• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN

3.1.2. Jenis – Jenis Laporan Keuangan

Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting bagi perusahaan. Setiap perusahaan diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca. Neraca biasanya disusun pada periode tertentu, misalnya 1 tahun. Namun neraca juga dapat dibuat pada saat tertentu untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini bila diperlukan. Menurut Jumingan (2014 : 13) neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets), utang dan modal sendiri (liabilities) dan modal sendiri (owners equity) dan suatu perusahaan pada

tanggal tertentu. Biasanya pada saat buku ditutup yakni akhir bulan, akhir triwulan, atau akhir tahun.

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa neraca merupakan ringkasan laporan keuangan, artinya laporan keuangan disusun secara garis besarnya dan tidak mendetail. Kemudian neraca juga menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva (harta), kewajiban (utang) dan modal perusahaan (ekuitas) pada saat tertentu. Neraca dapat dibuat untuk mengetahui kondisi (jumlah dan jenis) harta, utang dan modal perusahaan.

Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu :

a) Aktiva lancar

Aktiva lancar merupakan harta atau kekayaan yang segera dapat diuangan (ditunaikan) pada saat dibutuhkan dan paling lama 1 tahun. Aktiva lancar merupakan aktiva yang paling likuid dibandingkan dengan aktiva lainnya.

Jika perusahaan membutuhkan uang membayar sesuatu yang segera harus dibayar maka dapat diperoleh dari aktiva lancar. Komponen yang ada di aktiva lancar terdiri dari kas, bank, surat surat berharga, piutang, sediaan, sewa dibayar dimuka, dan aktiva lancar lainnya. Penyusunan aktiva lancar ini biasanya dimulai dari aktiva yang paling lancar artinya paling mudah untuk di cairkan.

b) Aktiva tetap

Aktiva tetap merupakan harta atau kekayaan perusahaan yang digunakan dalam jangka panjang lebih dari 1 tahun. Secara garis besar, aktiva tetap

dibagi dua macam, yaitu : aktiva tetap yang berwujud (tampak fisik) seperti : tanah, bangunan, mesin, kendaraan dan lain lain dan aktiva tetap yang tidak berwujud (tidak tampak fisik) dan merupakan hak yang dimiliki perusahaan seperti : hak paten, merek dagang, goodwill, lisensi dan lainnya.

c) Aktiva lainnya

Aktiva lainnya merupakan harta atau kekayaan yang tidak dapat digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Komponen yang ada dalam aktiva lainnya adalah seperti : bangunan dalam proses, piutang jangka panjang, tanah dalam penyelesaian dan lainnya.

Kemudian kewajiban (utang) dibagi ke dalam dua jenis, yaitu : a) Kewajiban lancar (Utang Jangka Pendek)

Kewajiban lancar merupakan kewajiban atau utang perusahaan kepada pihak lain yang haus segera dibayar. Jangka waktu utang lancar adalah maksimal 1 tahun. Oleh karena itu, utang lancar disebut juga utang jangka pendek.

Komponen utang lancar antara lain terdiri dari utang dagang, utang bank maksimal 1 tahun, utang wesel, utang gaji, dan utang pajak, utang bank, biaya yang masih harus dibayar, utang sewa guna usaha dan lainnya.

b) Utang jangka panjang

Utang jangka panjang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lainnya yang memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun. Artinya jatuh tempo utang tersebut relatif lebih panjang daripada utang lancar. Penggunaan utang jangka panjang biasanya digunakan untuk investasi yang juga lebih dari 1 tahun. Komponen yang ada dalam utang jangka panjang adalah seperti

obligasi, hipotek, utang bank yang beli dari 1 tahun dan utang jangka panjang lainnya.

Adapun komponen modal terdiri dari : a) Modal setor

Modal setor merupakan setoran modal dari pemilik perusahaan dalam bentuk saham dalam jumlah tertentu. Artinya dari keseluruhan saham yang dimiliki oleh perusahaan sudah dijual dan uangnya harus disetor sesuai dengan aturan yang berlaku.

b) Laba ditahan

Laba ditahan merupakan laba atau keuntungan perusahaan yang belum dibagi untuk periode tertentu. Artinya ada keuntungan perusahaan yang belum dibagikan dividennya dan masih disimpan sampai waktu tertentu karena suatu alasan tertentu pula.

2. Laporan Laba Rugi

Jenis laporan keuangan lainnya selain neraca adalah laporan laba rugi.

Berbeda dengan neraca yang melaporkan informasi tentang kekayaan, uang dan modal, maka laporan laba rugi memberikan informasi tentang hasil – hasil usaha yang diperoleh perusahaan. Laporan laba rugi juga berisi jumlah pendapatan yang diperoleh dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain, laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya – biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu.

Menurut Wiratna (2018 : 82) laporan laba rugi yaitu laporan mengenai pendapatan,beban,dan laba atau rugi suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan laba rugi adalah laporan yang disusun sistematis, isinya penghasilan yang diperoleh perusahaan dikurangi dengan beban – beban yang terjadi dalam perusahaan selama periode tertentu. Dalam laporan laba rugi menjabarkan elemen – elemen penghasilan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi).

Dalam praktiknya komponen pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi terdiri dua jenis yaitu :

a) Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha utama) perusahaan.

b) Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari di luar usaha pokok (usaha sampingan) perusahaan.

Untuk komponen pengeluaran atau biaya – biaya dalam laporan laba rugi juga terdiri dua jenis, yaitu :

a) Pengeluaran atau biaya yang dibebankan dari usaha pokok (usaha utama) perusahaan).

b) Pengeluaran atau biaya yang dibebankan dari luar usaha pokok (usaha sampingan) perusahaan.

Agar lebih jelas, berikut ini beberapa komponen yang terdapat dalam suatu laporan laba rugi antara lain :

1. Penjualan (Pendapatan)

3. Laba Kotor 4. Biaya Operasi

a. Biaya Umum b. Biaya Penjualan c. Biaya Administrasi d. Biaya Operasi lainnya 5. Laba Kotor Operasional 6. Penyusutan (Depresiasi) 7. Pendapatan Bersih Operasi 8. Pendapatan Lainnya

9. Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earing Before Interest and Tax) 10. Biaya Bunga terdiri dari :

a. Bunga wesel b. Bunga bank c. Bunga hipotek d. Bunga obligasi e. Bunga lainnya

11. Laba sebelum pajak atau EBT (Earning Before Tax) 12. Pajak

13. Laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT (Earning After Interest and Tax) 14. Laba per lembar saham (Earning per Share)

3. Laporan perubahan modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Kemudian laporan ini juga menunjukkan perubahan modal serta sebab – sebab berubahnya modal.Informasi yang diberikan dalam laporan perubahan modal seperti jenis dan jumlah modal yang ada saat ini,jumlah rupiah tiap jenis modal, jumlah rupiah modal yang berubah, sebab berubahnya modal dan jumlah rupiah modal sesudah berubah.

4. Laporan catatan atas laporan

Laporan ini merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya. Tujuannya agar pengguna laporan keuangan menjadi jelas akan data yang disajikan.

5. Laporan arus kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain. Adapun arus kas keluar merupakan biaya – biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu.

Menurut Kasmir (2019 : 69) lengkap tidaknya penyajian laporan keuangan tergantung dari kondisi perusahaan dan keinginan pihak manajemen untuk menyajikannya. Di samping itu,juga tergantung dari kebutuhan dan tujuan

sudah pasti dibuat adalah neraca dan laporan laba rugi, sedangkan laporan perubahan modal dan laporan catatan atas laporan keuangan dibuat jika memang diperlukan.

Dokumen terkait