Bab II Pengaturan Hukum Terhadap Lingkungan Hidup Dalam Masyarakat
C. Jenis-jenis Perjanjian Internasional di Bidang Lingkungan
Di dalam penerapan hukum internasional terdapat beberapa jenis perjanjian internasional yang secara sah diakui dan dilakukan para subjek hukum Internasional. Beberapa perjanjian internasional tersebut pun digunakan juga secara umum dalam penerapan hukum internasional di bidang lingkungan hidup, yang diantaranya berupa:
1. Traktat (Treaty)
Merupakan suatu persetujuan yang dilakukan oleh dua Negara atau lebih yang mengadakan suatu hubungan diantara mereka. Traktat memiliki kekuatan hukum yang mengikat karena mengatur suatu permasalahan yang sifatnya mendasar atau fundamental. Jenis perjanjian internasional seperti ini biasanya
digunakan dalam perjanjian multilateral, baik yang bersifat terbuka maupun terbatas. Contoh traktat sebagai perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup adalah sebagai berikut:
- Treaty for Amazonian Cooperation ( Brasil, 3 Juli 1978 )
- South Pacific Nuclear Free Zone ( kota Raratonga, 6 Agustus 1958 ) 2. Piagam (Charter)
Merupakan suatu himpunan peraturan yang ditetapkan berdasarkan persetujuan internasional, baik yang mengatur mengenai kesatuan-kesatuan tertentu maupun ruang lingkup hak, kewajiban, kewenangan, tugas, dan juga tanggung jawab lembaga-lembaga internasional. Nomenkaltur Piagam atau Charter biasanya diberikan kepada perjanjian internasional yang membentuk suatu organisasi internasional ataupun lembaga tertentu. Sebagai contoh adalah Piagam pembentukan Perserikatan Bangsa-bangsa atau Charter of the United Nations 1945. Akan tetapi hal ini tidak bisa konsisten terutama terkait dengan pembentukan perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup. Piagam atau Charter dapat merupakan soft law yang non legally binding bukan sebagai hard law yang bersifat mengikat secara hukum (legally binding). Sebagai contoh adalah Piagam Dunia untuk Alam atau World Charter for Nature yang kemudian diperkuat menjadi Resolusi Majelis Umum PBB Nomor A/RES/37/7. Contoh lainnya adalah Piagam Bumi 1992 (Earth Charter 1992) yang disepakati oleh beberapa negara, NGO, dan Organisasi Internasional pada waktu KTT Bumi 1992 di Rio de Jeneiro, Brasil.25
25
3. Konvensi (Convention)
Merupakan suatu persetujuan resmi yang bersifat multilateral atau dapat juga diartikan sebagai persetujuan yang diterima oleh organ suatu organisasi internasional. Istilah konvensi ini dalam terminologi khusus digunakan untuk perjanjian-perjanjian multilateral yang beranggotakan banyak negara pihak dan mengatur tentang masalah yang besar dan penting. Konvensi pada umumnya memberikan kesempatan kepada masyarakat internasional untuk berpartisipasi secara luas. Konvensi biasanya bersifat law-making artinya merumuskan kaidah-kaidah hukum masyarakat internasional. Perangkat internasional yang dirundingkan atas prakarsa/naungan organisasi internasional umumnya juga menggunakan istilah konvensi.26 Konvensi banyak digunakan dalam perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup. Bentuk perjanjian ini semakin sering digunakan karena mulai diperkenalkannya suatu metode atau model yang disebut “ Convention-Protocol Approach”, yang mana banyak dipakai dalam perjanjian-perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup. Salah satu contoh konvensi adalah Vienna Convention for the Protection of the Ozone Layer yang ditandatangani di kota Wina, 22 Maret 1985, yang selanjutnya memberlakukan protokolnya, yaitu Monteral Protokol 1987.
4. Protokol (Protocol)
Merupakan persetujan internasional yang isinya melengkapi (suplemen) suatu konvensi dan pada umumnya dibuat oleh Kepala Negara. Permasalahan atau hal yang diatur di dalam suatu protokol hanyalah permasalahan atau
26
hal tambahan saja, seperti pengertian atau penafsiran klausal-klausal tertentu dari suatu konvensi. Dalam perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup, penggunaan protokol umumnya hanya digunakan sebagai pelengkap dari suatu konvensi atau dapat juga merupakan instrument tambahan yang bersifat independen dari suatu konvensi. Suatu protocol dapat bersifat independen karena para pihak peserta protokol belum tentu sama dengan para pihak peserta konvensi. Salah satu contoh protokol di bidang lingkungan hidup adalah Kyoto Protocol 1997 yang merupakan protokol independen dari Framework Convention on Climate Change 1992.
5. Pengaturan (Arrangements)
Merupakan suatu bentuk perjanjian yang pada umumnya digunakan untuk transaksi-transaksi yang sifatnya sementara dan mengatur hal-hal yang sifatnya khusus. .Perjanjian dalam bentuk pengaturan ini sebenarnya jarang digunakan dalam perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup. Salah satu contoh pengaturan di bidang lingkungan hidup adalah Arrangements for the Regulation of Antartic Palagic Whaling, yang ditandatangani di Roma, pada tanggal 18 November 1959.
6. Persetujuan (Agreement)
Merupakan suatu bentuk perjanjian internasional yang pada umumnya berkedudukan lebih rendah daripada traktat dan konvensi, dan mengatur hal-hal tertentu yang bersifat khusus atau hal-hal-hal-hal lainnya yang bersifat teknis administratif. Contoh persetujuan dalam bidang lingkungan hidup dapat dilihat dari Agreemant on the Conservation of Polar Bears 1973 dan
Agreement for Estabilishement on a Permanent Basis of a Latin American Forest Research and Training Institute 1959.
7. Tindakan (Act)
Beberapa perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup memakai istilah ini yang umumnya bersifat sangat teknis. Sebagai contoh adalah Act Regarding Navigation and Economic Cooperation Between States of the Niger Basin yang ditandatangani pada tanggal 26 Oktober 1963 di Niamey. Contoh lainnya adalah Act of Foundation of a Consultative Committee for the International Protection of Nature yang ditandatangani pada tanggal 19 November 1913 di kota Berne, Swiss.27
8. Penyesuaian (Adjustment)
Merupakan bentuk perjanjian internasional sebagai suatu upaya untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan di dalam suatu protokol atau dapat juga berfungsi sebagai amandemen dari suatu protokol. Contoh penyesuaian di bidang lingkungan hidup diantaranya ialah London Adjustment and Amandemends to the 1987 Montreal Protocol (London/29 Juni 1990), Copenhagen Adjustment and Amandemends to the Montreal Protocol (Kopenhagen, 5 November 1992).
9. Memorandum of Understanding (MoU)
Secara harafiah dapat diartikan sebagai nota kesepakatan atau memorandum saling pengertian, tetapi secara hukum dapat diartikan sebagai suatu dokumen sah yang menggambarkan suatu persetujuan/perjanjian antara para pihak dan merupakan suatu alternatif yang lebih formal bagi suatu persetujuan/
27
perjanjian, tetapi lebih sedikit formal dibandingkan suatu kontrak.(29) MoU sebagai salah satu bentuk persetujuan atau perjanjian internasional telah berkembang dan memiliki pengertian yang semakin luas ruang lingkupnya. Sebelumnya, MoU dianggap sebagai soft law, sehingga tidak mengikat secara hukum, namun sejalan dengan perkembangannya, MoU, pada masa sekarang, dapat dianggap setara dengan persetujuan-persetujuan pada umumnya, karena adanya hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang diemban oleh para pihak yang menandatanganinya. Beberapa contoh penerapan nomenklatur MoU ini di bidang lingkungan hidup adalah MoU on the Conservation and Management Marine Turtles and Their Habitats of the Indian Ocean and South East Asia (Manila, 23 Juni 2001), MoU on ASEAN Sea Turtles Conservation and Protection (Bangkok, 12 September 1997).
10. Persetujuan (Accord)
Merupakan bentuk yang jarang digunakan dalam perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup. Sebagai contoh adalah Accord of Cooperation for the Protection of the Coasts and Water of the North East Atlantic Against Pollution Due to Hydrocarborns or Other Harmful Subtances yang ditandatangani di kota Lisbon pada tanggal 17 Oktober 1990. Namun hal yang perlu dicatat bahwa nomenklatur Accord ternyata ada juga yang bersifat soft law dan tidak mengikat secara hukum (non legally binding). Contoh kasus ini adalah Copenhagen Accord yang merupakan kesepakatan yang dicapai para pihak dalam COP UNFCCC ke-14 di Kopenhagen, Denmark.28
28
Selain bentuk perjanjian internasional di atas, masih terdapat beberapa bentuk perjanjian internasional lainnya di bidang lingkungan hidup, yaitu Exchanges of Notes (EON), Framework Convention (FC), Joint Protocol (JP), Letter of Intent (LOI), Letter of Understanding (LoU), Memorandum of Agreement (MoA), Modus Vivendi, Agreed Minutes, Summary Records, Interim Convention, Agreement Suplementary, Outline Convention, Mutual Agreement, Statute (MAS), dan Additional Protocol. Sebagian besar dari perjanjian-perjanjian ini pada umumnya merupakan gabungan atau kombinasi dari bentuk-bentuk yang telah ada sebelumnya.