BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP MAKNA, POLISEM
2.2 Tinjauan Terhadap Makna
2.2.2 Jenis-Jenis Makna
Menurut Chaer (2002:289) karena bahasa itu digunakan untuk berbagai kegiatan dan keperluan dalam kehidupan bermasyarakat maka makna bahasa itupun menjadi bermacam-macam bila dilihat dari segi dan pandangan yang berbeda. Awalnya makna yang dimiliki sebuah kata adalah makna leksikal, makna denotatif, dan makna konseptual. Namun dalam penggunaannya makna kata akan menjadi bermacam-macam dan baru jelas kalau sudah berada dalam kalimatnya atau konteks situasinya.
Chaer (2002:289) mengungkapkan, pembagian tipe makna berdasarkan beberapa kriteria, antara lain:
a. Berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem, dapat dibedakan menjadi makna referensial dan makna non referensial.
b. Berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata atau leksem, dapat dibedakan menjadi makna denotatif dan makna konotatif.
c. Berdasarkan ketepatan maknanya, makna dapat dibedakan menjadi makna kata dan makna istilah.
d. Berdasarkan kriteria atau sudut pandang lain, dibedakan menjadi makna asosiatif, idiomatik, kolokatif dan sebagainya.
2.2.2.1 Makna Leksikal, Gramatikal dan Kontekstual
Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks apapun. Misalnya leksem air bermakna leksikal ‘sejenis barang cair yang biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari’. Dengan contoh tersebut dapat dikatakan bahwa makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan hasil observasi indera kita, atau makna apa adanya.
Makna gramatikal muncul ketika terjadi proses gramatikal, sepeti afiksasi, reduplikasi, komposisi atau kalimatisasi. Contohnya, dalam proses afiksasi, prefiks ber- dengan kata dasar kuda melahirkan makna gramatikal ‘mengendarai
kuda’.
Sedangkan makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam suatu konteks. Misalnya makna jatuh pada kalimat, ‘adik
jatuh dari sepeda’ dengan ‘dia jatuh cinta kepada adikku’, terdapat perbedaan
konteks jatuh dalam kedua kalimat tersebut. Menurut Parera (2004:47), teori kontekstual sejalan dengan teori relativisme. Makna sebuah kata terikat pada lingkungan kultural dan ekologis pemakai bahasa tertentu itu Makna konteks juga dapat berkenaan dengan situasinya, yakni tempat, waktu dan lingkungan pengguna bahasa tersebut.
2.2.2.2 Makna Referensial dan Non-referensial
Sebuah kata atau leksem disebut bermakna referensial apabila terdapat acuannya. Kata-kata seperti meja, bangku, hitam dan gambar adalah kata-kata bermakna referensial karena terdapat acuannya dalam dunia nyata.
Kata bermakna non-referensial apabila tidak bermakna referensial atau tidak mempunyai acuan. Kata-kata seperti dan, atau, karena termasuk kedalam kelompok tersebut.
2.2.2.3 Makna Denotatif dan Makna Konotatif
Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah leksem. Sebenarnya, makna denotatif sama dengan makna leksikal.
Sedangkan makna konotatif adalah makna lain yang “ditambahkan” pada
makna denotatif yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok yang menggunakan kata tersebut. Misalnya, kata gerombolan bersinonim dengan kelompok. Tetapi kata gerombolan memiliki konotasi yang lebih negatif atau rasa yang tidak mengenakkan.
2.2.2.4 Makna Kata Konseptual dan Makna asosiatif
Yang dimaksud dengan konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Makna konseptual sama dengan makna leksikal, makna denotatif dan makna referensial.
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata tersebut dengan sesuatu yang berada diluar bahasa. Misalnya, kata merah berasosiasi dengan ‘berani’ atau juga ‘paham
komunis’. Makna asosiatif ini sebenarnya sama dengan lambang atau perlambang
yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan konsep lain, yang mempunyai kemiripan dengan sifat, keadaan atau ciri yang ada pada konsep
asal kata tersebut. Jadi, kata merah yang bermakna konseptual ‘sejenis warna terang menyolok’ digunakan untuk perlambang ‘keberanian’ atau di dunia politik untuk melambangkan ‘paham atau golongan komunis’.
2.2.2.5 Makna Kata dan Makna Istilah
Setiap leksem memiliki makna. Pada awalnya, makna yang dimiliki sebuah kata adalah makna leksikal, makna denotatif, atau makna konseptual. Namun dalam penggunaannya, makna kata itu baru menjadi jelas apabila kata itu sudah berada didalam konteks kalimatnya atau konteks situasinya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa makna kata masih bersifat umum, kasar, dan tidak jelas.
Berbeda dengan makna kata, makna istilah mempunyai makna yang pasti, jelas dan tidak meragukan meski tanpa konteks kalimat sekalipun. Oleh karena itu, sering dikatakan bahwa makna istilah itu bebas konteks, sedangkan makna kata tidak bebas konteks. Sebuah istilah hanya dipergunakan pada bidang keilmuan atau kegiatan tertentu.
Idiom adalah suatu makna yang ujarannya tidak dapat “diramalkan” dari
makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal. Misalnya, secara gramatikal bentuk menjual rumah bermakna ‘yang menjual menerima uang dan yang membeli menerima rumahnya’. Tetapi dalam bahasa Indonesia bentuk menjua l gigi tidaklah berarti seperti itu, melainkan bermakna ‘tertawa keras-
keras’. Jadi makna seperti itulah yang disebut makna idiomatikal.
Idiom biasanya dibedakan menjadi dua macam, yaitu idiom penuh dan idiom sebagian. Idiom penuh adalah idiom yang semua unsurnya sudah melebur menjadi satu kesatuan. Sehingga makna yang dimiliki berasal dari satu kesatuan tersebut. Contohnya, adalah membanting tulang. Sedangkan yang dimaksud dengan idiom sebagian adalah idiom yang salah satu unsurnya masih memiliki makna leksikalnya sendiri, misalnya daftar hitam.
Peribahasa memiliki makna yang masih bisa di telusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena adanya asosiasi antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa. Misalnya, tong kosong nyaring bunyinya yang
bermakna ‘orang yang banyak bicara biasanya tidak berilmu’. Makna ini dapat
ditarik dari asosiasi; tong yang berisi jika dipukul tidak mengeluarkan bunyi, tetapi tong yang kosong akan mengeluarkan bunyi yang keras dan nyaring.