• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Lingkungan sebagai sumber belajar

1) Jenis Alat Penilaian Hasil Belajar IPA

Secara garis besar, metode evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu tes dan nontes.43Kedua macam bentuk tersebut digunakan untuk mengukur ketercapaian hasil belajar IPA. Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee.44Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa

41

ibid, hlm. 57 42

Nana Sudjana, op.cit, hlm. 30-31 43

Sukardi, op.cit, hlm. 11 44

dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).45Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

Sedangkan alat penilaian nontes digunakan untuk mengevaluasi penampilan dan aspek-aspek belajar afektif siswa.46 Dengan teknik nontes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan

pengamatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara

(interview), menyebarkan angket (questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis).47Teknik nontes ini pada umumnya memegang peranan yang penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup (affective domain), dan ranah keterampilan psychomotoric domain).

Kedua bentuk alat penilaian di atas sangat tepat digunakan untuk mengukur ketercapaian dalam pelajaran IPA. Para guru harus mengetahui bahwa tidak semua materi pelajaran dapat diukur dengan menggunakan tes, tetapi ada beberapa materi tertentu yang hanya dapat diukur dengan menggunakan teknik non tes

a) Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil- hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiennya dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses.

45

Nana Sudjana, op.cit, hlm. 35 46

Sukardi, loc.cit.

47

Sejalan dengan pengertian di atas maka penilaian berfungsi sebagai berikut:48

1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan instruksional.

2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru,dll.

3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang

tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.

Sedangkan tujuan penilaian adalah sebagai berikut:

1) Mendeskripsikan kecakapan para siswa, sehingga diketahui berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.

2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah, yakni seberapa jauh keefektifannnya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.

3) Menentukan tidak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.

4) Memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Sukardi dalam bukunya evaluasi pendidikan mengatakan evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut:49

2) Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru.

48

Nana Sudjana, op.cit., hlm.3-4 49

3) Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.

4) Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.

5) Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa.

6) Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.

7) Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan belajar yang telah dilakukan.

b.Kerangka Berpikir

Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku seseorang berdasarkan pengalaman tertentu. Oleh karena itu untuk mencapai perubahan, diberikan dalam proses belajar mengajar, Sedangkan hasil belajar IPA dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, oleh karena itu perubahan sebagai hasil proses proses belajar adalah perubahan yang mempengaruhi perubahan tingkag laku.

Untuk mempermudah tercapainya tujuan yang digambarkan dalam bentuk perilaku tersebut, maka hanya melalui kejelasan materi yang disampaikan, kegembiraan, dan kesenangan anak. Diharapkan para siswa dapat aktif dan keatif.

Salah satu usaha untuk mewujudkan kondisi proses belajar sebagaimana yang diharapkan di atas adalah dengan jalan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar.

Kemampuan siswa berbeda-beda seperti kemampuan keterampilan, menghafal, memahami dan memecahkan suatu masalah. Dalam pembelajaran IPA mereka mampu memberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan-ketempilan proses IPA sesuai dengan perkembangan kognitifnya yaitu pada tahap kongkret- oprasional usia 7-11 tahun, baru mampu berfikir sistematis mengenai benda-benda atau peristiwa yang

kongkret. Hal tersebut sesuai dengan kegunaan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu dengan siswa mengamati lingkungan ataupun lingkungan yang dibawa ke kelas yang meliputi biotik, abiotik dan masyarakat, dimana siswa dapat melihat, memegang, dan terlibat langsung dalam suatu kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan akan sangat berdampak terhadap peningkatan hasil pembelajaran, karena sumber belajar tidak hanya pada bahan atau alat- alat yang di gunakan untuk membantu setiap orang belajar. Seperti tujuan pendidikan yaitu untuk mengembangkan kemampuan personal dan sosial peserta didik yang didasarkan kepada pemanfaatan.

Dokumen terkait