• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Lingkungan sebagai sumber belajar

1) Pengertian Hasil Belajar IPA

Usman Samatoa mengemukakan Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA).Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu-ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.24

IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler yang dikutip oleh Usman Samatowa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu system, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak haya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yag sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.

IPA berfaedah bagi suatu bangsa. Kesejahteraan suatu bangsa banyak sekali tergantung kepada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi. Suatu teknologi tidak akan

24

Usman Samatowa, Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT.Indeks, 2010), hlm. 3

berkembang pesat jika tidak didasari pengetahuan dasar yang memadai. Sedangkan pengetahuan dasar untuk teknologi adalah IPA.25

IPA melatih anak berpikir kritis dan objektif. Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif.Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat.Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indera.

Dari pernyataan di atas, terlihat dengan jelas bahwa pelajaran IPA memiliki peranan penting dalam menumbuhkan kemampuan berfikir logis dalam memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan. Pembelajaran IPA di sekolah dasar sangatlah penting diberikan agar peserta didik dapat mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, teknologi, dan lingkungan. Dengan IPA pula peserta didik dapat mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan tujuan yang telah disebutkan di atas tergambar dengan jelas bahwa arah dan orientasi pembelajaran IPA adalah mengarahkan siswa untuk mampu mengembangkan segala pengetahuan yang dimiliki untuk memelihara dirinya sendiri, lingkungan serta jagad raya ini. Untuk menilai ketercapaian semua tujuan tersebut, dibutuhkan suatu bukti yang menunjukkan tingkat penguasaan siswa terhadap konsep IPA yang telah diberikan. Bukti tersebut dapat ditunjukkan dengan pencapaian hasil belajar yang diperoleh siswa setelah melewati serangkaian kegiatan belajar.

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya yakni ”hasil” dan ”belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau

25

proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.26 Sedangkan pengertian belajar menurut Muhibbin Syah belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.27 Sedangkan menurut Alex Sobur belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman.28 Sejalan dengan pendapat Alex, pengertian belajar menurut Iskandarwassid adalah proses perubahan tingkah laku pada peserta didik akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya melalui pengalaman dan latihan.29 Pengertian belajar memang selalu berkaitan dengan perubahan, baik yang meliputi keseluruhan tingkah laku individu maupun yang hanya terjadi pada aspek dari kepribadian individu. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Jadi hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan individu (manusia) berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman.

Sementara itu, menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.30 Hasil belajar menurut Purwanto seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.31 Jadi hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar antara guru dengan siswa yang diakhiri dengan proses evaluasi yang hasilnya itulah merupakan hasil belajar siswa selama menerima pembelajaran.

26

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), hlm. 44 27

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Deangan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet.15 hlm. 87

28

Alex sobur, Psikologi Umum, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2003), hlm. 218 29

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 5

30

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 22

31

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan bukti pencapaian kemampuan belajar yang diperoleh siswa setelah melalui serangkaian kegiatan pembelajaran, yang bertujuan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan IPA adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dan sistematis dalam memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, Hasil belajar IPA adalah bukti pencapaian pemahaman terhadap konsep-konsep IPA yang diperoleh siswa setelah melalui proses pembelajaran.

a) Jenis-Jenis Hasil Belajar

Howard kingsley membagi tiga jenis hasil belajar, yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris.32Dalam bukunya, Muhibbin Syah membagi hasil belajar kedalam tiga ranah sebagai berikut:33

1) Ranah cipta (kognitif), terdiri dari: pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan, analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti), sintesis (membuat paduan baru dan utuh).

2) Ranah rasa (afektif), terdiri dari: penerimaan, sambutan, apresiasi

(sikap menghargai), internalisasi (pendalaman), karakterisasi

(penghayatan).

3) Ranah karsa (psikomotorik), terdiri dari: keterampilan bergerak dan bertindak, dan kecakapan ekspresi verbal dan non verbal.

Dalam dunia pendidikan di Indonesia jenis-jenis hasil belajar yang paling dikenal dan paling sering digunakan adalah jenis-jenis belajar yang dikemukakan oleh Benyamin S. Bloom atau yang sering dikenal dengan

“Taksonomi Bloom”. Benyamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu

32

Nana Sudjana, loc.cit.

33

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Deangan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 16 hlm. 148-150

berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokkan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu pada tiga domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu: ranah proses berpikir (cognitive domain), ranah nilai atau sikap (affaective domain), ranah keterampilan (psychomotor domain).34

Menurut Bloom ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurutnya, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.35 Domain kognitif

merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan

perkembagannya dari persepsi, intropeksi, atau memori siswa.36 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni:37

1) Pengetahuan atau ingatan; istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual.

2) Pemahaman; tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya.

3) Aplikasi; penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. 4) Analisis; usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau

bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya atau susunannya.

5) Sintesis; penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh.

34

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011), Cet.11 hlm.

35

Anas Sudijono, op.cit, hlm. 49-50 36

Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 75

37

6) Evaluasi; pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, materi, dll.

Pada abad ke-21, Anderson dan Kratwohl menganggap bahwa taksonomi kognitif Bloom sudah kurang relevan dengan tuntutan jaman. Anderson dan Kratwohl sepakat untuk membuat sebuah tim untuk merevisi taksonomi kognitif Bloom. Berikut perubahan taksonomi Bloom taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Anderson dan Kratwohl:38

No. Sebelum Direvisi Setelah Direvisi

1. Pengetahuan Mengingat (remember)

2. Pemahaman Memahami (understand)

3. Penerapan Menerapkan (apply)

4. Analisis Menganalisis (analyze)

5. Sintesis Mengevaluasi (evaluate)

6. Evaluasi Menciptakan (create)

Sehingga taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Kratwohl yakni:39

1) Mengingat (remember); merupakan usaha mendapatkan kembali

pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan.

2) Memahami (understand); berkaitan dengan membangun sebuah

pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. 3) Menerapkan (apply); menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan masalah.

4) Menganalisis (analyze); memecahkan suatu permasalahan dengan

memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari

38

Zulfiani, op.cit, hlm. 66 39

Imam Gunawan dan Anggarini Retno Palupi, Taksonomi Bloom- Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian, diakses dari

http://www.ikippgrimadiun.ac.id/ejournal/sites/default/files/2_Imamgun%20&%20Anggarini_Tak sonomi%20Bloom%20%E2%80%93%20Revisi%20Ranah%20Kognitif%20Kerangka%20Landas an%20untuk%20Pembelajaran,%20Pengajaran,%20&%20Penilaian.pdf

keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.

5) Mengevaluasi (evaluate); memberikan penilaian berdasarkan criteria dan standar yang sudah ada.

6) Menciptakan (create); meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru.

Sementara itu ranah afektif menurut Anas Sudijono adalah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, yang terdiri dari lima aspek, yaitu:40 1) Menerima atau memperhatikan; kepekaan seseorang dalam menerima

rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.

2) Menanggapi; kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.

3) Menghargai; memberikan nilai atau memberikan penghargaan

terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.

4) Mengatur atau mengorganisasikan; merupakan pengembangan dari

nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lain. Jadi mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal.

5) Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai; keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

Sedangkan untuk ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang

40

menerima pengalaman belajar tertentu.41 Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:42

1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) 2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain

4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan

5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks

6) Kemampuan yag berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti

gerakan ekspresif dan interpretatif

Dari berbagai penjelasan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hasil belajar tidak dapat hanya diukur dengan menggunakan aspek pengetahuan saja, melainkan harus melibatkan segala aspek perubahan tingkah laku, baik secara intelektual, fisik, dan psikologis.

Dokumen terkait