• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.7 Jenis Tanah

Litosol. Dalam USDA, litosol termasuk dalam ordo Entisol, sama dengan tanah regosol. Jenis tanah yang berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak terlalu tebal. Litosol merupakan tanah muda yang berasal dari pelapukan batuan yang keras dan besar serta miskin unsur hara sehingga bukan tanah yang subur dan tidak banyak tanaman yang bisa ditanam pada tanah litosol.

Proses terbentuknya tanah litosol dari pelapukan batuan beku dan sedimen yang masih baru (belum sempurna) sehingga butiran besar/kasar. Jenis tanah ini juga disebut tanah azonal. Tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil, belum mengalami perkembangan lebih lanjut sehingga hanya memiliki lapisan horizon yang dangkal (kedalaman tanah <30 cm) bahkan kadang-kadang merupakan singkapan batuan induk (outerop). Tekstur tanah beranekaragam, dan pada umumnya berpasir, umumnya tidak berstruktur, terdapat kandungan batu, kerikil dan kesuburannya bervariasi. Tanah litosol dapat dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam.

Pemanfaatan tanah litosol di Indonesia masih kurang maksimal. Tanah litosol tidak dimanfaatkan secara intensif seperti jenis tanah yang lainnya. Bahkan ada di daerah tertentu yang menjadikan tanah litosol ini hanya untuk lahan kosong yang dibiarkan untuk ditumbuhi rerumputan. Selain itu tanah litosol memiliki karakteristik belum terbentuk akibat pelapukan, mempunyai penampang yang besar, berbentuk kerikil, pasir, dan bebatuan kecil, mengalami perubahan struktur atau profil dari batuan asal, mempunyai kandungan unsur hara rendah, terbentuk dari proses meletusnya gunung berapi, memiliki tekstur tanah yang bervariasi, memiliki kesuburan tanah yang bervariasi. Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup. tekstur tanah litosol bermacam-macam ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir (Ilmu Geografi.com, 2016).

53 Di sebagian daerah, tanah litosol hanya digunakan sebagai lahan menanam rumput saja. Hal ini karena rumput- rumputan merupakan tumbuhan yang mampu bertahan hidup pada tanah yang kurang subur. Tanaman yang dapat tumbuh di tanah litosol adalah rumput ternak, palawija, dan tanaman keras. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia yang mengalami proses erosi parah. Litosol terdapat di wilayah yang tersusun dari batuan kuarsit, konglomerat, granit, dan batu lapis. Jenis tanah ini juga dapat dijumpai di daerah sekitar pantai.

Mediteran. Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan hasil pelapukan batuan kapur keras dan batuan sedimen. Disebut juga dengan tanah kapur karena terbentuk dari bebatuan kapur yang telah lapuk dan hancur yang memiliki unsur hara dalam jumlah yang sedikit sehingga tanah jenis ini tidak subur dan sangat mudah dilalui air. Tanah ini hanya berkontribusi sedikit dalam bidang pertanian, mengandung kalsium dan magnesium yang tinggi.

Tanah mediteran banyak terdapat di bawah tanaman hutan dengan karakteristik tanah, meliputi: akumulasi lempung pada horizon Bt, horizon E yang tipis, mampu menyediakan dan menampung banyak air, dan bersifat asam. Tanah mediteran mempunyai tekstur lempung dan bahan induknya terdiri atas kapur sehingga permeabilitasnya lambat (Graha, 2015). Tanah-tanah yang terdapat penimbunan liat di horison bawah (terdapat horison argilik)dan mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison di atasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air.

Tanah mediteran yang berbahan induk batu kapur mempunyai nilai pH yang lebih tinggi dibanding dari yang berbahan induk batu pasir. pH tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu bahan induk tanah, pengendapan, vegetasi alami, pertumbuhan tanaman, kedalaman tanah dan pupuk nitrogen. Masalah utama dari jenis tanah mediteran adalah ketersediaan air dan tingginya pH tanah yang seringkali di atas 7. Tanah yang bersifat alkalis mengikat fosfat sehingga akan menjadi kendala bagi tanaman untuk tumbuh.

Tanah mediteran memiliki kandungan karbonat yang cukup besar sehingga tanah ini bisa berwarna merah kekuningan maupun abu-abu. Selain karbonat juga

54 ada mengandung besi, air, alumunium, dan beberapa bahan organik lain yang membuat tanah menjadi agak subur. Biasanya tanah mediteran digunakan untuk lahan pertanian khususnya menanam padi sawah.

Sifat fisik tanah mediteran merah kuning memiliki tekstur tanah bervariasi mulai dari geluh hingga lempung. Struktur ini beraneka ragam ukurannya ada yang kecil ada juga yang besar tergantung bahan organik pengikatnya. Konsistensi tanah mediteran merah kuning ini bervariasi mulai dari gembur hingga teguh. Ini merupakan konsistenssi pada tanah lembab, pada umumnya konsistensi lembab ini terjadi pada tanah yang relatif lapang.

Regosol. Regosol termasuk ordo entisol merupakan tanah yang masih sangat muda yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tanah belum mengalami perkembangan yang sempurna dan hanya memiliki horizon A yang marginal. Iklim yang sangat ekstrim basah atau kering, sehingga perombakan bahan induk terhambat. Adanya faktor erosi yang selalu menggerus epipedon, sehingga tidak pernah terbentuk horison iluviasi Terbentuk dibawah pengaruh iklim kering dengan bahan induk didominasi mineral kuarsa yang sangat resisten terhadap pelapukan. Reaksi-reaksi kimia dalam tanah berlangsung sangat lambat dan cenderung miskin hara. Umur tanah masih muda dengan bahan organik yang rendah sehingga tidak dapat menampung air dan mineral yang mendukung pertumbuhan tanaman (Meftah, 2013). Selain itu regosol merupakan salah satu jenis tanah marjinal di daerah beriklim tropika basah yang mempunyai produktivitas rendah tetapi masih dapat dikelola dan digunakan untuk usaha pertanian. Tanah regosol memiliki ciri-ciri: berbutir kasar, berwarna kelabu sampai kuning.

Tanah regosol sangat cocok untuk pertanian khususnya tanaman padi, kelapa, tebu, palawija, tembakau, dan sayuran. Hal inilah yang menyebabkan tanah di lereng gunung berapi yang baru saja mengalami erupsi sangat subur dan sangat baik untuk pertanian. Tanah regosol terjadi akibat adanya erupsi gunung berapi yang terjadi bertahun-tahun sebelumnya

Tanah regosol memiliki tekstur tanah biasanya kasar, struktur lemah, konsentrasi lepas sampai gembur dan pH 6-7. Makin tua umur tanah, struktur dan konsentrasinya padat, bahkan seringkali membentuk padas dengan drainase dan

55 porositas terhambat. Umumnya jenis tanah ini belum membentuk agregat sehingga peka terhadap erosi, cukup mengandung unsur P dan K yang masih segar dan belum tersedia untuk diserap tanaman dan kandungan N rendah. Kendala utama pada regosol adalah keterbatasan air karena tekstur tanah dan rendahnya bahan organik tanah sehingga menyebabkan daya simpan tanah terhadap air menjadi rendah dan kesuburan tanah juga rendah.