• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

F. Jual Beli Kredit dalam Islam

Jual beli angsuran atau biasa disebut jual beli kredit memang nampaknya sangat akrab terdengar ditelinga. Karena perilaku tersebut tidaklah jauh dari perilaku konsumtif para masyarakat yang selalu menginginkan sesuatu walau jumlah uang sangat minim.

Pembelian dengan cara kredit adalah suatu pembelian yang dilakukan terhadap sesuatu barang, yang mana pembayaran harga barang tersebut dilakukan secara berangsur-angsur sesuai dengan tahapan pembayaran yang telah disepakati kedua bela pihak (penjual dan pembeli), (Lubis,1993: 50).

Jual beli angsuran merupakan jual beli yang tidak dilakukan secara kontan atau dicicil, dimana pada proses pencicilan tersebut ada batas waktu yang telah ditetapkan dan disepakati oleh kedua belah pihak. Sulaiman bin Turki mendefinisikan jual beli kredit sebagai berikut:

تاقوأ ،في ،ةمولعم ءازخأ ىلع ًاقرفم ىَدؤي ،لخؤم نمثب ،لاح عتبم لع دقغ

ةمولعم

25

Beliau menjelaskan bahwa transaksi kredit adalah sebuah jual beli dimana barang diserahterimakan terlebih dahulu, sementara pembayaran dilakukan beberapa waktu kemudian berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak, (Mustofa, 2016: 49).

Ulama dari empat mazhab, Syafi‟iyah, Hanafiyah, Malikiyah, Hanbaliyah, Zaid Bin Ali dan mayoritas ulama membolehkan jual beli dengan sistem kredit, baik harga barang yang menjadi objek transaksi sama dengan harga cash maupun lebih tinggi. Namun mereka menjelaskan mensyaratkan kejelasan akad, yaitu adanya kesepahaman antara penjual dan pembeli bahwa jual beli itu memang dengan sistem kredit. Dalam transaksi semacam ini biasanya si penjual menyabutkan dua harga, yaitu harga cash dan harga kredit. Si pembeli harus dengan jelas membeli dengan harga cash atau kredit, (Mustafa, 2016: 49).

Pengaplikasiannya yakni, semisal Radit menjual sebuah mobil kepada Toni dengan harga cash 150 juta dan apabila kredit selama satu tahun harga menjadi 170 juta. Kemudian Toni menjawab “Baik, aku akan membeli mobilmu dengan kredit selama satu tahun seharga 170 juta”. Maka transaksi semacam ini diperbolehkan. Berbeda jika transaksi tersebut tidak menimbulkan kesepakatan atau tidak jelas. Misalkan Toni akan membeli mobil Radit namun ia hanya menjawab “Baik, aku akan membelinya”. Tanpa adanya kejelasan apakah Toni ingin membeli mobil tersebut secara cash atau kredit. Maka transaksi semacam ini tidak diprbolehkan. Menurut jumhur transaksi semacam ini batal, sementara menurut Hanafiyah fasid, karena ketidak jelasan transaksi. Transaksi semacam ini adalah transaksi yang mengandung dua akad sekaligus.

Sesuai ketentuan sunah yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Hurairah, sebagaimana dikutip oleh Abdul Munir Mulkam yang menyatakan bahwa:

َا ِبِ َِلَِو َدُواَد :ْنَم َعاَب ِْيَ تَعْ يَ ب ِفي ُةَعْ يَ ب وُى ْلُف

َاموُى ُسَكْوَأ اَبِّرل

26

Teks tersebut menjelaskan bahwa barang siapa menjual dengan dua harga dalam satu perjanjian, maka haknya adalah menerima perjanjian harga yang lebih kecil atau kalua tidak akan masuk kepada pelanggaran riba” (Mulkan, 1992: 187). Selain itu, terdapat pula hadis nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad Nasa‟I, Tirmidzi:

ٍةَعْ يَ ب ِفي ِْيَ تَعْ يَ ب ْنَع ْمَلَس َو ِوِلآَو ِوْيَلَع ُللها ىَلَص ِبَِنلا ىَهَ ن

Maksud dari hadis ini ialah bahwa Rosulullah melarang adanya dua akad dalam satu pembelian. dikarenakan transaksi semacam itu termasuk ainah. Jumhur ulama memperbolehkan jual beli kredit sebagaimana yang telah dijelaskan dalam ayat Al-qur‟an, hadis dan kaidah fiqhiyah sebagai berikut: (Mustofa, 2016: 55).

1. Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 282

ُهوُبُتْكاَف ىًمَسُم ٍلَجَا َلَِإ ٍنْيَدِب ْمُتْنَ ياَدَت اَذِإ اوُنَمَأ َنْيِذَّلا اَهُ يَا اَي

Ayat tersebut menjelaskan apabila hendak bermu‟amalah tidak secara tunai dalam jangka waktu yang telah ditentukan maka dianjurkan untuk menuliskannya agar tidak lupa. Membayar harga secara krdit diperbolehkan, asalkan tempo atau waktu ditentukan dan jumlah pembayaran telah dientukan dikesepakatan awal.

2. Hadis riwayat Aisyah ra

ِإ ْتَلاَقَ ف ُةَرْ يِرَب ْتَءاَج ْتَلاَق اُهْ نَع ولُلا َىِضَر ُةَشِئاَع ْنَع

ىَلَع ىِلْىَأ ُتْبَ تاَك ِّنِّ

ِنيِنيِعَأَف ،ٌةَّيِقَو ٍماَع ِلُك ِفِ ، ٍقاْوَأ ِعْسِت

Hadis ini menceritakan bahwa Aisyah berkata, ketika Burairah menebus dirinya dari majikan, dia diwajibkan membayar Sembilan awaq setiap tahun, dan ini merupakan pembayaran secara kredit

Hal ini tidak diingkari bahwa nabi menyetujui dan tidak ada perbedaan, apakah ada kesamaan antara harga kontan dan harga yang ditambah karena adanya tempo pembayaran.

27 3. Hadis riwayat Abdullah bin Amr

وٍرْمَع نِب للها ِدْبَع نَعَو

-ا َيِضَر

امهنع لله

مَلَس َو ِويَلَع للها ىلَص ُلوُسَر َّنَا( ؛

:َلَف .ِةَقَدَصلَا ِصِئَلاق ىَلَع ُذُخ ْأَي نأ ُهَرَمَأَف ،ُلِبلإَا ْتَدِفَنَ ف اًشْيَج َزَّهَُيُ نَا ُهَرَمَأ

ِةَقَدَّصلا ِلِبإ َلَإ ِنيَيرِعِبلاِب َيرِعَبْلَا ُذُخآ ُتْنُكَف

Hadis Dari Abdullah Ibnu Amar Ibnu al-„Ash ra menerangkan bahwa Rasulullah SAW menyuruhnya untuk menyiapkan pasukan tantara, akan tetapi unta-unta telah habis. Lalu beliau menyuruhnya untuk menghutang dari unta zakat. Kemudian Rosul berkata: Aku menghutang seekor unta dan akan dibayar dengan dua ekor unta zakat. Hadis tersebut menjukkan bawa adanya tambahan harga karena pembayaran tunda di perbolehkan asalkan antar keduanya terdapat kesepakatan diawal akad.

4. Ulama berhujjah dengan kaidah:

“Pada dasarnya hukum mu‟amalah adalah halal, kecuali ada dalil yang melarangnya”. Tidak ada dalil yang melarang adanya jual beli kredit, berdasarkan kaidah diatas, maka berarti jual beli semacam ini halal. 5. Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 77/DSN-MUI/V/2010

Memutuskan bahwa: Jual beli emas secara tidak tunai, baik melalui jual beli biasa atau jual beli murabahah, hukumnya boleh (mubah, ja‟iz) selama emas tidak menjadi alat tukar yang resmi (uang).

Kalangan ulama yang melarang jual beli kredit antara lain Zainal Abidin bin Ali bin Husein, Nashir, Mnshur, Imam yahya, dan Abu Bakar al-Jashash dari kalangan Hanafiyah serta sekelompok ulama kontemporer. Mereka berargumen dengan ayat Al-qur‟an, hadis Nabi dan dalil aqliyah: (Mustofa, 2016: 59)

1. Q.S Al-Baqarah ayat 275:

اَبِّرلا َمَّرَحَو َعْيَ بْلا ُوَّللا َّلَحَأَو

Hal itu merupakan sebuah penolakan terhadap apa yang mereka katakana sebelumnya, padahal mereka telah mengetahui perbedaan hukum

28

diantara keduanya (jual beli dengan riba). Dia lah Allah yang Maha mengetahui lagi Maha bijaksana. Sesungguhnya, bagi meraka yang membangkang terhadap-Nya akan dimintai pertanggung jawaban.

2. Hadis riwayat Abu Hurairah

ولف ةعيب في يتعيب عاب نم :لاق ملس و ويلع للها ىلص لوسرلا نأ ةريرى بىأ نع

ابرلا وأامهسكوأ

Hadis dari Abu Hurairah menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: barang siapa menjual dengan dua ba‟i dalam satu bai‟ah (melakukan satu akad untuk dua transaksi), maka ia harus memilih harga yang paling rendah atau riba. Riba disini adalah penambahan harga ketika penundaan pembayaran sesuai jangka waktu tertentu.

3. Dalil naqliyah antara lain, pengambilan tambahan harga karena penundaan pembayaran dalam transaksi jual beli sama halnya dengan pengambilan tambahan pembayaran dalam qiradh. Sedangkan pengambilan tambahan pembayaran karena penundaan pembayaran dalam qiradh diharamkan, maka sama saja apabila ditetapkan dalam transaksi jual beli.

4. Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad Nasa‟i, Tirmidzi dan dishahihkannya:

َلَص ِبَِنلا ىَهَ ن

ٍةَعْ يَ ب ِفي ِْيَ تَعْ يَ ب ْنَع ْمَلَس َو ِوِلآَو ِوْيَلَع ُللها ى

Dalam hadis tersebut Rasullullah telah melarang dua pembelian dalam satu pembelian. Kalangan yang melarang jual beli dengan sistem kredit menafsirkan hadis diatas dengan jual beli dua harga yakni kontan dan kredit.

Namun terdapat sanggahan dari hadis ini dimana hadis tersebut ialah larangan terhadap jual beli „ainah dan bukan jual beli kredit. Jual beli „ainah adalah jual beli dimana seorang pembeli menjual barang yang di belinya dengan harga tunai dengan harga yang sangat murah. Maka riba

29

dalam kategori „ainah ini sangat jelas. Karena pembeli bersepakat atas harga yang ditentukan oleh penjual dan diharuskan bagi pembeli untuk membayar harga barang pada waktu tertentu dengan jumlah penambahan tertentu ditambah dengan harga asli.

Dokumen terkait