• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Orang yang Terkenda Dampak Proyek (PAP) dan Hak-hak Mereka

Dalam dokumen PANDUAN OPERASI (Operation Manual) (Halaman 112-115)

12.2. Jenis Orang yang Terkenda Dampak Proyek (PAP) dan Hak-hak

Mereka

33. Ada dua kategori umum PAP untuk tujuan mendefinisikan hak di bawah skema LARPF ini:  PAP dengan hak atas tanah yang terkena proyek

 PAP tanpa hak atas tanah yang terkena proyek

12.2.1. PAP dengan Hak Atas Lahan yang Terkena Proyek

34. Menurut peraturan di Indonesia, pemilik dengan hak atas tanah terdampak proyek untuk kepentingan umum, berhak untuk kompensasi untuk hilangnya tanah dan aset yang terkait dengan tanah. Orang dalam kategori ini termasuk “pemilik sah dari tanah terdampak, atau siapa saja yang memiliki hak atas tanah tersebut, dan Nazhir atau penerima tanah wakaf yang disumbangkan”93. 35. Hak atas tanah di Indonesia diatur oleh UU No. 5/196094 dan dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Hak atas tanah, juga disebut sertifikat tanah, termasuk:

 Sertifikat hak milik memberikan hak kepemilikan penuh atas tanah dan kira-kira setara dengan sertifikat “Freehold” atau sertifikat hak milik dalam yurisdiksi hukum umum Inggris;

 sertifikat hak guna bangunan memberikan hak untuk membangun dan memiliki bangunan di atas tanah milik negara95;

93 Perpres 36/2005, Pasal 16 (1); Pedoman Pelaksanaan BPN, Pasal 43 (1). Wakaf adalah dedikasi properti oleh seorang Muslim melalui wasiat atau untuk tujuan yang diakui oleh hukum Islam sebagai amal saleh, agama atau sumbangan.

94 UU 5/1960, juga dikenal sebagai UUPA (Undang-undang Pokok Agraria) atau Undang-Undang Hukum Pokok Agraria.

Kata “Agraria” dalam judul, UU 5/1960 tidak hanya mengatur lahan pedesaan, tapi semua lahan, termasuk lahan perkotaan, hutan, lahan padi, perkebunan, tambang dan perairan pesisir, termasuk perikanan.

95 Sertifikat untuk membangun biasanya diberikan kepada warga negara Indonesia atau badan hukum untuk jangka waktu maksimal 30 tahun, dan harus diperbaharui setiap 20 tahun. Hal ini dapat diubah menjadi sertifikat kepemilikan penuh (Hak Milik).

111

 sertifikat hak pakai memberikan hak untuk menggunakan tanah untuk tujuan apapun96; dan  sertifikat hak guna usaha memberikan hak untuk menggunakan tanah milik negara untuk

keperluan pertanian97.

36. Namun, sebagian besar tanah di Indonesia tidak terdaftar di BPN. Hak atas tanah berdasarkan setifikat tradisional (hak adat) atau dokumen yang dikeluarkan oleh pejabat setempat yang menunjukkan kepemilikan tanah, seperti penerimaan pajak properti dan kontrak penjualan tanah yang bersangkutan.

37. Dalam proyek-proyek yang diusulkan, orang-orang dan masyarakat berikut akan dianggap “pemegang hak atas tanah”, yaitu orang atau masyarakat dengan hak atas tanah yang terkena proyek:  PAP memegang gelar hak atas tanah atau sertifikat yang dikeluarkan oleh kantor lokal dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), termasuk sertifikat kepemilikan penuh (hak milik), sertifikat hak untuk membangun (hak guna bangunan), sertifikat hak untuk menggunakan (hak pakai), atau sertifikat hak guna usaha.

 PAP memegang dokumen yang diterbitkan oleh pejabat setempat98 yang menunjukkan kepemilikan (biasanya tanda terima pajak properti99, disertai dengan dokumen lain seperti kontrak penjualan tanah yang bersangkutan dan kwitansi pembayaran pelayanan publik, seperti air dan listrik);

 masyarakat dengan hak atas tanah adat (hak ulayat);  PAP (individu) dengan hak-hak tradisional (hak adat); dan  Nazhir atau penerima tanah wakaf yang disumbangkan.

38. Menurut Perpres 36/2005, semua pemegang hak atas tanah yang terkena proyek berhak untuk mendapatkan kompensasi untuk hilangnya tanah dan aset lainnya di tanah. Dalam proyek yang diusulkan, pemegang hak atas tanah juga berhak untuk bantuan relokasi (jika mereka harus pindah sebagai akibat dari pembebasan tanah untuk proyek) dan dukungan rehabilitasi (jika mereka menderita kerugian pendapatan dan / atau mata pencaharian).

39. Dalam proyek-proyek yang diusulkan, PAP yang tidaktermasuk kedalam salah satu kategori dalam paragraph 37 di atas pada saat sensus dimulai, tetapi memiliki klaim atas tanah tersebut atau aset (misalnya, dari kepemilikan yang merugikan (“adverse possession”) atau dari kepemilikan lanjutan dari tanah publik tanpa tindakan pemerintah untuk penggusuran), akan diperlakukan sebagai

96 Sertifikat hak untuk menggunakan (Hak Pakai - HP) biasanya diberikan untuk jangka waktu 25 tahun dan dapat diperpanjang setiap 20 tahun.

97 Sertifikat Tanah Budidaya (Hak Guna Usaha - HGU) diberikan kepada warga negara Indonesia atau badan hukum untuk jangka waktu 25 sampai 35 tahun, dan dapat diperpanjang setiap 25 tahun jika tanah tersebut dianggap dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.

98 Camat, lurah atau kepala desa.

112

pemegang hak atas tanah, selama klaim tersebut diakui dalam undang-undang Indonesia100 atau melalui proses yang ditetapkan dalam Rencana Tindakan Pemukiman Kembali.

12.2.2. PAP tanpa Hak Atas Lahan yang Terkena Proyek

40. PAP tanpa hak atas tanah yang terkena proyek - PAP menempati tanah yang dibutuhkan oleh proyek, tetapi tidak memiliki hak hukum yang dikenali atau mengklaim tanah yang mereka tempati, maka mengacu pada dua kategori dibawah ini, yaitu:

 penyewa atau penghuni, termasuk penyewa pertanian dan petani penggarap,

 penghuni informal tanah tanpa sertifikat tanah atau klaim atas tanah (berdasarkan penerimaan pajak atau bukti kepemilikan lainnya, hak adat, atau bukti lain dari hak atas tanah), termasuk:

o penghuni informal tanah milik pribadi (di zona perumahan, pertanian, komersial atau industri) tanpa hak atas tanah yang berasal dari sewa perjanjian / sewa atau kepemilikan yang merugikan; dan

o penghuni informal tanah publik tanpa klaim yang sah secara hukum atas tanah tersebut berasal dari kepemilikan terus tanpa tindakan pemerintah untuk penggusuran, termasuk penghuni situs seperti jalan, taman, atau fasilitas umum lainnya di wilayah Proyek.

41. Penyewa atau penghuni - Menurut UU 20/1961 tentang Pencabutan Hak Tanah, orang-orang yang kehilangan tempat tinggal atau sumber pendapatan mereka sebagai akibat dari pencabutan hak atas tanah harus disediakan tempat tinggal (penggantian perumahan) atau lahan pengganti101. 42. Dalam proyek-proyek yang diusulkan, penyewa yang diungsikan yang berada di wilayah proyek pada saat sensus, akan dibantu dalam mencari rumah sewa, atau lokasi perumahan dengan ukuran hampir sama dengan yang hilang, yang bisa disewa atau sewa-beli melalui angsuran terjangkau.

43. Penghuni Informal - Penghuni tanpa hak atas tanah tidak berhak atas kompensasi, bantuan relokasi atau dukungan rehabilitasi di bawah undang-undang Indonesia, kecuali untuk orang dengan budidaya dan hak penggunaan lainnya yang berhak mendapatkan kompensasi atas hilangnya aset yang berkaitan dengan tanah102. Penghuni informal dan perusahaan komersial tanpa hak atas tanah tersebut tidak disebutkan dalam Perpres No. 36/2005 (sebagaimana telah diubah dengan Perpres 65/2006) atau dalam Peraturan BPN No 3/2007; namun praktik umum di berbagai kota dan instansi pemerintah lainnya menawarkan mereka dengan pembayaran tunai dalam jumlah kecil untuk mendorong mereka meninggalkan wilayah proyek. Praktik ini akan memaksa penghuni informal untuk pindah ke area publik atau berbahaya tanpa akses ke infrastruktur atau pelayanan dasar.

44. Dalam proyek-proyek yang diusulkan, penghuni informal tanpa hak atas tanah, sebagaimana didefinisikan dalam bagian PAP tanpa hak atas lahan yang terkena proyek (paragraf 40 di atas), berhak

100 Menurut Peraturan Pemerintah 24/1997 (PP 24/1997), orang yang menempati sebidang tanah selama dua puluh tahun berturut-turut berhak untuk mendapatkan hak atas tanah atau sertifikat atas tanah tersebut.

101 UU 20/1961, Penjelasan Pasal 2.

113

mendapatkan kompensasi atas hilangnya aset selain tanah, ditambah bantuan relokasi (jika mereka harus pindah sebagai akibat dari pembebasan tanah untuk proyek) dan dukungan rehabilitasi (jika mereka menderita kerugian pendapatan dan / atau mata pencaharian). Pengungsi tanpa hak atas tanah termasuk penghuni di daerah berbahaya, seperti di bantaran jalan raya, dan tempat umum lainnya di mana hak atas tanah tidak dapat diperoleh.

12.3. Ulasan, Persetujuan, Pengungkapan dan Pelaksanaan Rencana

Dalam dokumen PANDUAN OPERASI (Operation Manual) (Halaman 112-115)