• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1V HASIL PENELITIAN

1. Sebelum Operasi

4.14 Jenis Katarak Berdasarkan Riwayat Penyakit

Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Jenis Katarak Berdasarkan Riwayat Penyakit Penderita Katarak Rawat Jalan Umur ≤40 Tahun di Rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015.

Jenis

Katarak Riwayat Penyakit Total

Tidak Ada DM Myopia Glauko ma Trauma f % f % f % f % f % f % Kongenital 9 100 0 0 0 0 0 0 0 0 9 100 Juvenil 29 74,4 1 2,6 7 17,9 2 5,1 0 0 39 100 Senile 17 48,6 13 37,1 5 14,3 0 0 0 0 35 100 Traumatik 2 12,5 0 0 0 0 0 0 14 87,5 16 100 Komplikata 1 16,7 3 50,0 1 16,7 1 16,7 0 0 6 100 p=0,0001 r=0,395

Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa proporsi jenis katarak berdasarkan riwayat penyakit penderita katarak rawat jalan umur ≤40 tahun di rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015 yang berjenis katarak kongenital tertinggi adalah dengan riwayat penyakit tidak ada yaitu 9 orang (100%), jenis katarak juvenil dengan riwayat penyakit tertinggi yaitu tidak ada riwayat penyakit sebanyak 29 orang (74,4%), jenis katarak senile dengan riwayat penyakit tertinggi yaitu tidak ada riwayat penyakit yaitu sebanyak 17 orang (48,6%), jenis katarak traumatik dengan riwayat penyakit tertinggi yaitu

trauma (87,5%), jenis katarak komplikata dengan riwayat penyakit tertinggi yaitu DM sebanyak 3 orang (50%).

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Korelasi Lambda

diperoleh nilai p=0,0001 dan r=0,394artinya terdapat korelasi yang bermakna antara jenis katarak dengan riwayat penyakit, akan tetapi kekuatan korelasi tergolong lemah (r = 0,2-<0,4).

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Sosiodemografi

5.1.1 Umur

Proporsi penderita katarak rawat jalan menurut umur ≤40 tahun di Rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015 dapat dilihat pada gambar 5.1 dibawah ini.

Gambar 5.1 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Katarak RawatJalan Menurut Umur di Rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015.

Berdasarkan gambar 5.1 di atas dapat dilihat distribusi proporsi penderita katarak rawat jalan umur ≤40 tahun di Rumah Sakit Mata SMEC pada tahun 2015 menurut kelompok umur tertinggi adalah kelompok umur 36-40 tahun yaitu 34 orang (32,4%) dan yang terendah yaitu kelompok umur 0-5 tahun yaitu 7 orang (6,7%).

Hal ini sejalan dengan teori yang menyimpulkan bahwa prevalensi katarak bertambah seiring dengan bertambahnya umur. Bagi penderita katarak

32,4% 25,7% 14,3% 11,4% 9,5% 6,7% Umur 36-40 tahun 26-35 tahun 17-25 tahun 6-11 tahun 12-16 tahun 0-5 tahun

umur ≤40 tahun, proses penuaan bukanlah faktor utama penyebab katarak. Salah satu teori yang lebih baru tentang timbulnya katarak pada usia muda ialah bahwa meningkatnya ketergantungan pada pemakaian smartphone, tablet, dan perangkat elektronik lainnya (Ilyas,2006).

5.1.2 Jenis Kelamin

Proporsi penderita katarak rawat jalan umur ≤40 tahun menurut jenis kelamin di Rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015dapat dilihat pada gambar 5.2 dibawah ini.

Gambar 5.2Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Katarak Rawan Jalan Menurut Jenis Kelamin di Rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015.

Berdasarkan gambar 5.2 di atas dapat dilihat distribusi proporsi penderita katarak rawat jalan umur ≤40 tahun di Rumah Sakit Mata SMEC pada tahun 2015 menurut jenis kelamin yang tertinggi adalah laki-laki yaitu 56 orang (53,3%) dan yang terendah perempuan yaitu 49 orang (46,7%).

Hal ini berbeda dengan hasil penelitian dari Erman I (2014) di Rumah Sakit DR.Sobirin dengan desain Cross Sectionaldimana penderita katarak jenis

Laki-laki Perempuan Jenis Kelamin

53,3% 46,7%

kelamin laki-laki berjumlah 21 orang (43,8%) jumlah tersebut lebih kecil dari penderita katarak jenis kelamin perempuan yang berjumlah 27 orang (56,3%).

Walaupun penelitian di beberapa negara menyebutkan kejadian katarak faktor tersebut antara lain relatif kurang baiknya secara umum akses kesehatan terhadap wanita. Selain itu, perlu juga memperhitungkan umur harapan hidup yang lebih tinggi pada wanita di beberapa negara (Tana, 2006).

5.1.3 Agama

Proporsi penderita katarak rawat jalan umur ≤40 tahun menurut agama di Rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015 dapat dilihat pada gambar 5.3 dibawah ini.

Gambar 5.3 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Katarak Rawat Jalan Menurut Agama di Rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015.

Berdasarkan gambar 5.3 di atas dapat dilihat distribusi proporsi penderita katarak rawat jalan umur <40 tahun di Rumah Sakit Mata SMEC pada tahun 2015 menurut agama yang tertinggi yaitu Islam sebanyak 62 orang

Islam Kristen Budha Agama 37,1% 3,8% 59%

(59%), dan kemudian Kristen sebanyak 39 orang (37,1%) dan yang terendah agama Budha sebanyak 4 orang (3,8%).

Hal ini kemungkinan disebabkan karena kelompok agama yang datang berobat ke rumah sakit SMEC memang lebih banyak pada kelompok agama islam dan kristen, berkaitan dengan demografi Kota Medan.

5.1.4 Tingkat Pendidikan

Proporsi penderita katarak rawat jalan umur ≤40 tahun menurut tingkat pendidikan di Rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015 dapat dilihat pada gambar 5.4 dibawah ini.

Gambar 5.4 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Katarak Rawat Jalan Menurut Tingkat Pendidikan di Rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015.

Berdasarkan gambar 5.4 di atas dapat dilihat distribusi proporsi penderita katarak rawat jalan umur ≤40 tahun di Rumah Sakit Mata SMEC pada tahun 2015 menurut tingkat pendidikan tertinggi yaitu SLTA sebanyak 51 orang (48,6%), kemudian Akademi/Perguruan Tinggi sebanyak 20 orang

SLTA Akademi/PT SD SLTP Tidak Sekolah Tingkat Pendidikan 48,6% 15,2% 10,5% 6,7% 19,0%

(19,0%), SD sebanyak 16 orang (15,2%), SLTP sebanyak 11 orang (10,5%), dan yang terendah Tidak Sekolah sebanyak 7 orang (6,7%).

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Arimbi A(2011) di RSUD Budhi Asih dengan desain case control, dimana proporsi responden pada kategori tingkat pendidikan sedang lebih besar yaitu 53,3% sedangkan kategori pendidikan rendah hanya 42,7% dan 9,7% untuk responden kategori pendidikan tinggi.

5.1.5 Pekerjaan

Proporsi penderita katarak rawat jalan umur ≤40 tahun menurut pekerjaan di Rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015 dapat dilihat pada gambar 5.5 dibawah ini.

Gambar 5.1.5 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Katarak Rawat Jalan Menurut Pekerjaan di Rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015.

Berdasarkan gambar 5.5 di atas dapat dilihat distribusi proporsi penderita katarak rawat jalan umur ≤40 tahun di Rumah Sakit Mata

Wiraswasta PNS/TNI/POLRI Tidak Bekerja Pegawai Swasta Pelajar IRT Pekerjaan 25,7% 21,0% 16,2 % 15,2% 14,3% 7,6%

SMECMedan tahun 2015 menurut pekerjaan yang tertinggi yaitu Wiraswasta sebanyak 27 orang (25,7%) dan yang terendah IRT sebanyak 8 orang (7,6%).

Pekerjaan dalam hal ini berhubungan dengan paparan sinar ultraviolet (UV), dimana sinar UV merupakan faktor risiko terjadinya katarak (WHO, 2012). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Arimbi (2012) menunjukkan hasil yang bermakna secara statistik karena nilai p=0.007 dan OR=2.9. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Tana, dkk (2009) menunjukkan persentase pekerja yang paling banyak menderita katarak adalah kelompok pekerja petani/ nelayan/ buruh dimana jenis pekerjaan ini dapat dikategorikan sebagai pekerjaan yang dilakukan di luar ruangan yang menyebabkan adanya pajanan kronis sinar matahari. Hal ini dibuktikan dengan nilai p =0.0001 dan OR = 2.5.

5.1.6 Daerah Asal

Proporsi penderita katarak rawat jalan umur ≤40 tahun menurut daerah asal di Rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015 dapat dilihat pada gambar 5.6 dibawah ini.

Gambar 5.6 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Katarak Rawat Jalan Menurut Daerah Asal di Rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015.

Berdasarkan gambar 5.6 di atas dapat dilihat distribusi proporsi penderita katarak rawat jalan umur ≤40 tahun di Rumah Sakit Mata SMEC pada tahun 2015 menurut daerah asal yang tertinggi yaitu Kota Medan sebanyak 64 orang (61,0%) dan yang terendah Luar Kota Medan sebanyak 41 orang (39,0%).

Hal ini berhubungan dengan kemudahan dalam mencapai akses layanan kesehatan dimana pasien yang berasal dari kota Medan akan lebih dekat ke Rumah Sakit Mata SMEC dan lebih mudah untuk mendapatkan informasi dibandingkan dengan luar kota Medan sebab Rumah Sakit Mata SMEC terletak di kota Medan.

Kota Medan Luar Kota Medan 39,0%

61,0%

Hal ini sesuai dengan penelitian Gaja T (2008) di Klinik Karya Kasih Medan dengan desain case series, dimana penderita yang berasal dari Medan sebesar 65,1% dan dari luar kota Medan sebesar 34,9%.

5.2 Sumber Rujukan

Proporsi penderita katarak rawat jalan umur ≤40 tahun menurut sumber rujukan di Rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015 dapat dilihat pada gambar 5.7 dibawah ini.

Gambar 5.7 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Katarak Rawat Jalan Menurut Sumber Rujukan di Rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015.

Berdasarkan gambar 5.7 di atas dapat dilihat distribusi proporsi penderita katarak rawat jalan umur ≤40 tahun di Rumah Sakit Mata SMEC pada tahun 2015 menurut sumber rujukan yang tertinggi berasal dari Puskesmas Kota Medan sebanyak 64 orang (61%), kemudian Rumah Sakit Luar Kota Medan sebanyak 27 orang (25,7%), dan yang terendah Puskesmas Luar Kota Medan sebanyak 27 orang (24,7%).

Puskesmas Kota Medan

Rumah Sakit Luar Kota Medan

Puskesmas Luar Kota Medan

Sumber Rujukan

61% 24,7%

Sejak tahun 2015, Rumah sakit mata SMEC mulai menerima rujukan bagi pengguna BPJS, khususnya untuk SMEC Reguler. Pasien pengguna BPJS sebelum mendapat mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit Mata SMEC harus berdasarkan rujukan dari Puskesmas Kota Medan dan memang lokasi rumah sakit berada di kota Medan sehingga jumlah pasien rawat jalan yang datang ke Rumah Sakit SMEC lebih banyak berasal dari kota Medan dibandingkan dari rujukan luar daerah.

5.3 Jenis Katarak

Proporsi penderita katarak rawat jalan umur ≤40 tahun menurut jenis katarak di Rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015dapat dilihat pada gambar 5.8 dibawah ini.

Gambar 5.8 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Katarak Rawat Jalan Menurut Jenis Katarak di Rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015.

Berdasarkan gambar 5.8 di atas dapat dilihat distribusi proporsi penderita katarak rawat jalan umur ≤40 tahun di Rumah Sakit Mata SMEC pada tahun 2015 menurut jenis katarak tertinggi yaitu katarak juvenil sebanyak

Katarak Juvenil Katarak Senile Katarak Traumatik Katarak Kongenital Katarak Komplikata 37,1 % 33,3% 15,2% 8,6% 5,7% Jenis Katarak

39 orang (37,1%) dan yang terendah katarak komplikata sebanyak 6 orang (5,7%).

Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Gaja T (2008) di Klinik Karya Kasih Medan dengan desain case series, dimana jenis katarak terbesar adalah katarak senile yaitu sebesar 99,4% dan katarak traumatik 0,6%.

Hal tersebut berkaitan dengan kelompok umur yang menjadi sasaran penelitian dimana pada kelompok umur <40 tahun, kejadian katarak senile yang merupakan katarak yang disebabkan oleh faktor lanjut usia atau degeneratif memiliki resiko lebih kecil dibandingkan katarak jenis lain seperti katarak juvenile dan traumatik.

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov

diperoleh nilai p=1,000 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara distribusi proporsi riwayat penyakit berdasarkan tajam penglihatan sesudah operasi.

Dokumen terkait