BAB I PENDAHULUAN
1.12 Sistematika Penyajian
2.1.1 Jenis Mantra Penyembuhan
BAB II
JENIS-JENIS MANTRA DALAM BAHASA KODI-SUMBA BARAT DAYA
2.1 Pengantar
Pada bab ini, akan diparkan jenis-jenis mantra penyembuhan dan mantra aneka permohonan dalam suku Kodi-Sumba Barat Daya.
2.1.1 Jenis Mantra Penyembuhan
Pada umumnya, masyarakat Kodi-Sumba Barat Daya masih menggunakan mantra untuk mengobati orang sakit. Mantra tersebut dibacakan oleh ketua adat yang mempunyai keahlian di bidang penyembuhan baik sakit karena diguna-guna maupun sakit karena adat yang belum terselesaikan seperti pesta woleka (pesta adat) yang sering ditunda oleh ketua adat.
Kepercayaan masyarakat pada dasarnya terletak pada keyakinan ketika seseorang sakit, keluarga akan berdiskusi dengan pawang untuk memperoleh kesembuhan dengan membacakan mantra orang yang sakit akan sembuh. Dari kepercayaaan itulah setiap orang yang sakit akan beranggapan bahwa dirinya sakit karena dosa yang dilakukan baik itu disengaja ataupun tidak disengaja. Untuk menebus dosa itu, orang tersebut memerlukan pertobatan atau janji agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Jika mengulangi kesalahan yang sama orang tersebut akan mengalami sakit yang sama. Masyarakat Kodi-Sumba Barat Daya percaya bahwa jika ada orang yang sakit karena adat maka keluarga dari pasien akan memanggil ketua adat (pemuka adat) agar membacakan mantra untuk mengetahui tujuan para leluhur. Pembaca mantra akan bertanya kepada leluhur atau orang yang sudah meninggal untuk mengetahui tujuan leluhur. Ketika pembaca mantra mengetahui anak itu sakit karena janji adat, keluarga akan menuruti permintaan dari leluhur. Jika semua sudah dituruti anak yang sakit akan sembuh tanpa pergi ke rumah sakit. Semua sakit-penyakit disebabkan karena adat. Oleh karena itu, harus ada tetua adat yang membacakan mantra untuk mengetahui maksud leluhur tersebut dan itulah pentingnya mantra bagi masyarakat Kodi-Sumba Barat Daya karena mantra adalah jalan memperoleh kesembuhan.
Mantra penyembuhan ada tiga aspek penting dalam praktek pengobatan sakit dan penyakit: (1) pengobat atau penyembuh (2) bahan obat yang berasal dari tumbuhan dan material lainnya (3) tujuan mantra dalam menyembuhkan pasien. Dua aspek ini khusus untuk bahan obat herbal yang berasal dari tumbuhan yang digunakan untuk menyembuhkan pasien. Sedangkan, mantra adalah aspek batin yakni sesuatu yang tidak bisa diraba dan dirasakan, walaupun bisa didengar secara samar-samar. Bagi masyarakat tutur yang belum mengenal tulisan (baik baca maupun tulisan) beserta kodifikasi pandangannya, maka mantra sebagaimana pula nyanyian merupakan warisan kebudayaan tinggi (Humaedi, 2016:321-322).
Berikut ini, analisis mantra penyembuhan yang terdiri dari mantra untuk menyembuhkan demam/panas, mantra untuk sakit kepala, dan mantra untuk orang sakit marapu (leluhur).
2.1.1.1 Mantra untuk Menyembuhkan Orang Sakit Demam dan Panas
Mantra untuk menyembuhkan orang yang sakit demam dan panas ditemukan dalam teks (1). Selengkapnya mantra tersebut sebagai berikut.
Teks 1 Mantra untuk Penyembuhan Orang Demam dan Panas Mantra dalam Bahasa Kodi Terjemahan Bahasa Indonesia Deke wiha mon rongngoya liya
Domuni klaki ghaya monno roghaya Tanaka haddu kaloworo kan diki wongo
Dik paprongwongo wagu liya pahbeti wagu wiha hitu yoyo marapu
Endiki wulmata paphadikung olum el pogo mata marapu wegu nana
Tannaka engdika bihami engdika amami
Buru elwemdattu kan haliwadi etu hadu Yiya haddu kalowor halin memin tanaka engdiya ngara yemmi paptaki.
„Ambil beras dan dengar suara ini‟ „Kamu akar kayu dan daun‟
„Biar sakit penyakit ini bisa pergi‟ „Inilah maksudku kenapa aku berseru padamu engkau marapu’
„Lepaskan semua sakit penyakit yang ia derita‟
„Agar engkaulah yang selalu disebut dan datang‟
„Turunlah engkau dari air yang dalam agar penyakit hilang‟
„Keluarkanlah semua penyakit ini‟ „Biarlah namamu selalu disebut‟
Mantra pada teks (1) terdiri dari 9 baris. Baris pertama merupakan mantra pembuka dengan memberi penghormatan pada leluhur yang sudah meninggal. Baris kedua sampai terakhir merupakan isi dari mantra yakni memohon kepada leluhur untuk menyembuhkan penyakit. Mantra ini merupakan mantra yang digunakan ketika seorang sakit baik itu demam dan sakit kepala. Mantra tersebut dipercaya bahwa akan menyembuhkan anak ataupun orang dewasa ketika dibacakan ataupun dinyanyikan.
Mantra Kodi-Sumba Barat Daya memiliki ciri khas tersendiri yakni bagian pembuka mantra semuanya sama yakni deke wiha mon rongoya liya yang berarti memberikan persembahan kepada leluhur. Kekuatan dari mantra tersebut membuat seseorang sembuh. Oleh karena itu, masyarakat Kodi-Sumba Barat Daya percaya bahwa tersebut bisa menyembuhkan oranng sakit. Tujuan dari mantra ini adalah untuk memperoleh kesembuhan dari leluhur. Leluhur akan menyampaikan permohonan kepada Maramba (Tuhan) dan Maramba akan memberikan berkat lewat kesembuhan.
2.1.1.2 Mantra untuk Menyembuhkan Orang Sakit kepala
Mantra untuk menyembuhkan orang yang sakit kepala ditemukan dalam teks (2). Isi mantra sebagai berikut.
Teks 2 Mantra untuk Penyembuhan Orang Sakit Kepala Mantra dalam Bahasa Kodi Terjemahan Bahasa Indonesia Deke wiha mon rongo yoyo wolo
amrawi
Mon rongo yoyo mbapada mon yoyo inyada
Yiya anum akadi haddu katakku
Pamringi pamlala kinyani yiyi hadduna Yoyo dika alpenghin hadduna
Dika paptiki wagu albara yemmi Halikibananik yiya haddu katakkuna Mon dadi wongo mban mduru kadanna.
„Ambil beras ini dan dengarlah Engkau Tuhan Allah‟
„Dan dengarlah engkau bapak dan ibu‟ „Ini anakmu lagi sakit‟
„Sembuhkan dia dari sakitnya‟ „Engkau yang Maha Tahu‟
„Untuk itu aku menyampaikan kepada kalian‟
„Sembuhkan dia dari sakit kepalanya‟ „Agar dia bisa tidur nyenyak tanpa sakit‟
Mantra pada teks (2) terdiri dari 8 baris. Baris pertama merupakan mantra pembuka dengan menyebut Tuhan yang Maha Kuasa. Baris kedua sampai terakhir merupakan isi mantra yaitu memohon kepada Tuhan, ayah, dan ibu agar
memperoleh kesembuhan lewat mantra tersebut. Mantra ini merupakan mantra yang digunakan oleh pemantra untuk menyembuhkan orang sedang sakit kepala. Pemantra percaya bahwa seorang sakit karena ada sesuatu yang tidak dituruti oleh keluarga kepada leluhur atau marapu sehingga marapu menurunkan penyakit kepada seseorang. Oleh karena itu, keluarga harus menuruti apapun permintaan marapu. Jika tidak dituruti maka anak tersebut akan tetap menderita sakit.
(Narasumber pada teks 1&2, Mundus (55), Petani, SD, Agama Katolik).
2.1.1.3 Mantra untuk Menyembuhkan Orang Sakit karena Teror Marapu (Leluhur)
Mantra untuk menyembuhkan yang orang sakit karena teror marapu (leluhur) ditemukan dalam teks (3). Isi mantra sebagai berikut.
Teks 3 Mantra untuk Penyembuhan Orang Sakit karena Teror Marapu (leluhur) Mantra dalam Bahasa Kodi Terjemahan Bahasa Indonesia
Malla dekeya wiha rongoya ligya marapu dede marapu lodo
Hembongoko yoyo watu dede lakdoki horkoko
Pa‟ica pap paneghe watu patere halkede haddu lakkaloworo
Malla genik wiha genik papleruk wana atana
Weguweklumuk ma‟anik yiya haddu banna padagha yiya ma‟nik kaloworo banna bakatik
Nyidiya pakdandak kakroko wongo pakworkokroko wongo
Dika nebba neklungok etuwanetu ktuku rahi ndara paptanga laktongo
Paphewana haddu waddogani urraloko tanaka mbaku ica doyo urraloko kukdabba doyo almongo
Dika monno geklunik albari mbutu ati
„Ambil beras dan dengarlah suara ini baik leluhur yang berdiri dan leluhur yang duduk‟
„Bagi kalian batu yang berdiri yang kami hormati‟
„Yang kami lihat, dan yang berbicara sekarang ini anakmu sedang sakit‟ „Dimana beras dan api yang membuat tanah menyala‟
„Bagaimana bisa penyakit ini tetap menjagaku dan tidak mau pergi‟
„Inilah yang membuat tulang belakang merasa sakit‟
„Jika memang itu janji yang membuat anak ini sakit dan janji yang belum ditepati‟
„Sehingga membuat sakit-penyakit ini ada maka izinkan aku mencari di bayanganmu‟
laklege ul‟iru lakdelu wehamata mbaku ica wani mata
Yaya dagu kukdadak kroko doyo malla ela haddu togoho bak
„Jika aku mendapatkan apa yang kalian minta maka aku akan memberikan kepadamu‟
„Aku juga akan mencari, akan tetapi sembuhkanlah anak ini‟
Mantra pada teks (3) merupakan mantra penyembuhan orang sakit akibat di teror oleh leluhur yang sudah meninggal. Mantra ini terdiri dari 10 baris. Baris 1-4 merupakan mantra pembuka yakni memberi salam kepada marapu (leluhur) yang sudah lama meninggal, baris 5-10 merupakan isi dari mantra yakni meminta kesembuhan kepada marapu (leluhur). Mantra ini dibacakan ketika ada orang yang sakit akibat di teror oleh marapu (leluhur). Jika seseorang sakit dan tidak bisa disembuhkan oleh pihak rumah sakit maka pihak keluarga akan memanggil Rato Marapu atau ketua adat untuk mencari tahu penyebab seseorang sakit. Biasanya seseorang akan merasa ketakutan atau menangis histeris seolah ia melihat hantu (setan). Mantra tersebut digunakan untuk memohon kesembuhan kepada leluhur atau marapu. Pemantra akan menyampaikan doa tersebut kepada leluhur dan leluhur atau marapulah yang menyampaikan doa tersebut kepada Maramba (Tuhan).
(Narasumber pada teks 3, Agustinus Radu Kaleka (75), Petani, Buta huruf, Agama Katolik).