Agregat Pendapatan APBD Kaltim Tahun 2017 dan 2018 (miliar Rp)
URAIAN 2017 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pendapatan 28.194,14 24.943,12 32.453,27 32.542,33
PAD 6.681,03 6.016,48 7.624,39 8.041,05
Pajak daerah 4.353,18 4.610,90 5.117,87 5.928,91
Retribusi daerah 192,36 166,58 208,72 170,41
Hasil kekayaan daerah yang dipisahkan 335,24 324,99 320,96 307,29 Lain-lain PAD yang sah 1.800,25 914,01 1.916,83 1.634,43 Pendapatan Transfer 21.000,80 18.434,87 23.500,69 23.793,17 Transfer Pemerintah Pusat - Daper 17.590,82 15.180,24 20.417,35 20.369,87 Dana Bagi Hasil 9.806,20 7.659,85 12.299,01 12.524,37 Dana Alokasi Umum 4.902,95 4.922,83 5.134,62 5.134,53 Dana Alokasi Khusus 2.881,67 2.597,56 2.983,72 2.710,97 Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 788,99 710,42 571,10 561,67 Dana Insentif Daerah 555,17 477,51 122,25 122,25
Dana Desa 233,82 232,91 448,85 439,42
Transfer Pemerintah Provinsi 2.620,99 2.544,21 2.881,74 2.861,63 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 2.111,04 2.039,44 2.419,62 2.403,51 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 0 0 92,61 92,24 Bantuan Keu dari Pemda/Provinsi 509,95 504,77 369,51 365,88 Lain-lain Pendapatan yang sah 512,31 491,76 958,68 708,12
Pendapatan Hibah 163,60 136,99 421,34 171,85
Pendapatan Dana Darurat 0 0 0 0
Pendapatan Lainnya 348,71 354,77 537,34 536,27 Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltim (diolah)
49
BAB III
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
Realisasi pendapatan APBD di Kaltim 2018 secara nominal mengalami kenaikan yang signifikan (sebesar 30,47 persen) bila dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2018 total pendapatan yang diterima oleh seluruh Provinsi dan Kabupaten/Kota mencapai Rp32,54 triliun atau 100,27 persen dari target. Angka tersebut naik cukup signifikan bila dibanding 2017 yang hanya mencapai Rp24,94 triliun.
Kenaikan pendapatan di tahun 2018 terjadi di seluruh komponen pendapatan. Angka realisasi PAD, Pendapatan Transfer dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah masing-masing sebesar Rp8,04 triliun, Rp23,79 triliun dan Rp708,12 miliar. Apabila dilihat lebih rinci sebenarnya terdapat beberapa jenis pendapatan yang mengalami penurunan seperti Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, dan Dana Insentif Daerah, namun penurunan pada jenis-jenis pendapatan tersebut tidak sebanding dengan besarnya kenaikan di pos pendapaan yang lain. Untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif terkait pendapatan APBD di Kaltim, kami sampaikan beberapa analisis rasio sebagai berikut:
a. Rasio Realisasi PAD Terhadap Pendapatan
Grafik 3.1
Rasio Realisasi PAD terhadap Pendapatan Kaltim Tahun 2016-2018
Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltim (diolah)
Rasio PAD terhadap pendapatan menunjukkan tingkat kemandirian keuangan suatu daerah dalam rangka menjalankan tugas pemerintahan. Kontribusi PAD terhadap total pendapatan di masing-masing pemda menunjukkan angka yang cukup bervariasi. Kontribusi PAD yang cukup besar tercatat pada pemerintah provinsi Kaltim, yang disebabkan salah satu sumber PAD adalah dari pajak kendaraan bermotor yang dikelola oleh pemerintah provinsi. Wilayah perkotaan seperti
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Prov.KaltimSamarinda Balikpapan Kota
Bontang Kukar Kutim Kubar Paser Penajam Berau Mahulu 2016 2017 2018
50
BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
Samarinda dan Balikpapan juga mencatatkan rasio yang cukup tinggi. Grafik 3.1 menunjukkan adanya variasi kenaikan dan penurunan rasio PAD terhadap pendapatan di seluruh pemda. Terdapat 2 (dua) pemda yang mengalami kenaikan rasio, 8 (delapan) pemda mengalami penurunan dan sisanya 1 (satu) pemda stabil. Apabila dianalisa secara lebih detil, penurunan rasio di 8 (delapan) pemda tersebut besar bukan diakibatkan oleh penurunan PAD, tetapi lebih dikarenakan total pendapatan yang naik lebih tinggi, mengingat nominal transfer pemerintah, khususnya DBH, di wilayah tersebut naik signifikan.
b. Rasio Realisasi PAD terhadap Target PAD
Grafik 3.2
Rasio Realisasi PAD terhadap Target PAD Kaltim Tahun 2016-2018
Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltim (diolah)
Pada tahun 2018, secara rata-rata seluruh pemda di Kaltim mampu mencapai realisasi PAD sebesar 88,47 persen dari target yang ditetapkan. Capaian tersebut naik dari rata-rata tahun 2017 yang hanya mencapai 83,09 persen. Kenaikan rasio di tahun 2018 terhadap tahun 2017 yang signifikan tercatat di Kota Samarinda, di mana rasio 2018 naik sebesar 26,64 persen dari tahun 2017.
Selama tiga tahun terakhir, Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara secara konsisten mencatatkan penurunan rasio realisasi PAD terhadap target, dengan angka penurunan yang cukup signifikan. Tren tersebut tentunya perlu mendapat perhatian serius oleh pemda yang bersangkutan mengingat PAD adalah alternatif utama pendanaan APBD untuk mengantisipasi tren penurunan dana transfer pusat yang terus terjadi belakangan ini. Kondisi ini semakin diperberat dengan proses pencairan dana transfer yang tidak tepat waktu dan bahkan baru 88,47% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 140%
51
BAB III
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
terealisasi di akhir tahun anggaran 2018, sehingga tidak mungkin lagi untuk dibelanjakan pemda.
Grafik 3.2 menunjukkan bahwa terdapat beberapa daerah dengan rasio realisasi PAD yang jauh di atas atau di bawah target. Pada daerah dengan PAD jauh di bawah target seperti Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Penajam Paser Utara, dan Mahulu, diperlukan extra effort dalam rangka optimalisasi penarikan PAD. Di sisi lain, perlu juga dilakukan perbaikan terhadap proses perencanaan sehingga target yang ditetapkan bisa lebih realistis dan terukur, tidak terlalu optimis dibandingkan potensi yang ada. Di sisi lain, pada daerah dengan PAD yang jauh di atas target seperti Kutai Timur dan Paser, di masa datang perlu evaluasi atas penetapan target yang dalam RAPBD yang cenderung pesimis sehingga under-estimate dibanding dengan potensi riil.
c. Rasio DBH Terhadap Pendapatan
Grafik 3.3
Rasio DBH terhadap Pendapatan Kaltim Tahun 2016-2018
Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltim (diolah)
Rasio DBH terhadap pendapatan menunjukkan tingkat ketergantungan keuangan suatu pemerintah daerah terhadap alokasi dana dari pemerintah pusat untuk menjalankan tugas pemerintahan daerah. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kontribusi DBH terhadap pendapatan APBD di seluruh daerah di Kaltim mengalami kenaikan walaupun rasionya tidak setinggi di tahun 2016. Kenaikan rasio ini disebabkan karena menguatnya kondisi pertambangan di Kaltim, terutama batubara. Pada tahun 2018, jumlah produksi batubara sebesar 244,72 ribu ton, turun 2,58 ribu ton dibanding tahun 2017 yang mencapai 247,30 ribu ton (sidata.kaltimprov.go.id). 40,76% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%
Prov.KaltimSamarinda Balikpapan Kota
Bontang Kukar Kutim Kubar Paser Penajam Berau Mahulu 2016 2017 2018 Rerata 2016 Rerata 2017 Rerata 2018
52
BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
Namun demikian, penurunan tersebut (sebesar 1,04 persen) lebih kecil daripada kenaikan harga acuan batubara yang mencapai 15,19 persen.
Walaupun sempat dirasakan naik, penurunan rasio DBH terhadap Pendapatan di Kaltim pada tahun 2017 hendaknya menjadi perhatian besar bagi para pengelola keuangan daerah. Para pengambil kebijakan/pengelola keuangan daerah harus segera mencari alternatif dan meningkatkan sumber pendapatan lain serta langkah-langkah kebijakan sebagai antisipasi atas penurunan rasio DBH. Apabila tidak dilakukan, maka pada akhirnya provinsi, kabupaten dan kota di regional ini tidak akan mampu lagi membiayai kebutuhan belanja. Padahal, selain untuk membiayai pelayanan dan pembangunan, saat ini APBD di Kaltim menjadi tumpuan harapan untuk bisa menjadi stimulus ekonomi regional yang baru saja memasuki periode pemulihan pasca pertumbuhan negatif.