• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Kerja Dan Surat Keputusan

C. Jenis-Jenis Perjanjian Kerja

1. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu.

Perjanjian kerja waktu tertentu harus dibuat secara tertulis dengan menggunakan bahasa indonesia dan huruf latin serta harus memenuhi syarat-syarat, antara lain:

a. Harus mempunyai jangka waktu tertentu.

b. Adanya suatu pekerjaan yang selesai dalam kurun waktu tertentu. c. Tidak mempunyai syarat-syarat masa percobaan.

Jika perjanjian kerja untuk waktu tertentu bertentangan dengan ketentuan diatas maka perjanjian tersebut akan dianggap sebagai perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaan akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu:

a. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya.

b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama tiga tahun.

c. Pekerjaan yang bersifat musiman.

d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.

Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama dua tahun dan boleh diperpanjang satu kali untuk jangka waktu paling lama satu tahun.

Untuk perusahaan yang ingin memperpanjang jangka waktu paling lambat tujuh hari sebelum perjanjian kerja waktu tertentu berakhir memberitahukan secara tertulis kepada pekerja yang bersangkutan.

2. Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu.

Perjanjian untuk waktu tidak tertentu adalah suatu perjanjian kerja yang umum dijumpai dalam suatu perusahaan, yang tidak memiliki jangka waktu berlakunya. Dengan demikian maka perjanjian kerja waktu tidak tertentu akan berlaku terus sampai:

a. Pihak pekerja memasuki usia pensiun.

b. Pihak pekerja diputuskan hubungan kerjanya oleh perusahaan karena membuat kesalahan.

c. Pekerja meninggal dunia.

d. Adanya putusan pengadilan yang menyatakan pekerja telah melakukan tidak pidana sehingga perjanjian kerja tidak dapat dilanjutkan.

Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu tidak akan berakhir dikarenakan pengusaha atau pemilik perusahaan meninggal atau beralihnya hak atas perusahaan yang disebabkan oleh penjualan perusahaan, pewarisan perusahaan ataupun dihibahkannya perusahaan tersebut. Apabila hal itu terjadi maka hak para pekerja beralih menjadi tanggung jawab pengusaha yang baru, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian peralihan yang tidak mengurangi hak-hak para pekerja. Namun apabila pengusaha meninggal dunia dan mewarisi

perusahaannya ahli waris dapat mengakhiri perjanjian kerja setelah melakukan perundingan kepada pekerja yang bersangkutan.

Tidak seperti perjanjian kerja waktu tertentu, perjanjian kerja waktu tidak tertentu dapat dibuat secara tertulias maupun lisan. Namun apabila perjanjian dibuat secara lisan, pengusaha harus membuat surat pengangkatan bagi para pekerja, dengan sekurang kurangnya memuat tentang:25

a. Nama dan alamat pekerja. b. Tanggal mulai bekerja. c. Jenis pekerjaan.

d. Besarnya upah.

D. KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN KERJA

1. Kewajiban pekerja.

Dalam KUH perdata pasal 1603d dinyatakan bahwa pekerja yang baik adalah :

“pekerja yang menjalankan kewajiban-kewajibannya dengan baik, yang dallam hal ini kewajiban untuk elakukan atau tidak melakukan segala sesuatu yang dalam keadaan sama, seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan”

Selanjutnya dalam KUH perdata (yang sampai sekarang dipakai sebagai pedoman) dirinci kewajiban pekerja sebagai berikut :

25

Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubugan Kerja, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 74.

a. Pekerja berkewajiban untuk melakukan pekerjaan yang dijanjikan menurut kemampuannya dengan sebaik-baiknya.

b. Pekerja atau buruh berkewajiban melakukan sendiri pekerjaannya, hanya dengan seijin pengusaha pekerja bisa menyuruh orang ketiga untuk menggantikannya.

c. Pekerja wajib taat terhadap peraturan mengenai hal melakukan pekerjaannya.

d. Pekerja yang tinggal pada pengusaha, wajib berkelakuan baik menurut tata tertib rumah tangga pengusaha.

Selain itu pekerja berkewajiban melakukan tugas-tugas antara lain sebagai berikut:

Melakukan pekerjaan.

Pengertian pekerjaan dan seperti apa pekerjaan yang haru dikerjakan oleh pekerja atau buruh tidak dijumpai dalam peraturan ketenagakerjaan(Undang-undang No.13 Tahun 2003). Pekerjaan yang diperjanjikan oleh pekerja atau buruh harus dikerjakan sendiri oleh pekerja tersebut, apalagi kalau pekerjaan itu adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian tertentu akan menimbulkan ketidakmungkinan untuk diganti oleh orang lain, tidak bisa pula pekerja tersebut menyuruh salah seorang keluarganya untuk menggantikannya masuk bekerja apabila pekerja berhalangan masuk.

Petunjuk pengusaha.

Petunjuk pengusaha adalah petunjuk-petunjuk yang harus diperhatikan oleh pekerja dalam menjalankan pekerjaannya. Petunjuk petunjuk inidiberikan oleh penguasa atau oleh orang yang dikuasakan untuk itu selama pekerja tersebut melaksanakan pekerjaannya. Sebetulnya ketentuan tentang adanya petunjuk pengusaha dalam melaksanakan pekerjaan ini didasarkan atas ketentuan KUH perdata, khususnya pasal 1603b yang menentukan bahwa : “buruh wajib menaati aturan tentang hal melaksanakan pekerjaan dan aturan yang ditujukan kepada perbaikan tata tertib dalam perusahaan majikan yang diberikan kepadanya oleh orang atau atas nama majikan dalam batas-batas aturan perundang-undangan, atau bila tidak ada, menurut kebiasaan.”26

Namun kita mempunyai pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar falsafah negara. Pancasila itu harus diwujudkan dalam kehidupan nyata, termasuk dalam kehidupan ketenagakerjaan, maka ketentuan pasal 1603b khususnya dan ketentuan KUH perdata bab 7a umumnya harus diserasikan dengan pancasila.

Dengan adanya hubungan pancasila ini, jelaslah bagaimana kedudukan KUH perdata sekarang di dalam dunia ketenagakerjaan kita. KUH perdata sekarang hanya dapat dipakai sebagai pedoman, itupun bagi ketentuan yang serasi dengan hubungan pancasila,

26

sedangkan yang tidak sesuai dibuang atau dengan kata lain tidak berlaku lagi.

2. Kewajiban pengusaha.

Kewajiban utama pengusaha dengan adanya hubungan atau perjanjian kerja dengan pekerjanya adalah membayar upah atau gaji kepada pekerja. Namun selain membayarkan gaji atau upah tersebut perusahaan juga berkewajiban memberikan surat keterangan kepada pekerjanya yang dengan kemauan sendiri hendak berhendi dari pekerjaan yang ia kerjakan di dalam perusahaan. Dengan begitu perusahaan mempunyai dua kewajiban yang harus dipenuhi terhadap para pekerjanya, yaitu:

a. Membayar upah.

Dalam melakukan pekerjaan ada beberapa makna yang dapat diperoleh oleh pekerja, antara lain dari segi indidu merupakan gerak dari badan dan pikiran setiap orang guna memelihara kelangsungan hidup badaniah dan juga rohania sedangkan ditinjau dari segi sosial adalah melakukan pekerjaan untuk menghasilkanbarang ataupun jasa guna memuaskan kebutuhan masyarakat luas. Selain itu ditinjau dari segi spiritual merupakan hak dan kewajiban manusia dalam memulihkan dan mengabdi kepada Tuhan Yang Masa Esa.

Oleh karena itu pembayaran gaji ataupun upah oleh perusahaan sangatlah memegang peranan penting karena untuk memelihara kelangsungan hidup badaniah dan rohaniah.

1) Pengertian upah.

Secara umum upah adalah pembayaran yang di terima oleh pekerja selama ia melakukan pekerjaan ataupun dipandang melakukan pekerjaan. Namun menurut Pasal 1 angka 30 UU No.13 Tahun 2003 upah adalah “hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu pejanjian kerja, kesepakatan, atau perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atau suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan”27

Walaupun demikian, upah bagi masing-masing pihak adalah suatu hal yang berbeda. Bagi pengusaha upah adalah biaya produksi yang harus dikeluarkan dan ditekan pengeluarannya serendah rendahnya agar harga barang yang di produksi tidak terlalu tinggi. Namun bagi para pekerja upah adalah sejumlah uang yang mereka terima pada waktu tertentu, yang lebih pentting lagi adalah jumlah barang

27

Repubik Indonesia. Undang-Undang Tentang Ketenagakerjaan. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Pasal 1 Anga 30.

kebutuhan hidup yang mereka bisa dapatkan dengan uang upah atau gaji yang telah mereka dapatkan.

2) Jenis jenis upah.

a. Upah nominal.

Upah nominal adalah upah yang diterima oleh para pekerja dengan tunai sesuai dengan pengarahan jasa-jasa atau pelayanan dalam perjanjian kerja yang telah disepakati.

b. Upah nyata.

Upah nyata adalah uang nyata yang harus benar-benar diterima oleh pekerja yang berhak. Biasanya upah nyata ditentukan oleh daya belu upah tersebut seperti besar kecilnya uuang tersebut ataupun besar kecilnya biaya hidup yang diperlukan.

c. Upah hidup.

Upah hidup ialah upah yang relatif cukup untuk memenuhi keperluan hidup secara luas para pekerja yang berhak menerima upah tersebut. Tidak hanya kebutuhan pokoknya saja, namun juga kebutuhan sosialnya sperti asuransi,rekreasi dan juga pendidikan.

d. Upah minimum.

Upah minimum adalah upah terendah yang dijadikan sebagai standardoleh pengusaha dalam menentukan upah

yang sebenarnya dari pekerja yang bekerja di perusahaanya. Upah minimum ini biasanya ditentukan oleh pemerintah daerah atau gubernur. Oleh karena itu setiap daerah memiliki upah minimum yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masyarakat daerah tersebut.

b. Memberikan surat keterangan.

Kewajiban perusahaan memberikan surat keterangan ini dapat dikatakan sebagai kewajiban tambahan untuk para pengusaha.. Surat keterangan ini biasanya dibutuhkan unutuk pekerja yang berhenti bekerja pada suatu perusahaan sebagai tanda bukti pengalaman kerjanya yang berisi nama pekerja, tanggal mulai bekerjadan tanggal berhenti bekerja serta jenis pekerjaan yang pekerja lakukan di perusahaan tempat ia bekerja. Oleh karena itu apabila seorang pekerja hendak berhenti bekerja dan meminta surat keterangan tersebut maka perusahaan wajib memberikan surat keterangan yang diminta. Apabila perusahaan menolak memberikan surat keterangan yang diminta, maka perusahaan harus bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh pekerja tersebut. Hal ini sesuai dengan Pasal 1602 y KUH perdata “pengusaha yang baik wajib melakukan atau tidak melakukan segala sesuatu yang dalam keadaan yang sama seharusanya dilakukan atau tidak

dilakukan dalam lingkungan perusahaannya” dengan kata lain perusahaan harus bijak dalam berbuat dan bertindak terhadap para pekerjanya.

E. SURAT KEPUTUSAN PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI

Dokumen terkait