• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini akan menggunakan jenis penelitian eksperimen kuasi, yaitu penelitian eksperimen yang tidak menggunakan sistem random dalam pemilihan subjeknya. Dalam penelitian eksperimen, peneliti secara sengaja melakukan manipulasi atau memberi perlakuan tertentu pada sejumlah subjek untuk mengetahui pengaruh perlakuan tersebut terhadap perilaku subjek (Latipun, 2004). Manipulasi atau perlakuan yang diberikan disebut variabel bebas, sedangkan perilaku subjek disebut variabel tergantung. Jadi, penelitian eksperimen adalah penelitian yang bertujuan mengetahui pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel tergantung. Penelitian ini juga melakukan kontrol terhada

maupu at

terhada validitas internal

enelitian yang memadai, yaitu bahwa perubahan yang dialami variabel mang disebabkan oleh variabel bebas, bukan oleh variabel ekstra.

rtujuan mengetahui efektivitas bermain aktif dan pasif m menum ositif pada anak usia sekolah. Seperti elitian ini akan menggunakan desain n eksperimen ini tidak menggunakan sistem random p variabel-variabel ekstra, yaitu variabel-variabel di luar variabel bebas n variabel tergantung yang dap mempengaruhi hasil penelitian. Kontrol

p variabel ekstra perlu dilakukan agar diperoleh p

tergantung me

Penelitian ini be

dala buhkan sikap sosial yang p yang telah diungkapkan sebelumnya, pen eksperimen kuasi. Desai

dalam menentukan subjek yang akan masuk kelompok eksperimen ataupun elompok kontrol, namun tetap menggunakan kelompok kontrol (Latipun, 2004).

Dalam en maupun

l mengikuti e

dengan tujuan meminimalisas erlakuan yang mungkin bjek berasal dari sekolah yang sama.

rimen maupun elompok kontrol. Kemudian kedua kelompok eksperimen diberi perlakuan

h itu semua kelompok diberi

po an post-test y sud dalam penelitian ini yaitu skala

-random O1 X1 O2 (kelompok eks rmain aktif)

Keterangan:

O1, O3, O5 : pre-test

X1 : perlaku

2 : perlakuan (bermain pasif) 2, O4, O6 : post-test

k

penelitian ini, pemilihan subjek untuk kelompok eksperim

kelompok kontro k las-kelas yang sudah ada. Desain ini digunakan i interaksi dan imitasi p

terjadi antarkelompok, terutama karena su

Secara lebih spesifik, desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu desain eksperimen ulang non-random. Metode ini dilakukan dengan memberikan pre-test pada semua kelompok, baik kelompok ekspe

k

rangkaian aktivitas bermain aktif atau pasif. Setela

st-test. Pre-test d ang dimak sikap sosial. Desain ini

Non

dapat digambarkan sebagai berikut.

perimen A: be

Non-random O

Non-random O

3 X2 O4 (kelompok eksperimen B: bermain pasif) 5 --- O6 (kelompok kontrol)

an (bermain aktif) X

B. Identifikasi Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Variabel bebas : bermain (dengan dua level perlakuan, yaitu bermain aktif dan pasif)

Var

mempe yang di

Tab Var

iabel tergantung : sikap sosial

Selain kedua variabel di atas, ada beberapa variabel ekstra yang dapat ngaruhi hasil penelitian sehingga harus dikontrol. Variabel-variabel ekstra maksud serta cara pengontrolannya adalah sebagai berikut.

el 1. Pengaruh dan pengontrolan variabel ekstra

iabel ekstra Pengaruh Cara mengontrol Latar

subjek (budaya atau etnis,

ekonom

pembentukan sikap sosial dan memiliki siswa-siswa belakang

status sosial i)

Berpengaruh terhadap

kegiatan bermain anak.

Memilih sekolah yang

yang latar belakangnya relatif sama.

Kegiata n

aktif dan pasif anak di lua

eksperi

Mengurangi validitas internal, yaitu apabila variabel

diberikan melainkan karena

Menggunakan kontrol statistik, yaitu analisis

ain aktif

kovariabel dan sikap n bermai

r jam men

tergantung (sikap sosial) mengalami peningkatan bukan

kovarians, dengan frekuensi berm

karena perlakuan yang

banyaknya kegiatan bermain di luar jam eksperimen.

dan pasif sebagai

sosial sebagai variabel tergantung.

C.

ada

1.

s bermain aktif yang melibatkan aturan dan

hari berturut-turut didasarkan pada pertimbangan agar para subjek lebih dapat mengingat perlakuan atau materi yang telah diberikan sejak awal sampai akhir. Hal ini diharapkan dapat

Definisi Operasional

Definisi operasional dari variabel-variabel yang telah diungkapkan di atas lah sebagai berikut.

Aktivitas Bermain

a. Bermain aktif yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada permainan (games), yaitu jeni

terkadang juga kompetisi dengan orang lain. Permainan yang dimainkan adalah Kucing dan tikus, Estafet karet, Puzzle, dan Selamatkan Raja dan Ratu. Bermain aktif ini dilaksanakan di kelas IIA3 SD Tarakanita.

b. Bermain pasif meliputi membaca buku dan menonton film. Buku yang dibacakan adalah Apel-apel Mr. Peabody dan Aldo dan si penyedot debu terbang, sedangkan film yang ditonton adalah The Tigger movie. Karena durasi film yang cukup panjang, menonton The Tigger movie akan dilaksanakan dalam dua sesi. Bermain pasif dilaksanakan di kelas IIA2 SD Tarakanita.

c. Kelompok kontrol tidak diberi aktivitas bermain apa pun. Kelas IIB3 SD Tarakanita akan menjadi kelompok kontrol dalam penelitian ini.

Perlakuan pada kelas IIA3 dan IIA2 diberikan setiap hari selama 4 hari berturut-turut, dan tiap sesi berlangsung selama maksimal 60 menit. Pelaksanaan penelitian selama 4

mempermudah terbentuknya sikap sosial yang positif pada anak melalui perlakuan yang diberikan tersebut. Namun, dalam pelaksanaannya, karena ber

wab “tidak” bila merasa item ters

l ini kemudian akan dilanjutkan dengan wawancara sebagai

cross-check terhadap skala tersebut.

benturan dengan jadwal mata pelajaran di sekolah serta jeda hari Minggu, tidak semua sesi perlakuan dapat diberikan tiap hari secara berturut-turut. Selanjutnya, pada kedua kelompok eksperimen, tiap sesi perlakuan berlangsung selama maksimal 60 menit agar subjek tidak menjadi bosan dengan kegiatan yang dilakukan.

2. Sikap sosial diketahui dari skor yang diperoleh subjek dalam skala sikap sosial. Skala sikap sosial ini terdiri dari 20 item dengan dua pilihan jawaban, yaitu “ya” dan “tidak”. Subjek menjawab “ya” bila merasa bahwa item yang bersangkutan mencerminkan dirinya dan menja

ebut tidak sesuai dengan keadaan dirinya. Masing-masing item memiliki bobot skor yang berbeda. Anak akan memperoleh skor item tersebut bila menjawab “ya” dan mendapat skor 0 bila menjawab “tidak”. Skor total subjek kemudian akan dibagi dengan jumlah jawaban “ya” sehingga diperoleh nilai mean. Mean ini memiliki rentang nilai antara 1 sampai 11. Nilai atau skor mean inilah yang menunjukkan sikap sosial subjek. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, semakin positif pula sikap sosialnya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subjek, semakin negatif pula sikap sosialnya. Skala sikap sosia

D. Subjek Penelitian

penelitian ini adalah anak-anak usia sekolah yang terdaftar di kelas 2 Seko

arena itu, ketiga kelas in emiliki kondisi yang relatif setara atau sama sehingga

enelitian ini.

Subjek unt penelitian ini dipilih uduk di kelas

SD de a si yan ada ia s

harus ditumbuhkan sedini mungkin, sebab hal ini akan mempengaruhi sikap

mereka sam asuk k-anak ya

baru saja menginjak usia sekolah, sehingga tidak terlambat bila menumbuhkan sikap sosial yang positif pada usia ini. S las 1 SD karena kelas 1 SD masih termasuk masa peralihan dari masa prasekolah ke masa sekolah. Karena itu, anak kelas 2 SD dinilai sebagai subjek yang cukup ideal untuk penelitian ini.

Subjek

lah Dasar Tarakanita, Yogyakarta. Sekolah ini dipilih karena siswa- siswinya berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang relatif sama. Sampel untuk subjek penelitian adalah anak-anak yang terdaftar di kelas IIA2, IIA3, dan IIB3. Pemilihan subjek dilakukan berdasarkan pembagian kelas yang sudah ada. Kelas-kelas tersebut dipilih oleh pihak sekolah dengan pertimbangan bahwa ketiganya lebih progresif dalam berbagai mata pelajaran. Oleh k

i dapat dianggap m

sesuai untuk dijadikan subjek dalam p

uk dari anak-anak yang d 2

ngan pertimbangan bahw kap sosial g positif p anak us ekolah

pai di kemudian hari. Anak-anak kelas 2 SD term ana ng

E. Alat Ukur

1. Isi Skala

Data-data dalam penelitian ini berupa skor yang diperoleh anak dalam skala sikap sosial anak. Skala ini diisi oleh subjek. Skala ini menggunakan format skala interval tampak setara dan terdiri dari 20 item dengan dua pilihan jawaban, yaitu “ya” dan “tidak” (penjelasan lebih lanjut mengenai cara skoring telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya mengenai definisi operasional). Adapun

blue-print dari skala sikap sosial anak ini adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Blue-print skala sikap sosial

Komponen Sikap (%)

Komponen Objek Sikap Kognitif Afektif Konatif Total (%)

• Keluarga Teman sebaya 5 10 20 35 • • Orang asing lainnya 10 5 10 5 25 10 45 20 Total 20 30 50 100

Proporsi ini didasarkan pada beberapa pertimbangan. Perbandingan proporsi antara keluarga, teman sebaya, dan keluarga didasarkan pertimbangan bahwa pada usia sekolah, interaksi sosial anak berkembang terutama dengan teman sebayanya (Hurlock, 1972; Hurlock, 1980; Santrock, 1995; Bee, 1997). Kemudian, meskipun mengalami penurunan dibandingkan ketika usia prasekolah, interaksi anak dengan keluarga masih memegang peranan yang penting (Santrock,

1995; Berk, 2006). Interaksi dengan orang asing lain adalah interaksi sosial yang paling jarang terjadi dibandingkan

i an one f, af kona

d ada beberapa pert an. K g

paling kecil karena anak-anak usia sekolah umumnya pu menilai s ra terlalu rinci. Biasanya me i berdasarkan apa yang ia rasakan atau apa yang dilakuka nilaian terhadap kepribadian orang lain pun hanya terbatas pada istilah-istilah yang sangat umum seperti “baik” atau “menyenangkan” (Berk, 2006). Secara afektif atau emosi

terlalu banyak emosi yang umumnya dirasaka

sekolah (Hurlock, 1980), apalagi sebenarnya hanya ada empat jenis emosi dasar, yaitu rasa senang atau bahagia, takut, amarah, dan sedih, meskipun manusia juga m acam emosi selain emosi-emosi dasar ini (Berk, 2006). Kemudian, dibandingkan komponen kognitif dan afektif, komponen konatif adalah komponen yang paling bervariasi pada anak-anak. Anak-anak engembangkan cukup banyak perilaku, baik itu perilaku sosial maupun perilaku antisosial (Hurlock, 1

interaksi-interaksi sebelumnya.

Perbandingan propors tara komp n kogniti ektif, dan tif juga idasarkan p imbang omponen ko nitif memiliki proporsi

belum mam

eseorang seca reka menila orang lain

n orang tersebut. Pe

, tidak n atau dipahami oleh anak-anak usia

engembangkan berbagai m

m

980). Karena itu, komponen konatiflah yang memiliki proporsi yang paling besar dalam pembuatan skala sikap sosial.

2. Penyekoran Item

Setelah membuat blue-print, peneliti membuat 60 item untuk skala sikap sosial sesuai blue-print di atas dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3. Susunan 60 item skala sikap sosial untuk panelis

Komponen Sikap (nomor item) Komponen Objek Sikap Kognitif Afektif Konatif

Total (item) Keluarga Favorabel 5, 54 12, 33, 40 9, 18, 23, 27, 46, 58 11 Unfavorabel 4 10, 15, 45 3, 24, 32, 35, 39, 48 10 Teman sebaya 52 13 Favorabel 20, 36, 60 17, 38, 44 2, 7, 13, 14, 25, 41, Unfavorabel 6, 34, 50 1, 22, 53 8, 11, 28, 29, 37, 42, 14 51, 55

Orang asing lainnya

Favorabel 21 30, 43 19, 31, 56 6

Unfavorabel 16, 26 49 47, 57, 59 6

Total 60

Item-item ini kemudian dinilai tingkat favorabel atau unfavorabelnya dalam skala satu sampai sebelas oleh lima orang panelis yang terdiri dari tiga guru SD dan dua orang tua. Pemilihan panelis ini didasarkan pada pertimbangan bahwa guru serta orang tua merupakan orang-orang yang memahami dan dekat dengan

ma panelis. Skor item inilah yang akan menjadi skor yang diperoleh dunia anak sehingga diharapkan dapat menilai dengan tepat apakah sikap sosial tertentu pada anak itu positif atau negatif. Setelah penilaian terhadap semua item diberikan, perlu dihitung nilai atau skor masing-masing item yang mewakili penilaian keli

subjek pada suatu item bila menjawab “ya” pada item tersebut. Skor ini dihitung ecara manual dengan rumus:

s i p pk bb S = +⎡0,5− b⎤ ⎥ ⎦ ⎢ ngan: = skor

= batas bawah angka yang berisi med

= proporsi kumulatif di bawah kategori angka yang berisi media

= prop a ka edian

= inter ka (d l ini sama dengan 1)

Selain skor item, dihitung ju i Q, y arias busi n dar kel penilai terhadap suatu pernyataan” (Azwar,

2). Se besa Q, semak r pula pen para

yang bah tersebut kurang jelas derajat favorabel atau

abelny Q in secara m engan

= ⎣ Ketera S item bb ian pk b n

p orsi pad tegori angka yang berisi m

i val ang alam ha

perlu ga nila aitu “v i distri penilaia i 50% ompok

2005:13 makin r nilai in besa variasi ilaian panelis, berarti wa item

unfavor a. Nilai i dihitung anual d rumus: 25 75−C C Q i ⎥ ⎦ p C75= ,75− pkbbb ⎣ +⎡0 i bp C ⎦ ⎣ − = ,25 25

umus C75 dan C25 hampir sama dengan rumus S di atas, hanya saja angka 0,5 ,75 dan 0,25, sebab kedua rumus ini tidak menggunakan median

pkbb+⎡0

R

seperti halnya rumus S sehingga pkb dan p pada masing-masing rumus juga

disesuaikan.

Berikut ini adalah nilai S dan Q masing-masing item.

Tabel 4. Nilai S dan Q item-item skala sikap sosial

No. item S Q 1 2,250 1,625 31 9,333 0,958 32 4,000 2,125 2 8,000 2,125 33 9,000 2,125 34 2,250 1,625 35 3,750 1,250 36 8,667 0,958 3 3,750 1,625 4 5,667 1,333 5 7,875 0 ,625 6 5,250 2,625 7 9,250 1,250 8 8,250 1,250 9 8,000 0,500 37 4,750 1,625 38 8,750 1,250 39 2,000 0,834 40 8,250 1,625 41 10 5,000 4,125 11 4,000 0,835 9,000 1,125 42 3,750 1,625 43 8,250 1,250 12 9,250 1,250 13 9,667 1,333 44 8,667 0,958 45 3 14 9,000 1,750 15 2,667 1,333 00 ,000 0,834 46 8,000 0,834 47 3,125 0,688 6 3,7 16 4,000 4,5 8,333 1,333 48 ,000 50 49 3,500 17 9,000 2,125 0,625 50 0,834 18 9,000 2,125 3,000 51 3,250 1,625 19 20 9,000 1,750 21 8,250 1,625 5,750 1,625 52 8,750 1,625 53 4,000 0,834 54 9,333 0,958 22 23 8,000 2,500 24 3,000 0,834 250 2,250 55 3,000 0,834 56 8,000 1,750 57 2,875 0,625 58 9,125 0,625 25 8, 1,750 1,125 26 27 4,000 4,500 28 5,000 2,500 3,250 1,625 59 5,750 3,250 60 9,000 0,834 29 30 8,667 1,333

3 a I

nilai S dan Q u k semua telah dihitung, maka item m yang semu lah 60 item diseleksi sehingga tersisa 40 item. Seleksi item dilakukan berdasarkan nilai Q dan

Komponen Sikap (nomor item)

. Uji Cob

Setelah ntu item -ite

la berjum

blue-print skala, yaitu dengan menghilangkan item-item yang memiliki nilai Q paling besar sehingga tersisa 40 item yang nilai Qnya paling kecil namun proporsinya tetap sesuai blue-print skala. Item-item yang lolos seleksi adalah item-item nomor 3, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 21, 24, 26, 29, 31, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 49, 50, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, dan 60.

Keempat puluh item ini kemudian disusun lagi secara acak untuk kemudian diujicobakan pada anak usia sekolah. Rincian keempat puluh item yang telah disusun lagi secara acak adalah sebagai berikut.

Tabel 5. Susunan 40 item skala sikap sosial untuk uji coba I

Komponen Objek Sikap Kognitif Afektif Konatif

Total (item) Keluarga Favorabel 14, 40 2, 9 11, 23, 25, 37 8 Unfavorabel 12, 39 3, 20, 24, 6 31 Teman sebaya Favorabel 13, 30 15, 16, 18 10, 29, 35, 9 38 Unfavorabel 8, 26 6 1, 5, 19, 32, 34, 36 9

Orang asing lainnya

Favorabel 33 22 17, 27 4

Unfavorabel 4 21 7, 28 4

Total 40

Keempat puluh item di atas diujicobakan di kelas IA3 SD Tarakanita Yogyakarta pada hari Senin, 19 Juni 2006. Uji coba dilakukan secara klasikal oleh peneliti dibantu oleh satu orang asisten. Uji coba ini diiku oleh tiga puluh anak. N rena ada beberapa anak yang salah menjawab (beberapa item d u justru kedua a ternatif jawaban dilingkari), akhirnya hanya data dari dua puluh enam anak yang dipakai. Dari uji coba ini akan diseleksi dua puluh i an korelasi item- talnya, yait tem yang korelasinya di atas 0,2. Korelasi item-total ini dihitung menggunakan korelasi Pearson. Perhitungan statistik ini dilakukan dengan ba tuan SPSS 1 .0. Dari uji ini, ternyata h ya 15 item yang lolos seleksi. Item-item tersebut adalah item-item nomor 3, 4, 12, 15, 19, 23, 25, 26, 28, 30, 31, 35, 36, 37 dan 39.

emenuhi proporsi blue-print. Kesepuluh item yang ti

amun, ka

ikosongkan ata l

tem berdasark to u item-i

n 1 coba an

4. Uji Coba II

Karena item-item yang lolos seleksi kurang dari yang dibutuhkan, yaitu dua puluh item, maka dilakukan uji coba lagi untuk melengkapi kekurangan item, khususnya yang proporsinya belum sesuai dengan blue-print skala. Terdapat sepuluh item yang diujicobakan untuk melengkapi kekurangan ini. Selain berdasarkan nilai Q yang paling kecil, pemilihan kesepuluh item ini disesuaikan dengan kebutuhan untuk m

akan d

lum uji coba. Item-item ini disusun lagi dengan l

ber

Tabel 6. Susunan 10 item skala sikap sosial untuk uji coba II Komponen Sikap (nomor item)

iujicobakan tersebut adalah item-item nomor 1, 4, 14, 19, 22, 25, 28, 30, 51, dan 59 pada skala sebe

me anjutkan nomor-nomor item pada uji coba pertama sehingga menjadi sebagai ikut.

Total Komponen Objek Sikap Kognitif Afektif Konatif (item) Ke Fa luarga vorabel - Unfavorabel 42 1 Teman sebaya Favorabel 43, 46 2 Unfavorabel 41, 45 47, 49 4

Orang asing lainnya

Favorabel 48 44 2

Unfavorabel 50 1

Total 10

Uji coba terhadap kesepuluh item ini dilakukan di kelas kecil (kelas 1 dan D) Sekolah Minggu GKI Ngupasan pada hari Minggu, 16 Juli 2006. Uji coba

diikuti oleh dua puluh enam anak. Data-data dari 2 S

ini uji coba ini kemudian

igabungkan dengan uji coba yang pertama―subjek-subjeknya digabungkan dihitung lagi korelasi item-totalnya. Namun, dari penggabungan uji cob

36, 37, 39, dan 48. d

secara acak―dan

a pertama dan kedua ini, ternyata hanya delapan belas item yang lolos seleksi, yaitu item-item nomor 3, 4, 7, 12, 15, 19, 21, 23, 25, 26, 28, 30, 31, 35,

Kurangnya item-item yang lolos seleksi ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut.

1. Metode pengetesan yang dilakukan secara klasikal mungkin kurang efektif diterapkan pada anak, sebab peneliti jadi kurang dapat memantau dan mengontrol anak satu per satu. Hal ini terlihat dari pengamatan peneliti dan asisten selama uji coba bahwa ada beberapa anak yang tetap melihat jawaban tem n ketika mengisi lembar jawab meskipun sudah diminta untuk

i kelas yang cukup

ramai serta beberapa anak ya an lain yang

ti jad dap laska d per

acakan ketika beber k merasa bingung.

2. Penggunaan kalimat negatif dalam pernyataan-perny dibacakan juga kurang efek agi anak e sisten k ika

enjadi bingung dalam menjawab ketika pernyataan acakan berupa kalim

3. Penggabungan jawaban subjek uji coba pertama dan kedua untuk mencari

-total sebena n, sebab data-datanya

sebenarnya tidak berhubungan. Hal ini menyebabkan korelasi item-total menjadi rendah sehingga hanya sedikit lolos seleksi.

5 II

Akhirnya, peneliti melakukan uji coba ulang dengan merevisi hal-hal tersebut di atas. Uji coba ini tidak dilakukan secara klasikal, tetapi berkelompok

a

memikirkan jawabannya sendiri. Selain itu, karena kondis ng kurang sabar menunggu tem

belum menjawab, peneli i kurang at menje n maksu nyataan

yang dib apa ana

ataan yang

tampaknya tif b . Menurut p ngamatan a et

uji coba, beberapa anak m

yang dib at negatif.

korelasi item rnya tidak diperbolehka

agar pe

Sikap (nomor item)

neliti lebih dapat mengontrol anak. Peneliti juga memperbaiki item-item skala sehingga tidak memakai kalimat negatif lagi, namun pada dasarnya isi kalimat tetap sama. Untuk mengantisipasi kurangnya item-item yang lolos seleksi, peneliti mengujicobakan keenam puluh item yang telah disusun pertama kali, tanpa memperhatikan nilai Qnya. Susunan baru keenam puluh item tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 7. Susunan 60 item skala sikap sosial untuk uji coba III Komponen

Komponen Objek Sikap Kognitif Afektif Konatif (ite Total m) Keluarga Favorabel 14, 40 2, 9, 57 11, 23, 25, 37, 51, 53 11 Unfavorabel 43 12, 39, 45 3, 20, 24, 31, 56, 58 10 Teman sebaya Favorabel 13, 30, 49 15, 16, 18 10, 29, 35, 38, 42, 46, 13 52 Unfavorabel 8, 26, 44 6, 41, 50 1, 5, 19, 27, 34, 36, 54, 59 14

Orang asing lainnya

Favorabel 33 22, 55 17, 32, 48 6

Unfavorabel 4, 47 21 7, 28, 60 6

Uji coba ulang ini dilakukan di kelas 2 SD BOPKRI Gondolayu A

Yogyakart dalam

dua sesi supaya anak tidak jenuh mengerjakan skala. Sesi pertama dilakukan pada pada hari Sabtu, 5

Agustus 2006. Pada sesi pertam orang ,

sedangkan pada sesi kedua peneliti dibantu oleh tiga orang asisten. Peneliti dan

asisten m asing menangani satu kelom aan. Uji

c n secara bergan antara b berapa kelo , masing-m ng k dari lima samp i enam anak

ini kembali dihitung korelasi item- t nakan model korelasi Pearson, dengan bantuan SPSS 11.0. D ngan ini terdapat dua puluh delapan item yang los seleksi deng angka korelasi di atas 0,2. Namun, dari kedua puluh delapan item ini hanya dipilih dua puluh item paling tinggi korelasi item-totalnya dengan tetap memperhatikan propors

a. Karena banyaknya item yang diujicobakan, uji coba dilakukan

hari Sabtu, 29 Juli 2006, sedangkan sesi kedua dilakukan

a peneliti dibantu oleh dua asisten

asing-m pok pada saat yang bersam

oba dilakuka tian e mpok asi

elompok terdiri a .

Data-data yang diperoleh dari uji coba otalnya, yaitu menggu

ari perhitu lo an

i blue-print. Dengan demikian, kedua puluh item yang lolos seleksi tersebut adalah item-item nomor 2, 7, 15, 19, 21, 23, 24, 25, 29, 30, 33, 35, 36, 41, 43, 49, 54, 56, 57, dan 60. Item-item inilah yang disusun kembali menjadi skala final yang akan dipergunakan dalam penelitian.

6. Reliabilitas dan Validitas Skala Penelitian

Susunan skala final yang telah tersusun adalah sebagai berikut.

Tabel 8. Susunan 20 item skala sikap sosial untuk penelitian Komponen Sikap (nomor item) Komponen Objek Sikap Kognitif Afektif Konatif

Total (item) Keluarga Favorabel 1, 19 6, 8 4 Unfavorabel 15 7, 18 3 Tema Favorabel 10, 16 3 4, 9, 12 6 n sebaya Unfavorabel 14 13, 17 3

Orang asing lainnya

Favorabel 11 1

Unfavorabel 5 2, 20 3

Total 20

Kedua puluh item skala final yang telah tersusun di atas kemudian dihitung reliabilitasnya dengan bantuan SPSS 11.0. Reliabilitas ini dihitung berdasarkan nilai alpha. Karena skor item-item dalam skala ini tidak dikotomis, reliabilitasnya dilihat dari nilai standardized item alphanya. Dari perhitungan didapat angka reliabilitas sebesar 0,7159. Meskipun tidak terlalu baik, angka reliabilitas ini dinilai cukup memenuhi syarat sehingga skala sikap sosial tersebut dapat digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian.

Validitas skala ini diperoleh melalui beberapa metode. Yang pertama adalah validitas isi, yaitu melalui professional judgement. Dalam hal ini, penilaian dilakukan oleh dosen pembimbing serta peneliti sendiri. Skala sikap sosial ini

inilai memiliki social desirablitiy yang cukup tinggi sehingga dapat engetahui kebenaran hal ini secara lebih njut, wawancara akan dilakukan terhadap subjek setelah mereka mengisi skala. Wawan

cara ini mewakili ketiga komponen sikap sosial. ara penyekoran pada wawancara ini pada dasarnya sama dengan penyekoran

ga sama. Bila subjek memberikan jawaban fav mak hal unf mak men d

mempengaruhi validitasnya. Untuk m la

cara ini diperlukan sebagai cross-check terhadap skala sikap sosial yang digunakan.

Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam wawancara pada dasarnya sama dengan item-item pada skala, hanya dinyatakan dalam kalimat yang berbeda. Karena hanya berfungsi sebagai cross-check terhadap keakuratan skala sikap sosial, tidak semua item dalam skala akan ditanyakan dalam wawancara. Hanya delapan item saja yang akan ditanyakan kembali dalam wawancara. Delapan pertanyaan dalam wawan

C

pada skala, sebab item-itemnya ju

orabel pada item favorabel dan jawaban unfavorabel pada item unfavorabel, a ia akan mendapat skor tertentu sesuai skor item yang bersangkutan (seperti nya jawaban “ya” pada skala). Sebaliknya, bila subjek memberikan jawaban avorabel pada item favorabel dan jawaban favorabel pada item unfavorabel,

a ia akan memperoleh skor 0 (seperti halnya jawaban “tidak” pada skala). Korelasi skor keseluruhan atau skor mean antara skala dan wawancara ini unjukkan angka korelasi yang kurang baik (r = 0,360). Meskipun dinyatakan

sign hal dip

F.

sert

Pre iberikan di awal penelitian, sedangkan post-test diberikan di akhir

Dokumen terkait