• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sugiyono (2012: 297) memaparkan bahwa Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengahasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.

Penelitian R&D ini menghasilkan produk dengan mengembangkan produk yang berguna untuk mengukur kemampuan siswa secara kognitif berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditentukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini mengembangkan tes hasil belajar matematika pada kompetensi dasar melakukan pengukuran sudut untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini menghasilkan produk soal tes hasil belajar.

Langkah-langkah dalam melakukan penelitian pengembangan menurut Borg and Gall ada sepuluh (dalam Sugiyono, 2012 : 298) yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, (10) produksi masal. Sepuluh langkah yang harus dilakukan

Gambar 3.1 Langkah Metode Penelitian Pengembangan (Research and Development)

Penjabaran kesepuluh langkah Metode Penelitian Pengembangan (Research and Development) Borg & Gall (dalam Sugiyono 2012: 298-311) sebagai berikut:

1. Potensi dan Masalah

Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Maksud dari nilai tambah yaitu apabila tidak dilakukan tidak akan mengurangi apapun sedangkan apabila dilakukan akan menguntungkan. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Sugiyono ( 2012: 298) mengemukakan bahwa potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri melainkan di dapatkan dari laporan penelitian orang lain dan dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.

Sugiyono (2012: 300) memaparkan bahwa pengumpulkan data dari berbagai informasi dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Pengumpulan data berfungsi untuk menentukan metode yang akan digunakan dalam melaksanakan penelitian.

3. Desain Produk

Sugiyono (2012: 300) mengemukakan bahwa produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development bermacam-macam. Dalam menghasilkan sistem kerja yang baru maka peneliti harus membuat rancangan kerja yang baru. Rancangan kerja baru ini dibuat berdasarkan penilaian terhadap sistem kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan-kelemahan terhadap sistem tersebut. Peneliti harus mengkaji referensi mutakhir yang terkait dengan sistem kerja yang modern. Hasil kegiatan berupa desain produk baru, yang lengkap dengan spesifikasi lebih baik. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar (visual) atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuat produk baru. 4. Validasi Desain

Sugiyono (2012: 302) memaparkan bahwa validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan rasional karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional belum fakta lapangan. Validasi memerlukan beberapa ahli untuk menilai produk baru

dijadikan acuan untuk memperbaiki produk baru yang dihasilkan. 5. Revisi Desain

Revisi desain dilakukan apabila terdapat kelemahan pada produk baru yang telah dibuat. Revisi desain mampu untuk memperbaiki kesalahan yang terdapat pada produk baru. Mempebaiki produk dilakukan atas dasar komentar dari para ahli yang telah menilai produk tersebut. Peneliti bertugas memperbaiki desain produk untuk mengatasi masalah yang terdapat pada produknya (2012: 302).

6. Uji Coba Produk

Sugiyono (2012: 302) mengemukakan pendapat bahwa uji coba produk dapat dilakukan apabila produk yang baru telah divalidasi dan direvisi.

Peneliti dapat membandingkan hasil produk lama dengan produk baru. Hasil ini dilakukan untuk mendapatkan informasi sistem kerja yang baru tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan sistem lama atau sistem yang lain. Pengkajian dapat dilakukan dengan eksperimen, yaitu dengan cara membandingkan keadaan sebelum dan sesudah memakai sistem baru (before-after) atau dengan membandingkan dengan membandingkan dengan

kelompok yang tetap menggunakan sistem lama. 7. Revisi Produk

Revisi produk merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan uji lapangan yang lebih luas. Penyempurnaan produk pada tahap ini akan semakin memantapkan produk yang akan dikembangkan. Revisi produk

meningkatkan kualitas produk. Penyempurnaan pada tahap ini tidak hanya didasarkan pada aspek kualitas, melainkan juga kuantitasnya berdasarkan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran yang sudah diuji untuk menggunakan produk yang dikembangkan (Sugiyono, 2012: 310).

8. Uji Coba Pemakaian

Uji coba pemakaian yang sudah berhasil dapat diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup luas. Hal tersebut dapat dilakukan terhadap produk yang berhasil. Kekurangan dan kendala yang muncul pada uji coba sebelumnya harus dilakukan sebagai perbaikan untuk meningkatkan kualitas produk. Tahap ini berkaitan dengan pengujian terhadap evektifitas dan adaptabiitas desain produk yang melibatkan pemakai produk (Sugiyono, 2012: 310). 9. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan apabila dalam pemakaian pada lembaga yang lebih luas terdapat kekurangan dan hambatan. Pada tahap ini, revisi produk merupakan langkah terakhir dari tahap penyempurnaan sebelumnya produk disebar. Evaluasi kinerja produk diharapkan mampu mengatasi kelemahan dan kendala pada produk, sehingga produk siap diproduksi secara masal sebagai langkah terakhir tanpa adanya kekurangan. Revisi produk yang benar dan teliti dapat menyempurnakan dan mengangkat kualitas produk. Pada tahapan ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat efektifitasnya dapat dipertanggung jawabkan (Sugiyono, 2012: 311).

Produk yang telah dilakukan revisi akhir dapat diproduksi secara masal apabila produk yang sudah diuji cobakan telah dinyatakan efektif dan memenuhi kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan lingkungan untuk diproduksi secara masal (Sugiyono, 2012: 311).

Penelitian pengembangan dapat menerapkan sepuluh langkah ini untuk memperoleh hasil yang baik. Namun adanya kendala waktu dalam sepuluh langkah ini membuat peneliti tidak menggunakan semua langkah tersebut. Peneliti hanya menggunakan tujuh langkah pengembangan. Produk yang dihasilkan telah divalidasi, diuji cobakan, dan direvisi guna mencapai hasil yang lebih baik.

Dokumen terkait