• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Manfaat Penelitian

6) Jenis-jenis Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Miftahul Huda (2011: 114) model pembelajaran kooperatif dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

a) Model Student Teams Learning

Model pembejaran ini didasarkan pada prinsip bahwa siswa harus belajar bersama dan bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan pembelajaran teman satu kelompoknya. Terdapat tiga konsep yang mendasari model ini yaitu penghargaan kelompok, tanggung jawab individu dan kesempatan sama untuk sukses. Model Student Teams Learning ini meliputi model Student Team

Achievement Divisions (STAD), Teams Games Tournaments

(TGT), dan Jigsaw.

b) Model Supported Cooperative Learning

Selain model Student Teams Learning, terdapat model pendukung lain yang digagas oleh peneliti. Model Supported Cooperative Learning meliputi model Learning Together (LT) – Circle of Learning (CL), Jigsaw, Cooperative Learning Structures (CLS),

33

Group Investigation (GI), Complex Instruction (CI), Team Accelerated Instruction (TAI), Cooperative Integrated Reading anf Composition (CIRC), dan Structured Dyadic Methods (SDM). c) Model Informal

Berikut adalah beberapa model informal pembelajaran kooperatif yaitu Spontaneous Group Discussion (SGD), Numbered Heads Together (NHT), Team Product (TP), Cooperative Review (CR), Think Pair Share (TPS), dan Discussion Group (DG) – Group Project (GP).

Menurut Jamil Suprihatiningrum (2014: 202) terdapat beberapa variasi model pembelajaran kooperatif, yaitu:

a) Student Team Achievement Division (STAD)

Student Team Achievement Division (STAD) merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. STAD mengacu kepada kelompok belajar siswa yang menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa di dalam kelas dibagi menjadi 4-5 orang siswa. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran lain untuk menuntaskan materi pelajaran dan kemudian saling membantu sama lain untuk memahami materi melalui tutorial, kuis, dan diskusi. Secara individual, siswa diberi kuis setiap minggu atau dua minggu sekali. Skor yang diberikan tidak berdasarkan skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor tersebut melampaui rata-rata skor siswa yang lalu.

34

b) Jigsaw

Jigsaw merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan

pada pembentukan dua kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli (kelompok delegasi yang mempunyai topik sama). Anggota tim masing-masing memiliki jenis topik yang berbeda-beda dan kemudian menjadi delegasi untuk bahan diskusi di kelompok ahli. Selanjutnya setelah kelompok ahli selesai berdiskusi, para anggota kembali ke masing-masing kelompok asal mereka dan mengajarkan tentang topik yang telah didiskusikan dalam kelompok ahli kepada para anggota tim lainnya yang belum mengetahui kelompok tersebut. Kemudian setiap para anggota kelompok asal diberi kesempatan untuk menanggapi hasil diskusi kelompok ahli. Setelah itu, dilakukan diskusi kelas untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman serta menyamakan persepsi tentang materi yang dibahas pada saat itu.

c) Group Investigation

Model Group Investigation merupakan model yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Jenis model ini antara lain adalah Teams Games Tournaments (TGT). Model ini menuntut siswa untuk memliki keterampilan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Siswa dibagi menjadi 5-6 orang pada setiap kelompok. Setiap siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai sub topik yang telah dipilih,

35

kemudian menyiapkan suatu laporan untuk presentasi di depan kelas.

d) Pendekatan Struktural

Pendekatan struktural merupakan pendekatan yang diberikan dengan menekankan penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur tersebut dimaksudkan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional seperti resitasi. Struktur ini menghendaki siswa agar siswa saling bekerja sama dalam kelompok kecil dan penghargaan diberikan berupa penghargaan kooperatif bukan penghargaan individual. Terdapat beberapa macam struktur yang telah dikembangkan untuk meningkatkan perolehan isi akademik dan mengajarkan keterampilan sosial atau kelompok yaitu Think-Pair-Share,

Numbered Heads Together (NHT).

Tabel 02. Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif

STAD Jigsaw Investigasi

Kelompok Pendekatan Struktural Tujuan Kognitif Informasi akademik sederhana Informasi akademik sederhana Informasi akademik tingkat tinggi & keterampilan inkuiri Informasi akademik sederhana Tujuan Sosial Kerja kelompok dan kerjasama Kerja kelompok dan kerjasama Kerjasama dalam kelompok kompleks Keterampilan kelompok & keterampilan sosial Struktur Tim Kelompok belajar heterogen dengan 4-5 orang anggota Kelompok belajar heterogen dengan 5-6 orang anggota menggunakan pola kelompok asal & kelompok ahli Kelompok belajar heterogen dengan 5-6 anggota homogen Bervariasi, berdua, bertiga, berkelompok dengan 4-5 orang anggota

36 Pemilihan

Topik

Biasanya guru Biasanya guru Biasanya siswa Biasanya guru

Tugas Utama Siswa dapat menggunakan lembar kegiatan dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya Siswa mempelajari materi dalam kelompok ahli kemudian membantu anggota kelompok asal mempelajari materi itu Siswa menyelesaikan inkuiri kompleks Siswa mengerjakan tugas-tugasyang diberikan secara sosial dan kognitif

Penilaian

Tes mingguan Bervariasi dapat berupa tes mingguan Menyelesaikan proyek dan menulis laporan, dapat menggunakan tes essay Bervariasi Pengakua n Lembar pengetahuan dan publikasi lain

Publikasi lain Lembar pengakuan dan publikasi lain

Bervariasi

Sumber: Ibrahim (dalam Trianto, 2011: 50) Menurut beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan model pembelajaran dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu model pembelajaran STAD, model pembelajaran Jigsaw, model pembelajaran Group Investigation, dan pendekatan struktural.

Dalam penelitian ini model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Jigsaw. Model pembelajaran Jigsaw merupakan model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Dalam model ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapatkan sehingga dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, melatih tanggung tanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari.

37

d. Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw 1) Pengertian Jigsaw

Menurut Robert E. Slavin, (2005: 236) mengemukakan Jigsaw merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh

Elliot Aronson’s (1978). Kunci model ini adalah tiap siswa bergantung pada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja baik pada saat peniaian.

Model Jigsaw dirancang untuk meningkatkan tanggung jawab pada masing-masing siswa terhadap proses pembelajarannya baik secara individu maupun pembelajaran orang lain (Sarifuddin Zuhri Qudsy & Achmad Fawaid, 2015: 120).

Menurut Anita Lie (2007: 69) mengajar teknik Jigsaw adalah teknik yang menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi untuk mencapai hasil belajar optimal.

Menurut Rusman (2012: 218) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan model kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.

Menurut Slavin (dalam penelitian Tawardjono Usman) menyatakan bahwa model pembelajaran Jigsaw adalah salah satu dari metode kooperatif yang paling fleksibel. Model ini merupakan

38

salah satu variasi model Cooperative Learning yaitu proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran yang melatih kemampuan siswa menjadi seorang ahli dalam mengumpulkan informasi, memberi kesempatan siswa untuk menyampaikan pendapat dan konsep yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan keaktifan di kelas dan memecahkan masalah terkait topik yang mereka pelajari. Pemikiran dasar model ini adalah mengajarkan siswa berbagi dengan yang lain sehingga meningkatkan sosialisasi yang berkesinambungan antar siswa.

Menurut Anita Lie (dalam Rusman, 2012: 218) menyatakan bahwa Jigsaw merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang fleksibel. Banyak riset telah dilakukan berkaitan dengan pembelajaran kooperatif dengan dasar Jigsaw. Riset tersebut secara konsisten menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini memperoleh prestasi lebih baik, mempunyai sikap yang lebih baik, lebih positif terhadap pembelajaran serta menghargai perbedaan dan pendapat orang lain (Rusman, 2012: 218). Berikut adalah ilustrasi pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw.

39

Gambar 01. Ilustrasi pembelajaran model pembelajaran Cooperative

Learning tipe Jigsaw

Dokumen terkait