• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 4 Mengekspresikan Diri dengan Seni Teater

A. Jenis Teater Nusantara

Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu mengidentifikasi jenis karya seni teater Nusantara.

Teater Nusantara mencakup seni pertunjukan teater tradisional dan teater modern di wilayah Nusantara. Jenis teater Nusantara sangat ber-variasi. Hal ini disebabkan unsur-unsur pembentuk teater berbeda-beda tergantung dari kondisi dan sikap budaya masyarakat, tata cara dan adat, sumber teater, struktur geografis, orientasi kelompok teater, dan sebagainya. Keberanekaragaman jenis karya seni teater Nusantara merupakan kekayaan teater Indonesia yang sangat layak kita lestarikan. Berikut ini beberapa jenis teater Nusantara yang ada di bumi Indonesia.

1. Teater Tradisional

Teater tradisional merupakan teater yang berkembang di kalangan budaya etnik (suku bangsa) Indonesia. Teater tradisional dimulai sejak sebelum zaman Hindu. Pada saat itu terdapat tanda-tanda unsur-unsur teater tradisional banyak digunakan untuk mendukung upacara ritual. Teater tradisional merupakan bagian dari suatu upacara keagamaan ataupun upacara adat-istiadat dalam tata cara kehidupan masyarakat kita. Teater tradisional biasanya dipertunjukkan secara improvisasi (tanpa naskah) dan bisa dipentaskan di sembarang tempat. Proses munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan karena unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbeda-beda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber, dan tata-cara tempat teater tradi-sional tersebut lahir. Berbagai jenis teater traditradi-sional Indonesia antara lain: Makyong, Randai, Mamanda, Arja, Cepung, Wayang, Lenong, Drama Raja Longser, Tarling, Ketoprak, Srandul, Kentrung, Ludruk, Ketoprak, Dulmuluk, dan sebagainya.

2. Teater Klasik

Teater klasik merupakan teater yang sifatnya sudah mapan. Segala sesuatunya sudah teratur; dengan cerita dan pelaku yang terlatih, di-pertunjukkan di gedung-gedung pertunjukan yang memadai, dan cenderung tidak menyatu lagi dari kehidupan rakyatnya. Ceritanya statis namun memiliki daya tarik sebab kepiawaian dalang atau pelaku teater dalam membawakan cerita. Teater klasik lahir dari pusat kerajaan sehingga bersifat feodalistik. Contoh teater klasik adalah wayang orang, wayang kulit, dan wayang golek.

3. Teater Transisi

Teater transisi merupakan jenis teater peralihan dari bentuk tradisional ke bentuk modern. Kelompok teater yang masih tergolong kelompok teater tradisional mulai memasukkan unsur-unsur teknik teater Barat ke dalam pertunjukannya, dinamakan teater bangsawan. Teater transisi ditandai dengan adanya cerita yang sudah mulai ditulis, meskipun masih dalam wujud cerita ringkas. Penyajian cerita menggunakan panggung dan dekorasi yang telah diatur, serta mulai memperhitungkan teknik yang mendukung pertunjukan. Selain pengaruh dari teater bangsawan, teater tradisional berkenalan juga dengan teater Barat yang dipentaskan oleh orang-orang Belanda di Indonesia sekitar tahun 1805.

Rombongan pertama teater transisi misalnya Komedie Stamboel di Surabaya pada tahun 1891, yang pementasannya secara teknik telah banyak mengikuti budaya dan teater Barat (Eropa) dengan memper-tunjukkan naskah. Pendiri kelompok ini adalah August Mahieu, seorang Indo-Perancis kelahiran Surabaya (1860-1906). Sedang penyedia modal untuk Komedi Stamboel ialah seorang Cina-peranakan bernama Yap Goan Tay dan Cassim, pembantunya.

Setelah Komedie Stamboel muncul kelompok sandiwara seperti Sandiwara Dardanella (The Malay Opera Dardanella) yang didirikan Willy Klimanoff alias A. Pedro pada tanggal 21 Juni 1926. Kemudian lahirlah kelompok sandiwara lain, seperti Opera Stambul, Komidi Bang-sawan, Indra BangBang-sawan, Sandiwara Orion, Opera Abdoel Moeloek, Sandiwara Tjahaja Timoer, dan sebagainya.

Pada masa teater transisi belum muncul istilah "teater" namun dikenal istilah "sandiwara". Karenanya rombongan teater pada masa itu menggunakan nama sandiwara, sedangkan cerita yang disajikan dinamakan drama. Sampai pada Zaman Jepang dan permulaan Zaman Kemerdekaan, istilah sandiwara masih sangat populer. Istilah teater bagi masyarakat Indonesia baru dikenal setelah Zaman Kemerdekaan. Setelah kemunculan teater transisi, banyak pengetahuan untuk mengadopsi seni teater Barat dan memadukannya dengan teater tradisional. Seiring dengan perkembangan teater, pada tahun 1930-an

sebagai ungkapan ketertekanan kaum intelektual di masa itu karena penindasan pemerintahan Belanda, muncul sastra drama yang pertama kali menggunakan bahasa Indonesia dan disusun dengan model dialog berbentuk sajak yakni Bebasari (artinya kebebasan yang sesungguhnya atau inti kebebasan) karya Rustam Efendi (1926). Naskah Bebasari merupakan sastra drama yang menjadi pelopor semangat kebangsaan saat itu.

Menjelang akhir pendudukan Jepang muncul rombongan sandiwara Penggemar Maya (1944) pimpinan Usmar Ismail dan D. Djajakusuma dengan dukungan Suryo Sumanto, Rosihan Anwar, dan Abu Hanifah beranggota cendekiawan muda, nasionalis, dan para profesional. Kelompok ini berprinsip menegakkan nasionalisme, humanisme, dan agama. Kelak, Penggemar Maya menjadi pemicu berdirinya Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) di Jakarta yang kelak mencetak tokoh-tokoh terkemuka teater Indoneia.

4. Kemajuan Teater Modern di Indonesia

Teater modern berkembang sebagai kelanjutan teater transisi. Pada awalnya teater modern Indonesia justru

berkem-bang dari lingkungan kurang terpelajar, yakni jenis teater bangsawan dan stamboel yang banyak mendapatkan pengaruh dari gaya teater Persia atau India di Penang, Malaysia. Zaman kemajuan teater modern di Indonesia ditengarai dengan ber-dirinya Taman Ismail Marzuki serta kedatangan Rendra dari Amerika (1968) dan mendirikan Bengkel Teater di Yogya. Dua hal ini menjadi pemicu lahir dan berkembangnya kelompok-kelompok teater modern di Indonesia.

Kamu sudah mempelajari berbagai jenis karya seni teater Nusantara. Untuk menambah kreativitasmu, kerjakan tugas berikut ini!

1. Sebutkan kriteria mengapa sebuah pertunjukan teater disebut teater tradisional?

2. Sebutkan kriteria teater modern yang berkembang di wilayah Nusantara!

3. Sebutkan berbagai jenis pertunjukan teater Nusantara yang kamu kenal. Sebutkan pula jenis pertunjukan teater Nusantara yang pernah kamu saksikan!

4. Sebutkan dan jelaskan secara singkat ciri khas teater tradisional Nusantara yang berkembang di wilayah sekitar tempat tinggalmu! 5. Tuliskan keunikan teater tradisional yang berkembang di

wila-yah sekitar tempat tinggalmu tersebut!

Sumber:

www.mywritingblogs.com

Gambar 5.2 Rendra, pendiri Bengkel Teater Rendra.