• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-Jenis Makian

Dalam dokumen Makian dalam bahasa Sikka Dialek Lela Sikka (Halaman 41-50)

BAB III JENIS MAKIAN DALAM BAHASA SIKKA DIALEK LELA

3.2 Jenis-Jenis Makian

3.2.1 Makian yang Menunjuk pada Binatang

Makian yang menunjuk pada binatang umumnya digunakan disetiap

daerah di Indonesia. Masyarakat Sikka menggunakan makian yang menunjuk pada binatang karena binatang dianggap memiliki sifat buruk dan najis. Makian

dalam jenis ini sebanyak tujuh makian, yang mencakup (a) ahu (anjing), (b) wawi

(babi), (c) jarang (kuda), (d) widing (kambing), (e) roang (monyet), (f) siput

(siput) dan (g) sapi (sapi). Berikut contoh makian tersebut.

(5) Ahu ei nala ata ngawung rewong naing poi

anjing ini ambil orang barang seenaknya saja

„Anjing ini mengambil barang orang seenaknya saja‟

(6) Wawi ata tutur ia rena!

babi orang bicara itu dengar

„Babi dengarkan orang yang sedang berbicara‟

(7) Jarang e lopa main gila bodoh! Au ele senang

kuda par jangan bercanda bodoh! Saya tidak suka

(8) Haiata widing nimung ei cantik golo

siapa kambing punya ini cantik sekali „Kambing milik siapa ini cantik sekali‟

(9) Dasar waeng ganu roang

dasar muka seperti monyet

„Dasar mukamu seperti monyet‟

(10) E siput au dena apa ia?

par siput kau buat apa itu? „E siput apa yang sedang kau lakukan?‟

(11) Heh sapi, du’e poi ele norang gu’a au lopa goa

par sapi, tidur saja tidak ada kerja kamu jangan makan Heh sapi, tidur terus tidak pernah bekerja, kamu jangan makan!

Kata-kata makian yang digunakan pada kalimat (5) s.d. (11) adalah

sebagai berikut. Pada contoh (5) kata makian ahu artinya anjing, pada contoh (6)

kata makian wawi artinya babi, pada contoh (7) kata makian jarang artinya kuda,

pada contoh (8) kata makian widing artinya kambing, pada contoh (9) kata makian

roang artinya monyet, pada contoh (10) kata makian siput artinya siput, dan pada contoh (11) kata makian sapi artinya sapi.

3.2.2 Makian yang Menunjuk pada Bagian Tubuh Binatang

Tubuh binatang merupakan anggota tubuh yang melekat pada binatang.

Anggota tubuh binatang digunakan oleh penutur bahasa Sikka dialek Lela Sikka untuk memaki. Bahkan penutur bahasa Sikka dialek Lela Sikka lebih sering

menggunakan makian yang menunjuk pada bagian tubuh binatang, yaitu wawi

alang (kepala babi), jarang erang, jarang lahar (alat kelamin kuda), dan ahu erang (alat kelamin anjing).

(12) Wawi alang lopa bai alang watu rakang

babi kepala jangan terlalu kepala batu terlalu „Wawi alang jangan terlalu keras kepala‟

(13) Heh Jarang erang norang atabiang bou ia au naha sopan par kuda kelamin ada orang datang itu kamu harus sopan

„Heh kelamin kuda jika ada tamu bersikaplah yang sopan‟

(14) Jarang lahar ei ata ina ama tutur ele depo

golo

kelamin kuda ini orang ibu bapak kasihtahu tidak menurut pernah

„Kelamin kuda ini Tidak pernah menuruti perkataan orangtua‟

(15) Ahu erang lopa bai waengburatapok

kelamin anjing jangan terlalu malas „Kelamin anjing jangan terlalu malas‟

Kata-kata makian yang digunakan pada kalimat (12) s.d. (15) adalah

sebagai berikut. Pada contoh (12) kata makian wawi alang artinya tengkorak, pada

contoh (13) dan (14) kata makian jarang erang dan jarang lahar artinya alat

kelamin kuda, dan pada contoh (15) kata makian ahu erang artinya kelamin

anjing.

3.2.3 Makian yang Menunjuk pada Sifat atau Watak Jelek Manusia

Sifat merupakan ciri khas yang ada pada seseorang yang dibawa sejak

lahir yang menentukan dan mencerminkan bagaimana seseorang terhadap yang lainnya atau terhadap lingkugannya. Masyarakat Sikka sering menggunakan sifat- sifat negatif pada manusia untuk memaki misalnya.

(16) Dasar ngangang ata tutur ulang-ulang ele mengerti

dasar bodoh orang kasihtahu ulang-ulang tidak mengerti

(17) Ukuaka mala ata ngawungeleraintang beli walong bodoh ambil orang barang tidak tahu kembalikan lagi

„Bodoh! mengambil barang tetapi tidak tahu mengembalikannya lagi‟

(18) Topo puang sena ele rena, dasar peke!

panggil sejak tadi, tidak mendengarkan dasar tuli

„Dipanggil sejak tadi tidak mendengarkan dasar tuli‟

Kata-kata makian yang digunakan pada kalimat (16) s. d. (18) adalah

sebagai berikut. Pada contoh (16) kata makian ngangang artinya bodoh, pada

contoh (17) kata makian ukuaka artinya bodoh atau tidak tahu apa-apa, dan pada

contoh (18) kata makian peke artinya tuli.

3.2.4 Makian yang Menunjuk pada Bagian Tubuh Manusia

Tubuh manusia merupakan keseluruhan struktur fisik organisme manusia.

Anggota tubuh manusia yang sering digunakan untuk memaki adalah anggota tubuh yang berkaitan erat dengan aktifitas seksual. Aktifitas seksual bersifat sangat pribadi dan kurang sopan jika dibicarakan oleh orang lain. Organ-organ tubuh yang sangat penting juga bahkan sering digunakan untuk memaki, selain itu organ tubuh yang tergolong penting juga dipakai untuk memaki. Anggota tubuh yang sering digunakan untuk memaki adalah sebagai berikut.

(19) Alang korak e wai pehang lopa tutur rewong poi

tengkorak par lain kali jangan bicara sembarang „Heh tengkorak lain kali jangan asal bicara‟

(20) Ubeng goa baa ko laeng

pantat makan sudah atau belum

„Pantat apakah kamu sudah makan atau belum‟

(21) Erang au lewat norang atagete di ele hormat golo

kelamin Wanitakamu lewat ada orang tua juga tidak sopan

(22) Heh Telor ei, ata kuliah apana au du’e

par Kelamin laki-laki ini orang kuliah kenapa kamu tidur

„heh kelamin laki-laki kenapa kamu tidur orang sedang kuliah‟

(23) Lahar mai goa sai

lahar ayo makan dulu „lahar ayo makan‟

Kata-kata makian yang digunakan pada kalimat (19) s.d. (23) adalah

sebagai berikut. Pada contoh (19) kata makian alang korak artinya tengkorak,

pada contoh (20) kata makian ubeng artinya pantat, pada contoh (21) kata makian

erang artinya alat kelamin wanita, pada contoh (22) dan (23) kata makian lahar

dan telor artinya alat kelamin laki-laki.

3.2.5 Makian yang Menunjuk pada Tumbuhan

Selain manusia dan binatang, tumbuhan juga sering digunakan untuk

memaki karena penutur bahasa Sikka dialek Lela Sikka menganggap adanya persamaan bentuk antara tumbuhan tersebut dan objek yang dimaki. Contoh tumbuhan yang digunakan untuk memaki adalah.

(24) Tuka au hui baa ko laeng?

ubi jalar kau mandi sudah belum

„Ubi jalar apakah kamu sudah mandi atau belum?‟

Kata makian yang digunakan pada kalimat (24) adalah tuka artinya ubi jalar.

3.2.6 Makian yang Menunjuk pada Mahkluk Halus

Mahkluk halus atau mahkluk gaib adalah mahkluk yang tidak kasat mata

yang eksistensinya tidak dapat dijangkau oleh panca indra manusia. Meskipun merupakan mahkluk yang tidak kasat mata, penutur bahasa Sikka, dialek Lela Sikka menggunakannya untuk memaki.

(25) Setan ei, ganu bano ni’a epang-epang

setan ini kalau jalan lihat baik-baik „Setan ini kalau jalan hati-hati

(26) Ueng e, hewut baa, tama oring sai, gelir wina oring laeng temang

poi

setan par, magrib sudah masuk rumah sudah, berkeliaran luar rumah masih

„Setan jangan berkeliaran diluar rumah, ini sudah mahgrib

(27) Heh weta du’a ponung, dena apa dara gahu ei utur

par kira perempuan hantu, buat apa siang bolong begini di hutan

„Heh, dasar! kirain hantu perempuan, untuk apa kamu di hutan siang

bolong

Kata-kata makian yang digunakan pada kalimat (25) s.d. (27) adalah

sebagai berikut. Pada contoh (26) kata makian setan artinya setan, pada contoh

(26) kata makian u’eng artinya setan (orang yang menggunakan ilmu hitam untuk

menyakiti orang lain), dan pada contoh (27) kata makian du’a ponung artinya

hantu perempuan.

3.2.7 Makian yang Menunjuk pada Pekerjaan Nista

Kata- kata nista merupakan kata-kata hinaan, yang berhubungan dengan

aib seseorang. Pekerjaan nista adalah pekerjaan kotor atau tidak pantas. Orang yang memiliki pekerjaan ini biasanya menjadi buah bibir atau bahan gosipan para tetangganya. Orang yang melakukan pekerjaan nista biasanya tidak mudah diterima oleh masyarakat. Kata-kata nista yang sering digunakan untuk memaki adalah sebagai berikut.

(28) Dasar du’a gowa! gu’a aung huma ata lai rimung poi

dasar perempuan pelacur! kerja kamu rebut orang suami punya saja

(29) Ganu du’a hemu golo lerong ele bile ei oring

seperti perempuan pelacur saja setiap hari tidak tenang di rumah „Seperti pelacur saja! setiap hari tidak tenang di rumah‟

Kata-kata makian yang digunakan pada kalimat (28) s. d. (29) adalah

sebagai berikut. Pada contoh (28) dan (29) katan makian du’a gowa artinya

perempuan yang merebut suami orang lain, sedangkan du’a hemu artinya

perempuan yang sua mengganggu suami orang lain.

3.2.8 Makian yang Menunjuk pada Kotoran Hewan

Kotoran hewan merupakan kotoran yang dihasilkan oleh hewan. Kotoran

hewan merupakann sesuatu yang kotor dan menjijikan. Penutur bahasa Sikka dialek Lela Sikka, memaki mengunakan kata-kata yang menunjuk pada kotoran hewan misalnya.

(30) Wawi taing au riwa baa hutang aung apana au tagih laeng?

babi kotoran ini bayar sudah hutang saya kenapa kau minta masih

„Ta‟i babi ini! Saya sudah membayar hutangnya, kenapa masih minta?

Kata makian yang digunakan pada kalimat (30) wawi tai’ng artinya

kotoran yang dihasilkan oleh babi.

3.2.9 Makian yang Menunjuk pada Benda Mati

Benda mati merupakan benda atau barang atau benda yang tidak dapat

bergerak sendiri atau tidak dapat bernapas, atau benda yang tidak mengalami gejala hidup. Benda mati digunakan oleh penutur bahasa daerah Sikka dialek Lela Sikka untuk memaki.

(31) Dasar watu ata tutur ele depo golo

dasar batu orang kasih tahu tidak menurut pernah „Dasar batu dikasih tahu tetapi tidak pernah menurut‟

Kata makian pada kalimat (31) watu artinya batu.

3.2.10 Makian yang Menujuk pada Keadaan Tertentu

Keadaan tertentu merupakan suatu keadaan yang mana manusia bertindak

diluar kesadarannya. Keadaan tertentu kadang membuat orang berpikir tentang sesuatu yang aneh mengenai seseorang. Contoh keadaan tertentu yang digunakan oleh penutur bahasa Sikka dialek Lela Sikka untuk memaki misalnya.

(32) Dasar wauk gete baa di eleraintanghui bopo wing

dasar bau, besar sudah juga tidak tahu mengurus diri

„Huh dasar bau! sudah besar tetapi tidak tahu mengurus diri‟

(33) Waerumang, lopa gu’a naing rewong poi

gila, jangan kerja sembarang saja „Gila! jangan asal kerja saja‟

(34) Dasar iteng glet! bano! lopa bu ebaung!

dasar tidak waras! pergi! jangan mabuk disini

„Dasar tidak waras pergi! Jangan mabuk-mabukan disini!‟

Kata-kata makian pada kalimat (32) s.d. (34) adalah sebagai berikut. Pada

contoh (32) kata makian wauk artinya bau, busuk, pada contoh (33) kata makian

waerumang artinya gila, dan pada contoh (34) kata makian iteng glet artinya tidak waras.

3.2.11 Makian yang Menunjuk pada Hubungan Seksualitas

Hubungan seksualitas merupakan hubungan yang sangat sakral. Tetapi

(35) Gio ganu gai goa ia gua, ele due poi ganu ia

gi‟o kalau mau makan itu kerja, bukan tidur saja seperti itu

„Gi‟o! kalau kamu mau makan harus kerja! bukan tidur-tiduran seperti itu!

Kata makian yang digunakan pada kalimat (35) adalah gi’o artinya

hubungan seksualitas.

3.2.12 Makian yang Menunjuk pada Warna Kulit

Warna kulit adalah sesuatu yang melekat pada diri seseorang. Di dalam penuturan bahasa Sikka dialek Lela Sikka warna kulit menjadi pemicu seseorang untuk memaki misalnya warna kulit yang gelap.

(36) Dasar mitak, nala ngawung aung rewong poi, ele raintang meang

dasar, hitam! ambil barang saya seenaknya saja tidak tahu malu

„Dasar hitam! mengambil barang saya seenaknya saja dasar tidak tahu

malu

Kata makian yang digunakan pada kalimat (36) adalah mitak artinya hitam.

3.2.13 Makian yang Menunjuk pada Ukuran Badan

Ukuran badan juga merupakan sesuatu yang melekat pada diri seseorang. Penutur bahasa Sikka dialek Lela Sikka, menjadikan ukuran badan sebagai alasan untuk memaki.

(37) Heh bomber, lopa goa gawang-gawan! dasar rakus

par bomber, jangan makan banyak-banyak! dasar rakus

„Bomber, jangan banyak makan! dasar rakus

(38) Dasar kalir ganu tiang listik

dasar kecil, lurus, kurus seperti tiang lisrtik „Dasar kurus seperti tiang listrik‟

(39) Hehlorak lopa cerewet. a’u woga le’u tebongaung ganu kageia

par lurus jangan cerewet. saya patah badan kamu seperti lidi itu 'Lorak! Jangan cerewet! saya akan patahkan badanmu yang seperti lidi

(40) Heh rugung bak lopacampur urusanaung urustebongaung ia

par ceking jangan campur urusan saya, urus badan kamu itu

„Heh ceking jangan mencampuri urusan saya! urus saja badan mu itu!‟

Kata-kata makian yang digunakan pada kalimat (37) s. d. (40) adalah

sebagai berikut. Pada contoh (37) kata makian bomber artinya gendut, besar, pada

contoh (38) kata makian kalir artinya kurus, pada contoh (39) kata makian lorak

artinya sangat kurus, dan pada contoh (40) kata makian rugung bak artinya sangat

ceking.

Dalam dokumen Makian dalam bahasa Sikka Dialek Lela Sikka (Halaman 41-50)

Dokumen terkait