• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR. ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM PENGUKURAN KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA PT. CHAROEN POKHPAND INDONESIA Tbk PERIODE OLEH :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR. ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM PENGUKURAN KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA PT. CHAROEN POKHPAND INDONESIA Tbk PERIODE OLEH :"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM PENGUKURAN KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA PT. CHAROEN

POKHPAND INDONESIA Tbk PERIODE 2017 – 2019

OLEH :

CATHERINE KRISPINA BR GINTING 172101021

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2020

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman, kekuatan dan kesempatan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan. Tugas Akhir ini yang berjudul "Analisis Kinerja Keuangan Dalam Pengukuran Modal Kerja pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Periode 2017 - 2019". Tugas Akhir ini merupakan syarat wajib bagi setiap mahasiswa agar dapat menyelesaikan Program Studi Diploma III Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, peneliti banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara 3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP, MBA, selaku Sekretaris Program

Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Fadli SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan saran-saran serta petunjuk dan bimbingan kepada peneliti.

5. Ibu Beby Kendida Hsb, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji yang sudah memberikan saran – saran kepada peneliti dalam penyelesaian tugas akhir.

(5)

6. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Kepada kedua orang tua peneliti yang telah memberikan kasih sayang dan dorongan semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

8. Dan kepada teman-teman seperjuangan Anggie, Agnes, Chairunnisa, Septiani, Theresa, Rizqia, Lily, Hafifa, dan Annisya yang selalu mendukung dalam penulisan tugas akhir ini.

Atas bantuan dan dorongan tersebut, peneliti ingin mengucapkan beribu terima kasih dan hanya bisa berdoa semoga amal baik yang telah diberikan kiranya dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa, dan peneliti berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan,…...……..2020 Peneliti

Catherine Krispina Br Ginting NIM. 172101021

(6)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Jadwal Kegiatan ... 7

1.6. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II PROFIL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA 2.1. Sejarah Singkat PT. Charoen Pokphand Indonesia ... 9

2.2. Visi dan Misi Perusahaan... 12

2.3. Struktur Organisasi ... 12

2.4. Job Description ... 13

2.5. Jaringan Usaha Kegiatan... 24

2.6. Kinerja Usaha Terkini ... 25

2.7. Rencana Kegiatan ... 26

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Laporan Keuangan ... 28

3.1.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 28

3.1.2. Jenis – Jenis Laporan Keuangan ... 29

3.1.3. Tujuan dan Sifat Laporan Keuangan ... 36

3.2. Teori Modal Kerja... 37

3.2.1. Pengertian Modal Kerja ... 37

3.2.2. Pentingnya Modal Kerja ... 38

3.2.3. Tujuan Modal Kerja ... 40

3.3. Konsep dan Jenis Modal Kerja ... 41

3.3.1. Konsep Modal Kerja ... 41

3.3.2. Jenis Modal Kerja ... 42

3.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja ... 42

3.5. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja ... 45

3.5.1. Pengertian Sumber dan Penggunaan Modal Kerja .. 45

3.5.2. Sumber - Sumber Modal Kerja ... 46

3.5.3. Penggunaan Modal Kerja ... 47

3.6. Efektivitas Modal Kerja ... 50

3.7. Penyajuan Laporan Keuangan ... 52

3.8. Laporan Sumber dan Penggunaan Modal kerja ... 57

3.9. Rasio Keuangan ... 65

3.9.1. Rasio Likuiditas ... 65

(7)

3.10. Analisis dan Efektivitas Modal Kerja ... 69 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan ... 87 4.2. Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA ... 90

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 1.1. Total Aset Lancar dan Hutang Lancar Tahun 2017 – 2019 ... 3 1.2. Jadwal Kegiatan ... 7 3.1. Laporan Posisi Keuangan PT. Charoen Pokphand Indonesia 52

3.2. Laporan Posisi Keuangan PT. Charoen Pokphand Indonesia (Lanjutan) ... 54

3.3. Laporan Posisi Keuangan PT. Charoen Pokphand Indonesia (Lanjutan) ... 55 3.4. Laporan Laba Rugi PT. Charoen Pokphand Indonesia ... 56 3.5. Laporan Penghasilan Komperhensif Lain Konsolidasian (Lanjutan) ... 57 3.6. Laporan Perubahan Modal Kerja Tahun 2017 – 2019 ... 59 3.7. Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Tahun 2017 – 2019... 62 3.8. Rasio Likuiditas 2017 - 2019 ... 76 3.9. Rasio Aktivitas 2017 - 2019 ... 83

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Lampiran Judul Halaman

2.1. Struktur Organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia .... 12

(10)

1.1. Latar Belakang

Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan, tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen, salah tau tujuan perusahaan adalah menginginkan keuntungan yang optimal atas uaha yang dijalankannya. Setiap pemilik menginginkan modal yang telah ditanamkan dalam usahanya segera cepat kembali, pemilik perusahaan juga mengharapkan adanya hasil atas modal yang ditanamkannya sehingga mampu memberikan modal (investasi baru) dan kemakmuran bagi pemilik dan seluruh karyawannya.

Dalam perusahaan, modal kerja memiliki peranan penting bagi kinerja keuangan perusahaan, karena modal kerja dapat memanajemenkan pengeluaran – pengeluaran yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Modal kerja berkenaan dengan aktiva lancar dan utang lancar. Apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan tingkat modal kerja yang baik maka kemungkinan sekali perusahaan akan berada dalam keadaan insolvent dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidir (bangkrut). Dengan adanya modal kerja yang cukup dan baik, perusahaan tidak akan mengalami kesulitan dalam menghadapi krisis ekonomi atau masalah keuangan, sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan baik dan optimal agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Pengertian modal kerja menurut

(11)

operasi perusahaan. Modal kerja juga dapat diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek seperti kas, surat surat berharga, piutang, persediaan dan aktiva lancar lainnya.

Tujuan dari manajemen modal kerja adalah untuk mengelola masing – masing pos aktiva lancar dan utang lancar sedemikian rupa, sehingga jumlah aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar yang diinginkan tetap dapat dipertahankan. Masing – masing pos tersebut harus dikelola secara baik dan efisien untuk dapat mempertahankan likuiditas perusahaan dan pada saat yang sama jumlah dari masing – masing pos tersebut juga tidak terlalu besar. Pos – pos utama dalam utang lancar terdiri dari utang dagang, utang surat – surat berharga dan biaya – biaya yang masih harus dibayar. Masing – masing pos utang lancar harus dipakai dengan baik dan berhati – hati, untuk menjamin bahwa sumber – sumber modal jangka pendek tersebut diperoleh dan dipergunakan dengan cara yang sebaik mungkin.

Setiap perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan modal kerjanya, agar dapat meningkatkan likuiditasnya. Kemudian dengan terpenuhi modal kerja perusahaan dalam kekurangan modal kerja dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan akibat tidak dapat memenuhi likuiditas dan target laba yang diinginkan. Kecukupan modal kerja juga merupakan salah satu ukuran kinerja manajemen. Besar kecilnya modal kerja yang harus dikeluarkan perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis perusahaan, waktu produksi, volume penjualan, persediaan barang, rata – rata pengeluaran uang perhari, dan tingkat perputaran piutang.

(12)

Modal kerja pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk sangat penting untuk meningkatkan biaya operasional perusahaan, karena penggunaan modal kerja yang ekonomis akan membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik dan berkelanjutan. Sehingga perusahaan sangat membutuhkan modal kerja dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya agar semakin maju dan dapat mempertahankan eksistensinya. Besarnya modal kerja harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Berikut merupakan tabel Aset lancar dan Hutang lancar pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, periode 2017 – 2019.

Tabel 1.1

Tabel Aset Lancar dan Hutang Lancar PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk

Periode 2017 – 2019

Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar

2017 11.730.468.000.000 5.059.551.000.000 2018 14.097.959.000.000 4.732.868.000.000 2019 13.297.718.000.000 5.188.281.000.000

Sumber : Annual Report PT.Charoen Pokphand Indonesia 2018 - 2019

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat total Aktiva lancar dan Hutang lancar pada PT.

Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Periode 2017 – 2019. Disini dapat dilihat bahwa pada tahun 2017 - 2018 aktiva lancar pada perusahaan mengalami kenaikian sebesar Rp. 2.367.491.000.000. Tahun 2017 - 2018 hutang lancar mengalami penurunan sebesar Rp. 326.683.000.000, ini menandakan bahwa pada tahun 2017 – 2018 modal kerja pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk dapat memenuhi kewajiban lancarnya dan dengan aktiva yang meningkat perusahaan mampu memperoleh tambahan dana dari para kreditor. Pada tahun 2019 Aktiva

(13)

sebesar Rp. 455.413.000.000, maka dapat dilihat bahwa pada tahun 2019 modal kerja perusahaan kurang baik karena hutang lancar meningkat dan aktiva lancar menurun. Dapat dikatakan pada tahun 2019 perusahaan belum mampu memenuhi likuiditas dengan modal kerja yang kecil juga dapat mengganggu aktivitas operasional perusahaan dan perusahaan juga belum dapat mencapai target laba yang diinginkan.

Modal kerja yang berlebihan terutama karena menyebabkan berkumpulnya dana yang besar tanpa penggunaan yang produktif modal kerja dalam bentuk uang tunai dan surat berharga dapat merugikan perusahaan. Di samping itu kelebihan modal kerja juga akan menimbulkan pemborosan dalam operasi perusahaan.

Modal kerja ini sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan dapat beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan. Karena pentingnya modal kerja terhadap kegiatan operasional perusahaan sehari-hari maka diperlukan pengelolaan modal kerja dengan sebaik mungkin agar modal kerja cukup untuk digunakan dalam keputusan investasi aktiva lancar. Selain itu, pengelolaan modal kerja yang baik dapat membantu perusahaan dalam membayar hutang lancarnya serta harus mampu menyeimbangkan antara kebutuhan perusahaan dengan modal kerja yang akan digunakan.

Dengan pengelolaan modal kerja yang baik perusahaan dapat beroperasi secara ekonomis dan efisien. Perusahaan harus mampu melakukan manajemen modal kerja. Perseroan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan

(14)

menyesuaikan struktur permodalan, Perseroan dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau pendanaan melalui pinjaman.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik dan mengambil kesimpulan untuk membahas suatu Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan dalam Pengukuran Kebutuhan Modal Kerja pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Periode 2017 – 2019”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana Sumber dan Penggunaan Modal Kerja pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Periode 2017-2019 ?

2. Bagaimana Rasio – rasio Keuangan dalam Pengukuran Kebutuhan Modal Kerja pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Periode 2017 – 2019 ? 3. Bagaimana Pengukuran Kebutuhan Modal Kerja pada PT. Charoen Pokphand

Indonesia Tbk, Periode 2017 – 2019 ? 1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian agar dapat menganalisis

1. Untuk Mengetahui Sumber dan Penggunaan Modal Kerja pada PT. Chareon Pokphand Indonesia Tbk, Periode 2017-2019

2. Untuk Mengetahui Rasio Keuangan dalam Pengukuran Kebutuhan Modal Kerja pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Periode 2017 - 2019

(15)

3. Untuk Mengetahui Pengukuran Kebutuhan Modal Kerja pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Periode 2017 – 2019

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat dalam mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh oleh peneliti selama masa perkuliahan, khususnya mengenai pengukuran Kebutuhan modal kerja pada manajemen keuangan. Serta meningkatkan wawasan peneliti dalam pemanfaatan modal kerja di perusahaan.

b. Bagi PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk

Sebagai masukan bagi pimpinan perusahaan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut yang berkaitan dengan modal kerja.

c. Bagi Pihak Lain Bagi pihak lain

Peneliti mengharapkan agar tulisan ini bisa menjadi bahan referensi dalam penelitian-penelitian mengenai modal kerja pada perusahaan-perusahaan lainnya.

(16)

1.5. Jadwal Kegiatan

Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan

April Mei Juni Juli

Minggu Ke -

Minggu Ke -

Minggu Ke -

Minggu Ke - 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 1 Persiapan

2 Pengumpulan Data

3 Pengerjaan Tugas Akhir

1.6. Sistematika Penelitian

Adapun sistematika penulisan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penilitian, jadwal kegiatan dan sistematika penulisan.

BAB II : PROFIL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA

Bab ini membahas sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan usaha atau kegiatan, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan pada PT. Charoen Pokphand Indonesia

BAB III : PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai laporan keuangan, teori modal kerja,konsep dan jenis modal kerja, faktor – faktor yang mempengaruhi modal kerja,sumber dan penggunaan modal kerja, rasio keuangan modal

(17)

kerja, penyajian laporan keuangan dan analisis kebutuhan modal kerja pada PT. Charoen Pokphand Indonesia.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran mengenai Analisis Kinerja Keuangan dalam Pengukuran Kebutuhan Modal Kerja pada PT.

Charoen Pokphand Indonesia.

(18)

2.1. Sejarah PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk

PT. Charoen Pokphand mulai didaftarkan sebagai perusahaan resmi di Bangkok, Thailand pada tahun 1951 dan pabrik pakan ternak pertama didirikan pada tahun 1953. Sistem yang diterapkan dalam perusahaan ini adalah penyediaan bibit-bibit tanaman bagi petani, kemudian membeli kembali hasil panen yang dihasilkan oleh para petani serta melakukan proses terhadap hasil panen menjadi pakan ternak. Seiring waktu, perusahaan ini mengalami peningkatan jaringan terhadap konsumen sehingga sekitar tahun 1970, peningkatan permintaan akan pakan ternak terlihat di Asia. Untuk memenuhi segmentasi pasar Asia terhadap pakan ternak, maka 3 PT. Charoen Pokphand membangun cabang perusahaan di berbagai negara di Asia seperti Indonesia, Hongkong, Singapura, Taiwan dan Malaysia. PT. Charoen Pokphand mengembangkan usahanya di Indonesia pada tahun 1971 dengan mendirikan pabrik pakan ternak modern berskala besar yang berlokasi di Ancol Barat, Jakarta Utara.

PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk (”Perseroan”) didirikan secara resmi sebagai anak perusahaan dari Charoen Pokphand Overseas Investment Co. Ltd.

Hongkong. Pabrik tersebut mulai aktif beroperasi pada tahun 1972 dengan produk utama yang dihasilkan adalah pakan ternak unggas dengan kapasitas produksi sebesar 20.000 ton per tahun. PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk (”Perseroan”) didirikan di Indonesia dengan nama PT. Charoen Pokphand Indonesia Animal

(19)

Feedmill Co. Limited, berdasarkan akta pendirian yang dimuat dalam Akta No. 6 tanggal 7 Januari 1972, yang dibuat dihadapan Drs. Gede Ngurah Rai, SH, Notaris di Jakarta, sebagaimana telah diubah dengan Akta No. 5 tanggal 7 Mei 1973 yang dibuat dihadapan Notaris yang sama. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. YA- 5/197/21 tanggal 8 Juni 1973 dan telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 2289 tanggal 26 Juni 1973, serta telah diumumkan dalam Berita Negara No. 65 tanggal 14 Agustus 1973, Tambahan No.

573.

Dalam kebutuhan manusia yang semakin tinggi, salah satunya adalah kebutuhan pangan, maka akan mempengaruhi kebutuhan industi pangan dalam menyediakan pangan. Adanya peningkatan konsumsi seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dalam suatu wilayah sehingga kebutuhan akan pakan ternak meningkat karena pangan yang dibutuhkan manusia sebagian besar adalah pangan yang berasal dari ternak. Menanggapi perkembangan tersebut, PT. Charoen Pokphand Indonesia memperluas kegiatan usaha dan juga pasarnya dengan mendirikan dua pabrik pakan ternak unggas baru, masing-masing di Surabaya pada tahun 1976 dan di Medan pada tahun 1979. 4 Peningkatan pasaran ekspor udang pada tahun 1988 mendorong PT. Charoen Pokphand Indonesia untuk menambahkan pakan udang ke dalam rangkaian produksi pakan unggasnya yang sudah demikian berkembang.

PT. Charoen Pokphand Indonesia kemudian membuka sebuah pabrik baru di Medan. Pabrik pakan udang tersebut memiliki kapasitas produksi sebesar

(20)

40.000 ton pakan udang setiap tahunnya. PT. Charoen Pokphand Indonesia mulai go public pada tahun 1991 dengan menjual 52,5 juta lembar saham. Saat ini, PT.

Charoen Pokphand Indonesia merupakan produsen pakan unggas terkemuka di Indonesia, dengan suatu jaringan pabrik produksi, fasilitas penelitian dan pengembangan serta pusat-pusat pembibitan unggas yang tersebar dalam beberapa daerah. Beberapa cabang perusahaan ini berlokasi di Balajara (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Sepanjang dan Krian (Surabaya), Bandar Lampung (Lampung), Medan (Sumatera Utara) dan Makassar (Sulawesi Selatan). Secara bersama-sama, jaringan pabrik pakan ternak ini membuat Perseroan menjadi produsen pakan ternak terbesar satu-satunya di Indonesia. Selain itu, jaringan tersebut memiliki posisi strategis untuk memenuhi kebutuhan peternak ayam di seluruh negeri.

Hal ini menjadikan Perseroan sebagai perusahaan penghasil pakan ternak yang terpercaya. PT. Charoen Pokphand Indonesia Sepanjang Plant yang berdiri sejak tahun 1976 ini berlokasi di Jl. Raya Surabaya-Mojokerto Km 19, Desa Beringinbendo, Kec. Taman, Kab. Sidoarjo. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi sebesar 24.000 ton per tahun. Seiring bertambahnya tahun, jumlah permintaan konsumen akan pakan ternak semakin meningkat. Untuk memenuhi permintaan tersebut, PT. Charoen Pokphand Indonesia cabang Sidoarjo ini kemudian melakukan ekspansi dengan membangun pabrik baru di Krian pada pertengahan tahun 1990. PT. Charoen Pokphand Indonesia Krian Plant yang beralamat di Jl. Raya Surabaya Mojokerto Km 26, Desa Keboharan, Kec. Krian, Kab. Sidoarjo ini mulai beroperasi pada tahun 1996. Pabrik ini didirikan di atas

(21)

tanah seluas 11 Ha, terdiri dari 7 Ha bangunan dan 4 Ha tanah 5 kosong dengan kapasitas produksi sebesar 600.000 ton per tahun.

2.2. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi

Menyediakan pangan bagi dunia yang berkembang.

b. Misi

Memproduksi dan menjual pakan, anak ayam usia sehari dan makanan olahan yang memiliki kualitas tinggi dan berinovasi.

2.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber : Annual Report PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2019

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Perusahaan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk pada tahun 2019

(22)

Dari Gambar 2.1 diperoleh Struktur Organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia. Struktur organisasi merupakan susunan lengkap dari keseluruhan bagian – bagian yang ada dalam suatu organisasi baik berupa instansi maupun kantor. Struktur di dalam organisasi dibuat untuk menjalankan perusahaan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing jabatan.

Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait Good Corporate Governance (GCG) secara garis besar implementasi praktik GCG di Perseroan dilaksanakan melalui 3 (tiga) organ utama. Perusahaan yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi.

Organ utama tersebut didukung oleh Organ Pendukung GCG antara lain komite di bawah Dewan Komisaris, yaitu Komite Audit serta Regional Head di bawah Direksi.

2.4. Job Description

1. General Meeting of Shareholders

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). RUPS memiliki kekuasaan dan wewenang eksklusif yang tidak dimiliki oleh Dewan Komisaris dan Direksi.

RUPS merupakan wadah bagi para pemegang saham untuk menyuarakan pendapat, memberikan pertanyaan dan suara, serta berkontribusi dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan kinerja perusahaan, tindakan korporasi, dan keputusan strategis lainnya. Tugas yang dimiliki oleh RUPS, antara lain:

a) Mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi;

(23)

c) Menyetujui perubahan Anggaran Dasar;

d) Menerima dan menyetujui laporan tahunan dan mengesahkan laporan keuangan;

e) Menetapkan penggunaan laba bersih Perseroan, termasuk pembagian dividen;

f) Menetapkan bentuk dan jumlah remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi;

g) Memberikan persetujuan atas rencana aksi korporasi penting yang berdampak secara material terhadap Perseroan.

2. Directors

a. President Director

Presiden direktur adalah pimpinan tertinggi dalam suatu perusahaan Pimpinan tertinggi ini memiliki tugas dalam memimpin dan mengarahkan perusahaan, yaitu dalam hal :

a) Untuk Menyusun strategi dan visi

b) Untuk Menjalin hubungan dan kemitraan strategis c) Untuk Mengatur investasi, alokasi dan divestasi d) Untuk Memimpin para direktur

e) Untuk Memastikan bahwa prinsip tata kelola perusahaan benar-benar diterapkan dengan baik

f) Untuk Membuat rencana pengembangan perusahaan dan usaha perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang.

g) Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.

(24)

h) Menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai perusahaan.

b. Vice President Director

Vice president Wakil dari President Director yang memiliki wewenang untuk mengambil kebijakan yang bersifat strategis, mengarahkan, dan perusahaan bertanggungjawab pada kegiatan usaha pakan ternak di area Indonesia bagian timur, selain itu vice president pun berperan dalam pertanggungjawabannya terhadap keberlangsungan usaha dan kepada owner perusahaan. Juga sebagai controler dan evaluator atas pengembangan bisnis. Vice President juga bertugas untuk memelihara hubungan yang baik dengan karyawan dan dengan aparat setempat serta masyarakat sekitar perusahaan. Vice president bisa dikatakan memiliki peran yang penting untuk keberlangsungan perusahaan.

c. Director

Director adalah organ Perseoran yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam dan di luat pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.Pada PT. Chareon Pokphan Indonesia memiliki 4 Director yaitu yang pertama Direktur yang bertanggungjawab pada kegiatan keuangan. Kedua adalah Direktur yang bertanggungjawab pada kegiatan usaha pakan ternak di area Indonesia bagian barat. Ketiga, adalah Direktur yang bertanggungjawab pada kegiatan usaha Day Old Chick. Dan yang terakhir adalah Direktur yang bertanggungjawab pada kegiatan usaha Makanan Olahan. Adapun tugas dari seorang director adalah

(25)

a) Director bertugas menjalankan dan bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar, yang semuanya dilakukan dengan itikad baik , penuh tanggung jawab dan kehati – hatian.

b) Director bertugas menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan dan RUPS lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan perudang-undangan dan Anggaran Dasar.

c) Dalam rangka mendukung efiktivitas pelaksanan tugas dan tanggung jawabnya, Director dapat membentuk komite .

3. Board Of Commissioners a. President Comminssioners

Presiden Komisaris adalah seseorang yangmengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Secara kolektif tugas Dewan Komisaris adalah organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris secara terusmenerus memantau efektivitas kebijakan Perusahaan, kinerja dan proses pengambilan keputusan oleh Direksi, termasuk pelaksanaan strategi untuk memenuhi harapan para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Hasil pengawasan disertai kajian dan pendapat Dewan Komisaris disampaikan dalam RUPS sebagai bagian dari penilaian kinerja Direksi.

(26)

b. Vice President Comminssioners

Vice President Commenssioners adalah wakil dari president comminssioners yang bertugas untuk membantu president comminssioners dalam mengkoordinasikan kegiatan dewan komisaris, melakukan pengawasan secara umum atau khusus sesuai anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direktur.

c. Independent Commissioners

Independent Commissioners adalah Anggota Dewan Komisaris yang tidak terafiliasi dengan Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Keberdaaaan komisaris independen akan mendorong dan menciptakan iklim yang lebih independen, obyektif dan meningkatkan kesetaraan (fairness) sebagai salah satu prinsip utama dalam memperhatikan kepentingan pemegang saham minoritas dan pemangku kepentingan lainnya. Tugas komisaris independen adalah sebagai berikut:

a) Melakukan pengawasan dan bertanggung jawab atas pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi, yang semuanya dilakukan dengan itikad baik, penuh tanggung jawab dan kehati-hatian.

b) Dalam kondisi tertentu, Dewan Komisaris wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham tahunan dan RUPS lainnya sesuai dengan

(27)

kewenangannya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar.

c) Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk Komite Audit dan Komite Nominasi dan Remunerasi serta dapat membentuk komite lainnya. Dewan Komisaris wajib menetapkan Piagam Komite Audit dan Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi serta melakukan evaluasi terhadap kinerja komite- komite tersebut pada setiap akhir tahun buku.

4. Audit Committee

Komite Audit bertugas dan bertanggungjawab untuk memberikan pendapat profesional dan independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal- hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris, antara lain meliputi:

a) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan oleh Perseroan seperti Laporan Keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya;

b) Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang- undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan;

c) Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal;

d) Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko yang dihadapi Perseroan dan memantau pelaksanaan manajemen risiko oleh Direksi;

(28)

e) Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan Perseroan;

f) Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perseroan.

a. Nomination and Remuneration Committe

Komite nominasi dan remunerasi adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan fungsi dan tugas Dewan Komisaris terkait Nominasi dan Remunerasi terhadap anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.Nominasi adalah pengusulan seseorang untuk diangkat dalam jabatan sebagai anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris.

Remunerasi adalah imbalan yang ditetapkan dan diberikan kepada anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris karena kedudukan dan peran yang diberikan sesuai dengan tugas,tanggung jawab dan wewenang anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Nominasi dan Remunerasi adalah:

a) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai: (1) komposisi jabatan anggota Direksi dan/ atau anggota Dewan Komisaris; (2) kebijakan dan kriteria yang dibutuhkan dalam proses Nominasi; dan (3) kebijakan evaluasi kinerja bagi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.

b) Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris berdasarkan tolok ukur yang telah disusun sebagai bahan evaluasi.

(29)

c) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai program pengembangan kemampuan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.

d) Memberikan usulan calon yang memenuhi syarat sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

e) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai: (1) struktur Remunerasi; (2) kebijakan atas Remunerasi; dan (3) besaran atas Remunerasi f) Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja dengan kesesuaian

Remunerasi yang diterima masing-masing anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.

5. Regional head

Regional Head adalah pemimpin yang mengelola kegiatan usaha/bisnis perusahaan di cabang. Pada PT. Chareon Pokphand Indonesia memiliki beberapa Regional head di daerah – daerah tempat PT. Chareon Pokphand Indonesia membuka cabang,seperti Regional head Java 1, Regional head Java 2, Regional Head Java 3, Regional Head Other Islands 1, dan Regional Head Other Islands 2.

Tugas Regional Head adalah

a) Mendapatkan marketshare sesuai target cabang yang ditetapkan (goal).

b) Mengelola AR dengan baik agar resiko bisnis dapat ditekan sekecil mungkin.

c) Membangun nama baik kantor cabang dengan image yang positif.

d) Mengupayakan pertumbuhan dan perkembangan cabang dari waktu ke waktu baik secara volume maupun kualitas.

(30)

6. Head Internal Audit

Unit Audit Internal Perseroan dipimpin oleh Kepala Unit Audit Internal yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden Direktur dan disetujui oleh Dewan Komisaris. Kepala Unit Audit Internal bertanggung jawab kepada Presiden Direktur. Tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal Perseroan adalah:

a) Menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan;

b) Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian interen dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan Perseroan;

c) Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efsiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya;

d) Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada setiap tingkat manajemen;

e) Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden Direktur dan Dewan Komisaris;

f) Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan;

g) Bekerja sama dengan Komite Audit;

h) Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukannya; dan

i) Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

(31)

7. Head Procurement

Head Procurement adalah posisi manajemen tingkat menengah atau senior yang dirancang untuk memastikan perusahaan dan stafnya mematuhi strategi pembelian barang dan jasa tertentu. Pendekatan ini akan membantu menjaga konsistensi waktu serta biaya perusahaan. Tugas dari seorang Head Procurement adalah :

a) Menyusun list pembelian barang / jasa yang dibutuhkan seluruh anggota perusahaan.

b) Mengkategorikan list pembelian antara; pembelian barang bulanan &

sekali beli.

c) Menyusun list vendor penyedia barang / jasa.

d) Meminta approval pembelian kepada manajemen / bagian keuangan untuk anggaran.

e) Menghubungi supplier & vendor untuk mendapatkan quotation / penawaran harga.

f) Menganalisa penawaran (harga, fitur, servis, Etc.) yang paling menguntungkan bisnis.

g) Melakukan negosiasi harga, fitur, servis, waktu, yang diperoleh dari supplier.

h) Membuat dokumen pemesanan / purchase order (PO).

i) Mengirim PO kepada supplier & vendor barang / jasa.

j) Melacak & memastikan pengiriman atau eksekusi pengerjaan servis berjalan baik.

(32)

k) Pengecekan kualitas barang / jasa sesuai dengan kontrak penjualan.

l) Dokumentasi dokumen-dokumen penjualan.

m) Mediasi dengan bagian logistik untuk pencatatan barang masuk.

n) Mediasi dengan bagian keuangan untuk pembayaran barang / jasa.

o) Melakukan review performa proses pembelian.

8. Head Human Capital

Head Human Capital adalah cara untuk mengembangkan dan menjamin kesejahteraan sumber daya manusia di dalam organisasi yang menyebutkan sebagai pendekatan strategis dan koheren untuk pengelolaan aset yang berupa manusia untuk bekerja sama secara individu dan kolektif untuk pencapaian tujuan.

9. Head information technology

Head informaton technology adalah jabatan yang biasa diberikan kepada eksekutif paling senior di suatu perusahaan yang bekerja dengan teknologi informasi dan sistem komputer, untuk mendukung perusahaan tujuan. Kepala teknologi Informasi mempunyai peran penting dalam bisnis yang menggunakan teknologi dan data karena mereka menyediakan antarmuka kritis antara kebutuhan bisnis, kebutuhan pengguna, dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang digunakan dalam pekerjaan. Para anggota Teknologi Informasi membutuhkan kedua jenis pengetahuan untuk mengelola sumber daya TI dan untuk mengelola dan merencanakan, termasuk pengembangan kebijakan dan praktik, perencanaan, penganggaran, sumber daya, dan pelatihan." Selain itu, para pekerja memainkan peran yang semakin penting dalam membantu mengendalikan biaya dan meningkatkan laba melalui penggunaan TIK, dan untuk membatasi potensi

(33)

kerusakan organisasi dengan menetapkan kontrol TI yang sesuai dan merencanakan pemulihan TI dari kemungkinan bencana.

2.5. Jaringan Usaha Kegiatan 1. Kegiatan usaha utama adalah:

a) Industri makanan ternak, pembibitan dan budidaya ayam ras serta pengolahannya, industri pengolahan makanan, pengawetan daging ayam dan sapi, termasuk unit-unit cold storage.

b) Menjual makanan ternak, makanan, daging ayam dan sapi, bahan-bahan asal hewan di wilayah Republik Indonesia, maupun ke luar negeri dengan sejauh diizinkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Kegiatan penunjang adalah :

a) Mengimpor dan menjual bahan-bahan baku dan bahan-bahan farmasi.

b) Memproduksi dan menjual karung atau kemasan plastik, peralatan industri dari plastik, alat-alat peternakan dan alat-alat rumah tangga dari plastik sesuai dengan perizinan yang dimiliki dan tidak bertentangan dengan peraturan di bidang penanaman modal.

c) Melakukan perdagangan besar pada umumnya, termasuk ekspor impor, perdagangan interinsular atau antar pulau atau antar daerah.

d) Melakukan kegiatan pengangkutan barangbarang pada umumnya, baik pengangkutan darat, perairan, laut dan udara.

e) Menjalankan usaha pergudangan dan pusat distribusi. Produk utama yang dihasilkan oleh Perseroan dan entitas anaknya adalah pakan ternak, ayam pedaging, anak ayam usia sehari komersial dan daging ayam olahan.

(34)

PT. Chareon Pokphand Indonesia memiliki beberapa anak perusahaan seperti, PT. Chareon Pokphand Jaya Farm didirikan di jakarta pada tahun 1972 dengan kegiatan pokok peternakan unggas, PT. Primafood Internasional didirikan di Jakarta pada tahun 2000 dengan kegitan pokok perdagangan produk makanan olahan, PT. Vista Grain didirikan di Lampung pada tahun 1980 dengan kegiatan pokok memproduksi dan mendistribusi makanan ternak, PT. Poly Packaging didirikan di Tangerang pada tahun 2003 dengan kegiatan pokok memproduksi kemasan plastik, PT. Feprotama Pertiwi didirikan di Tangerang pada tahun 1994 dengan kegiatan pokok memproduksi dan mendistribusi bahan baku pakan, PT.

Agrico Internasional didirikan di Tangerang pada tahun 2009 dengan kegiatan pokok Perdagangan bahan baku, PT. Sarana Farmindo Utama didirikan di Jakarta pada tahun 2013 dengan kegiatan pokok induk perusahaan, PT. Singa Mas didirikan di Jakarta pada tahun 2014 dengan kegiatan pokok industri air minum dalam kemasan.

2.6. Kinerja Usaha Terkini

PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, membukukan laba bersih Rp. 3,63 triliun pada 2019 atau turun 20,20 persen secara tahunan, Charoen Pokphand melaporkan penjualan bersih Rp. 58,63 triliun pada 2019. Posisi itu naik 8,67 persen dibandingkan dengan Rp. 53,95 triliun per 31 Desember 2018. Namun, beban pokok penjualan perseroan naik lebih tinggi secara year on year (yoy).

Emiten berkode saham CPIN itu mengeluarkan Rp. 50,53 triliun pada 2019 atau naik 12,75 persen dibandingkan dengan Rp. 44,82 triliun tahun sebelumnya.

Kenaikan beban pokok penjualan yang lebih besar membuat laba kotor perseroan

(35)

turun 11,37 persen secara yoy menjadi Rp. 8,09 triliun pada 2019. Tahun sebelumnya, CPIN masih mampu membukukan laba kotor Rp. 9,13 triliun.

Sementara itu, laba usaha perseroan juga menyusut 23,97 persen secara tahunan pada 2019. Pos keuntungan yang timbul dari perubahan nilai wajar aset biologis susut dari Rp. 10,58 miliar pada 2018 menjadi Rp. 3,66 miliar tahun lalu. Salah satu kenaikan signifikan yang menekan laba usaha perseroan yakni beban operasi lainnya. Pos itu naik dari Rp. 123,72 miliar pada 2018 menjadi Rp. 580,63 miliar per 31 Desember 2019. Pada 2019, CPIN juga mengantongi laba selisih kurs Rp.

60,23 miliar. Posisi itu berbalik dari rugi kurs Rp. 144,78 miliar periode 2018.

Dengan demikian, CPIN mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp. 3,63 triliun pada 2019. Posisi itu turun 20,20 persen dibandingkan dengan Rp. 4,55 triliun per 31 Desember 2018.

Kendati membukukan penurunan laba bersih, saham CPIN masih bergerak di zona hijau pada sesi pertama perdagangan, Kamis (23/4/2020). Laju perseroan langsung menguat 60 poin ke level Rp. 4.170 saat pembukaan. Pergerakan bertahan di zona hijau hingga sesi penutupan. Sampai dengan pukul 11:30 WIB, CPIN mampu menguat 5,11 persen atau 220 poin ke level Rp. 4.330.

2.7. Rencana Kegiatan

Pada tahun 2019, Perseroan telah menerapkan beberapa strategi yang diharapkan dapat membawa kinerja Perseroan kepada tingkat yang lebih tinggi di masa yang akan datang, yaitu sebagai berikut :

(36)

a) Meningkatkan kapasitas produksi pakan ternak dengan mendirikan pabrik pakan ternak baru dan memaksimalkan kapasitas produksi yang sudah ada dengan efsiensi proses produksi melalui otomatisasi.

b) Bergerak ke arah hilir, yaitu dengan terus mengembangkan industri pengolahan daging ayam, seperti yang telah dilakukan dengan beberapa merek dagang yaitu Golden Fiesta dan Fiesta serta mendirikan fasilitas pengolahan daging ayam.

c) Mendirikan pusat-pusat distribusi untuk semakin dekat baik ke pemasok dan konsumen untuk menurunkan biaya transportasi.

d) Menekan biaya bahan baku, antara lain dengan mengelola tingkat perputaran persediaan, melakukan pembelian bahan baku dengan harga yang lebih rendah tanpa menurunkan kualitas dan mengalihkan semaksimal mungkin pembelian bahan baku di pasaran lokal untuk mengurangi biaya transportasi.

e) Menerapkan bio-security untuk mempertahankan kualitas produk sehingga terus menumbuhkan kepercayaan para peternak akan produk Perseroan.

(37)

3.1.1. Pengertian Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk mengetahui kinerja perusahaan dalam suatu periode. Oleh karena itu, sebelum kita menganalisis laporan keuangan, maka terlebih dahulu kita harus memahami hal – hal yang berkaitan dengan laporan keuangan. Pemahaman tentang laporan keuangan diawali dari pengertian, jenis, komponen yang tekandung, tujuan maupun sifat laporan keuangan sangat penting sehingga dalam melakukan analisis lebih mudah untuk menginterpretasikannya.

Dengan melakukan analisis akan diketahui letak kelemahan dan kekuatan perusahaan. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada,baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya. Menurut Harmono (2017 : 22) analisis kinerja keuangan adalah suatu gambaran dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya.Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuagan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Menurut Lukman Syamsuddin (2016 : 37 ) analisis kinerja keuangan adalah perhitungan ratio – ratio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan masa lalu,saat ini,dan kemungkinan di masa depan

(38)

Menurut Irham Fahmi (2018 : 21) laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Menurut Harahap (2016 : 105) laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan.

Pada tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu perusahaan. Dan seandainya dilakukan, ia pun tidak akan dapat mengetahui banyak tentang situasi perusahaan. Laporan keuangan menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi analis dalam proses pengambilan keputusan.

Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu.

3.1.2. Jenis – Jenis Laporan Keuangan 1. Neraca

Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting bagi perusahaan. Setiap perusahaan diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca. Neraca biasanya disusun pada periode tertentu, misalnya 1 tahun. Namun neraca juga dapat dibuat pada saat tertentu untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini bila diperlukan. Menurut Jumingan (2014 : 13) neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets), utang dan modal sendiri (liabilities) dan modal sendiri (owners equity) dan suatu perusahaan pada

(39)

tanggal tertentu. Biasanya pada saat buku ditutup yakni akhir bulan, akhir triwulan, atau akhir tahun.

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa neraca merupakan ringkasan laporan keuangan, artinya laporan keuangan disusun secara garis besarnya dan tidak mendetail. Kemudian neraca juga menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva (harta), kewajiban (utang) dan modal perusahaan (ekuitas) pada saat tertentu. Neraca dapat dibuat untuk mengetahui kondisi (jumlah dan jenis) harta, utang dan modal perusahaan.

Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu :

a) Aktiva lancar

Aktiva lancar merupakan harta atau kekayaan yang segera dapat diuangan (ditunaikan) pada saat dibutuhkan dan paling lama 1 tahun. Aktiva lancar merupakan aktiva yang paling likuid dibandingkan dengan aktiva lainnya.

Jika perusahaan membutuhkan uang membayar sesuatu yang segera harus dibayar maka dapat diperoleh dari aktiva lancar. Komponen yang ada di aktiva lancar terdiri dari kas, bank, surat surat berharga, piutang, sediaan, sewa dibayar dimuka, dan aktiva lancar lainnya. Penyusunan aktiva lancar ini biasanya dimulai dari aktiva yang paling lancar artinya paling mudah untuk di cairkan.

b) Aktiva tetap

Aktiva tetap merupakan harta atau kekayaan perusahaan yang digunakan dalam jangka panjang lebih dari 1 tahun. Secara garis besar, aktiva tetap

(40)

dibagi dua macam, yaitu : aktiva tetap yang berwujud (tampak fisik) seperti : tanah, bangunan, mesin, kendaraan dan lain lain dan aktiva tetap yang tidak berwujud (tidak tampak fisik) dan merupakan hak yang dimiliki perusahaan seperti : hak paten, merek dagang, goodwill, lisensi dan lainnya.

c) Aktiva lainnya

Aktiva lainnya merupakan harta atau kekayaan yang tidak dapat digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Komponen yang ada dalam aktiva lainnya adalah seperti : bangunan dalam proses, piutang jangka panjang, tanah dalam penyelesaian dan lainnya.

Kemudian kewajiban (utang) dibagi ke dalam dua jenis, yaitu : a) Kewajiban lancar (Utang Jangka Pendek)

Kewajiban lancar merupakan kewajiban atau utang perusahaan kepada pihak lain yang haus segera dibayar. Jangka waktu utang lancar adalah maksimal 1 tahun. Oleh karena itu, utang lancar disebut juga utang jangka pendek.

Komponen utang lancar antara lain terdiri dari utang dagang, utang bank maksimal 1 tahun, utang wesel, utang gaji, dan utang pajak, utang bank, biaya yang masih harus dibayar, utang sewa guna usaha dan lainnya.

b) Utang jangka panjang

Utang jangka panjang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lainnya yang memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun. Artinya jatuh tempo utang tersebut relatif lebih panjang daripada utang lancar. Penggunaan utang jangka panjang biasanya digunakan untuk investasi yang juga lebih dari 1 tahun. Komponen yang ada dalam utang jangka panjang adalah seperti

(41)

obligasi, hipotek, utang bank yang beli dari 1 tahun dan utang jangka panjang lainnya.

Adapun komponen modal terdiri dari : a) Modal setor

Modal setor merupakan setoran modal dari pemilik perusahaan dalam bentuk saham dalam jumlah tertentu. Artinya dari keseluruhan saham yang dimiliki oleh perusahaan sudah dijual dan uangnya harus disetor sesuai dengan aturan yang berlaku.

b) Laba ditahan

Laba ditahan merupakan laba atau keuntungan perusahaan yang belum dibagi untuk periode tertentu. Artinya ada keuntungan perusahaan yang belum dibagikan dividennya dan masih disimpan sampai waktu tertentu karena suatu alasan tertentu pula.

2. Laporan Laba Rugi

Jenis laporan keuangan lainnya selain neraca adalah laporan laba rugi.

Berbeda dengan neraca yang melaporkan informasi tentang kekayaan, uang dan modal, maka laporan laba rugi memberikan informasi tentang hasil – hasil usaha yang diperoleh perusahaan. Laporan laba rugi juga berisi jumlah pendapatan yang diperoleh dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain, laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya – biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu.

(42)

Menurut Wiratna (2018 : 82) laporan laba rugi yaitu laporan mengenai pendapatan,beban,dan laba atau rugi suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan laba rugi adalah laporan yang disusun sistematis, isinya penghasilan yang diperoleh perusahaan dikurangi dengan beban – beban yang terjadi dalam perusahaan selama periode tertentu. Dalam laporan laba rugi menjabarkan elemen – elemen penghasilan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi).

Dalam praktiknya komponen pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi terdiri dua jenis yaitu :

a) Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha utama) perusahaan.

b) Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari di luar usaha pokok (usaha sampingan) perusahaan.

Untuk komponen pengeluaran atau biaya – biaya dalam laporan laba rugi juga terdiri dua jenis, yaitu :

a) Pengeluaran atau biaya yang dibebankan dari usaha pokok (usaha utama) perusahaan).

b) Pengeluaran atau biaya yang dibebankan dari luar usaha pokok (usaha sampingan) perusahaan.

Agar lebih jelas, berikut ini beberapa komponen yang terdapat dalam suatu laporan laba rugi antara lain :

1. Penjualan (Pendapatan)

(43)

3. Laba Kotor 4. Biaya Operasi

a. Biaya Umum b. Biaya Penjualan c. Biaya Administrasi d. Biaya Operasi lainnya 5. Laba Kotor Operasional 6. Penyusutan (Depresiasi) 7. Pendapatan Bersih Operasi 8. Pendapatan Lainnya

9. Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earing Before Interest and Tax) 10. Biaya Bunga terdiri dari :

a. Bunga wesel b. Bunga bank c. Bunga hipotek d. Bunga obligasi e. Bunga lainnya

11. Laba sebelum pajak atau EBT (Earning Before Tax) 12. Pajak

13. Laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT (Earning After Interest and Tax) 14. Laba per lembar saham (Earning per Share)

(44)

3. Laporan perubahan modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Kemudian laporan ini juga menunjukkan perubahan modal serta sebab – sebab berubahnya modal.Informasi yang diberikan dalam laporan perubahan modal seperti jenis dan jumlah modal yang ada saat ini,jumlah rupiah tiap jenis modal, jumlah rupiah modal yang berubah, sebab berubahnya modal dan jumlah rupiah modal sesudah berubah.

4. Laporan catatan atas laporan

Laporan ini merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya. Tujuannya agar pengguna laporan keuangan menjadi jelas akan data yang disajikan.

5. Laporan arus kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain. Adapun arus kas keluar merupakan biaya – biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu.

Menurut Kasmir (2019 : 69) lengkap tidaknya penyajian laporan keuangan tergantung dari kondisi perusahaan dan keinginan pihak manajemen untuk menyajikannya. Di samping itu,juga tergantung dari kebutuhan dan tujuan

(45)

sudah pasti dibuat adalah neraca dan laporan laba rugi, sedangkan laporan perubahan modal dan laporan catatan atas laporan keuangan dibuat jika memang diperlukan.

3.1.3. Tujuan dan Sifat Laporan Keuangan

Menurut Irham Fahmi (2017 : 26) tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka dalam satuan moneter. Adapun Tujuan dan Sifat laporan keuangan menurut Kasmir (2019 : 87 – 88) sebagai berikut :

a) Tujuan Laporan Keuangan

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada satu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi terhadap aktiva,pasiva,dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan atas laporan keuangan.

8. Informasi keuangan lainnya.

(46)

b) Sifat Laporan Keuangan 1. Bersifat Historis

Artinya laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang.

2. Bersifat Menyeluruh

Maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin, artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Selanjutnya data masa lalu perusahaan yang ditampilkan dalam laporan keuangan merupakan kombinasi dari fakta yang telah dicatat, prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi dan pendapatan pribadi.

3.2. Teori Modal Kerja 3.2.1. Pengertian Modal Kerja

Modal kerja adalah aktivitas yang berkait dengan pengelolaan keuangan, dalam hal ini adalah manajemen anggaran dana, yang terdapat di dalam sebuah instansi perusahaan. Perusahaan menganggarkan dana guna mendukung kinerja perusahaan. Dengan kata lain, tidak jauh berbeda dengan manajemen keuangan umum yang diberlakukan di dalam perusahaan, dana yang dimaksud adalah dana yang digunakan untuk menopang ranah-ranah beban pembiayaan dari kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian, modal kerja dianggarkan menjadi optimal. Modal kerja yang optimal dapat diperoleh jika jumlah biaya yang digunakan tidak terlalu sedikit atau tidak terlalu banyak. Dalam arti, biaya yang digunakan harus berimbang. Jika modal yang digunakan terlalu kecil, hal ini akan mengganggu aktivitas operasional atau berkegiatan yang sedang dijalankan

(47)

perusahaan. Sementara itu, jika modal yang digunakan terlalu tinggi, modal yang ada dapat mengurangi unsur profitabilitas.

Menurut Wiratna (2018 : 159) modal kerja adalah bagian dari modal kerja bruto (gross working capital) yang terdiri dari aktiva lancar (current assets) dan modal kerja bersih (net working capital) merupakan modal yang berasal dari aktiva lancar (current liabilities). Aktiva lancar ( current assets) terdiri dari kas, kas dan setara kas, piutang dan persediaan sedangkan hutang lancar (current liabilities) terdiri dari hutang dagang, hutang gaji, hutang pajak dan lainnya.

Menurut Jumingan (2014 : 66) modal kerja adalah Kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Kelebihan ini merupakan jumlah aktiva lacar yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri. Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada utang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha di masa mendatang.

Menurut Kasmir (2018 : 250) modal kerja adalah Modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja juga dapat diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek seperti kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan dan aktiva lancar lainnya.

3.2.2. Pentingnya Modal Kerja

Modal Kerja memiliki arti penting bagi operasional suatu perusahaan. Di samping itu, manajemen modal kerja juga memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Oleh karena itu, setiap perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan modal

(48)

kerjanya, agar dapat meningkatkan likuiditas perusahaan. Kemudian, dengan adanya modal kerja, perusahaan juga dapat memaksimalkan perolehan labanya.

Perusahaan dalam kekurangan modal kerja dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan akibat tidak dapat dapat memenuhi likuiditas dan target laba yang diinginkan. Kecukupan modal kerja juga merupakan salah satu ukuran kinerja manajemen.

Secara umum arti penting modal kerja bagi perusahaan, terutama bagi kesehatan keuangan perusahaan menurut Kasmir (2018 : 252 - 253), yaitu sebagai berikut :

a) Kegiatan seorang manajer keuangan lebih banyak dihabiskan di dalam kegiatan operasional perusahaan dari waktu ke waktu. Ini merupakan manajemen modal kerja.

b) Investasi dalam aktiva lancar cepat dan sering kali mengalami perubahan serta cenderung labil. Sedangkan aktiva lancar adalah modal kerja perusahaan terhadap modal kerja, artinya perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap modal kerja. Oleh karena itu perlu mendapat perhatian yang sungguh – sungguh dari manajer keuangan.

c) Dalam praktiknya sering kali bahwa separuh dari total aktiva merupakan bagian dari aktiva lancar, yang merupakan modal kerja perusahaan. Dalam kata lain, jumlah aktiva lancar lebih dari 50% dari total aktiva.

d) Fungsi modal kerja bagi perusahaan kecil sangatlah penting, karena perusahaan kecil sangat relatif untuk memasuki pasar dengan modal besar

(49)

dan jangka panjang. Pendanaan perusahaan kecil lebih mengandalkan pada utang jangka pendek yang dapat mempengaruhi modal kerja.

e) Tedapat hubungan yang sangat erat antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan modal kerja. Kenaikan penjualan berkaitan dengan tambahan, piutang,persediaan, dan juga saldo kas. Demikian pula sebailknya apabila terjadi penurunan penjualan, akan berpengaruh terhadap komponen dalam aktiva lancar.

3.2.3. Tujuan Modal Kerja

a) Modal kerja digunakan untuk memenuhi likuiditas perusahaan, maksudnya suatu perusahaan sangat tergantung pada modal manajemen modal kerja.

b) Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban pada waktunya. Pemenuhan kewajiban yang sudah jatuh tempo dan segera harus dibayar secara tepat waktu merupakan ukuran keberhasilan manajemen modal kerja.

c) Memungkinkan perusahaan untuk memiliki sediian yang cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggannya.

d) Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditor, apabila rasio keuangannya memenuhi syarat seperti likuiditas yang terjamin.

e) Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik minat pelaatknggan, dengan kemampuan yang dimilikinya.

f) Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar guna meningkatkan penjualan dan laba.

(50)

g) Perusahaan mampu melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai aktiva lancar.

Tujuan diatas akan dapat dicapai apabila modal kerja perusahaan dapat dikelola secara benar sesuai dengan konsep manajemen modal kerja. Dan ini merupakan tanggung jawab utama dari seorang manajer keuangan untuk mampu mengelolanya.

3.3. Konsep dan Jenis Modal Kerja 3.3.1. Konsep Modal Kerja

Menurut Kasmir (2018 : 250 – 252) konsep modal kerja dibagi menjadi 3 macam a. Konsep Kuantitatif

Menyebutkan bahwa moal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital).

b. Konsep Kuantitatif

Merupakan konsep yang menitikberatkan kepada kualitas modal kerja.

Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih (net woking capital).

c. Konsep Fungional

Menekankan kepada fungi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba, artinya sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Maka banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan perolehan laba, demikian

(51)

sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit,maka laba pun akan menurun.

Akan tetapi dalam kenyataannya terkadang kejadiannya tidak selalu demikian.

3.3.2. Jenis Modal Kerja

Jenis Modal Kerja perusahaan dibagi dalam 2 jenis menurut Kasmir (2018 : 251) a. Modal kerja kotor (gross woking capital)

Semua komponen yang ada di aktiva lancar secara keseluruhan dan sering disebut modal kerja. Artinya mulai dari kas, bank, surat surat berharga, piutang, persediaan dan aktiva lancar lainnya. Nilai total komponen aktiva lancar tersebut menjadi jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan.

b. Modal kerja bersih (net working capital)

Seluruh komponen aktiva lancar dikurangi dengan seluruh total kewajiban lancar (utang jangka pendek). Utang lancar meliputi utang dagang, utang wesel, utang bank jangka pendek (satu tahun), utang gaji, utang pajak, dan utang lancar lainnya. Pengertian ini sejalan dengan konsep modal kerja yang sering digunakan.

3.4. Faktor –faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja menurut Jumingan (2014 : 69) adalah sebagai berikut :

a) Sifat umum atau tipe perusahaan

Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan jasa (public utility) relatif randah karena investasi dalam persediaan dan piutang pencairannya menjadikan relatif cepat. Untuk beberapa perusahaan jasa tertentu malahan langganan

(52)

membayar di muka sebelum jasa dinikmati. Sedangkan perusahaan industri memerlukan modal kerja yang cukup besar, yakni untuk melakukan investasi dalam bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.

b) Waktu yang diperlukan untuk memproduksi

Jumlah modal kerja berkaitan langsung dengan waktu yang dibutuhkan mulai dari bahan baku atau barang jadi dibeli sampai barang dijual kepada langganan. Makin panjang waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang atau untuk memperoleh barang makin besar kebutuhan akan modal kerja.

c) Syarat pembelian dan penjualan

Syarat kecil pembelian barang dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi besar-kecilnya modal kerja. Syarat kredit pembelian yang menguntungkan akan memperkecil kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan, sebaliknya bila pembayaran harus dilakukan segera setelah barang diterima maka kebutuhan uang kas untuk membelanjai volume perdagangan menjadi lebih besar.

d) Tingkat perputaran persediaan

Semakin sering persediaan diganti (dibeli dan dijual kembali) maka kebutuhan modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan (barang) akan semakin rendah.

e) Tingkat perputaran piutang

Kebutuhan modal kerja juga tergantung pada periode waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang kas. Bila piutang terkumpul dalam

(53)

waktu pendek berarti kebutuhan akan modal kerja menjadi semakin rendah/kecil. Untuk mencapai tingkat perputaran piutang yang tinggi diperlukan pengawasan piutang yang efektif dan kebijaksanaan yang tepat sehubungan dengan perluasan kredit, syarat kredit penjualan, maksimum kredit bagi langganan, penagihan piutang.

f) Pengaruh konjungtur (business cycle)

Pada periode makmur aktivitas perusahaan meningkat dan perusahaan cenderung membeli barang-barang lebih banyak dengan memanfaaatkan harga yang masih rendah.

g) Derajat risiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek Menurunnya nilai riil dibandingkan dengan harga buku dari surat-surat berharga, persediaan barang dan piutang akan menurunkan modal kerja. Bila risiko kerugian ini semakin besar berarti diperlukan tambahan modal kerja untuk membayar bunga atau melunasi utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo.

h) Pengaruh musim

Banyak perusahaan dimana penjualannya hanya terpusat pada beberapa bulan saja. Perusahaan yang dipengaruhi oleh musim membutuhkan jumlah maksimum modal kerja untuk periode yang relatif pendek. Modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan barang berangsur-angsur meningkat dalam bulan-bulan menjelang puncak penjualan.

(54)

i) Credit rating dari perusahaan

Jumlah modal kerja, dalam bentuk kas termasuk surat-surat berharga yang dibutuhkan perusahaan untuk membiayai operasinya tergantung pada kebijaksanaan penyediaan uang kas.

3.5. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja 3.5.1. Pengertian Sumber dan Penggunaan Modal Keja

Menurut Munawir (2014 : 113) laporan keuangan yang biasanya atau pada umumnya dibuat oleh suatu perusahaan adalah neraca, laporan laba rugi dan laporan laba yang ditahan : namun ada pula perusahaan yang menyusun laporan keuangan selain ketiga laporan keuangan tersebut, misalnya laporan sumber dan penggunaan dana. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana merupakan alat analisis keuangan yang sangat penting bagi manager keuangan ataupun calon kreditur atau bank dalam menilai permintaan kredit yang diajukan kepadanya. Dengan analisis sumber dan penggunaan dana akan dapat diketahui bagaimana perusahaan mengelola atau menggunakan dana yang dimilikinya.

Laporan sumber dan penggunaan dana menggambarkan suatu ringkasan sumber dan penguunaan modal kerja dan perubahan unsur - unsur modal kerja selama periode bersangkutan. Dalam praktek konsep yang diikuti dalam melaporkan sumber dan penggunaan dana adalah dana sebagai kas dan dana sebagai modal kerja neto.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dengan lisimeter berdiameter 20cm dan tinggi 56cm hendak mempelajari (1) mobilisasi hara nitrogen dan kalium dalam tanah, dan (2) menetapkan jumlah N dan

Makassar merupakan pintu gerbang wilayah timur Indonesia yang memiliki potensi besar dalam bidang pariwisata. Salah satunya yaitu pariwisata budaya melalui

Setelah selesei install , (alankan command seperti gambar di bawah ini untuk di bawah ini untuk memastikan phpunit sudah bisa kita gunakan. +pabila keluaran dari command

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari–hari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah

Contohnya watak Pak Pandir, Lebai Malang, Pak Kaduk, Contohnya watak Pak Pandir, Lebai Malang, Pak Kaduk, Si Luncai dan Pak Belalang.. Kelucuan cerita jenaka Si Luncai dan

Terlihat dari persentase ekspresi COX-1 menunjukkan bahwa kelompok suspensi piroksikam memberikan persentase ekspresi COX-1 yang lebih rendah dibandingkan dengan

Dari hasil pengolahan dengan menggunakan aljabar max-plus, diharapkan nantinya akan memberikan suatu jadwal yang periodik pada setiap tahap pengerjaan sehingga tidak

Keadaan seperti itu merupakan peluang bagi Raja Duryan, yang merasa tidak ada penghalang lagi, karena telah lama ia menginginkan putri Ratnaningrum.. la bermaksud merebutnya dari