• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Sejarah Singkat Pendiri dan Perkembangan PT. Maruki Intenasional Indonesia

5.1. Jenis Kayu

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT. Maruki Internasional Indonesia pada saat kegiatan proses produksi dihasilkan jenis limbah kayu berdasarkan jenis kayu yang diolah dari factory 1 sampai factory 5. Ada 6 jenis kayu yang digunakan antara lain kayu Sonokeling (Dalbergia

latifolia Roxb), kayu Nyatoh (Palaquium rostratum), jenis kayu Eboni

(Diospyros celebica), kayu Jati (Tectona Grandis), kayu Amara (Diospyros

celebica), Cendana (Santalum album). Jenis kayu tersebut dapat dilihat pada

Gambar 2 sampai dengan Gambar 7 berikut:

Gambar 2. Jenis Kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia roxb)

Berdasarkan Gambar 2 Jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) merupakan salah satu jenis kayu keras yang sangat awet dan tahan terhadap rayap kayu ini biasa di gunakan dalam bahan dasar furniture atau industri kayu.

38

Gambar 3. Jenis Kayu Nyato (Palaquium rostratum)

Berdasarkan Gambar 3 Jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum) merupakan jenis kayu pertukangan yang saat ini menjadi favorit untuk digunakan sebagai bahan pintu, kusen, dan furniture.

Gambar 4. Jenis Kayu Amara (Diospyros celebica )

Berdasarkan Gambar 4 jenis kayu Amara (Diospyros celebica) merupakan jenis kayu yang sangat kuat dan awet. Tingkat kekuatan dan juga keawetan yang dimiliki berada di kelas kuat I karena mengandung ekstraktif yang bersifat racun terhadap berbagai macam organisme perusak kayu.

39

Gambar 5. Jenis Kayu Cendrana (Santalum album)

Berdasarkan Gambar 5 jenis kayu Cendana (Santalum album) merupakan sumber penghasil minyak atsiri dan merupakan kelas kuat II, kelas awet II dan tergolong mewah karena sifat kayu terasnya yang khas dan mengandung minyak dengan aroma yang spesifik.

Gambar 6. Jenis Kayu Eboni (Diospyros celebica)

Berdasarkan Gambar 6 Jenis kayu Eboni (Diospyros celebica) merupakan jenis-jenis tumbuhan endemik mempunyai corak kayu yang

40

sangat indah yang tersusun dalam strip hitam dan merah kecoklatan, karena corak kayunya yang khas, sangat kuat dan awet.

Gambar 7. Jenis kayu Jati (Tectona grandis)

Berdasarkan Gambar 7 Jenis kayu Jati (Tectona Grandis) merupakan jenis kayu bermutu tinggi dan sampai sekarang masih menjadi komoditas mewah yang banyak diminati masyarakat walaupun harga jualnya mahal dan termasuk ke dalam kelas kuat II-III dan kelas awet II. 5.2. Factory 1

Di bagian factory 1 terdiri dari kegiatan proses pemotongan, pengirisan dan laminating, hasil proses tersebut selanjutnya menghasilkan limbah kayu berdasarkan jenis kayunya. Berdasarkan jenis limbah kayu dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

41 Tabel 2. Limbah Kayu Factory 1

No Jenis Kayu Jenis Limbah Ukuran (cm)

Papan Balok Sabetan 1. Sonokeling (Dalbergia

latifolia Roxb)

Papan, balok, sabetan P= 11 L= 8 T=4,5 P=19 L=5 T=5 P=126 L=8 T=0,38 2. Nyatoh (Palaquium rostratum)

Papan, balok, sabetan P = 14 L =10 T = 3 P=17 L=5 T=5 P=121 L=10 T=0,48 3. Eboni (Diospyros celebica)

Papan, balok, sabetan P = 24 L =11 T =21 P=20 L=4 T=5 P=117 L=5 T=1,0 4. Jati (Tectona Grandis)

Papan, balok, sabetan P = 24 L =10 T = 4 P=17,5 L=6 T=6 P=122 L=8 T=1,25 5. Amara (Diospyros celebica)

Papan, balok, sabetan P = 29 L = 13 T = 18 P=15,7 L=9 T=8 P=137 L=4,6 T=1,75 6. Cendana (Santalum album)

Papan, balok, sabetan P = 16 L = 11 T = 6,5 P=12,6 L=10 T=10 P=116 L=5,6 T=0,8

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020

Berdasarkan Tabel 2 hasil yang diperoleh selama penelitian dari data

6 jumlah jenis kayu dari proses produksi antara lain jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb), jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum), jenis

kayu Eboni (Diospyros celebica), jenis kayu Jati (Tectona Grandis), jenis kayu Amara (Diospyros celebica), Cendana (Santalum album).

Dapat dilihat bahwa setiap jenis kayu menghasilkan limbah kayu dan mempunyai ukuran yang berbeda beda antara lain jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) menghasilkan limbah papan dengan ukuran panjang 11 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 4,5 cm, balok dengan ukuran panjang 19 cm, lebar 5 cm, dan tinggi 5 cm, dan sabetan dengan ukuran panjang 11 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 4,5 cm, jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum) menghasilkan jenis limbah papan dengan ukuran panjang 14 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 3 cm, balok dengan ukuran panjang 17 cm, lebar 5 cm, dan tinggi 5

42

cm, dan sabetan dengan ukuran panjang 121 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 0,48 cm, jenis kayu Eboni (Diospyros celebica) menghasilkan limbah papan dengan ukuran panjang 24 cm, lebar 11 cm, dan tinggi 21 cm, balok dengan ukuran panjang 20 cm, lebar 4 cm, dan tinggi 5 cm, dan sabetan dengan ukuran panjang 117 cm, lebar 5 cm, dan tinggi 1,0 cm, jenis kayu Jati (Tectona grandis) menghasilkan limbah papan dengan ukuran panjang 24 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 4 cm, balok dengan ukuran panjang 17,5 cm, lebar 6 cm, dan tinggi 6 cm, dan sabetan dengan ukuran panjang 122 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 1,2 cm, jenis kayu Amara (Diospyros celebica) menghasilkan limbah papan dengan ukuran panjang 29 cm, lebar 13 cm, dan tinggi 18 cm, balok dengan ukuran panjang 15,7 cm, lebar 9 cm, dan tinggi 8 cm, dan sabetan dengan ukuran panjang 29 cm, lebar 13 cm, dan tinggi 18 cm, jenis kayu Cendana (Santalum album) menghasilkan jenis limbah papan dengan ukuran panjang 16 cm, lebar 111 cm, dan tinggi 6,5cm, balok dengan ukuran panjang 12,6 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 10 cm, dan sabetan dengan ukuran panjang 116 cm, lebar 5,6 cm, dan tinggi 0,8 cm. Berdasarkan Jenis limbah kayu dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9 berikut.

43

Gambar 8. Limbah Papan Dan Balok

Gambar 9. Limbah Sabetan

Berdasarkan Gambar 8 dan Gambar 9 tersebut bahwa jenis limbah yang dihasilkan berupa limbah Papan dan Balok merupakan limbah yang dihasilkan dari proses produksi pemotongan, pengirisan dan laminating yang memiliki bentuk kotak persegi dan persegi panjang. Sedangkan limbah sabetan merupakan limbah yang dihasilkan dari potongan kayu hasil proses produksi yang berbentuk panjang dan tidak terlalu lebar.

44 5.2.1. Potensi Pemanfaatan Limbah Kayu

Potensi pemanfataan limbah kayu merupakan proses pengolahan sisa-sisa potongan kayu yang terbuang untuk di kembangkan menjadi suatu produk bernilai tinggi, sehingga mengefektifkan pemanfaatan limbah kayu. Potensi pemanfaatan limbah kayu dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Potensi Pemanfaatan Limbah Kayu

No. Jenis Limbah

Jenis Kayu Potensi Pemanfaatan (Produk) Ket Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) Nyatoh (Palaquium rostratum) Eboni (Diospyros celebica) Amara (Diospyros celebica) Cendana (Santalum album)

1. Papan dan Balok Gagang Pisau dan Sarangkanya A

Lemari A Kursi A Souvenir A Patung A Ukiran B Topeng B Kacamata B 2. Sabetan Gantungan A Sendok garpu B Asbak A Papan Nama A

Replika Kapal Pinisi B

Minyak Atsiri B

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020

Ket : A : Informasi Responden B : Informasi Internet

45

Jenis-jenis kayu yang diolah adalah kayu Sonokeling (Dalbergia

latifolia Roxb), kayu Nyatoh (Palaquium rostratum), jenis kayu Eboni

(Diospyros celebica), kayu Jati (Tectona Grandis), kayu Amara (Diospyros

celebica), Cendana (Santalum album). Berdasarkan Tabel 3 hasil yang

diperoleh dari data pemanfaatan jenis limbah kayu adalah di bagian factory 1 kayu yang akan diolah ada bentuk bantalan dan sawntimber. Limbah yang dihasilkan dalam bentuk papan, balok, dan sabetan. Jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) menghasilkan limbah papan, balok dan sabetan. Limbah kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) berpotensi untuk dibuat gagang pisau dan sarangkanya. jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum) merupakan kelas keawetan III-IV, menghasilkan limbah papan, balok dan sabetan. Limbah kayu jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum) berpotensi untuk dibuat Produk sendok, garpu, asbak, papan nama, replika kapal pinisi, dan minyak atsiri. Jenis kayu Eboni (Diospyros celebica) merupakan jenis kayu kuat dan awet, menghasilkan limbah papan, balok dan sabetan. Limbah jenis kayu Eboni (Diospyros celebica) berpotensi untuk dibuat produk lemari dan kursi produk sendok, garpu, souvenir, produk patung, ukiran, dan topeng. Jenis kayu Amara (Diospyros celebica) merupakan jenis kayu yang memiliki motif yang sangat bagus dan awet. menghasilkan limbah papan, balok dan sabetan. Limbah kayu Amara (Diospyros celebica) berpotensi untuk dibuat kacamata. Jenis kayu Cendana (Santalum album) karena merupakan jenis tekstur kayu yang halus dan awet, menghasilkan limbah papan, balok dan

46

sabetan. Limbah kayu Cendana (Santalum album) produk kacamata, patung, ukiran, dan topeng

Setelah di lakukan pengukuran volume, kemudian di potong-potong sesuai dengan panjang, lebar dan ketebalan yang di inginkan menggunakan mesin pemotong kayu, selanjutnya proses perekatan (laminating) dimana kayu di rekatkan bahan kayu yang berbeda sebagai tulang kayu (untuk menghasilkan kayu yang kuat). Berdasarkan Jenis limbah kayu dapat dilihat pada Gambar 10 sampai dengan Gambar 12 berikut:

Gambar 10. Potensi Produk Papan dan balok (Gagang pisau dan sarangkanya), (A)

47

Gambar 12. Produk Souvenir (A) Ket : A : Informasi Responden

B : Informasi Internet 5.3. Factory 2

Di bagian factory 2 terdiri dari kegiatan proses pembentukan, hasil proses tersebut selanjutnya menghasilkan limbah kayu berdasarkan jenis kayunya. Berdasarkan jenis limbah kayu dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Limbah Kayu Factory 2

No. Jenis Kayu Jenis Limbah Ukuran (cm)

1. Sonokeling

(Dalbergia latifolia Roxb)

Potongan kayu P= 6 L = 3,2 T=2,6 2. Nyatoh (Palaquium rostratum) Tatal - 3. Eboni (Diospyros celebica) Sukita P= 32 L=2,8 T= 0,6

48

Berdasarkan Tabel 4 hasil yang diperoleh selama penelitian dari data 6 jumlah jenis kayu antara lain jenis kayu Sonokeling (Dalbergia

latifolia Roxb), jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum), jenis kayu

Eboni (Diospyro celebica), jenis kayu Jati (Tectona Grandis), jenis kayu Amara (Diospyros celebica), jenis kayu Cendana (Santalum

album), tetapi hanya 3 jenis kayu yang dapat diteliti dari proses produksi

tersebut antara lain jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb), jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum), jenis kayu Eboni (Diospyros

celebica).

Dapat dilihat bahwa setiap jenis kayu menghasilkan jenis limbah kayu dan mempunyai ukuran yang berbeda seperti pada Gambar 13, 14 dan 15 berikut jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) menghasilkan jenis limbah potongan kayu yang merupakan sisa hasil olahan dari proses pembuatan produk Butsudan dengan ukuran panjang 6 cm, lebar 3,2 cm, dan tinggi 2,6 cm, jenis kayu Nyatoh (Palaquium

rostratum) menghasilkan jenis limbah tatal yango9 merupakan limbah

yang dihasilkan dari proses penghalusan permukaan kayu gergajian, dan jenis kayu Eboni (Diospyros celebica) menghasilkan jenis limbah sukita yang merupakan limbah yang memiliki bentuk yang tipis seperti kayu lapis dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 2,8 cm, dan tinggi 0,6 cm. Berdasarkan Jenis limbah kayu dapat dilihat pada Gambar 13, Gambar 14, dan Gambar 15 berikut:

49

Gambar 13. Limbah Tatal

Gambar 14. Limbah Potongan Kayu

Gambar 15. Limbah Sukita

Berdasarkan Gambar 13, Gambar 14, dan Gambar 15 berikut bahwa jenis limbah yang dihasilkan berupa limbah potongan kayu yang merupakan sisa hasil olahan dari proses pembuatan produk Butsudan, limbah tatal yang merupakan limbah yang dihasilkan dari proses

50

penghalusan permukaan kayu gergajian, dan limbah sukita yang merupakan limbah yang memiliki bentuk yang tipis seperti kayu lapis. 5.3.1. Potensi pemanfatan limbah kayu

Potensi pemanfataan limbah kayu merupakan proses pengolahan sisa-sisa potongan kayu yang terbuang untuk di kembangkan menjadi suatu produk bernilai tinggi, sehingga mengefektifkan pemanfaatan limbah kayu. Potensi pemanfaatan limbah kayu dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Potensi Pemanfatan Limbah Kayu Factory 2

No. Jenis Limbah Jenis Kayu Potensi Pemanfaatan (Produk) Ket . Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) Nyatoh (Palaquium rostratum) Eboni (Diospyros celebica) 1. Potongan kayu Jam tangan A Pipa Cangklong B Gantungan kunci A Gagang Tombak A Patung B

2. Tatal Alas kandang

peternakan hamster

A

Kompos A Media tanam A

3. Sukita Anyaman tikar A

Bakul B

Tudung Saji B

Tas B

Tempat tissue A Gelang A

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020

Ket : A : Informasi Responden B : Informasi Internet

51

Jenis-jenis kayu yang akan diolah adalah kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb), kayu Nyatoh (Palaquium rostratum), dan kayu Eboni (Diospyros celebica). Berdasarkan Tabel 5 hasil yang diperoleh selama penelitian dari data Pemanfaatan jenis limbah kayu adalah di factory 2, kayu yang akan diolah dalam bentuk papan dan balok. Limbah yang dihasilkan dalam bentuk potongan kayu, tatal, dan sukita. Jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) merupakan jenis kayu kuat dan awet, menghasilkan limbah potongan kayu dan sukita. Limbah kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) berpotensi untuk dibuat pipa cangklong, gantungan kunci, gagang tombak, patung, dan tempat tissue.

Jenis kayu Eboni (Diospyros celebica) merupakan jenis kayu kuat dan awet, menghasilkan limbah potongan kayu, tatal, dan sukita. Limbah kayu Eboni (Diospyros celebica) berpotensi untuk dibuat jam tangan, patung, alas kandangn peternakan hamster, kompos media tanam, anyaman tikar, bakul, tudung saji, tas, tempat tissue, dan gelang. Jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum) merupakan kelas keawetan III-IV, menghasilkan limbah potongan kayu, tatal, dan sukita. Limbah kayu kayu Nyatoh (Palaquium rostratum) berpotensi untuk dibuat produk gantungan kunci, alas kandang peternakan, anyaman tikar, dan tas.

Jenis limbah tatal merupakan jenis limbah kayu yang bentuknya tipis seperti kayu lapis dan berpotensi produk alas kandang dari jenis

52

Nyatoh (Palaquium rostratum) karena merupakan kelas keawetan III-IV, produk kompos dan media tanam dengan jenis kayu Eboni (Diospyros celebica) karena merupakan jenis kayu kuat dan awet, dan jenis limbah kayu sukita berpotensi Produk anyaman tikar dengan jenis kayu jenis Nyatoh (Palaquium rostratum) dan jenis kayu Eboni (Diospyros celebica) karena merupakan jenis kayu yang awet dan bagus, prodak bakul, tudung saji, dan gelang dengan jenis kayu Eboni (Diospyros celebica) karena merupakan jenis kayu yang sangat kuat dan awet, prodak tas dengan jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum) dan jenis kayu Eboni (Diospyros celebica) karena merupakan jenis kayu yang awet dan bagus tempat tissue dengan jenis kayu kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) dan jenis kayu Eboni (Diospyros

celebica) karena merupakan jenis kayu kuat dan awet. Berdasarkan

potensi pemanfaatan limbah kayu dapat dilihat pada Gambar 16, Gambar 17, dan Gambar 18 berikut :

53

Gambar 17. Potensi Produk Tatal (Alas kandang peternakan hamster ) (B)

Gambar 18. Potensi Poduk Sukita ( Anyaman Tikar) (A) Ket : A : Informasi Responden

B : Informasi Internet

Berdasarkan Gambar 16, Gambar 17, dan Gambar 18 berikut merupakan potensi pemanfaatan limbah tatal dan limbah sukita yang di yang diolah dari bahan dasar jenis limbah kayu tatal dan limbah sukita, produk ini tidak di produksi oleh PT. Maruki Intrernasinal Indonesia

54 5.4. Factory 3

Di bagian factory 3 terdiri dari kegiatan proses penghalusan, proses pengemplasan, dan proses pewarnaan awal hasil proses tersebut selanjutnya menghasilkan jenis limbah kayu berdasarkan jenis kayunya. Berdasarkan jenis limbah kayu dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Limbah Kayu Factory 3

No. Jenis Kayu Jenis Limbah Ukuran

1. Sonokeling

(Dalbergia latifolia Roxb)

Serbuk kayu - 2. Nyatoh (Palaquium rostratum) Debu pengemplasan -

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020

Berdasarkan Tabel 6 hasil yang diperoleh selama penelitian dari data 6 jumlah jenis kayu antara lain jenis kayu Sonokeling (Dalbergia

latifolia Roxb), jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum), jenis kayu

Eboni (Diospyros celebica), jenis kayu Jati (Tectona Grandis), jenis kayu Amara (Diospyros celebica), Cendana (Santalum album) tetapi hanya 2 jenis kayu yang dapat diteliti dari proses produksi tersebut antara lain jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb), jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum).

Dapat dilihat bahwa setiap jenis kayu menghasilkan jenis limbah kayu antara lain jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) mengasilkan jenis limbah serbuk kayu merupakan limbah yang diperoleh dari hasil penggergajian kayu yang menggunakan mesin maupun manual, jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum) menghasilkan jenis limbah debu

55

pengemplasan merupakan partikel kecil yang dihasilkan oleh proses penghalusan mekanis. Berdasarkan jenis limbah kayu dapat dilihat pada Gambar 19 dan Gambar 20 berikut:

Gambar 19. Proses Pengemplasan

Gambar 20. Limbah Serbuk Kayu

Berdasarkan Gambar 19 dan Gambar 20 berikut bahwa limbah debu pengemplasan merupakan limbah serbuk amplasan yang halus dalam skala kecil yang dihaluskan menggunakan mesin planer dan limbah serbuk kayu merupakan limbah yang diperoleh dari hasil penggergajian kayu yang menggunakan mesin maupun manual.

56 5.4.1. Potensi Pemanfataan Limbah

Potensi pemanfataan limbah kayu merupakan proses pengolahan sisa-sisa potongan kayu yang terbuang untuk di kembangkan menjadi suatu produk bernilai tinggi, sehingga mengefektifkan pemanfaatan limbah kayu. Potensi pemanfatan limbah kayu pada dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Potensi pemanfatan limbah kayu

No. Jenis Limbah

Jenis Kayu Ket . Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) Nyatoh (Palaquium rostratum) Potensi Pemanfaatan (Produk)

1. Serbuk kayu Pembuatan

briket kayu B Rak gantungan A Hiasan dinding B Arang B 2. Debu pengemplasan - - - -

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020

Ket : A : Informasi Responden B : Informasi Dari internet

Jenis-jenis kayu yang dihasilkan adalah Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) dan kayu Nyatoh (Palaquium rostratum). Berdasarkan Tabel 7 hasil yang di peroleh selama penelitian dari data pemanfaatan jenis limbah kayu adalah di bagian Factory 3, kayu yang akan diolah dalam bentuk balok. Limbah yang dihasilkan dalam bentuk serbuk kayu dan limbah debu pengemplasan dari proses penghalusan, proses pengemplasan, dan proses pewarnaan awal. Jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia

57

Roxb) menghasilkan limbah serbuk kayu. Limbah kayu kayu Sonokeling

(Dalbergia latifolia Roxb) berpotensi dibuat untuk produk pembuatan briket kayu, rak gantungan, dan arang dengan jenis kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) karena merupakan jenis tekstur kayu yang halus dan kuat, produk hiasan dinding. Jenis kayu Nyatoh (Palaquium

rostratum) karena merupakan kelas keawetan III-IV, menghasilkan limbah

Serbuk kayu. Limbah kayu Nyatoh (Palaquium rostratum) berpotensi dibuat untuk Hiasan dinding.

Setelah dilakukan pemotongan sesuai dengan komponen kayu yang dibutuhkan dan selanjutnya jenis limbah berupa debu pengemplasan menghasilkan limbah serbuk amplasan yang halus dalam skala kecil yang dihaluskan dengan menggunakan mesin planer. Limbah debu pengemplasan sulit untuk dimanfaatkan menjadi produk. Berdasarkan potensi pemanfaatan limbah kayu dapat dilihat pada Gambar 21 berikut.

Gambar 21. Potensi Produk Serbuk Kayu (Briket Kayu) (B) Ket : A : Informasi Responden

58 5.5. Factory 4

Dibagian factory 4 hasil yang diperoleh selama penelitian dari data 6 jumlah jenis kayu antara lain jenis kayu Sonokeling (Dalbergia

latifolia Roxb), jenis kayu Nyatoh (Palaquium rostratum), jenis kayu

Eboni (Diospyros celebica), jenis kayu Jati (Tectona Grandis), jenis kayu Amara (Diospyros celebica), Cendana (Santalum album) pada proses tersebut terdiri dari kegiatan proses assembling atau menggabungkan beberapa komponen dan pewarnaan akhir, proses ini dilakukan dengan ketepatan ukuran agar jenis kayu yang di hasilkan tidak miring dan goyang sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Selanjutnya maka proses ini tidak ada limbah yang dihasilkan dalam bentuk kayu yang dapat berpotensi untuk dimanfaatkan dalam suatu produk dengan kata lain potensinya sangat kecil karena pada factory ini hanya menghasilkan limbah serbuk dan debu dalam skala kecil pada saat proses melubangi pada bagian yang akan di beri bolt atau sekrup, adapun limbah lain pada factory ini yaitu limbah cair saat dilakukan pewarnaan akhir. Berdasarkan proses produksi tahap factory 4 dapat dilihat pada gambar 22 dan Gambar 23 berikut.

59

Gambar 22. Proses Assembling

Gambar 23. Proses Pewarnaan Akhir

Berdasarkan Gambar 22 dan Gambar 23 berikut bahwa Proses

Assembling merupakan sebuah proses produksi di mana input dasar

digabungkan untuk membuat output atau diubah menjadi output. Produk yang dirakit melewati jalur perakitan secara berurutan dari operasi ke operasi hingga selesai, dan proses pewarnaan akhir merupakan proses mempertajam suatu butsudan sehingga unsur jaringan menjadi kontras dan nampak lebih jelas.

60 5.6. Factory 5

Proses factory 5 adalah tahap akhir dalam pembuatan produk butsudan ini sangat menentukan produk dalam segi kualitas dan estetikanya. proses akhir atau packing yang siap ekspor, pada tahap ini tidak ada limbah yang di hasilkan secara signifikan jadi tidak ada limbah yang bisa di manfaatkan. Berdasarkan proses produksi factory 5 dapat dilihat pada gambar 24 dan Gambar 25 berikut.

Gambar 24. Proses Packing.

Gambar 25. Produk Butsudan Siap Di Ekspor.

Berdasarkan Gambar 24 dan Gambar 25 berikut bahwa Proses Packing merupakan proses akhir pada tahap ini untuk produk Butsudan yang siap ekspor.

60 VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di PT. Maruki Internasional Indonesia dapat disimpulkan jenis-jenis kayu yang digunakan ada 6 jenis kayu antara lain kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb), kayu Nyatoh (Palaquium

rostratum), kayu Eboni (Diospyros celebica), kayu Jati (Tectona Grandis), kayu

Amara (Diospyros celebica), dan kayu Cendana (Santalum album). Ukuran limbah yang berpotensi untuk dimanfaatkan produk adalah kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb) dengan ukuran panjang 11 cm, lebar 8 cm, dan tebal 4,5 cm, kayu Nyatoh (Palaquium rostratum) dengan ukuran panjang 14 cm, lebar 10 cm, dan tebal 3 cm, dan kayu Eboni (Diospyros celebica) dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 2,8 cm, dan tebal 0,6 cm.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan agar PT. Maruki Internasional Indonesia memanfaatkan limbah-limbah kayu untuk dijadikan produk atau apabila pihak PT. Maruki Internasional Indonesia tidak memanfaatkan limbah-limbah kayu yang dihasilkan dapat dialihkan limbah kayu tersebut kepada lembaga sosial yang dapat memanfaatkan limbah itu menjadi produk yang hasilnya nanti dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sosial dan diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan dapat memanfaatkan limbah kayu sebagai bahan dasar dalam pembuatan suatu produk secara optimal dan menjadi mata pencaharian yang bernilai tinggi.

Dokumen terkait