• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis data dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif berupa laporan keuangan, yaitu dengan cara mempelajari dan mengamati dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian.

2. Sumber Data

Sumber data penelitian ini menggunakan sumber data skunder yang merupakan sumber data yang diperoleh penulis secara langsung , melalui bagian akuntansi urusan konsolidasi berupa laporan keuangan dan gambaran umum perusahaan yang diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara meminta, dan mengumpulkan data berupa data keuangan perusahaan .

E. Teknik Analisis Data

Adapun analisis data penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan mengelola data laporan keuangan kemudian disajikan dalam bentuk tabel untuk mempersentasekan hasil perolehan data tersebut, dan kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan perhitungan analisis rasio likuiditas dan solvabilitas yang bersumber dari laporan keuangan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.

3.7 Hasil Pembahasan

1. Perhitungan Rasio Keuangan A. Rasio Likuiditas

Adapun rasio likuiditas diukur dengan menggunakan current ratio dan cash ratio sebagai berikut :

1) Current Ratio PT. Perkebunan Nusantara III

Dalam menghitung current ratio, dilakukan dengan melihat jumlah aktiva lancar perusahaan. Jumlah aktiva lancar yang digunakan antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan dan beban dibayar dimuka yang akan dijumlahkan keseluruhannya. Selain itu untuk melihat jumlah hutang lancar dapat dengan menjumlahkan hutang usaha, hutang pajak, dan hutang yang dibayar dimuka.

Current ratio dapat diukur dengan dengan membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar perusahaan, semakin besar tingkat current ratio maka mempermudah perusahaan dalam membayar hutang jangka pendek, jika tingkat aktiva lancar perusahaan besar maka tingkat current ratio dikategorikan baik. Adapun rumus dari current ratio adalah sebagai berikut :

Current ratio =

×

100%

Tahun sebelum holding

Sumber : Laporan keuangan PT.Perrkebunan Nusantara III Medan

Berdasarkan tabel 3.1 dapat dilihat current ratio ditahun 2012 sebesar 134,45% dan tahun 2013 sebesar 118,95%, dalam hal ini dapat dilihat dari tahun 2012 ke dalam tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 15,5%. Dari sampel 2

2 Tahun sebelum holding

Aset Lancar Utang lancar Current Ratio 2012 2.318.056.053.351 1.724.098.937.216 134.45%

2013 2.126.848.464.533 1.787.946.591.654 118,95%

mengalami penurunan, hal ini terjadi dikarenakan meningkatnya kewajiban lancar yang tidak diikuti dengan kenaikan aktiva lancar dan dalam hal ini tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar tidak sesuai yang diharapkan. Hal ini menunjukan bahwa tingkat likuiditas perusahaan mengalami penurunan.

Tabel 3.2

Data Current Ratio sesudah Holding PT. Perkebunan Nusantara III Medan

Sumber : Laporan keuangan PT.Perrkebunan Nusantara III Medan

Berdasarkan tebel 3.2 dapat dilihat current ratio di tahun 2015 sebesar 84,98% dan tahun 2016 sebesar 138,11% dalam hal ini dapat dilihat dari tahun 2015 ke dalam tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 53,11%. Dari sampel 2 tahun setelah hoding ini current ratio pada PT.Perkebunan Nusantara Medan mengalami kenaikan yang cukup besar hal ini terjadi dikarenakan meningkatnya utang lancar yang berarti bertambah banyak pemberi pinjaman yang meminjamkan dananya untuk dijadikan utang jangka pendek.

Faktor-faktor yang mempengaruhi curent ratio PT. Perkebunan Nusantara III Medan, terjadi karena meningkatnya jumlah aktiva lancar dan diikuti juga dengan meningkatnya jumlah utang lancar. Dengan meningkatnya jumlah utang lancar diharapkan perusahaan dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih.

2 Tahun sesudah holding

Aset Lancar Utang lancar Current Ratio 2015 1.709.756.353.536 2.001.780.770.795 84.98%

2016 2.780.774.348.912 2.013.315.311.896 138.11%

B. Cash Ratio PT.Perkebunan Nusantara III Medan

Rasio keuangan (cash ratio) dapat digunakan untuk melihat kinerja keuangan perusahaan yaitu mengenai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan menggunakan kasnya, dari berbagai aspek sesuai dengan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna cash ratio.

Dalam menghitung cash ratio, dapat diukur dengan membandingkan kas yang dimiliki perusahaaan dengan hutang lancar perusahaan. Adapun rumus dari cash ratio adalah sebagai berikut :

Cash ratio =

×

100%

Tahun sebelum holding

Tahun 2012 =

×

100%

= 104,01%

 Tahun 2013 =

×

100%

= 82,56%

Tahun sesudah holding

 Tahun 2015 =

×

100%

= 41,11%

 Tahun 2016 =

×

100%

= 32,07%

Tabel 3.3

Data Cash Ratio sebelum Holding PT. Perkebunan Nusantara III Medan

Sumber : Laporan keuangan PT.Perrkebunan Nusantara III Medan

Berdasarakan table 3.3 diatas dapat dilihat cash ratio pada tahun 2012 sebesar 104,01% dan cash ratio pada tahun 2013 sebesar 82,56%, dari hal ini dapat dilihat dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 21,45%. Nilai cash ratio PTPN III (Persero) mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena penurunan pada jumlah kas yang dimiliki perusahaan dan kenaikan pada kewajiban lancar yang tidak sesuai sehingga perusahaan tidak likuid.

Tabel 3.4

Data Cash Ratio sesudah Holding PT. Perkebunan Nusantara III Medan

Sumber : Laporan keuangan PT.Perrkebunan Nusantara III Medan

Berdasarakan table 3.3 diatas dapat dilihat cash ratio pada tahun 2015 sebesar 41,11% dan cash ratio pada tahun 2016 sebesar 32,07%, dari hal ini dapat

2 Tahun sebelum holding

Kas/Setara kas Utang lancar Cash Ratio 2012 1.793.333.369.398 1.724.098.937.216 104,01%

2013 1.476.285.474.034 1.787.946.591.654 82,56%

2 Tahun sesudah holding

Aset Lancar Utang lancar Cash Ratio 2015 827.081.535.887 2.001.780.770.795 41,11%

2016 645.764.362.61 2.013.315.311.896 32,07%

dilihat dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 9,04%.

Faktor yang mempengaruhi cash ratio mengalami penurunan terjadi dikarenakan menurunnya kas dan kewajiban lancar atau hutang lancar perusahaan.

menurunnya kas akan mempersulit perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Dengan menurunnya persentase Likuiditas (cash ratio) berarti hutang lancar y ang dimiliki perusahaan semakin kecil, hal ini akan mempengaruhi jumlah laba yang akan diperoleh perusahaan.

C. Rasio Solvabilitas

Adapun rasio likuiditas diukur dengan menggunakan current ratio dan cash ratio sebagai berikut:

1. Debt to asset ratio

Debt to asset ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang–utangnya dengan aktiva yang ada.

Dalam praktiknya debt to asset ratio membandingkan antara total utang dengan total aktiva seperti berikut :

Debt to Assets Ratio =

×

100%

Tahun sebelum holding

 Tahun 2012 =

×

100%

= 53,70%

 Tahun 2013 =

×

100%

= 56,38%

Tahun setelah holding

 Tahun 2015 =

×

100%

= 17,67%

 Tahun 2016 =

×

100%

= 17,70%

Tabel 3.5

Data Debt to Asset Ratio sebelum Holding PT. Perkebunan Nusantara III Medan

Sumber : Laporan keuangan PT.Perrkebunan Nusantara III Medan 2 Tahun

sebelum holding

Total liabilitas Total Asset Debt to asset ratio 2012 5.482.491.808.357 10.208.927.252.901 53,70%

2013 6.211.460.897.700 11.016.568.914.045 56,38%

Dari tabel diatas dapat dilihat pada tahun 2012 sebesar 53,70%, berdasarkan laporan posisi keuangan perusahaan tahun 2012, 53,70% aset yang dimiliki perusahaan dibiayai oleh utang, baik utang jangka panjang maupun utang jangka pendek, sekitar 43% aset lainnya dibiayai oleh modal, dan pada tahun 2013 sebesar 56,38% aset yang dimiliki perusahaan dibiayai oleh utang, baik utang jangka panjang maupun utang jangka pendek, sekitar 44% aset lainnya dibiayai oleh modal.

Tabel 3.6

Data Debt to Asset Ratio sesudah Holding PT. Perkebunan Nusantara III Medan

Sumber : Laporan keuangan PT.Perrkebunan Nusantara III Medan

Dari tabel diatas dapat dilihat pada tahun 2015 sebesar 17,67%, berdasarkan laporan posisi keuangan perusahaan tahun 2015, 17,67% aset yang dimiliki perusahaan dibiayai oleh utang, baik utang jangka panjang maupun utang jangka pendek, sekitar 83% aset lainnya dibiayai oleh modal, dan pada tahun 2016 sebesar 17,70% aset yang dimiliki perusahaan dibiayai oleh utang, baik utang jangka panjang maupun utang jangka pendek, sekitar 83% aset lainnya dibiayai oleh modal.

2 Tahun sesudah holding

Total liabilitas Total Asset Debt to asset ratio 2015 7.907.765.136.030 44.744.557.309.434 17,67%

2016 8.140.460.149.392 45.974.830.227.723 17.70%

2. Debt to equity ratio

Debt to equity ratio adalah rasio yang membandingkan jumlah hutang terhadap ekuitas. Ratio ini sering digunakan para analis dan investor untuk melihat seberapa besar utang perusahaan jika dibandingkan dengan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan ataupara pemegang saham.

Semakin tinggi debt to equity ratio maka diasumskan perusahaan memiliki resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya.

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berkut : Debt to equity ratio =

Tahun sebelum holding

 Tahun 2012 =

= 1,159

 Tahun 2013 =

= 1,292 Tahun setelah holding

 Tahun 2015 =

= 0,214

 Tahun 2016 =

=0,215

Tabel 3.7

Data Debt to Equity Ratio sebelum Holding PT. Perkebunan Nusantara III Medan

Sumber : Laporan keuangan PT.Perrkebunan Nusantara III Medan

Dari tabel diatas pada tahun 2012 Debt to equity rasio (DER) sebesar 1,159, DER dengan angka diatas 1,00 mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki utang yang lebih besar dari ekuitas yang dimiliki perusahaan.

Kemudian untuk tahun 2013 Debt to equity rasio (DER) sebesar 1,292, DER dengan angka diatas 1,00 mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki utang yang lebih besar dari ekuitas yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi angka DER maka diasumsikan perusahaan memiliki resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas peusahaannya.

Tabel 3.8

Data Debt to Equity Ratio sesudah Holding PT. Perkebunan Nusantara III Medan

Sumber : Laporan keuangan PT.Perrkebunan Nusantara III Medan

Dari tabel diatas pada tahun 2015 Debt to equity rasio (DER) sebesar 0,214, DER dengan angka dibawah 1,00 mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki utang yang lebih kecil dari ekuitas yang dimiliki perusahaan.

2 Tahun sebelum holding

Total liabilities Total ekuitas Debt to equity ratio 2012 5.482.491.808.357 4.726.435.444.544 1,159 2013 6.211.460.387.700 4.805.108.016.345 1,292

2 Tahun sesudah holding

Total liabilities Total ekuitas Debt to equity ratio 2015 7.907.765.136.030 36.836.792.173.404 0,214 2016 8.140.460.149.392 37.834.370.078.331 0,215

Kemudian untuk tahun 2016 Debt to equity rasio (DER) sebesar 0,215, DER dengan angka dibawah 1,00 mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki utang yang lebih kecil dari ekuitas yang dimiliki perusahaan. Semakin rendah angka DER maka diasumsikan perusahaan memiliki resiko yang semakin rendah terhadap likuiditas peusahaannya.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan topik penelitian mengenai kinerja keuangan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dan setelah penulis melakukan riset pada perusahaan tersebut , maka dalam hal ini penulis dapat menarik kesimpulan :

1. Kinerja keuangan sebelum holding di tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami sedikit penurunan ditinjau dari current ratio ini berarti menurunnya jumlah aktiva lancar tetapi hal ini tidak megakibatkan kerugian karena aktiva yang dimiliki lebih besar dari utang yang dimiliki, kemudian pada cash ratio mengalami penurunan persentase berarti hutang lancar yang dimiliki perusahaan semakin kecil, hal ini mempengaruhi jumlah laba yang akan diperoleh perusahaan. Pada Debt to asset ratio sebesar 56,38% aset yang dimiliki di biayai oleh utang, dan untuk Debt to equity ratio angka nya diatas 1,00 itu mengindikasi bahwa utang perusahaan lebih besar dari modal yang dimiliki.

2. Kinerja keuangan sesudah holding di tahun 2015 dan 2016 baik dilihat dari rasio likuiditas dan rasio solvabilitas mengalami peningkatan, peningkatan yang dimaksud ialah pada current ratio, persentasenya mengalami kenaikan itu menandakan bahwa perusahaan mampu dalam

3. memenuhi kewajiban lancarnya. Tetapi pada cash ratio mengalami sedikit penurunan persetase, kemudian untuk Debt to asset ratio, dalam hal ini holding company sangat mempengaruhi persentasenya sebab sekitar 83% aset lainnya dibiayai oleh modal, dan pada Debt to equity ratio nilainya dibawah 1,00 yang menandakan bahwa perusahaan memiliki utang yang lebih kecil dari ekuitas/modal yang dimiliki perusahaan.

4.2 Saran

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan sebaiknya dapat melakukan analisa kinerja keuangan terus menerus untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam kinerja keuangan, dari hasil yang diperoleh akan dapat mengevaluasi bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk tahun – tahun yang akan datang.

RajaGrafindo Persada.

Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta:

Liberty.

Rahardjo, B. 2007. Keuangan dan Akuntansi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Syahrial, D. dan Purba, D. 2013. Analisis Laporan Keuangan Cara Mudah &

Praktis Memahami Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Jakarta: Mitra Wacana Media.

www.ptpn3.co.id/20 April 2018/ 09.00

Dokumen terkait