• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beberapa Komoditas Komoditas Tunggal 16.67% 23.33% 23.33% 20% 16.67%

Jenis Komoditas Pasar

Perlakuan

Beras Daging Ikan Sayur Buah 12.50% 18.75% 18.75% 28% 21.88%

Jenis Komoditas Pasar

Kontrol

Beras Daging Ikan Sayur Buah

22

mahal. Luas kios pasar perlakuan yang paling luas yaitu 20 m2 dan paling kecil sebesar 2 m2. Pada pasar kontrol, jumlah kios paling banyak berjumlah 4 kios, hal ini disebabkan oleh harga beli atau sewa pada pasar kontrol tidak semahal harga kios yang ditawarkan oleh pasar perlakuan. Pada luas kios, luas kios paling luas yang dimiliki oleh pedagang yaitu 24 m2 dan paling kecil 1.2 m2.

Tabel 8 Karakteristik Luas dan Jumlah Kios Responden

Variabel Nilai Maksimum Nilai Minimum Standar Deviasi

Pasar Perlakuan Jumlah Kios 2 1 0.38 Luas Kios 20 2 3.85 Pasar Kontrol Jumlah Kios 4 1 0.89 Luas Kios 24 1,2 5.04

Kepemilikan Kios Dagang Responden

Hasil survey menunjukkan bahwa kepemilikan kios dagang para pedagang produk pertanian pada kedua pasar mayoritas merupakan milik pribadi (Gambar 5). Pada pasar perlakuan, 18 pedagang merupakan pemilik dari kios dagangnya dengan persentase sebesar 60 persen, sedangkan 12 orang menyewa kios tempat dagang yang merek gunakan dengan persentase sebesar 40 persen. Pada pasar kontrol, sebesar 81.25 persen atau 26 pedagang merupakan pemilik dari kios tempat mereka berjualan, sedangkan 4 orang atau sebesar 12.5 persen pedagang menyewa kios dagangnya, 2 orang atau sebesar 6.25 persen menggunakan kios dengan izin hak guna bangunan (HGB).

Gambar 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Kios Dagang Modal Usaha Dagang Responden

Berdasarkan survey terhadap responden yang merupakan pedagang produk pertanian pada Pasar Kranji Baru sebagai pasar perlakuan dan Pasar Baru Bantar Gebang sebagai pasar kontrol, pedagang memiliki beragam modal dagang (Tabel 9). Jumlah modal dagang pedagang pada pasar perlakuan memiliki rata-rata modal sebesar Rp 15,975,000, dengan modal paling tinggi Rp 100,000,000 dan paling

60% 81.25% 40% 12.50% 0 6.25% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Pasar Perlakuan Pasar Kontrol

Milik Pribadi

Sewa

23 rendah Rp 1,500,000. Modal paling tinggi dimiliki oleh pedagang beras dan modal paling rendah dimiliki oleh pedagang ikan dan sayur-sayuran. Pada pasar kontrol, rata-rata modal sebesar Rp 10,950,000 dengan modal paling tinggi oleh pedagang beras sebesar Rp 150,000,000 dan modal paling rendah dimiliki oleh pedagang sayur- sayuran sebesar Rp 950,000.

Tabel 9 Modal Usaha Dagang Responden

Variabel Rata-rata Nilai Maksimum

Nilai

Minimum Standar Deviasi Modal Pasar Perlakuan 15,975,000 100,000,000 1,500,000 25,263,640 Modal Pasar Kontrol 10,950,000 150,000,000 950,000 25,863,148

Sumber Modal Usaha Dagang Responden

Pada hasil penelitian ini, modal yang diperoleh para responden pedagang mayoritas berasal dari modal sendiri. Sumber modal pedagang pada pasar perlakuan dapat dilihat pada Gambar 6. Jumlah pedagang yang menggunakan modal sendiri berjumlah 28 orang atau sebesar 93.33 persen sedangkan 1 orang memperoleh modal dagangnya dari sistem konsinyasi pada pedagang besar lainnya dan 1 pedagang lainnya melalui pinjaman koperasi. Pada pasar kontrol, semua pedagang menggunakan modal milik pribadinya, namun terdapat 2 orang yang juga meminjam dari orang lain dan 1 orang lainnya juga menggunakan sistem konsinyasi pada pedagang besar lainnya. Responden pedagang pada kedua pasar mayoritas menggunakan modal pribadi karena mereka menilai bahwa meminjam dari Bank maupun lembaga lainnya tidak efisien dan menimbulkan hutang yang berkepanjangan. Selain itu, belum banyaknya pedagang yang mengerti sistem pinjaman dari bank dan lembaga lainnya sehingga lebih memilih meminjam pada orang lain atau menggunakan sistem konsinyasi pada pedagang besar lain.

Gambar 6 Sumber Modal Usaha Dagang Responden Omset Dagang Responden

Omset dagang pertahun responden pada pasar perlakuan dan pasar kontrol antara sebelum dan sesudah berkembangnya toko modern mengalami penurunan yang drastis (Tabel 10). Pada pasar perlakuan, rata-rata omset pertahun pedagang pasar

93.33% 100% 3.33% 3.33% 6.25% 3% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00%

Pasar Kranji Baru (Perlakuan) Pasar Baru Bantar Gebang

(Kontrol)

Modal Pribadi

Pinjaman

24

tradisional sebelum berkembangnya toko modern sebesar Rp 2,331,133,333 sedangkan sesudah berkembangnya toko modern sebesar Rp 1,639,458,333. Hal ini juga terjadi pasar kontrol, dimana rata-rata omset pertahun pedagang pasar tradisional sebelum berkembangnya toko modern sebesar Rp 1,903,492,188 sedangkan sesudah berkembangnya toko modern sebesar Rp 1,280,335,938.

Tabel 10 Omset Dagang Pertahun Responden

Variabel Rata-rata Nilai Maksimum

Nilai Minimum

Standar Deviasi

Omset Pasar Perlakuan

Sebelum Berkembangnya

Toko Modern 2,331,133,333 10,950,000,000 127,750,000 2,381,438,410 Sesudah Berkembangnya

Toko Modern 1,639,458,333 8,760,000,000 91,250,000 1,728,100,740

Omset Pasar Kontrol

Sebelum Berkembangnya Toko Modern 1,903,492,188 5,475,000,000 48,000,000 1,592,226,514 Sesudah Berkembangnya Toko Modern 1,280,335,938 5,475,000,000 36,000,000 1,027,525,003

Keuntungan Dagang Responden

Keuntungan dagang pertahun responden pada pasar perlakuan dan pasar kontrol antara sebelum dan sesudah berkembangnya toko modern mengalami penurunan yang drastis (Tabel 11). Pada pasar perlakuan, rata-rata keuntungan pertahun pedagang pasar tradisional sebelum berkembangnya toko modern sebesar Rp 162,120,833 sedangkan sesudah berkembangnya toko modern sebesar Rp 87,235,000. Hal ini juga terjadi pasar kontrol, dimana rata-rata keuntungan pertahun pedagang pasar tradisional sebelum berkembangnya toko modern sebesar Rp 153,062,500 sedangkan sesudah berkembangnya toko modern sebesar Rp 102,835,938.

Tabel 11 Keuntungan Dagang Pertahun Responden

Variabel Rata-rata Nilai Maksimum

Nilai Minimum

Standar Deviasi

Keuntungan Pasar Perlakuan

Sebelum Berkembangnya

Toko Modern 162,120,833 547,500,000 36,500,000 119,160,721 Sesudah Berkembangnya

Toko Modern 87,235,000 237,250,000 18,250,000 60,841,430

Keuntungan Pasar Kontrol

Sebelum Berkembangnya Toko Modern 153,062,500 365,000,000 36,500,000 77,379,902 Sesudah Berkembangnya Toko Modern 102,835,938 273,750,000 9,125,000 55,401,726

Inovasi Dagang Responden

Inovasi responden dalam berdagang baik pada pasar perlakuan maupun pasar kontrol tidak beragam. Mayoritas responden hanya mengandalkan berjualan secara

25 langsung. Tidak ada inovasi maupun perencanaan inovasi untuk jangka waktu mendatang dalam kegiatan berdagang. Hal ini disebabkan oleh besarnya biaya yang dikeluarkan untuk inovasi baru yang lebih menguntungkan. Gambar 7, menunjukkan, pada pasar perlakuan dari 30 responden terdapat 22 responden yang hanya mengandalkan berjualan secara langsung sedangkan 8 responden yang menggunakan inovasi lain dalam meningkatkan kinerja dagang mereka. Pada pasar kontrol, dari 32 responden terdapat 25 responden yang hanya mengandalkan berjualan secara langsung, sedangkan sisanya sebanyak 7 responden menggunakan inovasi lain dalam berdagang.

Gambar 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Inovasi Dagang Pesaing Pedagang Produk Pertanian pada Pasar Tradisional

Pedagang pasar perlakuan dan pasar kontrol yang merupakan responden penelitian ini menyatakan bahwa terdapat beberapa pesaing dalam berdagang produk distribusi pertanian (Gambar 8). Pada pasar perlakuan, pesaing terberat responden pedagang adalah toko modern, yaitu sebesar 40.82 persen. Hal ini disebabkan oleh jarak supermarket dan hipermarket yang berada kurang dari radius 5 KM sehingga menjadikan supermarket dan hipermarket sebagai saingan terberat dari responden. Supermarket dan hipermarket juga menjual jenis komoditas yang mayoritas juga merupakan komoditas yang dijual oleh pedagang produk pertanian pada pasar

Dokumen terkait