• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KREDIT ONLINE DENGAN APLIKASI AKULAKU

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Aplikasi Akulaku

Kecanggihan media elektronik dapat membuat suasana dalam dunia maya seolah-olah nyata. Namun demikian, transaksi tersebut dikategorikan sebagai transaksi khinayah yang keabsahannya dan kekuatan hukumnya sama dengan transaksi yang dilakukan secara langsung (sarih).

56

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa sah hukumnya bertansaksi di dunia maya atau E-commerce selama barang yang dijual sesuai dengan tulisan, gambar, dan ilustrasi yang dipajang di laman internet. Transaksi elektronik sebagai suatu perbuatan hukum, maka yang menjadi acuan adalah niat dan tujuan masing-masing pihak yang terlibat dalam transaksi tersebut.

Aplikasi Akulaku jika dianalisis menggunakan hukum Islam, mengenai rukun dan syarat jual belinya, adalah sebagai berikut:

1. Adanya subjek.

a. Jelas dalam aplikasi tersebut terdapat penjual dan pembeli. Penjual disebut sebagai merchant dan pembeli disebut pemohon atau user, namun dalam bertransaksi keduanya tidak dipertemukan secara langsung layaknya transaksi jual beli di Pasar.

b. Harus dewasa dan berakal

Penjual dan pembeli dalam aplikasi akulaku haruslah seseorang yang sudah dewasa dikarenakan syarat untuk menjadi pemohon dalam pengajual limid dan syarat menjadi merchant harus memiliki KTP. c. Dengan keinginannya sendiri tanpa adanya paksaan (suka sama suka).

Dalam melakukan transaksi tidak ada paksaan khususnya dari pihak Akulaku. Dikarenakan pembeli bebas melilih barang yang akan mereka beli.

d. Membeli produk sesuai dengan kebutuhan (tidak mubadzir)

Menurut syariat Islam, ketika melakukan transaksi hendaknya tidak berperilaku boros. Selain itu, dalam melakukan pembelian maka benda tersebut haruslah benda yang mempunyai nilai guna. Namun kenyataannya ketika masyarakat dimudahkan dalam bertransaksi mereka cenderung selalu melakuakn transaksi secara berlebihan.

57

Bahkan pembelian barang yang seharusnya tidak dibutuhkan pun akan terjadi.

2. Adanya Objek

a. Suci dan tidak najis

Aplikasi akulaku adalah sebuah aplikasi yang bebas digunakan oleh masyarakat indonesia tidak hanya umat muslim. Jadi barang yang diperjual belikan bermacam-macam. Sehingga sebagai umat muslim hendaknya dapat memilih dan memilah diantaranya.

b. Ada Manfaat

Sebagai pembeli yang cerdas harusnya membeli barang sesuai dengan kebutuhannya. Namun, dari data yang didapat oleh penulis user secara tidak sadar sering membeli barang yang seharusnya tidak dibutuhkan. Dikarenakan sering terkecoh dengan promosi potongan harga atau diskon.

c. Keadaan Barang harus dapat diserahkan

Ketika pembeli telah membayar DP sebagaimana yang telah tercantum di form Akulaku. Maka barang akan dikirim sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan oleh pihak Akulaku. Namun, penulis menemukan sebuah kasus dimana ketika pembeli sudah melakukan pembayaran DP barang tersebut tidak kunjung datang serta melebihi jangka waktu yang telah diberikan oleh pihak Akulaku.

3. Lafaz (Kalimat Ijab Qabul)

Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai proses pembelian barang. Dijelaskan pada bab tersebut bahwa ketika pembeli telah memilih barang maka aplikasi tersebut akan menuntun pembeli pada form konfirmasi (form yang bertujuan untuk meyakinkan pembeli apakah ingin membeli atau tidak). Dan ketika proses pembayaran DP telah dilakukan

58

maka maka akan muncul form yang berisi pemberitahuan bahwasanya telah selesai melakukan pembayaran.

Sistem jual beli dengan aplikasi Akulaku layaknya jual beli pesanan atau dalam Islam biasa disebut jual beli salam atau jual beli istishna‟. Jual beli istishna‟ adalah jual beli pesanan dimana antara pembayaran dan penyerahan barang tidak dilakukan secara bersamaan melainkan pembayaran dilakukan di awal transaksi sedangkan penyerahan barang dilakukan dikemudian hari sesuai kesepakatan antara kedua belah pihak.

Untuk melakukan pembelian atau bertransaksi pembeli harus memilih barang yang akan dibeli (barang tersebut haruslah barang yang mempunyai nilai guna) di timeline aplikasi Akulaku selanjutnya melakukan proses transaksi sesuai panduan setelah proses administrasi selesai maka barang akan dikirim dikemudian hari, seperti sub bab yang telah dijelaskan sebelumnya.

Aplikasi Akulaku jika dianalisi menggunakan fatwa No. 06/DSN-MUI/IV/2000 adalah sebagai berikut:

1. Dalam penyampaian produk aplikasi ini dirasa sudah cukup baik. Karena kelengkapan dalam mendiskripsikan barang, mulai dari gambar, warna, ukuran, jenis, kualitas, DP dan harga barang.

2. Untuk penyerahan barang, tanggal dan waktu sudah dijelaskan secara rinci pada aplikasi tersebut dan mudah dipahami oleh pembeli. Hal ini sesuai dengan fatwa DSN MUI yang menyatakan bahwa waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan.

3. Ketika barang yang diterima oleh pembeli tidaka sesuai dengan spesifikasi awal maka pembeli wajib me-retur barangtersebutsesuai fatwa DSN MUI yang menyatakan bahwa, dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan akad. Namun, kenyataan yang terjadi

59

dilapangan penulis menemukan pembeli yang dalam melakukan retur barang sangat sulit selain itu pembeli juga dipersulit dalam menghubungi pihak Akulaku.

4. Jangka waktu pmbayaran diberikan oleh pihak Akulaku dengan berbagai macam pilihan muai dari satu bulan, tiga bulan, enam bulan, Sembilan bulan, hingga 12 bulan.

Pembelian dengan cara kredit adalah suatu pembelian yang dilakukan terhadap sesuatu barang, yang mana pembayaran harga barang tersebut dilakukan secara berangsur-angsur sesuai dengan tahapan pembayaran yang telah disepakati kedua bela pihak (penjual dan pembeli), (Lubis,1993: 50).

Jika terdapat kesepakatan antara kedua belah pihak maka kredit melalui dunia maya atau pun dunia nyata diperbolehkan selama dalam penambahan harga tidak terlalu berlebihan sehingga dapat memberatkan konsumen. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur‟an dan Hadis sebagai berikut:

Firman Allah dalam surat An-Nisa‟ ayat 29:

ٍضاَرَ ت ْنَع ًةَراَِتِ َنوُكَت ْنَأ َّلَِإ ِلِطاَبْلاِب ْمُكَنْ يَ ب ْمُكَلاَوْمَأ اوُلُكْأَت َلَ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ اَي

ْمُكْنِم

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa sebagai orang yang beriman diharamkan baik memakan, menggunakan maupun memanfaatkan harta orang lain dengan cara yang bathil atau tidak dibenarkan dalam syari‟at. Namun, diperbolehkan jika pemanfaatannya dengan jalan perdagangan yang didasari asas saling ridho dan saling suka diantaranya. Selain itu, dalam ayat ini Allah melarang umatnya bunuh diri maupun saling membunuh. Dan Allah menerangkan semua ini, sebagai wujud dari kasih sayang-Nya, karena Allah maha pengasih lagi maha penyayang (Dep. Agama, 1997).

Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 282

60

Ayat tersebut menjelaskan apabila hendak bermu‟amalah tidak secara tunai dalam jangka waktu yang telah ditentukan maka dianjurkan untuk menuliskannya agar tidak lupa. Membayar harga secara krdit diperbolehkan, asalkan tempo atau waktu ditentukan dan jumlah pembayaran telah dientukan dikesepakatan awal.

Hadis riwayat Aisyah ra

َب ْتَءاَج ْتَلاَق اُهْ نَع ولُلا َىِضَر ُةَشِئاَع ْنَع

ىَلَع ىِلْىَأ ُتْبَ تاَك ِّنِِّإ ْتَلاَقَ ف ُةَرْ يِر

ِنيِنيِعَأَف ،ٌةَّيِقَو ٍماَع ِلُك ِفِ ، ٍقاْوَأ ِعْسِت

Hadis ini menceritakan bahwa Aisyah berkata, ketika Burairah menebus dirinya dari majikan, dia diwajibkan membayar Sembilan awaq setiap tahun, dan ini merupakan pembayaran secara kredit. Hal ini tidak diingkari bahwa nabi menyetujui dan tidak ada perbedaan, apakah ada kesamaan antara harga kontan dan harga yang ditambah karena adanya tempo pembayaran.

Hadis riwayat Abdullah bin Amr

نِب للها ِدْبَع نَعَو

وٍرْمَع

امهنع للها َيِضَر

مَلَس َو ِويَلَع للها ىلَص ُلوُسَر َّنَا( ؛

:َلَف .ِةَقَدَصلَا ِصِئَلاق ىَلَع ُذُخ ْأَي نأ ُهَرَمَأَف ،ُلِبلإَا ْتَدِفَنَ ف اًشْيَج َزَّهَُيُ نَا ُهَرَمَأ

ِةَقَدَّصلا ِلِبإ َلَإ ِنيَيرِعِبلاِب َيرِعَبْلَا ُذُخآ ُتْنُكَف

Hadis Dari Abdullah Ibnu Amar Ibnu al-„Ash ra menerangkan bahwa Rasulullah SAW menyuruhnya untuk menyiapkan pasukan tantara, akan tetapi unta-unta telah habis. Lalu beliau menyuruhnya untuk menghutang dari unta-unta zakat. Kemudian Rosul berkata: Aku menghutang seekor unta dan akan dibayar dengan dua ekor unta zakat. Hadis tersebut menjukkan bawa adanya tambahan harga karena pembayaran tunda di perbolehkan asalkan antar keduanya terdapat kesepakatan diawal akad.

Ulama berhujjah dengan kaidah:

“Pada dasarnya hukum mu‟amalah adalah halal, kecuali ada dalil yang melarangnya”. Tidak ada dalil yang melarang adanya jual beli kredit, berdasarkan kaidah diatas, maka berarti jual beli semacam ini halal.

61

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 77/DSN-MUI/V/2010

Memutuskan bahwa: Jual beli emas secara tidak tunai, baik melalui jual beli biasa atau jual beli murabahah, hukumnya boleh (mubah, ja‟iz) selama emas tidak menjadi alat tukar yang resmi (uang).

Kalangan ulama yang melarang jual beli kredit antara lain Zainal Abidin bin Ali bin Husein, Nashir, Mnshur, Imam yahya, dan Abu Bakar al-Jashash dari kalangan Hanafiyah serta sekelompok ulama kontemporer. Mereka berargumen dengan ayat Al-qur‟an, hadis Nabi dan dalil aqliyah: (Mustofa, 2016: 59)

5. Q.S Al-Baqarah ayat 275:

ْلا ُوَّللا َّلَحَأَو

اَبِّرلا َمَّرَحَو َعْيَ ب

Hal itu merupakan sebuah penolakan terhadap apa yang mereka katakana sebelumnya, padahal mereka telah mengetahui perbedaan hukum diantara keduanya (jual beli dengan riba). Dia lah Allah yang Maha mengetahui lagi Maha bijaksana. Sesungguhnya, bagi meraka yang membangkang terhadap-Nya akan dimintai pertanggung jawaban.

6. Hadis riwayat Abu Hurairah

ولف ةعيب في يتعيب عاب نم :لاق ملس و ويلع للها ىلص لوسرلا نأ ةريرى بىأ نع

ابرلا وأامهسكوأ

Hadis dari Abu Hurairah menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: barang siapa menjual dengan dua ba‟i dalam satu bai‟ah (melakukan satu akad untuk dua transaksi), maka ia harus memilih harga yang paling rendah atau riba. Riba disini adalah penambahan harga ketika penundaan pembayaran sesuai jangka waktu tertentu.

7. Dalil naqliyah antara lain, pengambilan tambahan harga karena penundaan pembayaran dalam transaksi jual beli sama halnya dengan pengambilan tambahan pembayaran dalam qiradh. Sedangkan pengambilan tambahan

62

pembayaran karena penundaan pembayaran dalam qiradh diharamkan, maka sama saja apabila ditetapkan dalam transaksi jual beli.

8. Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad Nasa‟i, Tirmidzi dan dishahihkannya:

ٍةَعْ يَ ب ِفي ِْيَ تَعْ يَ ب ْنَع ْمَلَس َو ِوِلآَو ِوْيَلَع ُللها ىَلَص ِبَِنلا ىَهَ ن

Dalam hadis tersebut Rasullullah telah melarang dua pembelian dalam satu pembelian. Kalangan yang melarang jual beli dengan sistem kredit menafsirkan hadis diatas dengan jual beli dua harga yakni kontan dan kredit.

Sesungguhnya terdapat kemiripan antara riba dan tambahan harga dalam sistem jual beli kredit. Namun, adanya tambahan harga dalam jual beli adalah sebagai ganti penundaan pembayaran barang. Ada perbedaan yang mendasar antara jual beli kredit dengan riba. Allah menghalalkan jual beli baik kontan maupun kredit karena adanya kebutuhan. Sementara mengharamkan riba karena adanya penambahan pembayaran murni karena penundaan.

Kredit dengan menggunakan aplikasi Akulaku (online) sama halnya dengan kredit menggunakan kartu kredit. Ini disebabkan dalam pengajuan limid kredit pembeli atau user harus mengisi data diri sesuai KTP, mengisi alamat rumah maupun tempat kerja, mengisi pekerjaan, penghasilan per bulan, NPWP, SIUP, dsb. Namun, yang membedakan diantara keduanya yakni objek dan metode pelayanan. Sehingga kredit dengan aplikasi Akulaku jika dianalisis menurut fatwa Dewan Syariah nasional

1. Syariah Card adalah kartu yang berfungsi sebagai Kartu Kredit. Fungsi dalam aplikasi ini sama seperti Kartu Kredit.

2. Syariah Card diperbolehkan, dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam fatwa ini.

63

Nyata dalam melakukan transaksi aplikasi Akulaku memberlakukan sistem bunga.

4. Tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai dengan Syariah.

Ada berbagai macam produk dalam aplikasi tersebut sehingga pembeli dapat membeli produk apapun baik produk tersebut halal atau haram. 5. Tidak mendorong pengeluaran yang berlebuhan (israf), dengan cara lain

menetapkan pagu maksimal pembelanjaan. Sudah memenuhi dengan adanya Limid Kredit

6. Pemegang kartu utama harus memiliki kemampuan finansial untuk melunasi pada waktunya.

Dalam pengajuan Limid Kredit calon pembeli diharuskan mengisi data mengenai pekerjaan dan pendapatan perbulannya. Apabila pengisian tidak memenuhi syarat maka Limid Kredit akan ditolak.

7. Tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan Syariah.

Selain Kredit aplikasi ini juga memberikan fasilitas berupa Pinjaman Tunai berbasis bunga.

Kesimpulan dari analisis diatas bahwa jual beli kredit pada aplikasi Akulaku diperbolehkan dalam islam dikarenakan sudah memenuhi rukun dan syarat jual beli menurut syariat serta jual beli istishna‟ menurut fatwa DSN-MUI.

Namun, disisi lain praktik kredit Aplikasi tersebut nyata-nyata menerangkan bahwa penambahan harga termasuk ke dalam bunga, sedangkan bunga dalam transaksi jual beli menurut syariat dikategorikan sebagai riba.

Hal ini juga diperjelas dengan berbagai fatwa DSN-MUI baik fatwa tentang Jual Beli Secara Tidak Tunai, Hukum dan Pedoman Bermu‟amalah Melalui media Sosial, Jual Beli Istishna‟ dan Syariah Card yang menerangkan bahwa dalam melakukan jual beli dilarang menggunakan konsep bunga. Aplikasi tersebut dapat

64

digunakan oleh masyarakat muslim jika sistem bunga dirubah dengan menggunakan sistem yang lebih syar‟i.

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bab penutup ini sesuai dengan pembahasan dan analisa pada bab sebelumnya. Disini dijelaskan bagaimana apabila pembahasan pada bab sebelumnya ditarik seuatu kesimpulan, maka akan mendapatkan jawaban dari pokok permasalahan yang menjadi fokus studi penelitian ini. Selanjutnya Penulis mendiskripsikan kesimpulan tersebut sesuai dengan urutan pokok masalah yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya.

Dengan mengacu pada uraian-uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai mekanisme praktik kredit dengan menggunakan aplikasi Akulaku dan tinjauan hukum Islam terhadap praktik kredit akulaku, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Langkah pertama apabila akan bertransaksi kredit dengan menggunakan aplikasi Akulaku, pengguna harus mengunduh aplikasi tersebut di App Store atau play store yang terdapat di android. Jika pengguna ingin mendaftarkan diri menjadi pemohon maka syarat utama harus memiliki pekerjaan. Apabila belum memiliki pekerjaan pengajuan kredit tidak akan diterima dan hanya bisa bertransaksi secara cash saja.

Dalam melakukan transaksi pun juga mudah, hanya cukup mencari barang yang diingkan dan melakukan pembayaran berupa DP, cicilan beserta bunga melalui berbagai macam metode pembayaran. Pembayaran tagihan tiap bulannya (diikuti dengan penambahan bunga) akan di ingatkan oleh pihak Akulaku melalui email maupun Merchant melalui telfon dan SMS. Dan semua ketentuan & syarat, Question & Answer semua terdapat dalam aplikasi tersebut sehingga sebagai konsumen tidak akan bingung dalam bertransaksi.

66

2. Kesimpulan dari analisis diatas bahwa jual beli kredit pada aplikasi Akulaku diperbolehkan dalam islam dikarenakan sudah memenuhi rukun dan syarat jual beli menurut syariat serta jual beli istishna‟ menurut fatwa DSN-MUI

Namun, disisi lain Aplikasi tersebut tidak diperbolehkan karena nyata-nyata menerangkan bahwa penambahan harga termasuk ke dalam bunga, sedangkan bunga dalam transaksi jual beli menurut syariat dikategorikan sebagai riba. Hal ini juga diperjelas dengan berbagai fatwa DSN-MUI baik fatwa tentang Jual Beli Secara Tidak Tunai, Hukum dan Pedoman Bermuamalah Melalui media Sosial, Jual Beli Istishna‟ dan Syariah Card yang menerangkan bahwa dalam melakukan jual beli dilarang menggunakan konsep bunga. Sesungguhnya aplikasi tersebut juga dapat digunakan oleh masyarakat muslim jika sistem bunga dirubah dengan menggunakan sistem yang lebih syar‟i.

B. Saran-saran

1. Bagi umat muslim di Indonesia ketika hendak ber-Mu‟amalah sebaiknya berhati-hati dikarenakan banyak jebakan yang dapat menjerumuskan kita terhadap riba. 2. Bagi pihak konsumen lain sebaiknya berhati-hati terhadap situs-situs jual beli

online yang banyak bermunculan, telitilah sebeum membeli apakah situs tersebut aman untuk digunakan atau tidak.

3. Bagi pemerintah sebagai intitusi yang berwenang dalam membuat peraturan atau hukum. Segera memperbaiki UU ITE agar kasus penipuan yang terjadi di dunia maya khususnya E-commerce dapat diusut secara tuntas dan tidak terulang kembali.

4. Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, sangat penulis harpkan. Dalam skripsi ini juga masih terbuka bagi para peneliti lain untuk dapat meneliti lebih mendalam terhadap pembahsaan ini.

67

Dokumen terkait