• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam pembuatan model, kita dapat memanfaatkan berbagai bahan yang ada disekitar kita. Sebab, sesungguhnya bahan-bahan tersebut sangat banyak. Namun, sering kali kekurangan atau kekurangjelian kita dalam memanfaatkan, menjadikan bahan-bahan tersebut tidak termanfaatkan.

Hal ini pula yang menjadi salah satu biang kendala tidak majunya dunia pendidikan di negeri kita. Sebagaimana diungkapkan oleh Sudjana dan Rivai (2005), bahan-bahan untuk pembuatan model ajar meliputi kertas dan karton, kayu dan kardus, bubur kertas, bubur kertas crepe, kayu, tanah liat, malam atau lilin, plaster paris, bahan metal, serta bahan dan perangkat konstruksi.

Berikut beberapa contoh model yang dibuat dari beberapa bahan tersebut.

1. Model Berbahan Kertas dan Karton Langkah-langkahnya sebagai berukut:

a. Kumpulkan foto-foto, gambar-gambar, serta gambaran keseluruhan dari benteng bersejarah tersebut atau teliti langsung ke lokasi benteng itu berada.

b. Berdasarkan data tersebut, kemudian buatlah sketsa model benteng bersejarah itu. Untuk penggambarannya, dapat digunakan tiga sudut pandang, yakni depan, samping, dan atas. Yang jelas, di antara kettiga posisi objek tersebut, tentu bagian-bagiannya tidak sama. Oleh karena itu, perlu pula ditambahkan sketsa imbuhan pandangan dari bagian belakang dan mungkin juga bagian bawahnya.

c. Tentukan berapa banyak unsur-unsur yang akan dimasukkan sebagai bagian terpenting dari model benteng bersejarah itu. Unsur-unsur tersebut diperoleh dari hasil penggambaran yang telah kita lakukan sebelumnya.

d. Kumpulkan bahan-bahan, terutama kertas dan karton, yang dibutuhkan sebagai bahan utama pembuatan model benteng bersejarah. Bahan tambahan lainnya yang perlu disiapkan adalah cat, spidol, atau cat semprot.

Sementara, untuk peralatannya, perlu disiapkan pensil, penghapus, pisau, gunting, staples, isolasi, penggaris, jangka, lem kertas, kuas, dan tiner.

e. Susunlah bahan-bahan sesuai dengan sketsa benteng bersejarah yang telah dibuat. Dalam proses tersebut, ada berbagai macam kegiatan, seperti mengukur, memotong, menempelkan atau merekatkan, hingga pengecatan kertas dan karton untuk proses finishing dari model tersebut.

f. Susunlah informasi pendukung dalam selembar kertas untuk menjelaskan secara lebih detai tentang model tersebut.

g. Siapkan tugas untuk peserta didik secara tertulis.

h. Buatlah kriteria penilaian dari tugas yang diberikan kepada peserta didik.

2. Model Berbahan Kertas dan Kardus

Ada berbagai macam model yang bisa dibuat dengan menggunakan bahan kertas dan kardus, seperti miniatur mabel rumah, pohon, bunga, papan lalu lintas,

kapal, mobil, truk, kereta api, pesawat terbang, topi, boneka, pakaian, bendera, mesin sederhana, dan sebagainya.

Berikut ini adalah contoh langkah-langkah pembuatan mmodel miniatur rumah tangga.

a. Kumpulkan gambar-gambar tentang mabel rumah tangga.

b. Buatlah sketsa untuk masing-masing mabel rumah tangga tersebut. Dalam penggambarannya, tampilkan bagian depan, samping, atas, belakang, dan bawah.

c. Kumpulkan bahan-bahan untuk membuat miniatur mabel rumah tangga, terutama kertas dan karton. Untuk bahannya, antara lain spidol, krayon atau cat, serta kawat. Sedangkan untuk alatnya, antara lain pensil, penggaris, busur, jangka, gunting, pisau, isolasi, lem bakar, lem kertas dan tang.

d. Buatlah kerangka miniatur mabel rumah tangga dengan kawat yang telah disiapkan menurut sketsa yang telah dibuat.

e. Potong-potong kertas dan kardus sesuai dengan sketsa yang telah dibuat.

Rekarkan dan tempelkan potongan-potongan kertas dan kardus dengan isolasi, lem bakar, atau lem kertas pada kerangka yang telah disiapkan sebelumnya.

f. Berikan pewarnaan melaui pengecatan terhadap kertas dan kardus untuk memberikan tampilan yang serupa dengan aslinya.

g. Susunlah informasi pendukung tentang mabel rumah tangga dalam selembar kertas.

h. Siapkan tugas untuk pesertas didik secara tertulis.

i. Buatlah kriteria penilaian dari tugas yang diberikan kepada peserta didik tersebut.

3. Model Berbahan Bubur Kertas

Berbagai model yang bisa dibuat dengan bubur kertas, misalnya model daratan pedesaan, model permukaan gunung berapi pada kerangka dari kayu berkawat, model binatang dengan rangka kawat, mode kepala bonekaa, model buah-buahan, dan model sayur-mayur.

a. Cara-cara Membuat Bubur Kertas

Adapun cara membuat bubur kertas sebagaimana disebutkan dalam Sudjana dan Rivai (2005), ada tiga macam.

1) Cara pertama

a) Rendam sobekan kertas kecil-kecil di dalam air panas selama beberapa jam, kemudian keringkan dan aduk.

b) Campur bubur tersebut dengan perekat kertas tembok yang telah dicampur air. Namun, jika ingin menambahkan perekatnya, tambahkan perekat tersenut sebelum bubur dituangkan.

c) Setelah bubur kertas dan perekat dicampur secara merata, maka bahan ini siap digunakan.

2) Cara kedua

a) Sobek kertas koran kecil-kecil tanpa menggunakan gunting. Sejumlah besar kertas harus disobek, sebab akan mengendapkan tertekan bila direndam.

b) Masukkan sobekan kertas ke dalam ember yang telah diisi air.

c) Bubuhkan satu sendok garam dapur, dan biarkan selama semalam.

d) Pada hari berikutnya, buang airnya dan angkat kertas tersebut. Kemudian aduklah bubur tersebut dengan tangan agar lebih lumat.\

e) Campurkan sekitar 12 sendok serbuk flour untuk setiap setengah dari campuran kertas. Jika ternyata belum pekat, tambahkan lagi lebih banyak flour sampai bubur menjadi pekat merata serta bisa digunakan sebaik-baiknya.

3) Cara ketiga (berbahan kertas crepe)

a) Sobeklah kecil-kecil kertas crepe berwarna

b) Masukkan sobekkan kertas ke dalam ember atau panci besar.

c) Tambahkan secangkir serbuk flour dan setengah gelas garam ke dalam ember itu.

d) Aduklah hingga merata dan diamkan. Bubur kertas siap digunakan.

b. Contoh Langkah-Langkah Pembuatan Model Sapi Berbahan Bubur Kertas Langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:

1) Siapkan foto atau gambar sapi yang akan dibuat model.

2) Buatlah sketsa gambar untuk sapi tersebut.

3) Tentukan unsur-unsur yang dibutuhkan untuk membuat model sapi.

4) Siapkan bahan-bahan, terutama bubur kertas. Kemudian, siapkan pula papan kayu, benang, dan kawat. Adupun alat-alat yang dibutuhkan, antara lain gunting, pisau, ember, paku, tang, martil, gergaji, pensil, spidol, penggaris, penghapus, pewarna (cat spidol, atau krayon), kuas, dan kertas.

5) Buatlah kerangka model dengan kawat sesuai gambar sapi yang diinginkan.

Susunan kerangka meliputi kepala, bdan, kaki, dan ekor. Untuk kakinya, dipakukan ke papan kayu sebagai alasnya.

6) Buatlah kepala, badan, kaki, dan ekor dari bubur kertas padat. Kemudian, ekor dibuat dari benang hitam yang dijuntai dan dilekatkan pada kerangka ekor.

7) Berikan pewarna (bisa menggunakan cat, spidol, krayon, atau cat semprot) pada model sesuai dengan gambar sapi yang telah direncanakan sebelumnya.

8) Susun informasi pendukung pada selembar kertas.

9) Berikan tugas yang berkenaan dengan model kepada peserta didik, bisa secara lisan atau tulisan.

10) Lakukan penilaian terhadap jawaban-jawaban yang diberikan peserta didik dengan kriteria-kriteria yang telah kita tetapkan.

Demikianlah aneka contoh model dari berbagai jenis bahan. Dengan melihat contoh-contoh tersebut beserta cara pembuatannya, hendaknya dapat memacu dan merangsang kreativitas kita untuk memanfaatkan berbagai macam bahan yang berserakan dan berlimpah di sekitar kita. Sehingga, dari bahan-bahan yang tak terpakai bisa menjadi model yang kaya manfaat. Bahkan, jika dibuat dengan lebih serius, akan menjadi peluang bisnis yang menggiurkan. Ini merupakan sebuah peluang yang sungguh menguntungkan.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo & Jasmadi, 2008: 40).

Sebuah bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang : (1) Minimal mengacu pada sasaran yang akan dicapai peserta didik, (2) Berisi informasi, pesan dan pengetahuan yang dituangkan dalam bentuk tertulis yang dapat dikomunikasikan kepada pembaca secara logis dan mudah diterima sesuai dengan tahap kognitif siswa, (3) Berisi konsep–konsep yang disajikan secara mekanik, interaktif dan mampu mendorong terjadinya proses berfikir kritis, kreatif, inovatif dan kedalaman berfikir serta metakognisi dan evaluasi diri. (4) Secara fisik tersaji dalam wujud tampilan yang menarik dan menggambarkan ciri khas buku pelajaran. (BSNP, 2006 : 15).

Bahan ajar yang baik memiliki kriteria tertentu atau standar tertentu seperti tentang relevansinya dengan kurikulum yang sedang berlaku saat ini, kesesuaian metode dengan materi yang disampaikan, isi buku atau sudut keilmuannya yaitu apakah teori-teori yang digunakan di dalam penulisan bahan ajar ini sudah sesuai atau belum.

Fungsi bahan ajar bagi peserta didik adalah (1) peserta dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik lain. (2) peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja yang ia kehendaki. (3) peserta didik dapat belajar sesuai kecepatannya masing-masing. (4) peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri. (5) membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang mandiri.

Pembuatan media pembelajaran yang menarik dan dapat mudah digunakan dan dipahami peserta didik adalah salah satu langkah untuk membantu penyampaian

materi. Media pembelajaran sangatlah beragam dan banyak jenisnya. Salah satu media pembelajaran yang sangat menarik adalah model. Model adalah barang tiruan yang menyerupai aslinya dan digunakan untuk menjelaskan yang sesuatu dalam bentuk tiga dimensi dan dalam skala yang kecil.

Model atau maket sebagai bahan ajar, jika disiapkan dan dibuat secara baik, maka akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi proses pembelajaran. Oleh karena itu, model yang digunakan dalam proses pembelajaran hendaknya dibuat oleh pendidik atau para peserta didik. Sebab, model atau maket dapat memberikan makna yang hampir sama dengan benda aslinya. Weidermann mengungkapkan bahwa dengan melihat dan berinteraksi dengan benda aslinya, yang berarti dapat dipegang, maka peserta didik akan lebih mudah mempelajarinya. Hal ini sebenarnya juga tidak terlepas dari manfaat besar yang bisa ditimbulkan oleh bahan ajar ini bagi proses pembelajaran, yaitu menciptakan pembelajaran yang bermakna dan mengesankan.

B. SARAN

Sebagai calon Guru Sekolah Dasar, kami sadar dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan makalah kami. Dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Proswoto, Andi. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif . Jogjakarta: Diva Press

Sudjana, Nana. 2013. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Mu’alim, Benny. 2015. Pembuatan Bahan Ajar Model-Maket.

http://bennyedupreneurship.blogspot.co.id (diakses tanggal 14 Oktober 2016)

Saiful, Abid. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar.

http://abidsaiful.blogspot.co.id (diakses tanggal 14 Oktober 2016)

Yudistira, Cecep.2015. Program Penelitian Inovatif Mahasiswa.

http://kakakecilcecep.blogspot.co.id (diakses tanggal 14 Oktober 2016)

2015. pengertian-torso-definisi-sebagai-media.html

http://www.landasanteori.com (diakses pada 14 Oktober 2016)

Dokumen terkait