• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGELOMPOKAN ALAT-ALAT MUSIK ORKESTRA

4.3. Brasswind Section /Kelompok Alat Musik Tiup Logam

4.3.1.1. Jenis Trompet

Jenis yang paling umum adalah trompet in Bes, tapi trompet C,D,Es dan A juga dapat ditemukan. Trompet C paling umum dipakai dalam orkestra Amerika, dengan bentuknya yang lebih kecil memberikan suara yang lebih cerah dan hidup dibandingkan dengan trompet Bes.

4.3.2. Tuba

Tuba adalah salah satu jenis alat musik tiup yang terbuat dari logam. Tuba merupakan alat musik dengan ukuran terbesar dan suara terendah dalam keluarga alat musik brass. Tuba pertama kali muncul pada abad ke-19, kini merupakan anggota alat musik dalam orkestra modern. Alat musik brass dapat menghasilkan suara karena getaran dari bibir pemainnya. Getaran bibir pemain alat musik ini akan mengalirkan udara menuju pipa. Nada yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh panjang dan bentuk pipa, tekanan bibir dan kecepatan aliran udara yang dihasilkan. Pipa sengaja didesain berbentuk silindris agar suara yang dihasilkan memiliki kualitas baik. Tombol untuk mengatur nada hanya tiga buah, untuk menghasilkan nada tertentu pemain tuba harus mengkombinasikan tombolnya yang ditekan dengan tekanan bibir.

Tuba dibagi beberapa jenis berdasarkan ukuran dan tinggi nada yang dihasilkannya yaitu:

contra bass tuba, bass tuba, tenor tuba, dan subkontabass tuba (jarang ditemukan). Tuba

digunakan didalam orkestra klasik.

4.3.3. French Horn

French horn biasanya dimainkan dalam sebuah pertunjukan Marching Band. Alat musik

ini memiliki corong yang menghadap kedepan (front-bell) sehingga suara yang dihasilkannya sesuai dengan arah pemainnya. French horn kadang juga disertakan dalam konser-konser musik orkestra klasik. Alat musik ini dapat mengeluarkan suara yang berbeda-beda, baik suara yang terdengar sangat halus hingga yang sangat keras. French horn memiliki tiga katup pengatur yang dimainkan dengan tangan kiri.

4.3.4. Trombone

Seperti pada alat musik tiup logam lainnya, suara yang dihasilkan trombone berasal dari getaran bibir. Nama trombone sendiri diambil dari bahasa Itali yaitu tromba yang artinya “trompet” lalu ditambah akhiran one yang berarti besar. Dilihat dari ukurannya, trombone memang lebih besar dari pada trompet, dan ia digunakan didalam orkestra klasik dan orkestra pop. Pemain trombone disebut trombonist.

4.4. Percussion section /Kelompok Alat Musik Pukul

Instrumen perkusi pada dasarnya merupakan benda apapun yang dapat menghasilkan suara, baik karena dipukul, dikocok, digosok, diadukan atau dengan cara apapun yang dapat membuat getaran pada benda tersebut. Istilah instrumen perkusi biasanya digunakan pada benda yang digunakan sebagai pengiring dalam suatu permainan musik.

Antropolog dan sejarawan umumnya berpendapat, instrumen musik pukul merupakan alat bantu bermain musik pertama yang pernah diciptakan, sementara suara manusia merupakan alat musik pertama yang digunakan manusia. Instrumen perkusi seperti tangan, kaki, tongkat, batu dan batang kayu sangat mungkin masuk sebagai generasi selanjutnya dalam evolusi musik.

Instrumen perkusi diklasifikasikan kedalam bermacam-macam kriteria, kadang-kadang bergantung pada konstruksinya, adat-istiadat, fungsi dalam teori musik dan orkestra.

4.4.1. Idiophone

Idiophone adalah instrumen yang cara menghasilkan suara melalui badan instrumen itu

sendiri. Contoh instrumen yang termasuk dalam kategori idiophone adalah : bell, simbal, hi-hat, marimba, triangle, vibrafon, xylofon,timpani,marakas, gong, drum, bellyra dan sebagainya.

4.4.2. Berdasarkan Fungsi Pada Permainan Musik Orkestra

Pengklasifikasian berdasarkan fungsi dibedakan pada instrumen perkusi bernada dan instrumen perkusi tidak bernada. Sebagai contoh, beberapa instrumen perkusi (seperti marimba dan timpani) menghasilkan suara pada intonasi yang kuat sehingga dapat memainkan melodi dan berfungsi menciptakan harmoni dalam permainan musik. Instrumen lain seperti simbal dan

snaredrum menghasilkan suara tidak bernada. 4.4.3. Instrumen Musik Perkusi Bernada

Instrumen perkusi dalam kelompok ini kadang-kadang disebut juga “tuned”, “pitced”. Contoh instrumen perkusi bernada :chimes, glass harmonika, lira, marimba, timpani, vibrafon,

xylofon, table dan sebagainya.

4.4.4. Instrumen Musik Perkusi Tidak Bernada

Instrumen yang termasuk dalam kategori ini kadang-kadang disebutkan sebagai “non-

pitced”, “unturned”. Ini disebabkan suara yang dihasilkan oleh instrumen memiliki frekuensi

yang kompleks sehingga tidak dapat ditentukan sebagai sebuah nada. Contoh instrumen perkusi tidak bernada yaitu : kastanyet, simbal, gong, snaredrum, tom-tom, rain stik dan sebagainya.

4.4.5. Fungsi Perkusi

Instrumen musik perkusi tidak hanya dimainkan sebagai pengiring/ irama, melainkan sebagai melodi dan memainkan harmoni. Perkusi, dianggap sebagai “tulang punggung” atau “jantung” dari sebuah pertunjukan musik, dalam permainan seringkali dikolaborasikan bersama instrumen bass. Pada musik jazz dan musik popular, bassis dan drummer dikelompokan sebagai seksi ritmis. Kebanyakan musik-musik klasik untuk sebuah orkestra penuh mengikutsertakan sepasang timpani meski tidak digunakan secara aktif dalam keseluruhan pertunjukan (hanya mengisi bagian-bagian tertentu). Juga triangle dan simbal digunakan dalam pertunjukan. Barulah pada abad ke-20 instrumen musik perkusi mulai digunakan didalam pertunjukan musik klasik.

Dalam setiap jenis musik, perkusi memainkan peranan penting. Dalam marching band, perkusi digunakan sebagai penjaga tempo, dan beat yang memungkinkan para pemain berjalan secara serempak dan dalam irama dan kecepatan yang sama. Disebabkan ragam jenis instrumen perkusi yang luas, tidak jarang ditemukan ansamble musik besar dengan keseluruhan instrumen yang dimainkan adalah instrumen perkusi, ritmis, dan harmoni, semua muncul dan hidup sehingga menjadi pertunjukan yang menarik.

4.4.5.1. Gong

Gong merupakan alat musik pukul yang sering digunakan untuk musik tradisional. Nada gong baru terbentuk setelah dibilas dan dibersihkan, apabila nadanya masih belum sesuai, gong dikerok sehingga lapisan perunggunya lebih tipis. Gong tidak pernah digunakan pada orkestra klasik maupun orkestra pop. Namun gong juga sering digunakan untuk menandakan suatu acara misalnya peresmian gedung baru dan pembukaan acara yang sifatnya formal.

4.4.5.2. Drumbass

Drumbass merupakan instrumen drum dalam keluarga instrumen musik perkusi dengan

diameter berukuran besar untuk menghasilkan suara dalam intonasi nada rendah (bass). Jenis umum yang dilihat/didengar dalam penampilan orkestra atau konser band adalah drumbass konser.

Drumbass digunakan dalam penampilan musik orkestra pop, dan dalam musik popular

abad ke-20 sebagai komponen drumkit dalam jenis musik jazz dan rock. Dalam musik klasik, efek drumbass seringkali digunakan untuk memberikan atau menambahkan tekanan pada suatu bagian dalam permainan musik.

4.4.5.3. Snare drum

Snare drum merupakan drum yang dilengkapi dengan beberapa baris tali senar (terbuat

dari kabel baja atau plastik) yang direntangkan secara melintang pada sisi sebelah bawah dan ia termasuk kedalam keluarga membranophone (terbuat dari kulit yang ditegangkan). Snare drum dibunyikan dengan cara dipukul dengan pemukul yang disebut drum stik ,ia juga digunakan di

dalam orkestra pop dan tidak digunakan di dalam orkestra klasik, dan berfungsi sebagai pembawa tempo lagu.

4.4.5.4. Simbal

Simbal merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul, (ke dua badannya saling diadu), ia juga termasuk ke dalam keluarga Idiophone. Simbal juga masuk dalam alat musik yang bertempo cadas. Instrumen ini sering dipakai didalam suatu pertunjukkan Marching

Band, terbuat dari logam yang berwarna kuning, suara yang dihasilkannya sangat nyaring,

berfungsi sebagai pembawa rythem, ia hanya sekali-sekali saja muncul di tiap lagu, biasanya di awal lagu, ditengah lagu, dan di akhir lagu.

Gambar 8: Cymbal 

4.4.5.5. Timpani

Menurut Henry George Farmer (1988) dalam bukunya, Historical facts for the Arabian

Musical Influence, cikal bakal timpani berasal dari arab. Alat musik pukul ini diperkenalkan ke

benua Eropa pada abad ke-13 M oleh orang arab. Timpani atau keetle drum adalah bagian dari simponi orkestra yang memiliki suara yang paling keras dan merupakan satu-satunya

membranophone dengan definite pitch.Tingkat volume suara dan pitch dari timpani sangat

dipengaruhi oleh keadaan sekitar seperti tingkat kelembaban dan temperatur.

Gambar 9: Timpani 

4.4.5.6. Drum

Cara memainkan drum dipukul dengan tangan atau sebuah batang, drum terbuat dari kulit

yang di tegangkan. Jenis-jenis drum antara lain: kendang, timpani, snare drum, bass drum, tom- tom, beduk dan lain-lain. Orang yang memainkan drum disebut drummer. Dewasa ini kebanyakan dan hampir semua pemain drum adalah berjenis kelamin lelaki, walaupun wanita juga pernah ada, mungkin disebabkan karena instrumen ini membutuhkan ketahanan fisik yang kuat di dalam memproduksikan suaranya. Di dalam orkestra klasik drum tidak digunakan, diganti dengan instrumen timpani dan konga. Tetapi pada orkestra pop drum sudah pasti digunakan, fungsinya untuk mengatur tempo lagu. Dengan hadirnya drum, maka suasana lagu menjadi hidup dan semangat. Drum memiliki suara yang cukup kuat dan menggelegar, sehingga pemainnya sendiripun menggunakan penutup kuping dalam berlatih. (Sugiyanto,2000;17-22)

4.4.6. Harpa

Harpa atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Harp adalah merupakan jenis alat musik petik. Seringkali alat musik ini diilustrasikan bersama dengan para malaikat. Bentuknya tinggi, umumnya berwarna emas dan memiliki senar, biasanya berbentuk dasar segitiga, seringkali hadir bersamaan dengan orkestra simponi, bersamaan dengan suara vokal, suara flute atau bisa juga dengan jazz bass dan drum. Sebuah harpa dapat dimainkan baik dengan tangan, ataupun kaki seperti yang ditemui pada pedal harpa. Harpa dapat dimainkan secara solo atau bisa juga dalam bagian sebuah ansamble. Harpa memiliki berbagai jenis variasi bentuk, ukuran dan berat. Namun kesemuanya itu tetap memiliki tiga bagian utama yaitu: papan suara (sound board), leher (neck), senar (string).

Harpa modern biasanya berbentuk triangular. Variasi ukuran sebuah harpa bisa mencapai dua kaki (60 cm) hingga enam kaki (180 cm) dan memiliki dua puluh dua sampai empat puluh tujuh buah senar. Harpa dengan ukuran yang lebih kecil bisa dipangku sambil dimainkan. Sedangkan yang berukuran besar biasanya diletakkan dilantai. Harpa merupakan salah satu instrumen yang tertua dan konon telah digunakan sejak jaman mesir kuno dan untuk jenis harpa yang terbaru adalah harpa elektrik.

Pemusik harpa Indonesia yaitu Heidi Awvy, Usi Pieter dan Maya Hasan, beliau adalah perempuan kelahiran Hongkong, pernah mengisi lagu kasih tak sampai bersama grup band Padi di tahun 2001.

4.4.7. Keyboard

Kibor (bahasa Inggris: keyboard) adalah alat musik yang cara menghasilkan suaranya dengan menggunakan arus listrik. Keyboard memiliki beragam suara instrumen, semua suara instrumen bisa dihasilkan oleh keyboard. Di dalam orkestra pop, keyboard merupakan instrumen penting yang harus digunakan. Namun di dalam orkestra klasik, peranan keyboard digantikan dengan piano. Fungsinya untuk mempertegas jalannya suatu akord lagu yang dimainkan dan juga sebagai pembawa melodi. Badan keyboard cukup ringan bisa dibawa kemana-mana oleh satu orang saja. (Eko,2006;35)

Gambar 10:Keyboard 4.4.7.1. Piano

Cara memainkan piano sama dengan keyboard dan organ dengan menggunakan jari jemari tangan. Pada abad ke-XX munculah piano elektrik, nada suaranya terdengar melalui

amplifier dan loudspeaker. Dari sisi mutu suara, piano elektrik tidak ada bedanya dengan piano

biasa. Piano merupakan instrumen penting yang harus digunakan pada orkestra klasik, yang berfungsi sebagai pembawa melodi lagu. Suara piano cukup indah terdengar. (Kodijat,2002;32)

4.4.7.2. Organ

Organ adalah alat musik yang mempunyai suara yang unik, karena suaranya berkelanjutan selama tuts masih ditekan, berbeda dengan piano, organ mempunyai karakteristik keterikatan tempo yang lemah namun memiliki frekwensi yang baik. Oleh karena itu organ adalah pengiring yang baik dalam kelompok paduan suara non musisi. Organ jarang digunakan didalam orkestra klasik melainkan pada orkestra pop.

4.4.8. Pemimpin Orkestra (Kondukter atau Dirigen)

Conducting berarti mengkondak, bertindak sebagai kondukter (conducter), mendireksi,

memimpin orkes, berdiri didepan orkes memimpin dan mengatur derap ritmik dengan menggunakan sepotong tongkat kecil. Kondukter (dirigen) sudah dikenal dalam abad ke-15, karena karya musik pada saat itu belum mengenal pembagian birama yang baku sehingga kehadiran seorang dirigen sangat dibutuhkan. Sampai abad ke-18 seorang dirigen masih menggunakan tongkat panjang dan berat, lebih dari satu depa panjangnya. Cara menggunakannya dengan menderapkan tongkat tersebut kelantai. Tongkat dalam bentuknya yang sekarang diperkenalkan oleh Wheber dalam suatu konser di kota Dresden pada tahun 1817. Felix Mendellshon mempergunakan tongkat dalam suatu konser di Leipzig pada tahun 1835.

Pelatih musik orkestra juga merangkap sebagai pemimpin orkestra, sehingga ditangan pemimpin inilah kelompok orkestra itu akan menjadi baik. Pemimpin ibarat nafas didalam orkestra. Pemimpin orkestra adalah denyut suatu pertunjukan orkestra dan dialah wajah suatu penyajian orkestra. Seorang pemimpin orkestra bisa dianggap sebagai ilmuwan orkestra. Seorang pemimpin orkestra sebaiknya memiliki kemampuan (1) menguasai teori musik dan praktek musik, (2) terampil membaca notasi musik, (3) menguasai teknik paduan suara, (4) memiliki kepekaan nada yang kuat, (5) mengetahui pengetahuan tentang repertoar, memiliki seni medireksi, (6) sehat jasmani dan rohani, serta berwibawa.

4.4.8.1. Aba-Aba Kondukter

Gerakan tangan dirigen, disamping memberi pukulan birama, juga berfungsi untuk mengingatkan paduan suara atau orkestra akan hal-hal yang sudah dipelajari dan dilatih sebelumnya. Ini berarti bahwa kerjanya meliputi antara lain: memberi syarat untuk memulai, memberi dan menjaga kecepatan (tempo) lagu, menuntun suara-suara dalam menjiwai lagu, mendukung pengucapan yang tepat, membantu paduan suara dan orkestra dalam menghadapi kesulitan dan lain sebagainya. Intinya gerakan-gerakan tersebut harus dibatasi pada hal-hal penting, sederhana dan jelas.

4.4.8.2. Tongkat Dirigen

Tongkat dirigen adalah tongkat tipis panjang terbuat dari logam, kayu, fiber glass, dan serat karbon yang digunakan seorang kondukter paduan suara dan orkestra untuk menunjukkan

irama dan ekspresi. Tetapi untuk memimpin paduan suara, tongkat dirigen mengganggu ketepatan interpretasi musik, dan untuk memimpin orkestra dirigen menggunakan tongkat kecil yang ringan berwarna putih, alasannya aba-aba dirigen harus jelas terlihat oleh para instrumentalis dari tempat yang jauh. Walaupun demikian memimpin orkestra tanpa tongkatpun tidak kalah indahnya. Untuk itu dianjurkan agar memimpin orkestra tanpa tongkat untuk mencapai segala efek dengan gerak tangan dan jari, karena dari jauh gerak jari tampak jauh lebih jelas dari pada tongkat yang kurus tersebut.

4.4.8.3. Persiapan Dirigen

Dirigen merupakan pusat perhatian didalam suatu orkestra dan paduan suara, oleh karena itu seorang dirigen menuntut suatu sikap yang dapat mempengaruhi seluruh pemain di panggung maupun publik. Ketenangan adalah syarat penting pada diri seorang dirigen. Cara berdiri harus dalam posisi yang tidak kaku, kaki jangan terlalu merapat, sebelah kaki berpijak kokoh sebelah lainnya agak mundur pada jarak tertentu sehingga dengan leluasa menggerakkan tangan, kepala dan bagian atas tubuh. Pandangan dirigen mengarah ke pemain musik ataupun paduan suara dengan perantaraan mata yang mengajak semua untuk berkonsentrasi. (http://books.google.co.id)

4.4.8.4. Kondukter-kondukter Terkenal Dunia

Kondukter-kondukter terkenal di dunia ini antara lain adalah sebagai berikut.

1. Maestro Velery Gergier, salah satu kondukter terkemuka Rusia. Merupakan kondukter tersibuk dari tahun 2010, tidak kurang 88 konser dan pertunjukan dilaksanakan dalam waktu 1 tahun,

2. Michael Tilson Thomas, berasal dari Amerika, melakukan 87 konser pada tahun 2010. 3. Sir Simon Rattle

4. Gustavo Dudamel 5. Herbert Blomstedt 6. Paavo Jarvi

7. Mariss Janson, kondukter berusia 57 tahun, menerima banyak penghargaan dan telah tampil dengan banyak musisi orkestra dunia antara lain: Phillharmonic Wiener, orchestra la scala dan Rotterdam Phillharmonic orchestra. (Error! Hyperlink reference not valid.).

4.4.8.5. Kondukter-Kondukter Terkenal Indonesia

Beberapa kondukter terkenal Indonesia adalah sebagai berikut: 1.Erwin Gutawa

2.Purwacaraka 3.Djaduk Ferianto 4.Addie MS

5.Tya Subyakto

6.Dwiki Darmawan dan lain-lain.

Mereka dinilai sangat berjasa terhadap kemajuan dan perkembangan dunia musik orkestra di Indonesia. Banyak prestasi dan penghargaan yang sudah mereka raih baik dalam tingkat Nasional maupun Internasional, dan mereka juga membawa harum nama Indonesia di tingkat dunia. Sampai saat ini mereka tetap eksis dan konsekuen berada di jalur musik orkestra dan sering melakukan konser-konser yang juga sering ditampilkan melalui televisi. Sambutan masyarakat Indonesia terhadap keberadaan mereka sangatlah positif, ini disebabkan musik orkestra yang mereka tampilkan hadir dalam format baru yang lebih enerjik dan memukau, dimana lagu-lagu yang mereka tampilkan sudah cukup akrab ditelinga masyarakat Indonesia.

Gambar 4.4.9.

Berbagai Alat Musik yang Selalu Dipakai Dalam Pertunjukan Musik Orkestra

Gambar 12:Trompet   1111112:Trompet

 

Gambar 14: Conga 

   

Gambar 16: Timbales 

 

   

Gambar 18: Lonceng 

   

Berbagai Denah Musik Orkestra d

 

Gambar 22

Gambar 23 Berbagai Denah Musik Orkestra

Gambar 24

4.4.11 Gambar 25

Gambar 26

 

Gambar 27

4.4.12. Gambar 28 Berbagai Bentuk Orkestra Menurut Cara Memainkan 4.4.12.1 Ansamble Gesek

Gambar 29

Gambar 30

Gambar 31

Gambar 32

Gambar 33

Gambar 34 Orkestra Tradisional (Jawa dan Asia)                                     BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diketahui hasil-hasil penelitian terhadap musik orkestra yang pernah ada khususnya di tiga lokasi penelitian tersebut antara lain sebagai berikut.

Dalam bagian kesimpulan ini penulis akan menjawab rumusan masalah yang terdapat di Bab I yaitu sejauh apa sejarah musik orkestra dikota medan. Hasilnya adalah musik orkestra sudah hadir di kota Medan tepatnya pada tanggal 11 September 1945 seiring dengan Proklamasi

Kemerdekaan Republik Indonesia juga bersamaan dengan lahirnya Radio Republik Indonesia (RRI Medan). Pada saat itu musik orkestra belum banyak dikenal oleh masyarakat kota Medan, karena musik orkestra merupakan adaptasi dari budaya Barat atau dapat dikatakan sebagai suatu warisan. Musik orkestra pertama sekali tumbuh dan berkembang di RRI Medan kemudian berkembang di TVRI Medan terakhir berkembang lagi di Taman Budaya Medan. Sedangkan pada awal-awal tahun kemerdekaan Indonesia, musik orkestra belum menunjukkan perkembangan yang berarti, disebabkan pada saat itu dunia perpolitikan dan perekonomian Indonesia belum stabil dan suasana masih belum kondusif. Maka memasuki era tahun 1970-an disinilah musik orkestra mulai beraktifitas.

Orang-orang yang sangat berjasa terhadap perkembangan musik orkestra di kota Medan seperti Lily Suheiri3,5,Max Sapulete, Mulyono, Achmad Saaba dan lain-lain yang sebagian besar sudah meninggal dunia, dan sampai saat ini belum banyak musisi yang mampu menggantikan mereka untuk bisa membentuk kembali musik orkestra yang sempat berjaya dahulu.

Dari aspek lagu-lagu yang digunakan para seniman medan ini dinilai sangat kreatif dalam penciptaan dan pengaransemennanya. Lagu-lagu yang digunakan mencakup lagu-lagu Barat/Eropa, pop, keroncong, dangdut, melayu dan batak toba. Ini menunjukkan bahwa walaupun musik orkestra berasal dari Eropa, tetapi orang-orang Medan mencoba membumikannya dengan cara memberi sentuhan-sentuhan kebudayaan Medan dan Sumatera Utara secara umum dengan harapan bahwa musik orkestra ini menjadi milik orang Medan dan mempunyai identitas sendiri sama seperti di Eropa.

Era tahun 1970-an sampai awal 2000-an merupakan zaman kejayaan bagi perkembangan dan pertumbuhan musik orkestra di kota Medan, banyak prestasi-prestasi yang membanggakan yang sudah diraih oleh musik orkestra di kota Medan baik dalam skala nasional maupun internasional. Namun seiring dengan berjalannya waktu sehingga banyak hambatan dan kendala yang terjadi dilapangan khususnya mengenai masalah minimnya pendanaan dan tingginya biaya operasional pemain, sehingga memasuki awal tahun 2000-an musik orkestra secara perlahan tetapi pasti sampai saat ini sudah tidak beraktifitas lagi di tiga lokasi tersebut, hanya orkes kamar (orkes-orkes kecil yang terdiri dari dua atau tiga orang pemain) yang dilaksanakan oleh tempat- tempat les private musik (Medan Musik, Irama Musik, Vivo Musik dan lain-lain) saja yang bisa bertahan sampai saat ini.

Berdasarkan kajian seni, kehadiran musik orkestra di kota Medan pada era tahun 1970-an sampai awal 2000-an merupakan masa gemilang dan masa jayanya musik orkestra. Banyak musisi-musisi berbakat dan berdisiplin serta berkemauan tinggi terhadap musik orkestra pada masa tersebut. Namun kini semuanya sudah berakhir semuanya tinggal kenangan, TVRI Medan,

      

RRI Medan dan Taman Budaya Medan ternyata dinilai tidak mampu untuk tetap bisa melestarikan keberadaan musik orkestra yang pernah ada dahulu, disamping tidak didukung oleh pendanaan yang baik, minimnya perhatian dan bantuan dari pemerintah daerah setempat, banyaknya waktu yang diperlukan dalam proses pelaksanaan musik orkestra, banyaknya musisi- musisi yang dibutuhkan didalam pelaksanaan musik orkestra dan seiring dengan berjalannya waktu kelangkaan musisi-musisi pun terjadi, dan yang paling sedihnya lagi ternyata musik orkestra tidak mendapatkan rating dan perhatian masyarakat Kota Medan karena dinilai acaranya tidak menarik dan kurang bersifat menghibur, disamping itu juga musik orkestra kalah bersaing dengan acara-acara musik lainnya yang jauh lebih menarik. Sehingga dengan alasan-alasan tersebut keberadaan musik orkestra di kota Medan sampai saat ini sudah tidak ada lagi.

5.2. Saran

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya dan beberapa simpulan yang telah dibuat, ada beberapa saran yang perlu dikemukakan, mengingat musik orkestra juga merupakan ciri keberadaban suatu bangsa.

1. Dalam kenyataannya, Pemerintah Daerah Kota Medan khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayan kurang berkontribusi terhadap keberadaan musik orkestra di kota Medan, juga

Dokumen terkait