairan kredit atau kredit yang telah dinikmati oleh nasabah. Adapun, cara pengembalian yang biasa dilakukan secara angsuran sesuai dengan jangka waktu tertentu sampai dengan lunas pada akhir masa kredit.

3) Kredit Rekening Koran

Kredit rekening koran adalah kredit yang penyediaan dana dilakukan melalui pemindah-bukuan. Bank akan memindahkan kredit tersebut kedalam rekening giro nasabah, sedangkan penarikan dilakukan dengan menggunakan sarana berupa cek, bilyet giro atau surat pemindah- bukuan lainnya

Penarikan kredit ini dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan pembayaran atas pinjaman rekening koran juga dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menyetorkan ke rekening giro debitur, bank akan memotong dari rekening giro debitur tersebut.

d. Kredit Dilihat dari Sektor Usaha

Dilihat dari sektor usaha, kredit dapat dibagi antara lain sebagai berikut: 1) Sektor Industri

Kredit yang diberikan kepada nasabah yang bergerak dalam sektor industri, yaitu sektor usaha yang mengubah bentuk dari bahan baku menjadi barang jadi atau mengubah suatu barang menjadi barang lain yang memiliki faedah yang lebih tinggi.

Beberapa contoh sektor industri antara lain: a) Industri Elektronik

b) Industri Pertambangan c) Industri Kimia

d) Industri Tekstil 2) Sektor Perdagangan

Kredit ini, diberikan kepada pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan, baik perdagangan kecil, menengah, dan perdagangan besar. Kredit ini, dimaksudkan untuk memperluas usha nasabah dalam usaha perdagangan. Misal: untuk memperbesar jumlah penjualan atau memperbesar pasar. Beberapa contoh kredit perdagangan antara lain kredit yang diberikan kepada usaha: supermarket, distributor, eksportir, importir, rumah makan, dan usaha perdagangan lainnya.

3) Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Perkebunan

Kredit ini, diberikan dalam rangka meningkatkan hasil di sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan. Kredit tersebut biasanya diberikan dalam bentuk kredit modal kerja maupun investasi kepada tambak, petani, dan nelayan.

4) Sektor Jasa

Sektor jasa sebagaimana tersebut di bawah ini yang dapat diberikan kredit oleh bank antara lain:

a) Jasa Pendidikan

Pada kurun waktu beberapa tahun terakhir ini, jasa pendidikan merupakan jasa yang menarik bagi bank, karena jenis usaha tersebut mudah diestimasikan pendapatannya. Jenis kredit yang cocok adalah kredit investasi dengan jangka panjang.

b) Jasa Rumah Sakit

Bank dapat memberikan kredit kepada rumah sakit apabila jaminan yang diberikan tidak memiliki banyak risiko, sehingga apabila terjadi masalah kredit, maka bank dapat menjual jaminan tersebut sebagai sumber perlunasan utang. Kredit yang sesuai untuk jasa rumah sakit ialah kredit investasi jangka panjang.

c) Jasa Angkutan

Kredit yang diberikan untuk sektor angkutan, misal: kredit kepada pengusaha taksi, bus, angkutan darat, laut, dan udara, termasuk juga adalah kredit yang diberikan untuk biro perjalanan,pergudangan, dan

komunikasi. Kredit yang sesuai adalah kredit investasi jangka panjang untuk membeli kendaaraan alat angkutan.

d) Jasa Lainnya

Kredit yang diberikan kepada jasa lainnya, misal: kredit untuk profesi, pengacara, dokter, insinyur, kantor, dan akuntan.

5) Sektor Perumahan

Bank memberikan kredit kepada debitur yang bergerak di bidang pembangunan perumahan. Pada umumnya, diberikan dalam bentuk kredit konstruksi, yaitu kredit untuk pembangunan perumahan. Adapun cara pembayaran kembali yaitu dipotong dari produk rumah yang telah terjual. Kredit ini diberikan oleh bank tertentu, misalnya BTN memberikan kepada pengembang untuk membangun rumah di kawasan perumahan tertentu.

e. Kredit Dilihat dari Segi Jaminan 1) Kredit dengan jaminan

Kredit dengan jaminan merupakan jenis kredit yang didukung dengan jaminan (agunan). Kredit dengan jaminan ini dapat digolongkan menjadi jaminan perorangan, benda berwujud, dan benda tidak berwujud.

a) Jaminan Perorangan

Jaminan perorangan merupakan jenis kredit yang di dukung dengan jaminan seorang (personal securities) atau badan sebagai pihak ketiga yang bertindak sebagai penanggung jawab apabila terjadi wanprestasi dari pihak debitur.

Jaminan benda berwujud merupakan jaminan kebendaan yang terdiri dari barang bergerak maupun barang tidak bergerak, misal: kendaraan bermotor, mesin dan peralatan, inventaris kantor, barang dagangan. Jaminan yang bersifat barang tidak bergerak antara lain, tanah dan gedung yang berdiri di atas tanah tersebut atau tanah tanpa gedung, kapal api dengan bobot 20 m3.

c) Jaminan Benda Tidak Berwujud

Beberapa jenis jaminan yang dapat diterima adalah jaminan benda tidak berwujud. Benda tidak berwujud tersebut antara lain, promes, obligasi, saham, dan surat berharga lainnya. Barang tidak berwujud tersebut dapat diikat dengan cara pemindah-tanganan atau cessie. 2) Kredit tanpa jaminan (Unsecured Loan)

Kredit yang diberikan kepada debitur tanpa didukung adanya jaminan. Kredit tersebut diberikan atas dasar kepercayaan yang diberikan oleh bank kepada debitur. Kredit tanpa jaminan ini berisiko tinggi karena tidak ada pengaman yang dimiliki oleh bank apabila debitur wanprestasi. Bank dapat memberikan kredit tersebut kepada debitur yang dapat diyakini bahwa debitur tersebut dapat membayar pinjaman dengan lancar. Bank akan menderita apabila debitur tidak dapat membayar pinjaman tersebut. Bank tidak memiliki sumber pelunasan kedua karena bank tidak dapat memiliki jaminan yang dapat dijual.

Contoh: kredit tanpa jaminan antara lain:

a) Kredit dengan jaminan SK (Surat Keputusan) pengangkatan menjadi pegawai tetap.

Bagi bank SK tersebut tidak ada artinya, karena bukan merupakan sumber pendapatan, akan tetapi bagi nasabah, apalagi nasabah tersebut adalah pegawai negeri sipil, maka SK tersebut merupakan hal yang sangat penting, sehingga sangat berharga. Debitur tidak ingin SK tersebut ditahan, sehingga berusaha untuk membayar kembali pinjaman tersebut.

b) Kredit dengan jaminan ijazah

Jaminan ijazah bagi bank tidak ada nilainya, akan tetapi bagi nasabah sangat berarti, sehingga nasabah berusaha membayar angsuran. f. Kredit Dilihat dari Jumlah

Jenis kredit ini terdiri dari UMKM (usaha mikro kecil dan menengah), kredit UKM (usaha kecil dan menengah), kredit korporasi.

1) Kredit UMKM

Kredit UMKN merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha dengan skala usaha sangat kecil. Misal: kredit yang diberikan bank kepada pengusaha tempe, dan peracangan.

2) Kredit UKM

Kredit yang diberikan kepada pengusaha dengan batasan antara Rp. 50.000.000,- dan tidak melebihi Rp. 350.000.000,- UKM sudah memiliki modal yang cukup, serta administrasi yang lebih baik dibanding dengan UMKM, sehingga bank juga dapat memenuhi permohonan kredit. Kredit UKM antara lain kredit untuk koperasi, pengusaha kecil (perdagangan, toko, dan grosir).

Jenis kredit ini merupakan kredit yang diberikan kepada debitur dengan jumlah besar dan diperuntukkan kepada debitur besar (korporasi). Pada umumnya, bank lebih mudah melakukan analisis terhadap debitur korporasi karena data keuangan lebih lengkap, administrasi baik, dan struktur pemodalan yang kuat.

Dokumen terkait