• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Kekasaran Makian dalam Bahasa Sikka Dialek Lela

Dalam dokumen Makian dalam bahasa Sikka Dialek Lela Sikka (Halaman 71-79)

BAB V PENUTUP

Diagram 1. Tingkat Kekasaran Makian dalam Bahasa Sikka Dialek Lela

Pengklasifikasian tingkat kekasaran jenis makian dalam bahasa Sikka

dialek Lela Sikka di atas berdasarkan wawancara dengan narasumber sebanyak sepuluh orang. Sebagian besar percakapan didominasi dengan mengatakan lima jenis makian yang tingkat kekasarannya paling tinggi. Jenis makian dengan tingkat kekasaran paling tinggi langsung memberi efek pada percakapan tersebut. Lima jenis makian dengan tingkat kekasaran paling tinggi tersebut yakni, makian yang menunjuk pada bagian tubuh manusia, makian yang menunjuk pada binatang, makian yang menunjuk pada hubungan seksualitas, makian yang menunjuk pada bagian tubuh binatang, dan makian yang menunjuk pada watak

1. bagian tubuh manusia 2. binatang 3. hubungan seksualitas 4. bagian tubuh binatang 5. watak atau sifat jelek manusia

6. keadaan tertentu 7. pekerjaan nista 8. kotoran hewan 9. ukuran badan 10. warna kulit 11. mahkluk halus 12. benda mati 13. tumbuhan KASAR TIDAK KASAR

atau sifat jelek manusia. Mitra tutur akan langsung merasa tersinggung, dan marah, sehingga dapat menimbulkan pertengkaran atau perselisihan, tidak hanya adu mulut, tetapi juga bisa berujung adu fisik.

Beberapa percakapan lainnya didominasi dengan mengatakan lima jenis

makian berikutnya yaitu, makian yang menunjuk pada keadaan tertentu, makian yang menunjuk pada pekerjaan nista, makian yang menunjuk pada kotoran hewan, makian yang menunjuk pada ukuran badan, dan makian yang menunjuk pada warna kulit. Dalam percakapannya terdapat beberapa efek yang ditimbulkan, misalnya ada mitra tutur yang merasa tersinggung dan dibiarkan begitu saja, tetapi ada beberapa yang melakukan adu mulut.

Sebagian kecil di antaranya didalam percakapan menggunakan tiga jenis

makian lainnya, yaitu makian yang menunjuk pada makhluk halus, makian yang menunjuk pada benda mati dan makian yang menunjuk pada tumbuhan. Tiga jenis makian ini tidak memberikan banyak efek dalam percakapan tersebut. Mitra tutur tidak merasa biasa saja, sehingga kata makian yang digunakan oleh penutur terhadap mitra tutur tersebut tidak dipermasalahkan. Semua jenis makian dalam bahasa Sikka dialek Lela Sikka dapat digunakan dalam keadaan atau suasana apapun.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai makian dalam bahasa Sikka dialek Lela Sikka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, bahasa yang digunakan oleh masyarakat Sikka yang tersebar di 21 kecamatan dengan dialek yang berbeda-beda menurut etnis masing-masing. Terdapat lima etnis masyarakat yang menggunakan bahasa Sikka yaitu: etnis Sikka Krowe, etnis Sikka Muhan, etnis Lio, etnis Palue, dan etnis Tidung. Dialek yang digunakan oleh masyarakat disetiap kecamatan dalam etnis Sikka Krowe inipun berbeda-beda. Perbedaan dialek ini merupakan pengaruh dari tinggi rendahnya suara, kerasnya ucapan, dan panjang pendeknya suatu ucapan. Misalnya di kecamatan Lela menggunakan dialek Lela Sikka, di kecamatan Nita menggunkan dialek Nita, di kecamatan Bola menggunakan dialek Bola dst.

Kedua, kata makian yang digunakan oleh penutur bahasa Sikka dialek Lela Sikka ada tiga puluh enam. Makian tersebut dideskripsikan menurut jenis- jenisnya yaitu: (i) makian yang menunjuk pada binatang, (ii) makian yang menunjuk pada bagian tubuh binatang, (iii) makian yang menunjuk pada bagian tubuh manusia, (iv) makian yang menunjuk tumbuhan, (v) makian yang menunjuk pada mahkluk halus, (vi) makian yang menunjuk pada pekerjaan nista, (vii) makian yang menunjuk pada kotoran hewan, (viii) makian yang menunjuk pada benda mati, (ix) makian yang menunjuk pada keadaan tertentu, (x) makian yang

menunjuk pada sifat atau watak jelek manusia, (xi) makian yang menunjuk pada hubungan seksualitas, (xii) makian yang menunjuk pada warna kulit, dan (xiii) makian yang menunjuk pada ukuran badan.

Ketiga, terdapat empat faktor situasioanal yang mempengaruhi penutur bahasa Sikka dialek Lela Sikka menggunakan makian yaitu: menunjukkan keakraban, mengungkapkan emosi, menghina, dan menciptakan kesetaraan sosial.

Kelima, penelitian berupa makian dalam bahasa Sikka dialek Lela Sikka merupakan temuan yang khas atau unik, karena semua kata makian dalam bahasa Sikka dialek Lela Sikka dapat digunakan di dalam semua situasi, dan makian dalam bahasa Sikka dialek Lela Sikka lebih banyak digunakan untuk mengungkapkan berbagai emosi atau perasaan, dan kedekatan penutur dengan mitra tuturnya.

5.2 Saran

Fokus penelitian ini hanya membahas tentang makian dalam bahasa Sikka dialek Lela Sikka. Pada penelitian selanjutnya, peneliti dapat membahas mengenai makian dalam bahasa daerah lain dengan model seperti yang dibahas dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sikka, 2015. “Luas Daerah Kabupaten Sikka

Menurut Pulau,” Stable URL:

https://sikkakab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/3. Diunduh: 14/04/17, 18:32.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sikka, 2016. “Jumlah Penduduk Kabupaten Sikka Menurut Kecamatan,” Stable URL: https://sikkakab.bps.go.id/linkTableStatis/view/id/6. Diunduh: 14/04/17, 18.25.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sikka, 2014. “Luas Panen, Produktifitas, dan Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Sikka,” Stable URL: https://sikkakab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/11. Diunduh: 14/04/17, 19.41.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sikka, 2015. “Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Sikka (ton),” Stable URL: https://sikkakab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/35. Diunduh: 14/04/17, 19.45.

Baryadi, Praptomo, 1983. “Kata-Kata Pisuhan atau Makian dalam Bahasa Jawa” dalam Badrawada. Yogyakarta: Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada.

Boer, dkk. 2008. “Hikayat Kerajaan Sikka. Maumere: Ledalero.

Chaer, Abdul. 1990. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra. Dendy, Sugono. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Semantik 2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: Eresco.

Mertiret, Jeane. 2010. Semiologi. Yogyakarta: Jalasutra.

Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Proyek Penelitian dan Pencatatan

Kebudayaan Daerah.1977. Adat Istiadat Daerah Nusa Tenggara

Timur. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Poerwadarminta, W. J. S. 1967. Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang.

1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Slametmuljana. 1964. Semantik (ilmu makna). Jakarta: Djambatan.

Sukarsa, Oco. 2006. “Umpatan dalam Bahasa Sunda” Skripsi Strata 1 (S1).

Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta:

Duta Wacana University Press.

2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Sanata

Dharma University press.Yogyakarta.

Wijana, I Dewa Putu.1996. Dasar- Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi.

Wijana, D. P. Dan Rohadi, M. 2011. Semantik Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.

Wuwur, Valentina Ida Roswita, 2013. “Umpatan dalam Tuturan Berbahasa Indonesia di Masyarakat Sumba Barat” Skripsi Strata1 (S1). Program studi Sastra Indonesia. Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Yule, George. 2006. Pragmatik. Diterjemahkan oleh Indah Fajar Wahyuni dari judul asli Pragmatics. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

LAMPIRAN Wawancara ini penulis lakukan dengan tujuan untuk

 Membangkitkan data

 Mengkonfirmasi dugaan penulis

 Mengukur tingkat kekasaran makian dalam bahasa Sikka dialek Lela Sikka Daftar pertanyaan penggunaan Makian dalam Bahasa Sikka dialek Lela Sikka Data Informan Nama : Umur : Pekerjaan : Alamat :

1. Manakah kata-kata makian di bawah ini yang paling sering anda gunakan dalam percakapan?

 Ahu  Lahar

 Wawi  Tuka

 Jarang  Setan

 Widing  Ueng

 Roang  Du‟a ponung

 Siput  Du‟a gowa

 Sapi  Du‟a hemu

 Wawi alang  Wawi taing

 Jarang erang  Watu

 Jarang lahar  Waerumang

 Ngangang  Wauk

 Ukuaka  Gi‟o

 Peke  Mitak

 Alang korak  Bomber

 Ubeng  Kalir

 Erang  Lorak

 Telor  Rugung bak

2. Buatlah konteks (dalam bahasa Sikka dialek Lela Sikka) dan makiannya dari lima kata makian di atas yang paling sering anda gunakan dalam percakapan.

a. Kata makian: Konteks: b. Kata makian: Konteks: c. Kata makian: Konteks: d. Kata makian: Konteks: e. Kata makian: Konteks:

Abjad No. Data makian dalam Bahasa

Sikka dialek Lela Sikka Makna

A. 1. Ahu Anjing

2. Ahu Erang Alat Kelamin Anjing

3. Alang Korak Tengkorak

B. 4. Bomber Gendut

D. 5. Du‟a Ponung Hantu Perempuan

6. Du‟a Gowa Pelacur

7. Du‟a Hemu Pelacur

E. 8. Erang Alat Kelamin Wanita

G. 9. Gi‟o Hubungan Seksualitas

I. 10. Iteng Glet Tidak Waras

J. 11. Jarang Kuda

12. Jarang Erang Alat Kelamin Kuda (betina) 13. Jarang Lahar Alat Kelamin Kuda (Jantan)

K. 14. Kalir Kurus

L. 15. Lahar Alat Kelamin Laki-laki

M. 16. Lorak Kurus (Lurus)

17. Mitak Hitam

N. 18. Ngangang Bodoh

P. 19. Peke Tuli

R. 20. Ro‟ang Monyet

21. Rugung Bak Ceking

S. 22. Sapi Sapi

23. Setan Setan

24. Siput Siput

T. 25. Telor Alat Kelamin Laki-laki

26. Tuka Ubi Jalar

U. 27. U‟eng Setan memakai ilmu hitam)(Manusia yang

28. Ukuaka Bodoh

29. Ubeng Pantat

W. 30. Wawi Babi

31. Wawi Alang Bagian Kepala Babi 32. Wawi Ta‟ing Kotoran Babi

33. Watu Batu

34. Wauk Bau

35. Waerumang Orang Gila

Dalam dokumen Makian dalam bahasa Sikka Dialek Lela Sikka (Halaman 71-79)

Dokumen terkait