• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pediatri

2.7 Jenis Penyakit

Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada

masyarakat. Infeksi saluran napas berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi

infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah. Infeksi saluran napas

atas meliputi rhinitis, sinusitis, faringitis, laringitis, epiglotitis, tonsilitis, otitis.

Sedangkan infeksi saluran napas bawah meliputi infeksi pada bronkhus, alveoli

seperti bronkhitis, bronkhiolitis, pneumonia. Infeksi saluran napas atas bila tidak

diatasi dengan baik dapat berkembang menyebabkan infeksi saluran nafas bawah.

Infeksi saluran nafas atas yang paling banyak terjadi serta perlunya penanganan

dengan baik karena dampak komplikasinya yang membahayakan adalah otitis,

sinusitis, dan faringitis.

2.7.1 Bronkhitis

Bronkhitis adalah kondisi peradangan pada daerah trakheobronkhial.

Peradangan tidak meluas sampai alveoli. Bronkhitis seringkali

diklasifikasikansebagai akut dan kronik. Bronkhitis akut mungkin terjadi pada

semua usia, namun bronkhitis kronik umumnya hanya dijumpai pada dewasa.

Pada bayi penyakit ini dikenal dengan nama bronkhiolitis. Bronkhitis akut

umumnya terjadi pada musim dingin, hujan, kehadiran polutan yang mengiritasi

seperti polusi udara, dan rokok.

bakteri atypical yang menjadi penyebab bronkhitis yaitu Chlamydia pneumoniae

ataupun Mycoplasma pneumoniae yang sering dijumpai padaanak-anak, remaja

dan dewasa. Bakteri atypical sulit terdiagnosis, tetapimungkin menginvasi pada

sindroma yang lama yaitu lebih dari 10 hari. Penyebab bronkhitis kronik berkaitan

dengan penyakit paru obstruktif, merokok, paparan terhadap debu,polusi udara,

infeksi bakteri.

Terapi antibiotik pada bronkitis akut tidak dianjurkan kecuali bila disertai

demam dan batuk yang menetap lebih dari 6 hari, karena dicurigai adanya

keterlibatan bakteri saluran napas seperti S. pneumoniae, H. Influenzae.Untuk

batuk yang menetap > 10 hari diduga adanya keterlibatan Mycobacterium

pneumoniae sehingga penggunaan antibiotik disarankan. Antibiotik yang dapat

digunakan dengan lama terapi 5-14 hari sedangkan pada bronkhitis kronik

optimalnya selama 14 hari (Depkes RI., 2005).

2.7.2 Faringitis

Faringitis adalah peradangan pada mukosa faring dan sering meluas ke

jaringan sekitarnya. Faringitis banyak diderita anak-anak usia 5-15 th di daerah

dengan iklim panas. Faringitis dijumpai pula pada dewasa yang masih memiliki

anak usia sekolah atau bekerja di lingkungan anak-anak.

Sejumlah antibiotik terbukti efektif pada terapi faringitis oleh Streptococcus

grup A, yaitu mulai dari Penicillin dan derivatnya, sefalosporin maupun

makrolida. Penicillin tetap menjadi pilihan karena efektivitas dan keamanannya

sudah terbukti, spektrum sempit serta harga yang terjangkau. Amoksisilin

menempati tempat yang sama dengan penicilin, khususnya pada anak dan

selama 10 hari untuk memastikan eradikasi Streptococcus, kecuali pada

azitromisin hanya 5 hari (Depkes RI., 2005).

2.7.3 Pneumonia

Pneumonia merupakan infeksi di ujung bronkhiol dan alveoli yang dapat

disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, jamur, virus dan parasit.

Penatalaksanaan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri sama seperti

infeksi pada umumnya yaitu dengan pemberian antibiotik yang dimulai secara

empiris dengan antibiotik spektrum luas sambil menunggu hasil kultur. Setelah

bakteri pathogen diketahui, antibiotik diubah menjadi antibiotik yang berspektrum

sempit sesuai patogen (Depkes RI., 2005).

2.7.4 Sinusitis

Sinusitis merupakan peradangan pada mukosa sinus paranasal. Peradangan

ini banyak dijumpai pada anak dan dewasa yang biasanya didahului oleh infeksi

saluran napas atas. Sinusitis dibedakan menjadi sinusitis akut yaitu infeksi pada

sinus paranasal sampai dengan selama 30 hari baik dengan gejala yang menetap

maupun berat. Sinusitis berikutnya adalah sinusitis subakut dengan gejala yang

menetap selama 30-90 hari. Sinusitis kronik didiagnosis bila gejala sinusitis terus

berlanjut hingga lebih dari 6 minggu.

Bakteri yang paling umum menjadi penyebab sinusitis akut adalah

Streptococcus pneumoniae, Haemophilusinfluenzae dan Moraxella catarrhalis.

Patogen yang menginfeksi pada sinusitis kronik sama seperti pada sinusitis akut

dengan ditambah adanya keterlibatan bakteri anaerob dan S. aureus.

Terapi pokok meliputi pemberian antibiotika dengan lama terapi 10-14 hari,

hari maka antibiotik dapat diperpanjang hingga 10-14 hari lagi. Pada kasus yang

kompleks diperlukan tindakan operasi (Depkes RI., 2005).

2.7.5 Demam Tifoid

Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik yang bersifat akut yang

disebabkan oleh Salmonella typhi (Soedarmo dkk., 2002). Demam tifoid masih

merupakan penyakit endemik di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit

menular yang tercantum dalam undang-undang No. 6 tahun 1962 tentang wabah,

yaitu: kelompok penyakit menular ini merupakan penyakit yang mudah menular

dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah

(Widodo, 2006).

Salmonella typhi masuk tubuh manusia melalaui makanan dan air yang

tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi

masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limfoid. Endotoksin Salmonella thypi

berperan dalam proses inflamasi local pada jaringan tempat kuman tersebut

berkembang biak. Salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan

pelepasan zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang, sehingga terjadi

demam (Mansjoer, 2001).

Terapi untuk pengobatan demam tifoid antara lain yaitu terapi non

farmokologis meliputi tirah baring dan makan makanan lunak yang rendah serat.

Untuk terapi non farmakologinya yaitu terapi simptomatis dapat diberikan untuk

perbaikan keadaan umum pasien yakni vitamin, antipiretik (penurun panas) untuk

kenyamanan penderita terutama anak. Untuk antimikroba digunakan

kloramfenikol dan untuk antibiotika yang lain yaitu tiamfenikol, kotrimoksazol,

2.7.6 Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran

kemih (mencakup organ-organ saluran kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih,

dan uretra). Infeksi Saluran Kemih adalah istilah umum yang menunjukkan

keberadaan mikroorganisme dalam urin. Walaupun terdiri dari berbagai cairan,

garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri

menuju kandung kemih atau ginjal dan berkembang biak dalam urin, terjadilah

Infeksi Saluran Kemih. Pilihan antibiotik yang dapat digunakan adalah

ampisilin,trimetoprim,kotrimoksazol, fluorokuinolon, sefalosporin generasi ketiga, aminoglikosida.

2.7.7 Tuberkulosis

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman TB

(Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi

dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.

Obat yang digunakan adalah: Rifampisin, INH, Pirazinamid, Streptomisin,

Etambutol (Depkes RI., 2005).

2.7.8 Infeksi Saluran Pencernaan

Infeksi yang lebih umumnya terjadi diseluruh dunia yang menyebabkan

mobiditas dan mortalitas. Sebagian terbesar disebabkan oleh usus dan sebagian

lagi oleh bakteri atau organism lain. Pada Negara berkembang dan Negara maju

Gastroenteritis akut meliputi diare yaitu penyebab utama mortalitas pada bayi dan

BAB III

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait