• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 1 PENGGUNAAN BAHAN AJAR INOVATIF MODEL (MAKET)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 1 PENGGUNAAN BAHAN AJAR INOVATIF MODEL (MAKET)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 1

PENGGUNAAN BAHAN AJAR INOVATIF MODEL (MAKET) Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan PKn SD 1

Oleh Roby Zulkarnain Noer M.Pd dan Mety Toding Bua, M.Pd Disusun oleh kelompok 3:

Marjono 15.601050.011

Rizal Afendy 15.601050.012 Dewi Handayani 15.601050.014 Fiki Chandra Tari 15.601050.018

Yeni Sari 15.601050.027

Nisa Nur Adha 15.601050.030

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 2016

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang Penggunaan Bahan Ajar Inovatif Model (Maket).

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Penggunaan Bahan Ajar Inovatif Model (Maket) terhadap Dunia Pendidikan di Indonesia ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Tarakan, 16 Oktober 2016

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I ... 4

PENDAHULUAN ... 4

A. LATAR BELAKANG ... 4

B. RUMUSAN MASALAH ... 8

C. TUJUAN PENULISAN ... 8

BAB II ... 9

PEMBAHASAN ... 9

A. Pengertian Model (Maket) ... 9

B. Jenis-Jenis Model (Maket) ... 9

C. Memahami Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Model (Maket) ... 15

D. Unsur-Unsur Model (Maket) sebagai Bahan Ajar ... 18

E. Langkah-Langkah Pembuatan Model (Maket) yang Efektif... 18

F. Contoh Pembuatan Model (Maket) ... 19

BAB III ... 24

PENUTUP ... 24

A. KESIMPULAN ... 24

B. SARAN ... 25

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pembelajaran di tingkat SD/MI merupakan pembelajaran yang dimulai dari sesuatu yang benar-benar nampak atau nyata (konkret). Pembelajaran yang menarik dibutuhkan media pembelajaran dan cara penyampaian yang mudah diterima oleh peserta didik. Pembelajaran yang aktif dan mampu membantu mempermudah peserta didik yang menerima informasi yang disampaikan pendidik. Untuk menjadikan pembelajaran menarik membutuhkan sumber belajar yang beragam, pembuatan sumber belajar bertujuan untuk memperkaya informasi yang diperlukan dalam menyusun suatu bahan ajar, dapat digunakan oleh penyusun bahan ajar dan memudahkan bagi siswa untuk mempelajari suatu kompetensi tertentu.

Pembuatan media pembelajaran yang menarik dan dapat mudah digunakan dan dipahami peserta didik adalah salah satu langkah untuk membantu penyampaian materi. Media pembelajaran sangatlah beragam dan banyak jenisnya. Salah satu media pembelajaran yang sangat menarik adalah model. Model adalah barang tiruan yang menyerupai aslinya dan digunakan untuk menjelaskan yang sesuatu dalam bentuk tiga dimensi dan dalam skala yang kecil.

Dewasa ini, banyak sekali dihasilkan model beragam dan menarik. Model dihasilkan dari berbagai bentuk, bahan dan dalam warna yang mampu membangkitkan keingintahuan peserta didik.

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kemajuan bangsa dan Negara, baik Negara maju maupun Negara berkembang seperti layaknya Indonesia.

Perkembangan dan kemajuan suatu Negara dapat terlihat dari bagaimana pendidikan mampu membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) bergantung pada kualitas pendidikan suatu bangsa. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan nasional. Perbaikan tersebut diantaranya dengan

(5)

pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran (Mulyasa, 2006).

Dalam kegiatan belajar mengajar disekolah, sarana prasarana juga menjadi salah satu faktor dalam kualitas pendidikan. Diperlukan sarana prasarana yang memadai untuk mencapai kualitas yang lebih baik. Menurut Kepmendikbud No.

053/U/2001 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM), sekolah harus memiliki persyaratan minimal untuk menyelenggarakan pendidikan dengan serba lengkap dan cukup seperti, luas lahan, perabot lengkap, peralatan/laboratorium/media, infrastruktur, sarana olahraga, dan buku. Kehadiran Kepmendiknas itu dirasakan sangat tepat karena dengan keputusan ini diharapkan penyelenggaraan pendidikan di sekolah tidak terlalu tertinggal.

Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar atau materi pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi.

Berdasarkan uraian – uraian dari beberapa jurnal dapat disimpulkan bahwa banyak bahan ajar yang beredar di berbagai sekolah tidak sesuai. Menurut Lestari (2013) bahan ajar adalah sumber belajar yang sampai saat ini memliki peranan penting untuk menunjang proses pembelajaran. Bahan ajar sebaiknya mampu memenuhi syarat sebagai bahan pembelajaran karena banyak bahan ajar yang digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran, umumnya cenderung berisikan informasi bidang studi saja dan tidak terstruktur dengan baik. Kualitas bahan ajar yang rendah dengan pembelajaran konvensional akan berakibat pada rendahnya perolehan prestasi belajar siswa.

Sebuah bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang : (1) Minimal mengacu pada sasaran yang akan dicapai peserta didik, (2) Berisi informasi, pesan dan pengetahuan yang dituangkan dalam bentuk tertulis yang dapat dikomunikasikan kepada pembaca secara logis dan mudah diterima sesuai dengan tahap kognitif siswa, (3) Berisi konsep–konsep yang disajikan secara mekanik, interaktif dan mampu mendorong terjadinya proses berfikir kritis, kreatif, inovatif dan kedalaman berfikir serta metakognisi dan evaluasi diri. (4) Secara fisik tersaji

(6)

dalam wujud tampilan yang menarik dan menggambarkan ciri khas buku pelajaran. (BSNP, 2006 : 15).

Bahan ajar yang baik memiliki kriteria tertentu atau standar tertentu seperti tentang relevansinya dengan kurikulum yang sedang berlaku saat ini, kesesuaian metode dengan materi yang disampaikan, isi buku atau sudut keilmuannya yaitu apakah teori-teori yang digunakan di dalam penulisan bahan ajar ini sudah sesuai atau belum.

Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo & Jasmadi, 2008: 40). Menurut National Centre for Competency Based Training (2007), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan ajar tertulis maupun tak tertulis. Pandangan dari ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar (Prastowo, 2012: 16). Dari beberapa pandangan mengenai pengertian bahan ajar tersebut, dapat dipahami bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta didik dan digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Misalnya, buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, bahan ajar elektronik dan sebagainya.

Jenis – Jenis Bahan Ajar

Beberapa kriteria yang menjadi acuan dalam membuat klasifikasi tersebut adalah berdasarkan bentuknya, cara kerjanya, dan sifatnya, (Prastowo, 2012: 40):

(7)

Bahan ajar menurut bentuknya terdiri atas bahan ajar cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang dengar, dan bahan ajar interaktif. Bahan ajar menurut cara kerjanya terdiri atas bahan ajar yang diproyeksikan, bahan ajar audio, bahan ajar video, bahan ajar komputer. Bahan ajar menurut sifatnya terdiri atas bahan ajar yang berbasiskan cetak, bahan ajar yang berbasiskan teknologi, bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia (untuk keperluan pendidikan jarak jauh).

Fungsi Bahan Ajar

Fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. Sedangkan bagi siswa akan menjadi pedoman dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang harus dipelajari. Bahan ajar juga berfungsi sebagai alat evaluasi pencapaian hasil pembelajaran. Bahan ajar yang baik sekurang-kurangnya mencakup petunjuk belajar, kompetensi yang ingin dicapai, isi pelajaran, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, evaluasi, dan respon terhadap hasil evaluasi.

(Lestari, 2013: 7).

Fungsi bahan ajar bagi peserta didik adalah (1) peserta dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik lain. (2) peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja yang ia kehendaki. (3) peserta didik dapat belajar sesuai kecepatannya masing-masing. (4) peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri. (5) membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang mandiri.

Kriteria Bahan Ajar

Kelayakan bahan ajar menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), kriterianya adalah dari segi (1) komponen kelayakan isi, (2) komponen kelayakan penyajian, (3) komponen kelayakan kebahasaan, dan (4) komponen kelayakan kegrafikan.

(8)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud dengan Model Maket?

2. Apa saja Jenis-jenis Model Maket?

3. Apa Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Model Maket?

4. Apa saja Unsur-Unsur Model (Maket) sebagai Bahan Ajar?

5. Apa saja Langkah-Langkah Pembuatan Model Maket yang Efektif?

6. Bagaimana Contoh Pembuatan Model Maket?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk Mengetahui pengertian dari Model Maket . 2. Untuk Mengetahui Jenis-jensi Model Maket.

3. Untuk Mengetahui Funngsi , Tujuan dan Kegunaan Model Maket.

4. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Model Maket dalam Bahan AJAR

5. Untuk Mengetahui Langkah-langkah Pemnuatan Model Maket yang Efektif

6. Untuk mengetahui Contoh Pembuatan Model Maket

(9)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Model (Maket)

Dalam Kamus Basar Bahasa Indonesia (2010) disebutkan bahwa model adalah barang tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) persis seperti yang ditiru.

Sedangkan maket adalah bentuk tiruan (gedung, kapal, pesawat terbang, dan sebagainya)dalam bentuk tiga dimensi dan skala kecil biasanya dibuat dari kayu, kertas, tanah liat, dan lain sebagainya. Dari arti secara bahasa tersebut dapat kita mengerti bahwa kedua istilah itu (model dan maket) memiliki arti yang hampir sama atau bahkan bisa disebut sama.

Sementara itu, sudjana dan rivai (2005) , mengungkapkan bahwa model adalah tiruan tiga dimensi dari beberapa benda nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu sulit dibawa ke kelas dan dipelajari peserta didik dalam bentuk aslinya. Dari pandangan tersebut dapat kita pahami bahwa model (maket) sebagai bahan ajar tiga dimensi adalah tiruan benda nyata untuk menjembantani berbagai kesulitan yang bisa ditemui, apabila menghadirkan objek atau benda tersebut langung ke dalam kelas. Dengan demikian nuansa asli dari benda tersebut masih bisa dirasakan oleh peserta didik, tanpa mengurangi struktur aslinya, sehingga pembelajaraan mejadi lebih bermakna.

B. Jenis-Jenis Model (Maket)

Bahan ajar model (maket) dapat dikelompokan ke dalam enam karegori, yaitu : 1. Model Padat (Solid Model)

Model padat merupakan jenis model yang memperlihatkan bagian permukaan luar dari objek (benda). Selain itu, dalam model ini, bagian-bagian yang membingungkan ide utama dari bentuk,warna dan susunannya sering kali dibuang. Contohnya, miniature binatang dengan lilin, boneka dengan baju adat, miniature rumah adat, miniature pesawat, dan sebagainya :

a. Bentuk boneka, semisal dalam pakaian sejarah atau pakaian macam-macam bangsa.

(10)

b. Berbagai bendera, semisal dari berbagai Negara ASEAN, Eropa, Afrika dan Sebagainya.

c. Bermacam-macam makanan, semisal sepotong daging, buah-buahan, sayur- sayuran dan sebagainya.

d. Peralatan dan perkakas rumah tangga, semisal dari zaman yang berbeda dan tempat yang berlainan (singgasana raja-raja, tempat tidur berkaki empat, cerek untuk memasak, bajak dan sebagainya.

e. Bentuk geometris, semisal kerucut, bola, kubus, polyhedron dan sebagainya.

f. Tonggak-tonggak sejarah, semisal monument, menara, piramida, dan sebagainya.

g. Sejarah persenjataan, semisal senapan, meriam, kapak, batu, lembing, tombak, pedang, dan sebagainya.

h. Anatomi manusia dan binatang, semisal tengkorak, otak, hati, bola mata, tulang rusuk, sederet gigi, dan sebagainya.

i. Aneka ragaam alat angkutan, semisal pedati, perahi atau kapal api, kereta api, pesawat udara, dan sebagainya.

j. Lapisan tanah, semisal jenis bukit, erosi, delta, muara sungai, permukaan jalan dan sebagainya.

2. Model Penampang (Cutaway Model)

Model penampang adalah jenis model yang memperlihatkan bagaimanaa suatu objek itu terlihat, jika bagian permukaannya di angkat untuk mengetahui suasana bagian dalam.

Contohnya, model bola mata yang dibesarkan, model torsa separuh badan, model jantung, model lapisan bumi, dan sebagainya. Adapun contoh model penampang melintang lainnya sebagai berikut :

a. Bangunan, semisal rumah tempat tinggal, gedung pencakar langit, bangunan industry (pabrik makanan, konveksi, pakaian) dan sebagainya.

b. Lapisan bumi, semisal lapisan di bawah sumur minyak, daerah-daerah pengunungan, daerah pertambakan, dan sebagainya.

(11)

c. Mesin-mesin, semisal pompa bensin, mesin gas, mesin uap, motor listrik, dan sebagainya.

d. Anatomi tubuh manusia dan hewan, semisal gigi, mata, kepala, otak, tulang- belulang, jantung, paru-paru, ginjal, dan sebagainya.

e. Ragam transportasi, semisal kapal selam, kapal barang, kereta api, kapal terbang, mobil, truk, dan sebagainya.

f. Kehidupan tumbuh-tumbuhan, semisal daun, batang, tangkai, akar, biji, tunas, buga, buah-buahan, dan sebagainya.

3. Model Susan (Built-up Model)

Model susan adalah jenis model yang terdiri atas beberapa bagian objek (benda) yang lengkap atau sedikitnya syatu bangunan pokok dari objek tersebut.

Contohnya, model torso untuk memahami anatomi tubuh manusia, seperti mata, telinga, jantung, tenggorokan, otak, dan sebagainya. Contoh lainnya adalaah bentuk geometri, seperti memperlihatkan pecahan dari bagian atau ukuran; seta mesin atau peralatan, seperti senapan, tabung vakim, pompa dan sebagainya.

4. Model Kerja (Working Sheet)

Model kerja adalah jenis model yang serupa tiruan dari suatu objek (benda) yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli (sebenarnya), dan mempunyai beberapa bagian dari benda yang sesungguhnya. Contoh model kerja yaitu mobil- mobilan, kereta api yang di putar, kereta listrik, alat perlengkapan untuk membuat jalan dan lain-lain. Adapun contoh model kerja ini, jika dikelompokkan sebagai berikut:

a. Penemuan-penemuan misalnya, telegraf, telepon, kapal angin dan sebagainya.

b. Alat-alat matematika mislanya mistar sorong, busur derajat, dan sebagainya.

c. Alat angkutan dan mesin-mesin misalnya kapal layar, pesawat udara dan mesin penggaruk tanah.

d. Peralatan musik mislanya, suling, gitar drum dan sebagainya.

e. Alat-alat mikrokopis misalnya mikroskop persikop dan sebagainya.

f. Bagian mekanik gedung dan bangunan misalnya jembatan gantung, tiang-tiang bendera, pintu air bangunan, dan sebagainya.

(12)

5. Mock-ups

Mock-up adalah Jenis model yang serupa suatu penyederhanaan susunan bagian pokok dari suatu proses atau sistem yang lebih ruwer. susunan nyata dari bagian-bagian utama itu diubah, sehingga aspek-aspek utama dari suatu proses mudah dipahami oleh pesert didik. Contohnya Mock-up untuk menjelaskan tentang kontruksi radio serta cara kerja dan lain sebagainya. Adapun contoh model mock-up jika dikelompokkan sebagai berikut:

a. Prinsip-prinsip, misalnya tenaga pemecahan nuklir penggunaan susunan penangkap tikus tenaga dorg jer, penggunaan sebuah balon udara dan sebagainya.

b. Sistem-sistem semisal sistem bahan bakar untuk mesin gas, sistem telepon, jaringan listrik untuk bangunan atau rumah, sistem pemasangan pipa-pipa air dan sebagainya.

6. Diorama

Diorama adalah jenis model berupa sebuah pemandangan tiga dimens mini untuk menggambarkan pemandangan yang sebenarnya. Pada umum nnya diorama terdiri atas bentuk-bentuk sosok atau objek (benda) yang di tempatkan di pentas yang berlatar belakang lukisan.

Adapun contoh-contoh diorama adalah sebagai berikut:

a. Persitiwa bersejarah, misalnya ditemukannya beberapa negara maju, ilmu kedokteran dan ilmu pengetahuan.

b. Ilmu bumi, misalnya interior pada gua, pemandangan suatu padang pasir, hutan belantara dengan binatang dan sebagainya.

c. Ilmu produksi pabrik dan perindutrian, misalnya roda baja, penggergajian, pabrik gelas, industri pembuatan mobil dan sebagainya. Adegan cerita, Peristiwa pokok dari suatu cerita atau sandiwara yag menggambarkan urutan kejadian dari cerita, misalnya bisa digambarkan dalam suatu rangkaian diorama.

(13)

7. Torso

Torso menggambarkan bagian-bagian tubuh manusia secara konkret. Bagian- bagian tubuh ini kemudian dipampang dalam kondisi dapat diamati langsung dan diberi warna yang menarik sesuai dengan kondisi tubuh manusia pada aslinya.

Torso adalah tiruan bagian-bagian tubuh manusia yang biasanya terbuat dari plastik yang diberi nomor/label disertai keterangan. Torso manusia adalah model untuk mempelajari morfologi dan anatomi manusia.

Torso ini mempunyai bentuk dan warna alat-alat tubuh yang sesuai dengan yang sebenarnya dan terpasang tegak di atas

sebuah alas dari papan. Setengah belahan tubuhnya tidak berkulit sehingga kelihatan otot dan pembuluh darah. Bagian depan badannya dapat dibuka sehingga kelihatan alat-alat tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung, lambung, hati, usus, dan ginjal. Bagian-bagian alat dalam tubuh juga dapat dilepaskan untuk melihat rongga tubuh ke arah punggung (ventral). Torso dapat dilihat dari gambar di samping ini.

Secara khusus torso dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Terdiri dari warna dan tekstur yang berperan penting menunjukkan bentuk- bentuk bagian tertentu pada anggota tubuh manusia.

2. Memiliki bagian-bagian yang dapat dilepas dan digabungkan kembali. Hampir setiap bagian anggota tubuh yang terdapat pada torso dapat dilepas dan digabungkan kembali.

8. Pop Up-Book

Media Pop-Up Book adalah media berbentuk buku yang mempunyai unsur tiga dimensi dan gerak. Materi pada Pop-Up Book disampaikan dalam bentuk gambar yang menarik karena terdapat bagian yang apabila dibuka dapat bergerak atau berubah bentuk. Media ini juga memberikan kejutan-kejutan dalam setiap

(14)

halamannya yang dapat mengundang kekaguman ketika halamannya dibuka dan memberikan kesan tersendiri karena warnanya yang coulorfull. Di sudut tiap halaman yang muncul akan ada penjelasan lebih lanjut mengenai gambar- gambarnya.

Penggunaan Pop-Up Book sangat cocok untuk memberikan variasi pembelajaran. Media Pop-Up Book masih jarang digunakan oleh guru disekolah untuk membelajarkan materi terutama pada sekolah yang terletak di perdesaan.

Hal ini terjadi karena ketidaktahuan pihak guru dan kurangnya sosialisasi tentang pembuatan maupun penggunaan media Pop-Up Book. Ini merupakan suatu kesempatan untuk memperkenalkan media Pop-Up Book ke sekolah-sekolah agar dapat dipergunakan semanamestinya.

Nantinya diharapkan siswa akan tertarik untuk belajar apabila guru mengajar dengan media ini karena siswa sebelumnya tidak pernah melihatnya dan akan memberikan pengalaman baru kepada para siswa. Media Pop-Up Book juga dapat meningkatkan keterlibatkan siswa dalam pembelajaran. Guru tidak hanya sendirian menggunakan media tersebut untuk menjelaskan materi, tetapi siswa diberikan kesempatan untuk ikut memanipulasi sehingga terlibat aktif menggunakan media tersebut.

Penggunaan Pop-Up Book memungkinkan kita untuk menyampaikan berbagai jenis materi pembelajaran seperti mata pelajaran bahasa Indonesia, menampilkan gambar huruf-huruf untuk mengajari siswa sekolah dasar untuk membaca. Pop-Up Book juga dapat menampilkan materi sains seperti benda-benda luar angkasa dengan sangat menarik dan menampilkan materi matematika seperti macam- macam bangun ruang. Ini merupakan keunggulan dari media Pop-Up Book yang mampu memuat berbagai macam materi-materi pembelajaran sehingga dapat dikatakan fleksibel. Media ini mampu mencangkup materi yang banyak tanpa memerlukan ruang yang besar ataupun luas, selain itu media ini juga praktis untuk dibawa kemanapun sehingga tidak usah risau untuk membawanya ketempat terpencil sekalipun.

(15)

C. Memahami Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Model (Maket)

Model atau maket sebagai bahan ajar, jika disiapkan dan dibuat secara baik, maka akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi proses pembelajaran. Oleh karena itu, model yang digunakan dalam proses pembelajaran hendaknya dibuat oleh pendidik atau para peserta didik. Sebab, model atau maket dapat memberikan makna yang hampir sama dengan benda aslinya. Weidermann mengungkapkan bahwa dengan melihat dan berinteraksi dengan benda aslinya, yang berarti dapat dipegang, maka peserta didik akan lebih mudah mempelajarinya. Hal ini sebenarnya juga tidak terlepas dari manfaat besar yang bisa ditimbulkan oleh bahan ajar ini bagi proses pembelajaran, yaitu menciptakan pembelajaran yang bermakna dan mengesankan.

Sebagai contoh, penggunaan model penampang struktur kulit bumi di SD/MI.

Dengan model itu, peserta didik dapat melihat secara langsung bagian-bagian struktur kulit bumi. Pada umumnya, model semacam ini dibuat dalam bentuk miniaturnya, artinya benda yang dilihat memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dari benda aslinya. Hal ini mengingat bumi memiliki ukuran yang teramat besar dan mustahil dihadirkan di kelas. Nah, jika peserta didik dapat mengamati struktur bumi pada model yang menyerupai aslinya (meskipun dalam bentuk yang mini), maka hal itu akan mempermudah peserta didik untuk memahami dan menangkap informasi yang terkandung dalam pelajaran itu.

1. Tujuan dan Fungsi Model (Maket)

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat kita pahami bahwa penggunaan model sebagai bahan ajar memiliki beberapa tujuan, di antaranya sebagai berikut:

a. Menyederhanakan objek atau benda yang terlalu sulit, terlalu besar, terlalu jarang, terlalu jauh, terlalu kecil, atau terlalu mahal jika dihadirkan di kelas secara langsung dalam bentuk aslinya. Contohnya, bumi, planet, tengkorak manusia, dan lain sebagainya.

b. Memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik terhadap suatu objek atau benda, meskipun hanya dalam bentuk tiruannya.

c. Memudahkan penjelasan tentang suatu objek atau benda dengan menunjukkan tiruan benda aslinya.

(16)

Sementara itu, fungsi model dalam kegiatan pembelajaran antara lain menjadi tiruan objek atau benda aslinya dalam bentuk tiga dimensi, serta menjembatani kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul jika objek atau benda asli didatangkan ke kelas untuk diobservasi peserta didik.

2. Kegunaan Model (Maket)

Secara umum, kegunaan model dalam kegiatan pembelajaran dibedakan menjadi dua, yaitu kegunaan bagi peserta didik dan kegunaan bagi penduduk.

a. Kegunaan bagi Peserta Didik

Bagi peserta didik, dengan adanya model atau maket, maka mereka dapat belajar dengan lebih mudah. Mereka dapat mengamati objek atau benda secara langsung. Penjelasan-penjelasan secara oral yang disampaikan oleh pendidik pun dapat dicerna secara langsung oleh mereka dengan membandingkannya dengan model yang mereka amati atau buat sendiri. Hal-hal yang bersifat abstrak menjadi konkret ketika model ada di depan mereka. Selain itu, mereka juga mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dari kegiatan yang mereka lakukan, sehingga mereka memperoleh banyak hal yang mengesankan. Padahal, seperti kita ketahui, jika suatu kegiatan pembelajaran mampu memberi kesan mendalam bagi peserta didiknya, berarti pembelajaran itu bermakna bagi mereka. Jika proses pembelajaran tersebut bermakna, maka kegiatan pembelajaran itu telah berjalan secara efektif.

Sementara itu, menurut jenisnya, kegunaan model bagi peserta didik adalah sebagai berikut:

1) Untuk model padat (solid model), kegunaannya adalah:

a) dapat mengembangkan konsep realisme peserta didik;

b) dapat menjadi tantangan bagi peserta didik untuk memcahkan masalah- masalah pengajaran dalam berbagai bidang studi yang dipelajarinya; dan c) hasil belajar akan lebih mendalam dan lebih mantap.

2) Untuk model kerja penampang (cutaway model), kegunaannya adalah:

a) dapat menggantikan objek atau benda sesungguhnya; dan

(17)

b) dapat memperjelas objek atau benda yang sebenarnya karena dapat diperbesar atau diperkecil.

3) Untuk model kerja (working model), kegunaannya adalah:

a) dapat mendorong kengintahuan peserta didik; dan

b) dapat meningkatkan ketertarikan peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran.

4) Untuk mock-up, kegunaannya adalah:

a) membantu peserta didik dalam membaca diagram (gambar di atas kertas) atau objek dua dimensi dan memindahkannya ke dalam objek yang sesungguhnya; serta

b) dapat membantu membacaa objek atau benda yang sebagaimana terdapat pada objek atau benda aslinya.

5) Untuk diorama, kegunaannya adalah:

a) sangat cocok untuk pengajaran mata pelajaran ilmu biologi, sejarah, dan berbagai macam mata pelajaran lainnya; serta

b) dapat memberikan gambaran situasi (kondisi) objek seperti aslinya, sehingga peserta didik mudah dalam menghayatinya.

b. Kegunaan bagi Pendidik

Bagi pendidik, keberadaan model memiliki beberapa kegunaan, antara lain:

1) membantu pendidik dalam memberikan penjelasan tentang suatu objek atau benda yang rumit dan/atau asing bagi peserta didik;

2) membantu pendidik dalam menjelaskan sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang konkret;

3) menyajikan proses pembelajaran yang bermakna dan berkesan;

4) menampilkan proses pembelajaran yang menarik dan inovatif;

5) menjadi tantangan untuk menguji kompetenssi dan kreativitas sebagai seorang pendidik; serta

6) menjadi sumber penghasilan baru.

Itulah kegunaan model bagi kita sebagai pendidik. Apabila kita mampu membuat model yang baik, variasi, itu dapat dipasarkan secara langsung ke

(18)

sekolah-sekolah, perguruaan tinggi, ataupun secara online melalui internet.

Dengan cara itu, uang akan dengan sendirinya membanjiri kita. Sebab, setiap sekolah, madrasah, ataupun perguruan tinggi rata-rata membutuhkan model sebagai salah satu bahan ajarnya. Sementara, sekarang ini masih jarang para pebisnis yang mau menekuni bisnis pembuatan model.

D. Unsur-Unsur Model (Maket) sebagai Bahan Ajar

Pada bahan ajar berbentuk model (maket), strukturnya memiliki kemiripan dengan bahan ajar berbentuk foto atau gambar. Struktur model terdiri atas lima unsur, meliputi judul, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas ataua langkah kerja, dan penilaian. Namun, perlu dicatat bahwa keempat unsur terakhir (dimulai dari kompetensi dasar atau materi pokok hingga penilaian) terdapat pada lembaran kertas lain.

Bahan ajar model tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus dibantu dengan bahan tertulis agar memudahkan pendidik dalam mengajar maupun peserta didik dalam belajar. Dalam memanfaatkan model (maket) sebagai bahan ajar, kita harus menggunakan kompetensi dasar dalam kurikulum sebagai pedomannya.

E. Langkah-Langkah Pembuatan Model (Maket) yang Efektif

Untuk membuat sebuah model (maket), ada beberapa langkah efektif yang perlu kita ketahui, sebagaimana ditunjukkan dalam Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (Diknas, 2004) berikut ini.

1. Judul diturunkan dari kompetensi dasar atas materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.

2. Membuat rancangan sebuah model yang akan dibuat, baik substansinya ataupun bahan yang akan digunakan sebagai model. Misalnya, kardus, karton, bubur kertas, bubur kertas crepe, kayu, tanah liat, malam atau lilin, plaster paris, dan bahan metal

3. Informasi pendukung diterangkan secara jelas, padat, dan menarik pada selembar kertas. Karena, tidak mungkin sebuah model memuat informasi tertulis, kecuali keterangan-keterangan singkat saja. Gunakan sebagai sumber

(19)

yang bisa memperkaya informasi, contohnya buku, majalah, internet, dan jurnal hasil penelitian,

4. Supaya hasil yang didapatkan memuaskan, sebaiknya pembuatan model atau maket dikerjakan oleh orang yang memiliki keterampilan untuk membuatnya.

Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan kita semua untuk belajar dan mengasainya. Kemudian, bahan yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan kemudahan dalam mencarinya. Bahkan, sangat dianjurkan jika kita mampu untuk memanfaatkan berbagai limbah rumah tangga atau perkantoran, sehingga bisa dibuat menjadi model atau maket. Hal ini tentunya juga akan sangat mendukung program PBB maupun pemerintah untuk menyelamatkan bumi dari dampak buruk rumah kaca.

5. Tugas dapat diberikan pada akhir penjelasan sebuah model dengan memberikan pertanyaa-pertanyaan oral. Selain itu, tugas juga dapat ditulis dalam lembar lain, contohnya beberapa tugas menjelaskan secara tertulis tentang struktur lempeng bumi (mata pelajaran IPA). Tugas dapat kita berikan secara individu atau kelompok.

6. Penilaian dapat dilakukan terhadap jawaban secara lisan atau tertulis dari pertanyaan yang kita berikan.

F. Contoh Pembuatan Model (Maket)

Dalam pembuatan model, kita dapat memanfaatkan berbagai bahan yang ada disekitar kita. Sebab, sesungguhnya bahan-bahan tersebut sangat banyak. Namun, sering kali kekurangan atau kekurangjelian kita dalam memanfaatkan, menjadikan bahan-bahan tersebut tidak termanfaatkan.

Hal ini pula yang menjadi salah satu biang kendala tidak majunya dunia pendidikan di negeri kita. Sebagaimana diungkapkan oleh Sudjana dan Rivai (2005), bahan-bahan untuk pembuatan model ajar meliputi kertas dan karton, kayu dan kardus, bubur kertas, bubur kertas crepe, kayu, tanah liat, malam atau lilin, plaster paris, bahan metal, serta bahan dan perangkat konstruksi.

Berikut beberapa contoh model yang dibuat dari beberapa bahan tersebut.

(20)

1. Model Berbahan Kertas dan Karton Langkah-langkahnya sebagai berukut:

a. Kumpulkan foto-foto, gambar-gambar, serta gambaran keseluruhan dari benteng bersejarah tersebut atau teliti langsung ke lokasi benteng itu berada.

b. Berdasarkan data tersebut, kemudian buatlah sketsa model benteng bersejarah itu. Untuk penggambarannya, dapat digunakan tiga sudut pandang, yakni depan, samping, dan atas. Yang jelas, di antara kettiga posisi objek tersebut, tentu bagian-bagiannya tidak sama. Oleh karena itu, perlu pula ditambahkan sketsa imbuhan pandangan dari bagian belakang dan mungkin juga bagian bawahnya.

c. Tentukan berapa banyak unsur-unsur yang akan dimasukkan sebagai bagian terpenting dari model benteng bersejarah itu. Unsur-unsur tersebut diperoleh dari hasil penggambaran yang telah kita lakukan sebelumnya.

d. Kumpulkan bahan-bahan, terutama kertas dan karton, yang dibutuhkan sebagai bahan utama pembuatan model benteng bersejarah. Bahan tambahan lainnya yang perlu disiapkan adalah cat, spidol, atau cat semprot.

Sementara, untuk peralatannya, perlu disiapkan pensil, penghapus, pisau, gunting, staples, isolasi, penggaris, jangka, lem kertas, kuas, dan tiner.

e. Susunlah bahan-bahan sesuai dengan sketsa benteng bersejarah yang telah dibuat. Dalam proses tersebut, ada berbagai macam kegiatan, seperti mengukur, memotong, menempelkan atau merekatkan, hingga pengecatan kertas dan karton untuk proses finishing dari model tersebut.

f. Susunlah informasi pendukung dalam selembar kertas untuk menjelaskan secara lebih detai tentang model tersebut.

g. Siapkan tugas untuk peserta didik secara tertulis.

h. Buatlah kriteria penilaian dari tugas yang diberikan kepada peserta didik.

2. Model Berbahan Kertas dan Kardus

Ada berbagai macam model yang bisa dibuat dengan menggunakan bahan kertas dan kardus, seperti miniatur mabel rumah, pohon, bunga, papan lalu lintas,

(21)

kapal, mobil, truk, kereta api, pesawat terbang, topi, boneka, pakaian, bendera, mesin sederhana, dan sebagainya.

Berikut ini adalah contoh langkah-langkah pembuatan mmodel miniatur rumah tangga.

a. Kumpulkan gambar-gambar tentang mabel rumah tangga.

b. Buatlah sketsa untuk masing-masing mabel rumah tangga tersebut. Dalam penggambarannya, tampilkan bagian depan, samping, atas, belakang, dan bawah.

c. Kumpulkan bahan-bahan untuk membuat miniatur mabel rumah tangga, terutama kertas dan karton. Untuk bahannya, antara lain spidol, krayon atau cat, serta kawat. Sedangkan untuk alatnya, antara lain pensil, penggaris, busur, jangka, gunting, pisau, isolasi, lem bakar, lem kertas dan tang.

d. Buatlah kerangka miniatur mabel rumah tangga dengan kawat yang telah disiapkan menurut sketsa yang telah dibuat.

e. Potong-potong kertas dan kardus sesuai dengan sketsa yang telah dibuat.

Rekarkan dan tempelkan potongan-potongan kertas dan kardus dengan isolasi, lem bakar, atau lem kertas pada kerangka yang telah disiapkan sebelumnya.

f. Berikan pewarnaan melaui pengecatan terhadap kertas dan kardus untuk memberikan tampilan yang serupa dengan aslinya.

g. Susunlah informasi pendukung tentang mabel rumah tangga dalam selembar kertas.

h. Siapkan tugas untuk pesertas didik secara tertulis.

i. Buatlah kriteria penilaian dari tugas yang diberikan kepada peserta didik tersebut.

3. Model Berbahan Bubur Kertas

Berbagai model yang bisa dibuat dengan bubur kertas, misalnya model daratan pedesaan, model permukaan gunung berapi pada kerangka dari kayu berkawat, model binatang dengan rangka kawat, mode kepala bonekaa, model buah-buahan, dan model sayur-mayur.

(22)

a. Cara-cara Membuat Bubur Kertas

Adapun cara membuat bubur kertas sebagaimana disebutkan dalam Sudjana dan Rivai (2005), ada tiga macam.

1) Cara pertama

a) Rendam sobekan kertas kecil-kecil di dalam air panas selama beberapa jam, kemudian keringkan dan aduk.

b) Campur bubur tersebut dengan perekat kertas tembok yang telah dicampur air. Namun, jika ingin menambahkan perekatnya, tambahkan perekat tersenut sebelum bubur dituangkan.

c) Setelah bubur kertas dan perekat dicampur secara merata, maka bahan ini siap digunakan.

2) Cara kedua

a) Sobek kertas koran kecil-kecil tanpa menggunakan gunting. Sejumlah besar kertas harus disobek, sebab akan mengendapkan tertekan bila direndam.

b) Masukkan sobekan kertas ke dalam ember yang telah diisi air.

c) Bubuhkan satu sendok garam dapur, dan biarkan selama semalam.

d) Pada hari berikutnya, buang airnya dan angkat kertas tersebut. Kemudian aduklah bubur tersebut dengan tangan agar lebih lumat.\

e) Campurkan sekitar 12 sendok serbuk flour untuk setiap setengah dari campuran kertas. Jika ternyata belum pekat, tambahkan lagi lebih banyak flour sampai bubur menjadi pekat merata serta bisa digunakan sebaik- baiknya.

3) Cara ketiga (berbahan kertas crepe)

a) Sobeklah kecil-kecil kertas crepe berwarna

b) Masukkan sobekkan kertas ke dalam ember atau panci besar.

c) Tambahkan secangkir serbuk flour dan setengah gelas garam ke dalam ember itu.

d) Aduklah hingga merata dan diamkan. Bubur kertas siap digunakan.

b. Contoh Langkah-Langkah Pembuatan Model Sapi Berbahan Bubur Kertas Langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:

1) Siapkan foto atau gambar sapi yang akan dibuat model.

(23)

2) Buatlah sketsa gambar untuk sapi tersebut.

3) Tentukan unsur-unsur yang dibutuhkan untuk membuat model sapi.

4) Siapkan bahan-bahan, terutama bubur kertas. Kemudian, siapkan pula papan kayu, benang, dan kawat. Adupun alat-alat yang dibutuhkan, antara lain gunting, pisau, ember, paku, tang, martil, gergaji, pensil, spidol, penggaris, penghapus, pewarna (cat spidol, atau krayon), kuas, dan kertas.

5) Buatlah kerangka model dengan kawat sesuai gambar sapi yang diinginkan.

Susunan kerangka meliputi kepala, bdan, kaki, dan ekor. Untuk kakinya, dipakukan ke papan kayu sebagai alasnya.

6) Buatlah kepala, badan, kaki, dan ekor dari bubur kertas padat. Kemudian, ekor dibuat dari benang hitam yang dijuntai dan dilekatkan pada kerangka ekor.

7) Berikan pewarna (bisa menggunakan cat, spidol, krayon, atau cat semprot) pada model sesuai dengan gambar sapi yang telah direncanakan sebelumnya.

8) Susun informasi pendukung pada selembar kertas.

9) Berikan tugas yang berkenaan dengan model kepada peserta didik, bisa secara lisan atau tulisan.

10) Lakukan penilaian terhadap jawaban-jawaban yang diberikan peserta didik dengan kriteria-kriteria yang telah kita tetapkan.

Demikianlah aneka contoh model dari berbagai jenis bahan. Dengan melihat contoh-contoh tersebut beserta cara pembuatannya, hendaknya dapat memacu dan merangsang kreativitas kita untuk memanfaatkan berbagai macam bahan yang berserakan dan berlimpah di sekitar kita. Sehingga, dari bahan-bahan yang tak terpakai bisa menjadi model yang kaya manfaat. Bahkan, jika dibuat dengan lebih serius, akan menjadi peluang bisnis yang menggiurkan. Ini merupakan sebuah peluang yang sungguh menguntungkan.

(24)

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo & Jasmadi, 2008: 40).

Sebuah bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang : (1) Minimal mengacu pada sasaran yang akan dicapai peserta didik, (2) Berisi informasi, pesan dan pengetahuan yang dituangkan dalam bentuk tertulis yang dapat dikomunikasikan kepada pembaca secara logis dan mudah diterima sesuai dengan tahap kognitif siswa, (3) Berisi konsep–konsep yang disajikan secara mekanik, interaktif dan mampu mendorong terjadinya proses berfikir kritis, kreatif, inovatif dan kedalaman berfikir serta metakognisi dan evaluasi diri. (4) Secara fisik tersaji dalam wujud tampilan yang menarik dan menggambarkan ciri khas buku pelajaran. (BSNP, 2006 : 15).

Bahan ajar yang baik memiliki kriteria tertentu atau standar tertentu seperti tentang relevansinya dengan kurikulum yang sedang berlaku saat ini, kesesuaian metode dengan materi yang disampaikan, isi buku atau sudut keilmuannya yaitu apakah teori-teori yang digunakan di dalam penulisan bahan ajar ini sudah sesuai atau belum.

Fungsi bahan ajar bagi peserta didik adalah (1) peserta dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik lain. (2) peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja yang ia kehendaki. (3) peserta didik dapat belajar sesuai kecepatannya masing-masing. (4) peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri. (5) membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang mandiri.

Pembuatan media pembelajaran yang menarik dan dapat mudah digunakan dan dipahami peserta didik adalah salah satu langkah untuk membantu penyampaian

(25)

materi. Media pembelajaran sangatlah beragam dan banyak jenisnya. Salah satu media pembelajaran yang sangat menarik adalah model. Model adalah barang tiruan yang menyerupai aslinya dan digunakan untuk menjelaskan yang sesuatu dalam bentuk tiga dimensi dan dalam skala yang kecil.

Model atau maket sebagai bahan ajar, jika disiapkan dan dibuat secara baik, maka akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi proses pembelajaran. Oleh karena itu, model yang digunakan dalam proses pembelajaran hendaknya dibuat oleh pendidik atau para peserta didik. Sebab, model atau maket dapat memberikan makna yang hampir sama dengan benda aslinya. Weidermann mengungkapkan bahwa dengan melihat dan berinteraksi dengan benda aslinya, yang berarti dapat dipegang, maka peserta didik akan lebih mudah mempelajarinya. Hal ini sebenarnya juga tidak terlepas dari manfaat besar yang bisa ditimbulkan oleh bahan ajar ini bagi proses pembelajaran, yaitu menciptakan pembelajaran yang bermakna dan mengesankan.

B. SARAN

Sebagai calon Guru Sekolah Dasar, kami sadar dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan makalah kami. Dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Proswoto, Andi. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif . Jogjakarta: Diva Press

Sudjana, Nana. 2013. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Mu’alim, Benny. 2015. Pembuatan Bahan Ajar Model-Maket.

http://bennyedupreneurship.blogspot.co.id (diakses tanggal 14 Oktober 2016)

Saiful, Abid. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar.

http://abidsaiful.blogspot.co.id (diakses tanggal 14 Oktober 2016)

Yudistira, Cecep.2015. Program Penelitian Inovatif Mahasiswa.

http://kakakecilcecep.blogspot.co.id (diakses tanggal 14 Oktober 2016)

2015. pengertian-torso-definisi-sebagai-media.html

http://www.landasanteori.com (diakses pada 14 Oktober 2016)

Referensi

Dokumen terkait

Namun demikian tidak dapat disangkal adanya kenyataan bahwa evaluasi dalam bidang pendidikan-(khususnya evaluasi terhadap prestasi belajar peserta didik)- sebagian besar bersumber

Kelebihan dari media maket ini yaitu, bentuknya berupa miniatur yang dapat mewakili seperti yang terdapat di alam, sehingga peserta didik tidak lagi merasa abstrak dalam

Dengan kegiatan mengamati gambar, peserta didik dapat menuliskan makna kata benda hidup dan tak hidup saat membandingkan benda hidup dan tak hidup

geografi peserta didik menggunakan model pembelajaran konvensional lebih rendah, karena di dalam model ini proses belajar mengajar hanya berpusat pada guru, peserta didik

Peserta didik yang dapat mengembangkan kemampuan kemandirian belajar, akan terlihat perbedaannya seperti yang dikemukakan Yang (Sumarmo, Utari, 2014, 110) bahwa

Melalui mengamati gambar hewan yang dipilih peserta didik mampu membuat teks nonfiksi tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya secara benar!.

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru sehingga dapat membuat lighting foto produk dengan bahan dan alat sederhana.

L1-C1 Uraian 5,6 Pengukuran Peserta didik dapat membandingkan panjang dan berat benda secara langsung, dan membandingkan durasi waktu Menunj ukkan jarum Panjang dan pendek