• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengekplorasi Teknik Olah Tubuh, Olah Pikir,

Bab 4 Mengekspresikan Diri dengan Seni Teater

A. Mengekplorasi Teknik Olah Tubuh, Olah Pikir,

Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu mengeksplorasi teknik olah tubuh, olah pikir, dan olah suara.

Pada bab 2 kamu pernah mempelajari teknik olah tubuh, olah pikir, dan olah suara. Nah, berikut adalah pengembangan-pengembangan teknik olah tubuh, olah pikir, dan olah suara.

1. Melatih Tubuh

Latihan tubuh adalah latihan ekspresi secara fisik. Kita berusaha agar fisik kita dapat bergerak secara fleksibel, disiplin, dan ekspresif. Artinya, gerak-gerik kita wajar, tetapi berdisiplin terhadap peran kita, dan ekspresif sesuai watak dan perasaan tokoh yang kita bawakan. Di beberapa kelompok teater biasanya sering diberikan latihan dasar akting, berupa menari, balet, senam, dan latihan pencak silat untuk melatih kelenturan, kedisiplinan, dan daya ekspresi jasmaniah. Rikrik El Saptaria dalam bukunya menjelaskan teknik latihan olah tubuh sebagai berikut.

a. Head Alone (Gerakan hanya Kepala)

– Kepala terbang, kepala tiba-tiba ringan, dan terbang ke langit, rasakan dengan intens ringannya kepala itu dan efeknya pada tubuh.

– Kepala tiba-tiba berat ke depan, ke belakang, ke samping kiri atau ke samping kanan. Rasakan dengan intens berat kepala itu serta efeknya pada tubuh.

Gambar 4.2 Contoh gerakan pemberian konsentrasi kekuatan pada kepala.

Sumber:

b. Hand Alone (Hanya Tangan)

– Berilah jiwa pada tangan, jadilah tangan itu binatang (bisa saja ular). Rasakan efeknya ketika tangan itu bergerak menjauhi tubuh atau rasakan tangan itu ketika sang ular tiba-tiba menge-jar tubuh (mematuk tubuh).

– Atau bayangkanlah jika tangan kamu itu tiba-tiba ringan dan terbang ke udara. Bisa juga tiba-tiba tangan kamu menjadi berat, seolah-olah membawa beban yang sangat berat.

Gambar 4.3 Contoh gerakan pemberian konsentrasi kekuatan pada tangan.

c. Stomach Alone (Hanya Perut)

Rasakan di dalam tubuh ada satu benda yang bergerak-gerak liar mendorong perut, seluruh badan bagian tersebut seperti akan keluar, dan terasa ringan seolah akan terbang. Rasakan efeknya pada kaki, tangan, dan kepala. Kemudian rasakan pula bagian perut tersebut menjadi berat.

Gambar 4.4 Contoh gerakan pemberian konsentrasi kekuatan pada perut.

d. Hip Alone (Hanya Pantat)

– Rasakan bagian-bagian torsonya, menjadi berat atau menjadi ringan.

– Rasakan seluruh efeknya pada kaki, perut, tangan, dan kepala. Misalnya: Bagaimana jika tiba-tiba pantat kita terbang? Apa yang terjadi pada tubuh kita?

Sumber:

Dokumentasi penulis

Sumber:

Gambar 4.5 Contoh gerakan pemberian konsentrasi kekuatan pada pantat.

e. Legs Alone (Hanya Kaki)

Kaki dimulai dengan berjalan, berbelok dengan ujung-ujung jari kaki, berbelok dengan pangkal kaki, berbelok dengan lutut, demikian seterusnya. Dan bagaimana jika kaki menjadi berat atau ringan (silakan pilih) misalnya jika kaki kita tiba-tiba terasa ringan dan terbang, tentu saja diusahakan untuk tidak terjatuh. Bagaimana efeknya pada tubuh kita?

Gambar 4.6 Contoh gerakan pemberian konsentrasi kekuatan pada kaki. Kemudian kombinasikan beberapa gerakan tadi (kaki berat, tangan berat, perut berat) untuk dijadikan sebagai sebuah karakter. Contohnya: kera.

Gambar 4.7 Contoh gerakan kombinasi kekuatan pada kepala, tangan, perut, pantat, dan kaki tercipta karakter kera.

Sumber: Dokumentasi penulis Sumber: Dokumentasi penulis Sumber: Dokumentasi penulis

2. Melatih Pikiran

a. Latihan Konsentrasi

Konsentrasi diarahkan untuk melatih aktor/pemain dalam kemam-puan membenamkan dirinya sendiri ke dalam watak dan pribadi tokoh yang dibawakan dan ke dalam lakon itu. Konsentrasi harus pula di-ekspresikan melalui ucapan, gesture, movement, dan intonasi ucapannya.

b. Observasi dan Imajinasi

Untuk menampilkan watak tokoh yang diperankan, aktor/pemain secara sungguh-sungguh harus berusaha memahami bagaimana me-manifestasikannya secara eksternal. Pemain mulai dengan belajar mengobservasikan (memahami) setiap watak, tingkah laku, dan motivasi orang-orang yang dijumpainya. Kekuatan imajinasi berfungsi untuk mengisi dimensi kejiwaan dalam akting, setelah diadakan observasi ter-sebut. Akting bukan sekadar meniru apa yang diperoleh lewat observasi, tetapi harus menghidupkannya, memberi nilai estetis.

3. Melatih Suara

Latihan suara atau vokal dapat diartikan latihan mengucapkan suara secara jelas dan nyaring (vokal), dapat juga berarti latihan penjiwaan suara. Latihan suara bertujuan agar suara jelas, nyaring, mudah ditangkap, komunikatif, dan diucapkan sesuai daerah artikulasinya. Pengembangan pada latihan olah suara antara lain sebagai berikut. a) Menyanyi. Metode yang digunakan adalah menyanyi segala macam

jenis lagu terutama seriosa. Hendaknya dilakukan pagi hari setelah bangun tidur dan sebaiknya jangan makan ataupun minum dahulu. b) Deklamasi. Metode yang digunakan adalah pergi ke alam terbuka dan lapang, pilih puisi yang panjang. Perlu diperhatikan adalah pengaturan napas, ketepatan artikulasi, dan diksi. Deklamasikan puisi tersebut dengan keras dan penghayatan sampai ruang reso-nansimu terbentuk dan terbiasa.

Kamu sudah mempelajari cara mengekplorasi teknik olah tubuh, olah pikir, dan olah suara. Sekarang untuk mengasah kemampuan-mu praktikkan materi cara mengekplorasi teknik olah tubuh, olah pikir, dan olah suara di atas.

B. Merancang Pertunjukan Teater Daerah Setempat

Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu merancang pertunjukan teater daerah setempat.

Sebelum pertunjukan teater dilakukan, perlu sekali menentukan jadwal produksi seperti jadwal latihan, misalnya, satu minggu diadakan latihan berapa kali sesuai kesepakatan bersama. Jadwal produksi ini juga penting berkaitan dengan penggalangan dana dan persiapan pertunjukan lainnya. Berikut ini kebutuhan-kebutuhan pertunjukan yang harus dipersiapkan.

1. Kebutuhan Pemeran

a. Kostum

Hal-hal yang dibutuhkan dalam kostum atau tata busana terdiri atas pakaian dan aksesoris yang sesuai

dengan karakter tokoh. Misalnya, untuk karakter perempuan desa dari Jawa dibutuhkan pakaian lusuh ber-warna biru tua, pakaian dalam me-makai suroso (pakai dalam yang sering dipakai oleh ibu-ibu zaman dahulu), tanpa menggunakan alas kaki. Bawah-an memakai kain pBawah-anjBawah-ang serta meng-gunakan selendang di bahu.

b. Alat Rias

Kebutuhan-kebutuhan dasar untuk rias pertunjukan teater adalah

foun-dation (alas bedak) dan bedak untuk

memberi warna pada kulit; pensil alis untuk menggambar karakter wajah,

blush on untuk menambah rona yang

dapat memperkuat perwatakan, dan lipstik. Kebutuhan lainnya, misalnya: pomade untuk memberi efek tata rambut yang menggambarkan karak-ter karak-tertentu, pasta gigi atau sindwich

yang dapat digunakan untuk memberi efek uban pada rambut, atau arang untuk memberi kesan kotor. Perlu kamu

pahami bahwa alat rias hendaknya aman untuk digunakan.

Sumber:

Dokumentasi penulis

Gambar 4.8 Busana pemain teater tradisi. Sumber: w w w .dreamworldfx.com

Gambar 4.9Foundation untuk memperkuat karakter wajah pemain.

c. Properti

Penggambaran karakter suatu tokoh biasanya diperkuat dengan benda-benda yang dapat menghubungkannya dengan pekerjaan atau kehidupannya sehari-hari. Misalnya, untuk seorang tokoh polisi mem-butuhkan properti berupa sepatu PDH, topi polisi, dan pistol. Seorang tokoh dokter tentu membutuhkan properti berupa stetoskop, tas dokter, serta alat pengukur tekanan darah.

2. Kebutuhan Pentas

Ada tiga hal yang menjadi kebutuhan pokok sebuah pertunjukan teater.

a. Peralatan Musik dan Efek Bunyi

Untuk mendukung pertunjukan drama tradisi, peralatan musik yang dibutuhkan adalah alat-alat musik tradisional, misalnya: kendang, keti-pung, beberapa alat-alat gamelan, kentungan, dan seruling. Fungsi alat-alat musik tersebut tidak selalu sekadar untuk menciptakan ilustrasi musik. Kadang untuk memperkuat penggam-baran situasi dibutuhkan efek bunyi yang diciptakan dengan alat-alat musik atau alat-alat khusus lainnya.

b. Tata Cahaya

Penataan cahaya dipergunakan untuk menerangi panggung serta me-munculkan suasana tertentu dalam pertunjukan. Ada tiga macam peralat-an tata cahaya yperalat-ang utama diperlukperalat-an, yaitu striplight (lampu berderet),

spot-light (lampu memusat), dan floodlight

(lampu tanpa filter).

c. Dekorasi atau Setting

Dekorasi yang terpenting pada pertunjukan adalah background. Untuk memberikan nuansa netral, biasanya background yang digunakan berwarna hitam sebab warna ini tidak memantulkan sinar lampu. Tetapi untuk keperluan pertunjukan khusus digunakan pula background ber-warna putih. Bagian dekorasi lainnya adalah benda-benda yang disusun sedemikian rupa sehingga menciptakan situasi atau

meng-Sumber:

Suroto Jimbung

Gambar 4.10 Anak-anak yang sedang memainkan alat musik tradisional gamelan Jawa.

Sumber:

Suroto Jimbung

Gambar 4.11 Tata lampu sebagai sarana tata cahaya pada gedung kesenian tradisi.

3. Kebutuhan Produksi

Kebutuhan produksi lebih kepada hal-hal di luar pemanggungan dan pertunjukan karena produksi bertugas dalam penggalangan dana, mencukupi kebutuhan dan keperluan pemanggungan, berhubungan dengan sponsorship, ticketting, publikasi, sampai menentukan agenda dan jadwal pertunjukan. Adapun langkah-langkah kerja tim produksi bisa dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel Langkah-langkah Kerja Tim Produksi

! "# $ "

Tabel di atas merupakan bagan langkah-langkah tim produksi yang bersifat fleksibel, artinya tidak semua tim produksi kelompok teater meng-gunakan langkah-langkah kerja seperti di atas, tetapi secara garis besar langkah-langkah tim produksi mengacu pada tabel tersebut.

Kamu sudah merancang pertunjukan teater daerah setempat. Sekarang tugas kamu adalah membuat rancangan pertunjukan teater tradisi. Kamu bisa menyusunnya berdasarkan acuan teori di depan. Selain itu, kamu bisa belajar dari sanggar-sanggar teater tradisi di daerahmu!