• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1 Data Penelitian

4.4 Urutan Prioritas

4.6.2 Jenis Penanganan Kerusakan Jalan 1. Metode Perbaikan Kerusakan Jalan

Metode pernbaikan kerusakan jalan pada lapisan lentur mengunakan metode standar Direktorat Jendral Bina Marga 1995. Jenis-jenis metode penanganan di tiap-tiap jenis kerusakan jalan yaitu:

1) Metode Perbaikan P1 (Penebaran Pasir)

Kerusakan ini untuk lokasi-lokasi kegemukan aspal terutama pada tikungan dan tanjakan. Langkah-langha untuk penanganannya yaitu memobilasi peralatan, kekerja dan material ke lapangan. Dan disetiap kerusakan tersebut ditandai. Lalu setelah ditandai maka daerah tersebut dibersihkan dengan menggunakan air compressor. Dan setelah membersihkan, maka dilakukan penyebaran agregat halus atau pasir kasar (tebal >10mm) diatas permukaan yang terpengaruh kerusakan. Dan yang terakhir yaitu melakukan pemadatan dengan pemadat ringan (1-2) ton sampai diperoleh permukaan yang rata dan mempunyai kepadatan optimal (kepadatan 95%)

2) Metode Perbaikan P2 (Pelaburan Aspal Setempat)

Jenis kerusakan yang ditangani adalah kerusakan tepi bahu jalan beraspal yaitu retak buaya < 2mm, retak garis kebar < 2mmm dan terkelupas. Langkah langkah yang akan dilakukan untuk penanganannya yaitu memobilisasi peralatan, pekerja dan material kelapangan. Selain itu, membersihkan bagian yang akan ditangani dengan air compressor, untuk permukaan jalan harus bersih dan kering. Setelah membersihkan maka dilakukan penyemprotan aspal keras sebanyak 1,5 kg/m2 dan untuk cut back 1 liter/m2. Lalu menebarkan pasir kasar atau agregat halus 5mm hingga rata. Dan yang terakhir yaitu melakukan pemadatan mesin pneumatic sampai

dengan diperoleh permukaan yang rata dan mempunyai kepadatan optimal (kepadatan 95%)

3) Metode Perbaikan P3 (Pelapisan Retakan)

Metode perbaikan jenis kerusakan yang ditangani yaitu retak satu arah dengan lebar retakan < 2mm. langkah langkah penanganan untuk kerusakan ini yaitu memobilitasi peralatan, pekerja dan material ke lapangan. Sebelum melakukan perbaikan yang akan dilakukan adalah membersihkan bagian yang akan ditangani dengan air compressor, sehingga permukaan jalan bersih dan kering. Tahap kedua, menyemprotkan tack coat (0,2 liter/m2 di daerah yang akan diperbaiki). Yang ketiga yaitu menebar dan meratakan campuran aspal beton pada seluruh daerah yang telah diberi tanda. Dan setelah itu melakukan pemadatan ringan (1-2) ton sampai diperoleh permukaan yang rata dan kepadatan optimum (kepadatan 95%).

4) Metode Perbaikan P4 (Pengisian Retak)

Jenis kerusakan yang ditangani yaitu pada lokasi – lokasi retak satu arah dengan lebar retakan > 2mm. pada metode ini, langkah–langkah yang akan dilakukan untuk melakukan perbaikan jalan yaitu memobilisasikan peralatan, pekerja dan material ke lapangan. Setelah itu, jalan terseut dibersihkan pada bagian yang akan ditangani dengan menggunakan air compressor, sehingga permukaan jalan bersih dan kering. Setelah itu mengisi retakan dengan aspal cut back 2 liter/m2 menggunakan aspal sprayer atau dengan tenaga manusia. Lalu menebarkan pasir kasar pada retakan yang telah diisi aspal dengan ketebalan 10mm. dan setelah itu, memadatkan minimal 3 lintasan dengan baby roller.

5) Metode Perbaikan P5 (Penambalan Lubang)

Jenis kerusakan pada jalan yang akan ditangani pada metode ini yaitu lubang kedalaman > 50mm, keriting kedalaman > 30mm, alur kedalaman > 50mm, amblas kedalaman > 50mm, jembul kedalaman > 50mm, kerusakan tepi perkerasan jalan, dan retak buaya dengan lebar > 2mm. pada jenis – jenis kerusakan jalan tersebut maka akan dilakukan pada langkah-langkah

untuk penanganannya yaitu menggali material sampai dengan lapisan dibawahnya. Setelah itu, membersihkan bagian yang akan ditangani dengan tenaga manusia. Lalu menyemprot lapis resap pengikat prime coat dengan takaran 0,5 liter/m2. Menyebarkan dan memadatkan capuran aspal beton sampai diperoleh permukaan yang rata. Dan memadatkan dengan baby roller (minimal 5 lintasan)

6) Metode Perbaikan P6 (Peralatan)

Jensi kerusakan yang ditangani yaitu keriting dalam dengan kedalaman < 30mm, lubang dengan kedalaman < 50mm, jembul dengan kedalaman <50mm. Pada jnis kerusakan tersebut akan dilakukan penanganan, pertama membersihkan bagian yang akan di tangani dengan tenaga manusia. Kedua melaburkan tack coat 0,5 liter/m2. Ketiga, menaburkan campuran aspal beton kemudian memadatkannya dengan sampai diperoleh permukaan yang rata. Dan setelah itu, pemadatan dengan baby roller (minimum 5 lintasan).

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian, setelah melakukan penelitian terhadap jenis-jenis kerusakan jalan yang ada pada jalan dusun batu alang sampai dengan kampus universitas teknologi Sumbawa memiliki tingkat kerusakan yang berbeda yaitu sebagai berikut:

1) Segmen (12, 16, 17, 18, 21, dan 22) dangan nilai PCI 86, 100, 88,100, 100, 100, dan 100. Dari 6 segmen tersebut mempunyai nilai Excellent.

2) Segmen (3, 8, 10, 19, dan 20) dengan nilai PCI 74, 75, 84, 84, dan 77. Dari 5 segmen tersebut mempunyai nilai very good.

3) segmen 13 yang mempunyai nilai PCI 58 mempunyai nilai Good.

4) Segmen (1, 2, 9, 11, 14, dan 15) nilai PCI sebesar 45, 53, 44, 45, 43, dan 55. Dari 5 segmen tersebut mempunyai nilai Fair.

5) Segmen (4, 5, 6, dan 7) dengan nilai PCI sebesar 21, 21, 21, dan 23. Dari 4 segmen tersebut mempunyai nilai very poor.

Dari kerusakan tersebut tidak ada kerusakan dengan jenis tingkat kerusakan poor dan failed. Dan banyaknya jenis kerusakan jalan hanya ada beberapa kerusakan jalan pada Dusun Batu Alang yaitu Patching, Depression, Long and Trans. Cracking, Corrugation, Alligator Crack, Potholes, Block Cracking, 2. Solusi dari beberapa kerusakan tersebut harus melakukan perbaikan untuk setiap jenis tingkat kerusakan yaitu sebagai berikut:

1) Pada segmen (10, 12, 17, 19, dan 22) perbaikannya harus dilakukan pemeliharaan rutin. Karena kerusakan tersebut merupakan kerusakan yang masih terbilang sempurna hanya saja memerlukan pemeliharaan rutin sehingga memerlukan pemeliharaan/pembersihan rumaja, pemeliharaan sistem drainase, pengisian celah/tanaman liar di rumaja, dan penambalan lubang dan pemeliharaan bangunan pelengkap.

2) Pada segmen (3, 8, 13, dan 20) perbaikannya harus dilakukan pemeliharaan berskala. Karena kerusakan tersebut merupakan kerusakan yang rendah tingkat

kerusakan (low) sehingga memerlukanpenambahan lapisan tipis aspal termasuk diantaranya adalah fog seal, chip seal, micro seal, dan SAMI. Fog seal bertujuan untuk melapis permukaan jalan dan menahan degradasi permukaan. Chip seal bertujuan untuk memberikan suatu lapisan penutup (seal) pada lapisan pondasi (base). Micro surfacing bertujuan untuk memberikan lapisan permukaan jalan eksisting menggunakan campuran aspal dingin yaitu agregat gradasi halus, aspal emulsi, air dan bahan tambahan lainnya.

Pada segmen (1, 2, 9, 11, 14, dan 15) perbaikannya harus dilakukan rehabilitas. Karena kerusakan tersebut merupakan kerusakan yang sedang tingkat kerusakan (medium) sehingga memerlukan perbaikan bahu jalan, pelepisan ulang, pengasaran permukaan, dan pengisian celah/retak permukaan.

3) Pada segmen (5, 6, dan 7) perbaikannya harus dilakukan rekonstruksi Karena kerusakan tersebut merupakan kerusakan yang parah tingkat kerusakan (high) sehingga memerlukan penanganan dengan cara pelapisan ulang dengan ketebalan yang diizinkan.

3. Dari keseluruhan unit sempel yang diteliti pada Dusun Batu Alang sebanyak 22 segmen.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini, kesimpulan dan pembahasan dapat ditarik beberapa saran untuk meningkat kinerja ruas jalan Dusun Batu Alang sampai dengan Universitas Teknologi Sumbawa.

1. Apabila akan dilakukan perbaikan pada kerusakan-kerusakan jalan tersebut, sebaiknya terlebih dahulu dilakukan observasi langsung dilapangan oleh pihak terkait, agar perbaikan sesuai dengan kondisi kerusakan yang terjadi, sehingga perbaikan yang dilakukan akan lebih efektif dan efesien.

2. Untuk mempertahankan kinerja perkerasan, diperlukan beberapa tindakan perbaikan kerusakan, baik berupa pemeliharaan rutin yang dilakukan setiap tahun maupun pemeliharaan berkala yang biasanya dilakukan setiap 2 atau 3 tahun sekali.

3. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan bagi pembaca tentang penilaian kondisi kerusakan jalan dengan menggunakan metode Pavement Condition Index.

Bella, M. E. (2012). Perbandingan Metode Bina Marga Dan Matode PCI

(Pavement Condition Index) Perkerasan Jalan. Malang: Universitas Nusa Cendana.

Nugraheni, N. A. (2018). Analisis Kondisi Fungsional Jalan Dengan Metode PSI dan RCI serta Prediksi Sisa Umur Perkerasan Jalan. Surakarta: Matriks Teknik Sipil.

Shahin. (1994). Pavement Maintenance Management for Roads and Streets Using The Paver System. New York: US Army Corps of Engineer.

Sirait, R. B., Syafaruddin A.S, & Sulandari, E. (2017). Analisa Kondisi Kerusakan Jalan Raya Pada Lapisan Permukaan. Kalimantan Barat: Universitas Tanjungpura.

Widana Putra, I. B. (2009). Kerusakan Jalan Pada Perkerasan Jalan. Depok: Universitas Gunadarma.

Yunardhi, H., Alkasl, M., & Sutanto, H. (2018). Analisa Kerusakan Jalan Dengan Metode PCI dan Alternatif Penyelesaiannya. Samarinda: Universitas Mulawarman.

LAMPIRAN

Dokumen terkait