• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Analisis Economical Order Quantity

Pengarahan bahan baku oleh perusahaan biskuit Khong Guan dilakukan dengan cara membeli dari suplier setempat. Untuk mengetahui besarnya pesanan yang ekonomis pada perusahaan biskuit Khong Guan dapat digunakan metode Economical Order Quantity (EOQ). EOQ merupakan jumlah setiap kali pembelian bahan baku yang disertai dengan biaya minimal.

Formula yang digunakan :

EOQ = C xRxS 2

Dimana :

R = jumlah (unit) yang dibutuhkan selama satu periode tertentu S = biaya pesanan setiap kali pesan (Ordering Cost)

C = biaya penyimpanan per unit bahan baku per periode tertentu.

Berdasarkan formula diatas dapat dilihat 2 (dua) unsur biaya yaitu pesanan dan biaya penyimpanan. Unsur-unsur biaya yang terjadi akan diuraikan berdasarkan data pengeluaran biaya selama periode tahun 2014.

Berikut data ini adalah data pemakaian bahan baku selama satu periode sebagai berikut :

Tabel 1

PT. BISKUIT KHONG GUAN MAKASSAR BIAYA PEMAKAIAN BAHAN BAKU

TAHUN 2014

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa pemakaian bahan bakub selama 2014 sebanyak 45.000 kg dengan total biaya sebesar Rp. 245.000.000. adapun biaya-biaya yang terjadi selama tahun 2014 akan diuraikan sebagai berikut

a. Biaya pesanan

Dalam melakukan pembelian, perusahaan mengeluarkan biaya pesanan yang meliputi biaya angkut dan biaya administrasi pesanan.

Untuk mengetahui besarnya biaya pesanan yang terjadi selama periode tahun 2014 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

TABEL 2

PT. BISKUIT KHONG GUAN BIAYA PESANAN BAHAN BAKU

TAHUN 2014

Dari tabel berikut dapat dilihat bahwa besarnya biaya pesanan bahan baku selama tahun 2014 adalah sebesar Rp. 2.357.000.

b. Biaya penyimpanan

Biaya penyimpanan yang terjadi berdasarkan informasi yang diperoleh dari perusahaan dapat dilihat sebagai berikut :

TABEL 3

PT. BISKUIT KHONG GUAN BIAYA PENYIMPANAN BAHAN BAKU

Sumber : PT. BISKUIT KHONG GUAN

Dari data tersebut dapat diketahui besarnya biaya penyimpanan selama periode tahun 2014 adalah sebesar Rp.81.000.000. jadi biaya penyimpanan untuk setiap kg biskuit sebesar Rp. 1.800 yaitu diperoleh dari Rp. 81.000.000. dibagi Rp. 45.000

Adapun data-data selengkapnya yang diperoleh dari perusahaan tahun 2000 dapat dilihat sebagai berikut :

a. Frekuensi pemesanan sebanyak 15 kali.

b. Harga rata-rata bahan baku biskuit sebesar Rp. 18.000.

c. Biaya pesanan setiap kali pesan adalah Rp. 2.357.000. : 15 = 157.133.

(tabel 2)

d. Biaya penyimpanan setiap satu kg biskuit sebesar Rp. 1.800 yaitu Rp. 81.000.000. : 45.000 (tabel 3).

Berdasarkan data-data tersebut, maka dapat diolah untuk menentukan jumlah pesanan yang ekonomis dengan metode EOQ dimana

R = 45.000, S = 175,133, dan C = 1.800 sebagai berikut :

Dari perhitungan tersebut maka diketahui jumlah pesanan ekonomis untuk setiap kali pembelian yaitu 2.802 kg. Sedangkan untuk mengetahui frekuensi pembelian pertahun dapat dihitung sebagai berikut :

Frekuensi pembelian = kebutuhan bahan baku pertahun Jumlah pesanan ekonomis =

802 . 2

000 . 45

= 16.059 atau 16,1 (16 kali pesanan dalam setahun) sedangkan periode penyimpanan persediaan dapat dihitung sebagai berikut :

Periode penyimpanan persediaan = 16 360

=22,5 atau 23 hari

Jika perhitungan dengan menggunakan analisis economical order quantity (EOQ) tersebut dibandingkan dengan kebijakan perusahaan maka hasilnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

TABEL 4

Jumlah biaya Rp.42.856.995 Rp.5.035.928

Sumber : diolah sendiri berdasarkan data yang ada.

Berdasarkan tabel tersebut diatas, maka efisiensi biaya yang terjadi bila perusahaan menerapkan kebijakan economical order quantity (EOQ) dalam hal pengadaan persediaan bahan baku adalah sebagai berikut : Efisiensi biaya = 42.856.995 – 5.035.928

= 37.821.067 E. Reorder Point

Reorder point merupakan saat atau titik dimana harus diadakan pemesanan kembali sehingga pesanan tipa tepat pada waktu persediaan diatas safety stock sama dengan nol. Safety stock adalah jumlah persediaan yang ditetapkan untuk menjaga kelancaran proses produksi bila terjadi keterlambatan tibanya pesanan.

Adapun formula yang digunakan adalah sebagai berikut :

ROP = 360

R x LT + SS

Dimana :

R = jumlah (unit) yang dibutuhkan selama periode tertentu.

LT = Lead Time atau jangka waktu yang dibutuhkan sejak pemesanan dilakukan sampai barang yang dipesan tiba.

SS = safety stock

Berdasarkan informasi dari perusahaan. Diketahui bahwa jangka waktu pemesanan (lead time) adalah 6 hari. Sedangkan safety stock ditetapkan oleh perusahaan adalah sebanyak 1000 kg dengan data tersebut maka saat pemesanan kembali (Reorder Point) dapat dihitung sebagai berikut :

Jadi Reorder Point sebesar 1.750 kg yang artinya perusahaan harus melakukan pemesanan kembali pada saat persediaan mencapai 1.750.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penulisan skripsi ini penulis dapat simpulkan sebagai berikut : 1. Perusahaan Biskuit Khong Guan dalam operasionalnya belum

menerapkan suatu pengendalian persediaan yang baik dalam hal pengadaan bahan baku yang menyebabkan besarnya biaya persediaan.

2. Apabila pihak perusahaan menggunakan metode Economical Order Quantity (EOQ) maka kuantitas bahan baku optimal setiap kali pesan sebesar 2.802 kg dengan frekuensi pemesanan sebanyak 16 kali setahun sedangkan efisiensi biaya yang terjadi adalah sebesar Rp.

37.821.067.

3. Perusahaan harus melakukan pemesanan kembali (Reorder Point) pada saat persediaan tepung yang tersisa digudang sebanyak 1.750 kg.

B. Saran-Saran

adapun saran-saran penulis untuk pihak perusahaan adalah sebagai berikut :

3. Sebaiknya pihak perusahaan menggunakan metode Economical Order Quantity (EOQ) dalam hal pengadaan bahan baku untuk tahun berikutnya agar tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan bahan baku serta efisiensi biaya dapat terjadi.

4. Agar pihak perusahaan dalam menentukan saat pemesanan kembali menggunakan analisis Reorder Point (ROP) sehingga resiko kehabisan bahan baku tidak terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Harsono Ek,1980, Manajemen Produksi, Jakarta : penerbit balai Aksara Rianto, Bambang , 1982 Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi

Kedua cetakan kesepuluh, Yogyakarta : penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Moore, Franklin G. Hendrik, Tomose.1989, Manajemen produksi dan operasi, Edisi Kedua Bandung :Penerbit Remaja Karya CV.

Sastradipoera, Komaruddin, 1994, Pengantar Manajemen Perusahaan, Edisi kesatu Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.

Sumarni, Murti dan John Soeprihanto,1987, Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan, Edisi Pertama, Yogyakarta : Penerbit Liberty.

Umumtha Ginting dan S.M Sibarani, 1995, Manajemen Produksi, Bandung : Penerbit Pusat Pengembangan dan Pelatihan Politeknik.

Assauri, Sofjan. 2000. Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Kusuma, H. 2004. Manajemen Produksi. Andi Yogyakarta, Yogyakarta.

Pardede, P.M. 2002. Manajemen Operasi dan Produksi. Andi Yogyakarta,Yogyakarta.

Rangkuti, F. 2004. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis.

Erlangga, Jakarta.

Dokumen terkait